• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan Pengelolaan Hutan Lestari INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION COOPERATION (IFCC) PT. RUAS UTAMA JