BAB 4
BUSINESS PROCESSES BLUEPRINT
4.1 Konfigurasi Organizational Unit dan Master Data
Konfigurasi
Organizational Unit dan Master Data
Pada Coldstore 3
Warehouse Management (WM)
Organizational Unit :
1. Storage Type
2. Storage Section Indicator
Master Data :
1. Storage Bin
Gambar 4.1 Sub Gambaran Penelitian (Implementasi) – Konfigurasi Organizational Unit dan Master Data pada Coldstore 3
Organizational Unit dari Warehouse Management (Warehouse Management
Structure) Ice cream Outbound pada Coldstore 3 yang akan dibangun, yang merupakan
hasil Solusi Implementasi SAP Warehouse Management Wall’s Ice cream Outbound - Coldstore 3 dapat terlihat hasilnya pada Gambar 4.2 berikut.
Diikuti Tabel 4.1 berikut akan menampilkan keterangan Organizational Unit hasil dari solusi tersebut.
Gambar 4.2 WM Structure for Existing Coldstore (Coldstore 1 - 2) and new Coldstore (Coldstore 3) Plant RSE ( 9016 ) Storage Location ( 9001 ) Plant Local ( 9002 ) Storage Location ( 9005 ) Warehouse Number ( 922 ) Storage type ( 301- B2B, 310 - Ground, 351- Pick Face ) Storage section ( 01-CS1 , 02 – CS2 ) Storage bin ( bin address ) Storage type
( 331-DD, 341-SS, 310 Ground, 351-Pick Face
Storage section ( 004 – Fast Mvg, 003 – Slw Mvg ) Storage bin ( bin address )
CS3
CS1&2
Tabel 4.1 Keterangan Warehouse Management (WM) Structure for Existing Coldstore (Coldstore 1 - 2) and new Coldstore (Coldstore 3)
4.1.1 Warehouse Management (WM) Organizational Unit 4.1.1.1 Storage type
4.1.1.1.1 Applied Description
Storage type atau Storage Area pada PT Unilever Indonesia khususnya Wall’s Ice Cream Outbound merupakan unit organisatoris bawahan dari Warehouse Number, yang nantinya digunakan untuk memetakan ruang penyimpanan yang membentuk suatu unit terpisah pada Warehouse Number, baik secara spasial dan atau organisatoris.
Warehouse Management Structure for New Coldstore
(Coldstore 3)
Structure Details
Storage type
331 (Double deep), 341 (Single selective), 310 (Ground), 351 (Pick Face) menunjukkan Storage type yang berhubungan langsung dengan Storage section yang ada pada Coldstore 3.
Storage section
003 (Slow Moving) dan 004 (Fast Moving) merupakan Storage section
untuk Coldstore 3.
Storage bin
Menunjukkan 6 karakter numerik dan alfabet, alokasi akhir pada struktur
Warehouse Management. Lebih lanjut akan terlihat pada Layout Coldstore, pada gambar xxx.
4.1.1.1.2 Fitur Penomoran
Fitur penomoran Storage type pada Wall’s Ice cream Outbound terdiri dari tiga digit angka.
Storage type pada Coldstore 3, yang merupakan hasil dari konfigurasi, yaitu: 331 (DD-Double deep), 341 (SS-Single selective), 310
Ground, dan 351 (Pick Face).
Tabel 4.2 Tabel Fitur Penomoran Storage type PT Unilever Indonesia, Tbk. pada Wall’s Ice cream Outbound
di Coldstore 3
Storage type (Typ) Storage type Name
331 Double deep
341 Single selective
313 Ground
351 Pick Face
4.1.1.1.3 Customizing
Konfigurasi Warehouse Management secara menyeluruh pada PT Unilever Indonesia, Tbk. termasuk Wall’s Ice cream Outbound pada tingkat customizing untuk Storage type dilakukan dengan otorisasi dari
4.1.1.2 Storage section Indicator (SAID) / Storage Area 4.1.1.2.1 Applied Description
Pada Wall’s Ice Cream Outbound, Storage section merupakan subdivisi dari Storage type. Storage section mengelompokkan Storage bin
dengan tampilan serupa untuk tujuan penempatan stock. (Sistem SAP R/3 hanya akan mempertimbangkan Storage section selama proses Putaway)
Disadari oleh para pelaku konfigurasi yaitu Consultant dan para SAP Supports, sangat penting untuk diperhatikan, walaupun konfigurasi pada tingkat Storage type terjadi karena kebutuhan atas adanya pengembangan struktur gudang, namun bilapun tidak dirasa perlu untuk membagi area pada Storage type lebih lanjut, paling tidak harus dibuat satu storage section untuk tiap storage type.
4.1.1.2.2 Fitur Penomoran
Fitur penomoran Storage section pada Wall’s Ice Cream
Outbound terdiri dari tiga digit angka.
Storage section pada Coldstore 3, yang merupakan hasil dari konfigurasi, yaitu: 003 (Slow Moving - Coldstore 3), dan 004 (Fast Moving - Coldstore 3).
Tabel 4.3 Tabel Fitur Penomoran Storage section PT Unilever Indonesia, Tbk. pada Wall’s Ice cream Outbound
di Coldstore 3
Storage section Indicator Storage section Indicator Name
003 Slow Moving CS 3
004 Fast Moving CS 3
4.1.1.2.3 Customizing
Konfigurasi Warehouse Management secara menyeluruh pada PT Unilever Indonesia, Tbk. termasuk Wall’s Ice cream Outbound pada tingkat customizing untuk Storage section dilakukan dengan otorisasi dari
RAC (GLOBAL CONSULTANT) sepenuhnya.
4.1.2 Master Data 4.1.2.1 Storage bin
4.1.2.1.1 Storage bin Applied Description
Storage bin atau Bin Address pada Wall’s Ice cream Outbound merupakan suatu unit penyimpanan terkecil di suatu gudang, sekaligus sebagai informasi petunjuk, posisi di gudang tempat suatu Stock dapat diletakkan atau akan disimpan.
4.1.2.1.2 Fitur Koordinat Storage bin
oleh penulis untuk memberikan gambaran Storage bin (dalam kegiatan operasional disebut Address bin) pada Rack di Coldstore 3.
Gambar 4.3 Storage Bin di Coldsstore 3
Tabel 4.4 Tabel Fitur Penomoran Storage bin
Format Description Example
XXYYZZ
XX
Huruf pertama sampai kedua merupakan kode yang mengidentifikasikan baris
Rack (Rack Row) didalam Coldstore 3.
DD2405 YY
Digit ketiga sampai keempat merupakan kode yang mengidentifikasikan kolom (coloumn) pada Rack didalam Coldstore 3.
ZZ
Digit kelima sampai keenam merupakan kode yang mengidentifikasikan
level/baris pada Rack (Row of Rack) didalam Coldstore 3.
4.1.2.1.3 Storage bin Customizing
Sama seperti struktur gudang lainnya seluruh konfigurasi
Warehouse Management secara menyeluruh pada PT Unilever
Indonesia, Tbk. termasuk Wall’s Ice Cream Outbound pada tingkat customizing untuk Storage bin dilakukan dengan otorisasi dari RAC sepenuhnya.
4.1.2.1.3.1 Customizing Storage bin Transaction
Application menu yang dapat dipergunakan
untuk melakukan customizing untuk tingkat Storage bin
dapat dilakukan dengan menggunakan Transaction Code (T-Code) berikut pada sistem SAP R/3.
Tabel 4.5 Tabel Menu Transaksi Customizing Storage bin
Transaction Code Description
LS01N
Merupakan Create Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk membuat Storage bin
secara manual.
LS10
Merupakan Create Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk membuat Storage bin
LX20
Merupakan Create Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk membuat Storage bin
untuk tempat penyimpanan sementara (For Interim Storage).
LS02N
Merupakan Change Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk mengubah informasi pada suatu Storage bin satu per satu (Single Bin).
LS11
Merupakan Change Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk mengubah informasi pada suatu Storage bin dengan tujuan Selectively (lebih dari satu Storage bin).
LX45
Merupakan Change Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk mengubah informasi pada suatu Storage bin dengan tujuan Verification Field Selection.
LS03N
Merupakan Display Storage bin, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk menampilkan informasi suatu Storage bin.
LM55
Merupakan Print Storage bin Labels, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk mencetak suatu suatu
4.1.2.1.3.2 Customizing Creating Storage bin Required Inputs
Berikut merupakan Required Inputs yang harus dilakukan pada T-Code LS01N (Create Storage bin) sehingga proses Pembuatan Storage bin dapat dilakukan pada sistem SAP R/3.
Tabel 4.6 Tabel Required Inputs Stock Report
Required Input Type Description Filling Field
Warehouse Number Selection Menu
Merupakan Warehouse
Number Selection
Menu pada sistem SAP. 922 merujuk pada Icream – FG.
Manual
Storage type Selection Menu
Merupakan Storage type Selection Menu
pada sistem SAP. 310 merujuk pada Ground
untuk Coldstore 1
ataupun Coldstore 2.
Manual
Storage bin Filling Menu
Merupakan Storage bin (Address bin) Filling
Menu pada sistem SAP.
Penamaan secara manual. Gxxx merujuk pada Ground.
Manual
Storage section Selection Menu
Merupakan Storage section Selection Menu
pada sistem SAP. 003 merujuk pada Fast Moving Coldstore 3.
4.1.2.1.3.3 Keluaran Sub Proses
Setelah Required Inputs melalui T-Code LS01N (Create Storage bin) dilengkapi dan telah terseimpan pada sistem SAP R/3, berikut merupakan contoh tampilan keluaran dari suatu Storage bin dari proses Display Storage bin (LS03N) yang telah berisikan beberapa Stock/Material
didalamnya.
Storage bin Type Filling Menu
Merupakan Storage bin Type Filling Menu
pada sistem SAP. G1 merujuk pada Ground.
Automatic
Maximum Weight Filling Menu
Merupakan Maximum Weight Filling Menu
pada sistem SAP. Angka dengan satuan berat yaitu kilogram (KG) menunjukkan ukuran berat maksimal daya tampung Storage bin yang bersangkutan.
Manual
Total Capacity Filling Menu
Merupakan Total Capacity Filling Menu
pada sistem SAP untuk
Storage bin yang
bersangkutan.
.
4.2 Business Processes Of Stock (Finished Good) Movements
Processes of Good Movement
Picking Process (Good Issue Processing)
General Trade (GT) Picking Process
Similarities and Differences of
GT – MT Picking Processing
Modern Trade (MT) Picking Process
GT - Picking Process Range Overview : 1. Order Management Processing 2. Delivery Order Processing 3. Shipment Processing 4. Transfer Order Processing
MT - Picking Process Range Overview : 1. Delivery Order Processing
2. Transfer Order Processing 3. Shipment Processing 4. Billing Processing 5. POD Processing GT – MT
Similarities Summary
1. Kesamaan Fitur Penomoran 2. Integrasi Intra & Antar
Modul GT – MT Differences Summary 1. User Role 2. Surat Jalan 3. Warehouse Structure
Schematic of Receiving Process (Flowchart)
Process Analysis : 1. Applied Process Description 2. Processing Transaction (T-Code
Related) 3. Required Inputs
4. Keluaran Sub Proses
Schematic of Receiving Process (Flowchart)
Process Analysis : 1. Applied Process Description 2. Processing Transaction (T-Code
Related) 3. Required Inputs
4. Keluaran Sub Proses
Schematic of Receiving Process (Flowchart)
Receiving Process (Good Receipt Processing)
Receiving Process Range Overview : 1. Transfer Order Processing
2. Pembuatan Laporan Penerimaan Produksi
Process Analysis : 1. Applied Process Description 2. Processing Transaction (T-Code
Related) 3. Required Inputs
4. Keluaran Sub Proses 5. Fitur Penomoran
6. Integrasi Intra dan Antar Modul
7. User Role
4.2.1 Receiving Process (Good Receipt Process)
Sesuai dengan ruang lingkup topik penelitian, maka penulis hanya menyoroti aktifitas Receiving Process (Goods receipt Processing) pada Wall’s Ice cream Outbound yaitu sebagai suatu proses perpindahan barang secara fisik ke dalam gudang, yang dilatar belakangi oleh salah satu peranan Wall’s Ice cream Outbound
(BOF/Back of Office) itu sendiri, yaitu sebagai Bagian Penerimaan atas seluruh produk – produk ice cream Wall’s hanya yang telah berupa finished good dari Bagian Palletizing (Sub Bagian Produksi).
Sebelumnya, Fnished Good telah digolongkan terlebih dahulu berdasarkan beberapa ukuran seperti : pallet, layer, fibrate dan karton (CS/cases) sesuai dengan aturan Stock Keeping Unit (SKU) dimana Stock tersebut tergolong. Selanjutnya akan dilakukan pengemasan akhir yaitu wrapping, untuk luaran yang telah berukuran
pallet. Proses pengemasan akhir ini sepenuhnya dilakukan oleh Bagian Multipack
(Sub Bagian Produksi).
Finished good yang telah melalui pengemasan akhir dan telah berupa pallet
(selanjutnya akan disebut Stock), nantinya akan dipindahkan ke Despatch area
oleh Bagian Palletizing (Sub Bagian Produksi) dengan menggunakan salah satu
Warehouse Equipment yaitu forklift. Selanjutnya Palletizing Leader, akan membuat, mencetak dan menempelkan Pallet-Id (pada kegiatan operasional disebut Barcode) untuk masing-masing Stock tersebut.
Receiving Process (Goods receipt Processing) yang merupakan salah satu good movements yang digunakan untuk mem-posting barang yang diterima dari hasil produksi, nantinya akan menghasilkan peningkatkan stock di gudang.
4.2.1.1 Receiving Process Range Overview
Proses Penerimaan stock, dalam lingkup sistem SAP R/3 Warehouse Management, dimulai pada saat stock telah tertempel Pallet ID, dan telah berada pada kawasan Despatch area (Warehouse Managementarea).
Sub - sub proses yang terjadi pada Receiving Process (Good Receipt Processing) digambarkan pada bagan berikut:
Pembuatan Laporan Penerimaan Produksi
Receiving Process
Good Receipt From Production (Transfer Order (TO)
Creating)
Putaway By Pallet (Transfer Order (TO)
Confirming) Transfer Order (TO)
4.2.1.1.1 Transfer Order
4.2.1.1.1.1 Process Range Overview
Berikut beberapa sub proses yang terjadi pada saat proses Transfer Order terjadi yaitu :
1. Good Receipt From Production Processing
Creating Transfer Order (TO)
2. Putaway By Pallet Processing
Confirming Transfer Order (TO) 3. Pembuatan Laporan Penerimaan Produksi.
i. Good Receipt From Production Processing 1. Applied Process Description
Setelah Palletizing Leader membuat, mencetak, dan menempelkan Pallet ID pada Stock, selanjutnya Pallet Rider Operator dengan menggunakan salah satu warehouse equipment
yaitu Pallet Mover/Pallet Rider dan Radio
Frequency (RF) terminal, akan melakukan
scanning terhadap Pallet ID, dan nantinya akan muncul beberapa tampilan informasi pada layar RF terminal, yaitu TO number (yang menandakan terjadinya Transfer Order / TO Creating Process) dan address bin (Storage bin) untuk stock yang bersangkutan, serta beberapa informasi lainnya.
Good Receipt From Production Processing
berakhir dengan ditandai dan didapatnya Transfer Order (TO) number secara generate, dan telah dipindahkannya Stock dari Despatch area menuju area didalam Coldstore yang berdekatan dengan
Storage bin, yaitu Address bin yang sebelumnya telah ditunjukkan oleh sistem melalui RF terminal. Langkah – langkah secara urut dan lengkap pada Good Receipt From Production Processing
lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.8
2. Good Receipt From Production Processing Transaction
Proses Good Receipt from Production yang nantinya terkait dengan sub proses Transfer Order
(TO) Creating pada penerapannya di Coldstore menggunakan Radio Frequency (RF) terimnal. Namun dengan menu yang sama tanpa terdapat perbedaan, apabila RF terminal mengalami gangguan, transaksi ini dapat dilakukan secara langsung pada sistem SAP R/3, dengan melalui T-Code berikut.
Tabel 4.7 Tabel Menu Transaksi Good Receipt From Production Processing
Transaction Code Description
LM01
Merupakan RF Menu yaitu main menu transaction yang telah terdapat pada sistem
SAP R/3.
Melalui menu ini, seluruh aktifitas seperti:
Good Receipt, Good Issue, Warehouse Movement, Counting, dan Reports dapat dilakukan.
LM01 Selection Menu (01)
Merupakan Good Receipt selection menu
dari LM01.
Melalui selection menu ini, pilihan rincian mengenai proses Good Receipt dapat dipilih.
LM01
Selection Menu (01) Sub Selection Menu (01)
Merupakan Good Receipt From Production, yaitu sub selection menu dari Good Receipt selection menu.
Melalui sub selection menu ini, proses penerimaan stock dari Bagian Palletizing
3. Required Inputs
Berikut merupakan required inputs yang harus dilakukan baik pada RF terminal menu ataupun bila menggunakan T-Code LM01 (RF Menu) pada sistem SAP R/3 sehingga proses Good Receipt from Production dapat dilakukan, dan Transfer Order (TO) pun dapat terbuat.
Tabel 4.8 Required Inputs Good Receipt From Production Process pada Radio Frequency (RF) Mobile
Required Input Type Description Filling Field
Good Receipt
Selection Selection Menu
Merupakan Selection Menu
pada RF terminal yang harus dipilih untuk melakukan proses Penerimaan Stock dari
Palletizing (Produksi-SSFG) ke Coldstore(BOF).
Proses pemindahan Stock dari
Despatch area hingga
selesainya proses Good Receipt
From Production,
keseluruhannya dilakukan oleh
Pallet Ridder Operator.
Manual
Good Receipt From
Production Sub Selection Menu
Merupakan menu pilihan Lanjutan dari Good Receipt
Selection Menu pada RF
terminal dengan informasi
rincian Stock yang akan diterima Coldstore berasal dari Bagian Produksi.
F1 Next Button
Pada Good Receipt from Production Sub Selection Menu, langkah selanjutnya adalah penekanan tombol F1 (Next Button).
Maka setelahnya akan muncul informasi, mengenai pergerakkan Stock dari Plant
9002 dengan Storage Location
9003 yaitu IC-SSFG menuju Plant 9002 dengan Storage
Location 9005 yaitu IC-BOF
Local.
Setelah informasi - informasi tersebut tertera maka siap dilakukan scanning terhadap
Pallet ID pada Stock yang akan dimasukkan kedalam Coldstore. Setelah proses scanning
dilakukan, maka akan muncul informasi di layar RF terminal
mengenai Stock seperti :
Pallet ID, Pallet information matterial, Material name, dan
Stock Movement.
Manual
F5 Post
Button
Selanjutnya, proses scanning
kembali dilakukan pada Pallet ID (Barcode).
Setelah proses scanning pada
Pallet ID selesai, dan beberapa informasi yang bersifat konfirmasi terlihat pada layar
RF terminal, selanjutnya
penekanan tombol F5 (Post Button) akan menghasilkan beberapa informasi mengenai
Pallet Stock di layar RF
Terminal yaitu:
Address bin (Storage bin), Destination Storage type, pallet information material, material name, dan Stock Movement.
F7 Save Button
Setelah Address bin (Storage bin) didapat, dan informasi konfirmasi juga telah ditunjukkan oleh sistem melalui
RF terminal, maka selanjutnya adalah proses penyimpanan. Proses penyimpanan dilakukan dengan penekanan F7 (Save Button), dan secara generate
nomor Transfer Order (TO)
pun terbuat, dan tersimpan secara otomatis pada sistem
SAP R/3 melalui RF terminal. Diakhir proses Good Receipt from Production, Pallet Ridder
Operator juga akan
memasukkan Stock ke dalam Coldstore dan mendekatkannya, sesuai dengan Storage bin yang ditunjukkan oleh sistem melalui
RF terminal.
4. Keluaran Sub Proses
Setiap Required Inputs yang telah dilengkapi pada sistem RF terminal ataupun sistem SAP R/3 melalui T-Code LM01, akan memberikan tampilan seperti berikut:
Gambar 4.8 Gambar Keluaran Sub Proses Good Receipt From Production
Gambar 4.9 Gambar Keluaran Sub Proses Good Receipt From Production
Process setelah dilakukan Scanning
Gambar 4.10 Gambar Keluaran Sub Proses Good Receipt From Production
Gambar 4.11 Gambar Keluaran Sub Proses Good Receipt From Production
Process setelah penekan Buton Post
Adapun rincian keterangan mengenai tampilan dari aplikasi Good Receipt from Production diatas, akan ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Tabel Keterangan Keluaran Sub Proses Good Receipt From Production Process (setelah Scanning dan penekanan Button Save)
Information Description
Pallet ID
Menunjukkan Pallet ID, yang dibuat oleh Bagian Produksi (Palletizing) pada saat Transfer requirement secara otomatis dibuat oleh sistem.
Pallet Information Material
Menunjukkan nomor Material/Stock
yang bersangkutan.
Material Name Menunjukkan nama Material/Stock
yang bersangkutan.
From Plant (a) SLoc A
To Plant (b) Sloc B
Menunjukkan asal dan tujuan Good
Movement. Ditandai dengan Plant
dan Storage Location.
Destination Storage type
Menunjukkan tujuan Storage type
dari Good Movement yang dilakukan.
TO number
Menunjukkan nomor Transfer Order
yang secara generate dihasilkan oleh sistem melalui RF terminal.
Tabel 4.10 Tabel Keterangan Keluaran Sub Proses Good Receipt From Production Process (Setelah penekanan Button Post)
5. Fitur Penomoran
Berikut merupakan beberapa Fitur Penomoran yang terdapat pada Good Receipt From Production Process.
Tabel 4.11 Tabel Fitur Penomoran Pallet ID
Information Description
Storage bin
Menunjukkan tujuan Storage bin
dari Good Movement yang dilakukan. Storage bin secara generate dihasilkan oleh sistem melalui RF terminal.
Format Description Example
900XXXXXXX
900
Digit pertama sampai ketiga
merupakan kode yang
mengidentifikasikan Fitur Penomoran
Pallet ID.
9003295737 XXXXXXX
Digit keempat sampai kesepuluh merupakan tujuh digit running number.
Tabel 4.12 Tabel Fitur Penomoran Transfer Order (TO) number
6. Integrasi Intra dan Antar Modul
Good Receipt From Production Processing
tidak memiliki kaitan secara langsung dengan proses bisnis diluar modul Warehouse Management.
Namun Good Receipt From Production
Processing mempengaruhi sub proses dalam
internal proses di Warehouse Management, khususnya pada proses Receiving selanjutnya, yaitu Putaway By Pallet Processing ( Transfer Order (TO) Confirming Process).
Format Description Example
XXXXXX
Digit pertama sampai keenam merupakan format dari fitur penomoran yang mengidentifikasikan nomor Transfer Order
dokumen. Pada contoh penomoran, menunjukkan sudah 424555 kali terbuat
Transfer Order dokumen.
7. User role
Tabel 4.13Tabel User role Good Receipt From Production Process
ii. Putaway By Pallet Processing 1. Applied Process Description
Setelah Pallet Rider Operator menyelesaikan
Good Receipt From Production Processing, yang berdampak dihasilkannya Transfer Order (TO) number secara generate dan Stock telah berada dekat dengan address bin (Storage bin) sesuai dengan yang ditunjukkan oleh sistem melalui RF terminal, maka selanjutnya Forklift Operator akan mengambil alih melanjutkannya pada Putaway By Pallet Processing. Sub proses ini nantinya juga akan menyebabkan Transfer Order (TO) Confirming.
Pada Putaway By Pallet Processing, Forklift
Activity User role Total
User/Hari Description
Good Receipt From Production Processing ( Transfer Order / TO Creating Process) Pallet Rider Operator 10
Aktifitas yang dilakukan oleh
Pallet Rider Operator, terkait dari waktu-waktu berikut:
Shift ke-1, berjumlah 4 user Shift ke-2, berjumlah 4 user Shift ke-3, berjumlah 2 user
Operator dengan menggunakan salah satu
warehouse equipment yaitu Forklift akan
membawa dan meletakan Stock tepat pada Address bin (Storage bin) dari suatu Rack yang ditunjukkan oleh sistem melalui RF terminal. Aktifitas terakhir akan dilakukan proses scanning dengan menggunakan RF terminal pada Storage bin pada
Rack dimana Stock tersebut diletakkan. Proses inilah yang sekaligus merupakan proses konfimasi nomor Transfer Order (TO).
Langkah – langkah secara urut dan lengkap pada Putaway By Pallet Processing lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.15
2. Putaway By Pallet ProcessingTransaction Seperti halnya Good Receipt From Production Processing, pada Putaway By Pallet Processing
yang nantinya terkait dengan sub proses Transfer Order (TO) Confirming pada penerapannya di Coldstore juga menggunakan Radio Frequency
(RF) terminal, dan dengan menu yang sama tanpa terdapat perbedaan, apabila RF terminal
mengalami gangguan transaksi ini juga dapat dilakukan secara langsung pada sistem SAP R/3,
dengan melalui T-Code berikut:
Tabel 4.14 Tabel Menu Transaksi Putaway By Pallet Processing
Transaction Code Description
LM01
Merupakan RF Menu yaitu main menu transaction yang telah terdapat di sistem SAP R/3.
Melalui menu ini, seluruh aktifitas seperti:
Good Receipt, Good Issue, Warehouse Movement, Counting, dan Reports dapat dilakukan.
LM01 Selection Menu (01)
Merupakan Good Receipt selection menu
dari LM01.
Melalui selection menu ini, pilihan rincian mengenai proses Good Receipt dapat dipilih.
LM01
Selection Menu (01) Sub Selection Menu (02)
Merupakan Putaway By Pallet, yaitu sub selection menu dari Good Receipt selection menu.
Melalui sub selection menu ini, penerimaan
stock dari Bagian Palletizing (Produksi) dapat dilanjutkan nantinya untuk ditempatkan ke Storage bin yang telah ditunjukkan oleh sistem melalui RF terminal.
3. Required Inputs
Berikut merupakan required inputs yang harus dilakukan baik pada RF terminal menu ataupun bila menggunakan T-Code LM01 (RF Menu) pada sistem SAP R/3, sehingga proses penempatan/penyimpanan stock pada Storage bin
yang ditunjukkan sistem melalui RF terminal dapat dilakukan, dan konfirmasi Transfer Order (TO)
pun dapat terlaksana.
Tabel 4.15 Required Inputs Putaway By Pallet Processing pada Radio Frequency (RF) Mobile
Required Input Type Description Filling Field
Good Receipt
Selection Selection Menu
Merupakan Selection Menu pada RF mobile yang harus dipilih untuk melakukan proses Penempatan Stock ke Alamat
Bin (Storage bin) yang telah ditunjukkan sebelumnya oleh sistem melalui RF mobile. Proses Putaway By Pallet
hingga selesai, keseluruhannya dilakukan oleh Forklift
Operator.
Putaway By Pallet Sub Selection Menu
Merupakan menu pilihan Lanjutan dari Good Receipt Selection Menu pada RF mobile dengan rincian informasi, bahwa Stock yang telah diterima di Coldstore yang berasal dari Bagian Produksi, selanjutkan akan ditempatkkan tepat pada Alamat Bin (Storage bin) yang ditunjukkan oleh sistem melalui RF mobile. Proses scanning pun selanjutnya dilakukan pada
Pallet ID, dan informasi
Storage Unit (SU) barcode pun tertera pada layar RF.
Manual
Enter Enter
Button
Selanjutnya adalah penekanan tombol enter, maka informasi yang bersifat konfirmasi seperti: Destination Bin,
Storage type, Destination
Storage Unit (SU), Material
information, Qty, Material
Name, Batch Number serta
Stock Category berupa SQ. Informasi tersebut akan tertera pada layar RF.
Selanjutnya Forklift Operator akan mengangkat Stock dengan menggunakan Forklift, dan tepat diletakkan pada Alamat/Destination Bin
(Storage bin) yang ditunjukkan oleh sistem melalui RF.
Terakhir akan dilakukan proses scanning dengan menggunakan RF mobile pada barcode alamat
bin (Storage bin) pada rack dimana stock diletakkan. Proses inilah yang sekaligus merupakan proses konfimasi
4. Keluaran Sub Proses
Pada Putaway By Pallet Processing, setelah
Required Inputs telah dilengkapi pada sistem RF terminal ataupun sistem SAP R/3 melalui T-Code
LM01, keluaran proses akan tampil seperti berikut.
Gambar 4.12 Gambar Keluaran Sub Proses Putaway By Pallet Processing setelah
penekan Buton Enter
F1 Save
Button
Setelah Transfer Order (TO) telah dikonfirmasi, maka selanjutnya adalah proses penyimpanan pada sistem. Proses penyimpanan dilakukan dengan penekanan F1 (Save Button).
Sementara itu, keterangan – keterangan dari tampilan proses diatas, akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.16Tabel Keterangan Keluaran Sub ProsesPutaway By Pallet Processing (setelah Scanning dan penekanan Button Enter)
Information Description
Destination Storage
Menunjukkan detail lokasi tujuan penyimpanan. Terdiri dari
Storage type dan Storage bin.
Destination Storage Unit (SU)
Menunjukkan tujuan Storage Unit dari Good Movement yang dilakukan.
Material Information
Menunjukkan nomor
Material/Stock yang akan
disimpan didalam Coldstore.
Qty
Menunjukkan jumlah Stock
dalam satu pallet dengan satuan jumlah yaitu cases (CS).
Material Name
Menunjukkan nama
Material/Stock yang akan
disimpan didalam Coldstore.
Batch Number
Menunjukkan nomor Batch yang secara generate dihasilkan oleh sistem melalui RF terminal.
5. Fitur Penomoran
Berikut merupakan beberapa Fitur Penomoran yang terdapat pada Putaway By Pallet Processing.
Tabel 4.17 Tabel Fitur Penomoran Material Information (Stock Information)
Tabel 4.18 Tabel Fitur Penomoran Batch
Format Description Example
200XXXXX
200
Digit pertama sampai ketiga
merupakan kode yang
mengidentifikasikan Fitur Penomoran
Material / Stock.
20068566 XXXXXXX
Digit ketiga sampai kedelapan merupakan tujuh digit running number.
Format Description Example
10XXXX
10
Digit pertama sampai kedua
merupakan kode yang
mengidentifikasikan Fitur Penomoran
Batch.
102322 XXXX
Digit ketiga sampai keenam merupakan empat digit running number.
6. Integrasi Intra dan Antar Modul
Putaway By Pallet Processing ( Transfer Order (TO) Confirming Process) tidak memiliki kaitan secara langsung dengan proses bisnis diluar modul
Warehouse Management.
Namun Putaway By Pallet Processing (
Transfer Order (TO) Confirming Process)
mempengaruhi sub proses dalam internal proses di
Warehouse Management, khususnya pada beberapa
proses pelaporan dan Stock Movement yaitu:
Opening Stock On Hand Report, Laporan
Penerimaan Produksi, dan sub-sub Picking Process.
7. User role
Tabel 4.19 Tabel User role Putaway By Pallet Processing
Activity User role Total
User/Hari Description
Putaway By Pallet Processing (
Transfer Order (TO) Confirming
Process).
Forklift
Operator 8
Aktifitas yang dilakukan oleh
Forklift Operator, terkait dari waktu-waktu berikut:
Shift ke-1, berjumlah 3 user Shift ke-2, berjumlah 3 user Shift ke-3, berjumlah 2 user
iii. Pembuatan Laporan Penerimaan Produksi 1. Applied Process Description
Setelah keseluruhan proses Stock Movement
untuk Receiving Process ditandai dengan aktivitas pembuatan dan konfirmasi Transfer Order yang juga telah berakhir, maka proses selanjutnya sekaligus proses penutup pada Receiving Process,
Forklift Operator akan membuat Laporan
Penerimaan Produksi.
Dengan adanya Laporan Penerimaan Produksi, seluruh updated Stock / Material / Stock Keeping Unit (SKU), akan terlihat berdasarkan Storage bin, Storage type, Plant, Storage Location, Batch, SLED / BBD, Category Stock, Storage Unit, Bun, Total Stock, Available Stock, Stock for Putaway, Pick Quantity, dan GR Date.
Sehingga melalui pembuatan Laporan Penerimaan Produksi, dapat dilihat status
pergerakan suatu Stock berdasarkan filter-filter tersebut diatas. Apakah suatu Stock yang diterima dari Bagian Palletizing (Bagian Produksi) status Good Receipt From Production Processing dan
status Putaway By Pallet Processing telah
tersebut belum selesai karena terdapat kesalahan. Berikut kesalahan yang seringkali terjadi: 1. Pallet Rider Operator yang biasanya belum
menyelesaikkan proses Good Receipt From Production dengan tepat, sehingga TO number
belum dihasilkan, dan Storage bin pun belum terbuat.
2. Bagian Palletizing yang kelebihan membuat
Pallet ID.
Melalui Laporan Penerimaan Produksi, dapat juga terlihat apakah suatu Stock / SKU oleh Bagian
Quality Control telah berstatus Released. Dimana Bagian QC dalam hal me-release stock selalu melakukannya berdasarkan SU (Storage Unit) atau
Batch.
Laporan Penerimaan Produksi dibuat setiap hari ditiap akhir shift oleh Forklift Operator. Dengan kata lain, dalam 1 hari akan terbuat 3 Laporan Penerimaan Produksi. Nantinya Laporan Penerimaan Produksi akan di simpan dengan format spreadsheet (Exporting to Excel), dengan
nomor Batch sebagai File Name untuk nantinya dicetak dan dijadikan Arsip Permanen.
2. Menu Transaksi Laporan Penerimaan Produksi
Menu Aplikasi untuk melakukan pembuatan Laporan Penerimaan Produksi, telah terdapat pada sistem SAP R/3. Berikut Transaction code (T-Code) yang harus diakses:
Tabel 4.20 Tabel Menu Transaksi Pembuatan Laporan Penerimaan Produksi
3. Required Input
Terdapat beberapa required inputs yang harus dilakukan pada initial screen sistem SAP R/3 melalui T-Code LX03 (Bin Status Report) sehingga informasi-informasi yang dibutuhkan untuk dapat membuat Laporan Penerimaan Produksi dapat ditampilkan oleh sistem.
Transaction Code Description
LX03
Merupakan Bin Status Report yaitu initial screen pada transaction menu yang telah terdapat di sistem SAP R/3.
Melalui menu transaksi ini, pelaporan akan
status setiap Stock yang diterima dari Bagian Palletizing dapat dilakukan.
Tabel 4.21Tabel Required InputsBin Status Report: Initial Screen
Required Input Type Description Filling Field
Warehouse
Number Field Menu
Merupakan Warehouse
Number Selection Menu pada sistem SAP. 922 menunjukkan
Warehouse merupakan Icream
– FG.
Manual
Only Bins
with Stock Check Menu
Merupakan Parameter - parameter pelaporan Inventory
yang akan digunakan.
Only Bins with Stock - Check Menu merupakan salah satu pilihan diantaranya.
Automatic
Layout Field Menu
Merupakan Layout Field Menu
yang harus dipilih.
/ZID merupakan salah satu pilihan diantaranya.
Manual
Batch Field Menu
Merupakan Batch Field Menu
yang harus dimasukkan.
Batch dimasukkan sesuai
dengan jadwal penerimaan.
4. Keluaran Sub Proses
Setelah beberapa Required Inputs pada T-Code LX03 (Bin Status Report: Review) telah dilakukan, maka sistem akan memberikan tampilan sebagai berikut:
Gambar 4.13 Screenshoot Keluaran Sub Proses Bin Status Report
Adapun rincian keterangan mengenai tampilan initial screen dari Bin Stock Report: Overview
diatas, akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.22Tabel Keterangan Keluaran Sub Proses Bin Status Report: Overview
Information Description
Storage type (Typ)
Menujukkan Storage type, akan suatu Stock/Material pada suatu
Storage bin.
Material Menunjukkan Menunjukkan
nomor Material/Stock
Plant (Plnt)
Menunjukkan Plant akan suatu
Material/Stock.
9002 menunjukkan ID Food Solutions.
Batch
Menujukkan Batch, akan suatu
Stock/Material pada Storage bin
tertentu. Storage Unit
Menujukkan Storage Unit, akan suatu Stock/Material pada suatu
Storage bin.
BUn Menunjukkan satuan ukuran
jumlah yaitu pieces (PC).
Total Stock Menunjukkan Total Stock pada
suatu Storage bin.
Available Stock Menunjukkan Available Stock
5. Integrasi Intra dan Antar Modul
Laporan Penerimaan Produksi tidak memiliki kaitan secara langsung dengan proses bisnis diluar modul Warehouse Management.
Laporan Penerimaan Produksi dalam internal proses di Warehouse Management, merupakan arsip permanen pada Receiving Process, yang tidak akan diproses lagi.
6. User role
Tabel 4.23Tabel User role Pembuatan Laporan Penerimaan Produksi
Stock for Putaway
Menunjukkan Stock for Putaway pada suatu Storage bin. Jumlah ini akan terlihat saat Putaway Process terjadi.
Pick Quantity
Menunjukkan Pick Quantity
pada suatu Storage bin. Jumlah ini akan terlihat saat Picking Process terjadi.
Activity User role Total
User/Hari Description
Laporan Penerimaan Produksi
Forklift
Operator 3
Laporan Penerimaan Produksi yang dibuat oleh Operator
Pallet Rider disetiap akhir shift, terkait dari waktu-waktu berikut:
Shift ke-1, berjumlah 1 user Shift ke-2, berjumlah 1 user Shift ke-3, berjumlah 1 user
4.1.1.2 Schema Processing of Outbound Receiving Processing (Flowchart)
Gambar 4.14 Good Receipt From Production Processing ( Transfer Order Creating Process)
Picking Process (Good Issue Process)
Sama halnya dengan Receiving Process, terkait dengan batasan lingkup topik penelitian, penulis menyoroti aktifitas Picking Process (Goods Issue Processing)
pada Wall’s Ice Cream Outbound sebagai suatu proses perpindahan barang keluar dari gudang secara fisik, dimana goods movement terjadi dipicu oleh peranan Wall’s
Ice creamOutbound (BOF/Back of Office) itu sendiri, sebagai pemilik otorisasi atas kegiatan Pengambilan stock (withdrawal of goods) untuk seluruh stock (finished good product) ice cream Wall’s, namun hanya dengan tujuan Delivery Order ke pelanggan.
Pada Ice cream Outbound hanya terjadi pergerakkan stock yang telah berupa finished good, dan withdrawal of goods pada Picking Process terjadi hanya dengan tujuan Delivery Order ke pelanggan, dimana sebelumnya telah diberikan referensi dokumen berupa Sales Order ataupun Schedulling Agreements dari Order Processor. Sehingga pada Wall’s Ice Cream Outbound tidak terdapat pengeluaran barang untuk tujuan lain seperti penggunaan internal Bagian Produksi (material staging), ataupun jenis lainnya.
Pada Picking Process (Goods Issue Processing) nantinya sub proses dari pengalokasian stock ( Transfer Order Creating Process), akan dilakukan berdasarkan
Delivery Order. Sehingga dalam hal ini Delivery Order akan mengambil alih kegiatan dari Transfer requirement Processing.
Picking Process (Goods Issue Processing) yang digunakan untuk mem-posting
pengiriman suatu barang ke pelanggan nantinya akan menyebabkan pengurangan/penurunan jumlah stock di gudang.
sistem SAP R/3, terbagi menjadi dua jenis pemrosesan dimana nantinya suatu dokumen dapat dihasilkan.
-Single Document
Pemrosesan suatu dokumen sebagai tahap lanjutan dari proses sebelumnya, dimana referensi dokumen yang digunakan hanya berupa single dokumen. -Multiple Document
Pemrosesan suatu dokumen sebagai tahap lanjutan dari proses sebelumnya, dimana referensi dokumen yang digunakan hanya berupa multiple dokumen
sekaligus dalam satu waktu.
Pada penerapan Picking Process, mengingat pemrosesan order customer yang tidak sedikit jumlah ditiap-tiap harinya, hampir seluruh transaksi pada Wall’s Ice Cream Outbound menggunakan Multiple Selection untuk mengisi nomor-nomor dokumen sebagai referensi transaksi.
4.2.2.1 Delivery Channel of Picking Process Range Overview
Picking Process (Goods Issue Processing) terkait erat dengan
Customer Delivery Channel. Pada Wall’s Ice Cream Outbound terdapat dua jenis Customer Delivery Channel Delivery yaitu, General Trade (GT) dan
Modern Trade (MT) Picking Process
Wall’s Ice Cream Outbound Department
General Trade (GT) Picking Process
Wall’s Ice Cream Outbound Department
Picking Process
Wall’s Ice Cream Outbound Department
Gambar 4.17 Sub Gambaran Penelitian (Implementasi) – Picking Process
Wall’s Ice Cream Outbound - Picking Process
(Warehouse Management User) MT Despatch Checker
& Other Users (Warehouse Management User)
GT Admin Clerk & Other Users (Sales & Distribution User)
Order Processor
Modern Trade (MT)
General Trade (GT)
Nomor Sales Order dokumen perharinya, melalui
aplikasi Order Management Processing diposting sedikit demi sedikit oleh Order
Processor
Nomor Sales Order dokumen perharinya, melalui
e-mail dikirimkan sekaligus oleh oleh Order Processor
Delivery Order Processing Hal 2.2.1 Order Management Processing Hal. 2.1.1 Pesanan Pelanggan ? Start
4.2.2.1.1 General Trade (GT)
General Trade (GT) merupakan Delivery Channel untuk
Picking Process pada Wall’s Ice cream Outbound yang ditujukan untuk customer seperti concessionare/distributor, yaitu merupakan pihak ketiga (third-party) yang dipercayakan PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk mendistribusikan produk-produk akhir Wall’s ke seluruh wilayah nusantara. Baik untuk didistribusikan lagi ke para pengecer (toko-toko tradisional, pasar, dsb.) maupun untuk diperjual belikan secara langsung. Pada Delivery Channel General Trade (GT) minimum order quantity telah ditetapkan, yaitu 8 pallet.
Customer General Trade (GT) pada Wall’s Ice cream Outbound Department berjumlah 45 concessionare yang tersebar diseluruh nusantara.
Pada Delivery Channel General Trade (GT), juga termasuk didalamnya proses Picking untuk tujuan Regional Sourcing and Export (RSE). Hal ini dikarenakan pada pada order RSE,
minimum order quantity juga berlaku. Hanya saja Storage Location
untuk RSE stock order berbeda. Bila untuk tujuan lokal maka Stock
berasal dari Storage Location 9002 (IC - SS), sedangkan pada RSE
haruslah Stock yang berasal dari Storage Location 9016.
Picking Process pada General Trade (GT) berlangsung pada pukul 07.00 – 18.00 WIB.
4.2.2.1.1.1 Process Range Overview
Picking Process di General Trade (GT), sedikit berbeda dengan Modern Trade (MT). Alur proses pengambilan stock (withdrawal of goods) dari gudang (Coldstore), dalam lingkup sistem SAP R/3
Warehouse Management di General Trade (GT),
dimulai pada saat Warehouse Management (WM) user
akan melakukan Order Management Processing. Setelah Order Management Processing
selesai, maka akan dilanjutkan dengan beberapa sub proses Picking lainnya yaitu : Delivery Order processing, Shipment Processing dan Transfer Order Processing. Setelah Delivery Order processing maka akan dilanjutkan dengan Shipment Processing. Hal ini dikarenakan pada General Trade (GT) lebih mudah dan menghemat waktu bila melakukan Transfer Order
Processing dengan referensi nomor Shipment
dokumen.
Hal lainnya yang membedakan Picking Process pada General Trade (GT) dan Modern Trade (MT) yaitu, pada General Trade (GT), Picking Process
hanya dilakukan sampai Transfer Order Processing. Hal ini dikarenakan untuk sub-sub proses Picking
Delivery) Processing, tidak terdapat pada alur proses pergerakan stock (Processes of Good Movement Flow)
di General Trade (GT) khususnya untuk lingkup
sistem SAP R/3 Warehouse Management.
Billing Processing pada General Trade (GT), dilakukan oleh Depo yaitu pihak ketiga (third party) yang dipercayakan oleh PT Unilever Indonesia, Tbk. untuk menangani kegiatan Billing Processing
sekaligus melakukan penagihan ke para Customer
(dalam kegiatan operasional, sering disebut Store) serta menerima pembayaran order. Segala kondisi penerimaan stock pada customer, menjadi wewenang Depo. Termasuk didalamnya apakah terdapat stock rusak pada saat diterima, sehingga harus terjadi good return, ataukah stock yang diterima tidak sesuai dengan order sehingga selain good return, customer
meminta dikirimkan kembali stock yang sesuai, atau akhirnya order yang tidak terpenuhi dibatalkan, ataukah kondisi lainnya yang terjadi, bukan lagi merupakan lingkup wewenang dari pihak Cold Storage Office.
Dikarenakan Billing Processing dan Proof
of Delivery (POD) Processing yang dikerjakan
Warehouse Management (WM) user hanya terjadi pada proses Picking di Modern Trade (MT), maka observasi penulis pada proses Picking di General Trade (GT)
hanya sampai pada tahapan Transfer Order Processing.
Pada General Trade (GT), jumlah Sales Order (SO) yang masuk melalui Order management report, untuk tiap-tiap harinya berkisar 30 Sales Order (SO).
Sub – sub Picking Process (Good Issue Processing) yang terjadi pada General Trade (GT)
digambarkan pada bagan berikut.
Order Management Processing
Delivery Order Processing
General Trade (GT) Picking Process Wall’s Ice Cream Outbound Department
TO Creating Process TO Confirming Process Transfer Order Processing Shipment Processing
Gambar 4.19 Sub Gambaran Penelitian (Implementasi) – GT Picking Process
i. Order Management Processing 1. Applied Process Description
Tujuan dilakukannya Order Management Processing pada General Trade (GT), yaitu dapat diketahuinya jumlah order customer yang akan diproses pada hari yang bersangkutan.
Pada Picking Process (Stock Removal) di
General Trade (GT), proses dimulai ketika melalui
Transaction Code (T-code) pada sistem SAP R/3
Warehouse Management, Sales Order Document
(SD Module) yang diproses oleh Order Processor
(SD User), telah diberikan ke Cold Storage Office
(WM Module), dan diterima oleh Admin Clerk
(WM User) pada shift 1 (Sekitar Pukul 09.00 WIB). Bila terjadi proses Reschedulling maka sebelumnya proses tersebut telah dilakukan oleh
Order Processor. Sehingga aktifitas Warehouse
Management di Wall’s Ice Cream Outbound
khususnya Cold Storage Office pada proses
General Trade (GT) hanya akan memproses Sales
Order (SO) yang telah masuk melalui menu
transaksi didalam sistem SAP R/3 yaitu Order management report.
menunjukkan manakah Sales Order yang perlu diproses menjadi Delivery Order (DO) lebih dahulu.
Tidak seperti Modern Trad (MT), General Trade (GT) Sales Order document, berupa nomor
Sales Order dokumen, akan masuk melalui Order management report, sedikit demi sedikit.
Melalui Order Management Processing juga akan terlihat alur suatu Sales Order telah sampai pada tahapan Picking Process mana.
2. Order Management Processing Transaction
Application menu yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan Order Management View hinga Order management report telah tersedia pada sistem SAP R/3. Pengaksesan dapat dilakukan dengan Otorisasi Warehouse
Management (WM) user yaitu, Admin Clerk
dengan menggunakan beberapa Transaction Code (T-Code) berikut:
Tabel 4.24 Tabel Menu Transaksi untuk Order management report
3. Required Input
Beberapa Field Menus, Radio Buttons, dan
Check Menu pada T-Code YIDSD_SL0005 (Order
management report) yang harus dilengkapi
sehingga Order Management Processing dapat dilakukan melalui sistem SAP R/3, diantaranya:
Transaction Code Description
YIDSD_SL0005
Merupakan Order management report, yaitu
transaction menu yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3.
Transaction Menu ini digunakan untuk
mendapatkan beberapa informasi mengenai
Order, sehingga Order management report
Tabel 4.25 Tabel Required Inputs untuk Order management report
Required Input Type Description Filling Field
Sales Organization Selection Menu
Merupakan Sales
Organization Selection Menu
pada sistem SAP. 9005
menunjukkan Sales
Organization IC-BOF LOCAL.
Manual
Sales Document Type Selection Menu
Merupakan Sales Document
Type Selection Menu pada
sistem SAP. ZTA merupakan pilihan Sales Document Type Standard Order.
Manual
Document Date Filling Menu
Merupakan Document Date Filling Menu pada sistem SAP. Tanggal tersebut merupakan Tanggal dibuatnya Sales Order
dokumen.
Manual
Plant Filling Menu
Merupakan Plant Filling Menu
pada sistem SAP.
9002 menunjukkan ID Food Solutions.
Manual
Material Multiple Selection
Menu
Merupakan Material Multiple
Selection Menu pada sistem
SAP. Material/Stock disertakan sesuai dengan order pada Sales
Order dokumen.
4. Keluaran Sub Proses
Setiap Required Inputs yang telah dilengkapi pada sistem SAP R/3 melalui T-Code YIDSD_SL0005 (Order management report), akan memberikan keluaran tampilan sub proses yaitu Order management report seperti pada tabel berikut.
Gambar 4.20 Screenshoot Keluaran Sub Proses Order Management Report
Rincian keterangan mengenai tampilan dari aplikasi Order management report diatas, akan ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.26 Tabel Keterangan Keluaran Sub Proses untuk Order management report
Information Description
Order Created
Menujukkan tanggal dimana Sales Order dokumen akan diproses dalam lingkup Warehouse Management.
Request Delivery Date
Menunjukkan Request Delivery Date
pada order customer. Tanggal tersebut juga merupakan acuan, dimana 2 minggu setelahnya, pembayaran haruslah dilakukan.
Sales Document Menunjukkan nomor Sales Order
dokumen.
Delivery Menunjukkan nomor Delivery Order
dokumen.
Billing Document Menunjukkan nomor Billing
dokumen.
Purchase Order no. Menunjukkan nomor Purchase Order
dokumen.
Sold-to party name
Menunjukkan Sold-to party name (nama customer dalam hal ini distributor/concessionaire).
5. Integrasi Intra dan Antar Modul
Order Management Process tidak memiliki kaitan secara langsung dengan proses bisnis diluar modul Warehouse Management.
Namun Order Management Process
mempengaruhi sub proses dalam internal proses di
Warehouse Management, yaitu menjadi penjebatan
antara Sales Order dokumen dengan Delivery Order processing.
ii. Delivery Order Processing 1. Applied Process Description
Baik di General Trade (GT) maupun Modern Trade (MT), setelah mendapatkan Sales Order document yang berupa nomor Sales Order dari Bagian Penjualan melalui Order management report Processing maupun melalui email, maka selanjutnya Warehouse Management user pada General Trade (GT), yaitu Admin Clerk akan memproses nomor Sales Order tersebut membuatnya menjadi Delivery Order dokumen
Sales Document Type (SaTy)
Menunjukkan Sales Document Type (SaTy).
melalui menu transaksi yang telah tersedia pada sistem SAP R/3.
Pada General Trade (GT), Admin Clerk dalam melakukan Delivery Order Processing akan memasukkan beberapa nomor Sales Order
sekaligus sebagai referensi pada Multiple Selection for Sales Document pada menu Sales Order Item
(biasanya 2- 3 nomor Sales Order).
Berakhirnya Delivery Order Processing
ditunjukkan dengan terbuatnya nomor Delivery Order dokumen.
Nomor Delivery Order yang telah terbuat akan diteruskan untuk kemudian dijadikan dokumen referensi Shipment Processing.
2. Delivery Order Process Transaction
Application menu yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan Delivery Order telah tersedia pada sistem SAP R/3. Pengaksesan dapat dilakukan dengan Otorisasi Warehouse
Management (WM) user yaitu, Admin Clerk
dengan menggunakan Transaction Code (T-Code)
Tabel 4.27 Tabel Menu Transaksi Delivery Order Processing
3. Required Input
Berikut merupakan required inputs yang harus dilakukan pada T-Code VL10C (Sales Order Items) pada sistem SAP R/3 sehingga Delivery Order Processing dapat dilakukan, dan nomor dokumen
Delivery Order (DO) pun dapat terbuat.
Tabel 4.28 Tabel Required Inputs Sales Order Item
Transaction Code Description
VL10C
Merupakan Sales Order Item, yaitu menu transaksi yang telah terdapat di dalam sistem SAP R/3. Transaction Menu ini digunakan untuk membuat dan menghasilkan Delivery Order.
Required Input Type Description Filling Field
Shipping Point /
Receiving Point Selection Menu
Merupakan Shipping
Point/Receiving Point Selection Menu pada sistem SAP.
9005 menunjukkan IC BOF LOCAL.
Delivery Creation
Date Selection Menu
Merupakan Delivery Creation
Date Selection Menu pada
sistem SAP.
Tanggal tersebut merupakan Tanggal dibuatnya Delivery
dokumen.
Manual
Sales Document Multiple Selection
Menu
Merupakan Sales Multiple
Selection Menu pada sistem
SAP. Satu hingga tiga nomor
Sales Document dimasukkan
secara sekaligus.
Manual
Background Button
Merupakan Icon pada sistem SAP yang digunakan untuk memproses Sales Order
dokumen menjadi Delivery
Dokumen.
4. Keluaran Sub Proses
Setiap Required Inputs yang telah dilengkapi pada sistem SAP R/3 melalui T-Code VL10C (Sales Order Items), akan memberikan keluaran tampilan sub proses yaitu: Activities Due for Shipping “Sales Order Items” dan Delivery Creation Log seperti pada tabel-tabel berikut.
Gambar 4.21 Gambar Keluaran Sub Proses Activities Due for Shipping “Sales Order Items”
Gambar 4.22 Screenshoot Keluaran Sub Proses Delivery Creation Log
iii. Shipment Processing
1. Applied Process Description
Setelah Warehouse Management (WM) user
yaitu Admin Clerk mendapatkan hasil Delivery Order Processing berupa nomor Delivery Order
dokumen, maka Admin Clerk selanjutnya akan melakukan Shipment Processing melalui referensi nomor Delivery Order tersebut, melalui menu yang telah tersedia pada sistem SAP R/3.
Pada General Trade (GT), seperti yang telah dijelaskan pada lingkup proses Picking
sebelumnya, bahwa Sales Order dokumen yang harus diproses oleh Admin Clerk, didapat sedikit demi sedikit melalui Order management report
pada sistem SAP R/3, sehingga akan lebih memudahkan apabila Transfer Order Processing
(pengambilan Stock di Coldstore) dilakukan setelah
Shipment Processing selesai.
Pada General Trade (GT), 1 nomor Shipment
dokumen dapat merupakan referensi dari minimal 1 atau lebih nomor Delivery Order dokumen. Yang merupakan keharusan adalah pada Picking Process
di General Trade (GT), 1 nomor Shipment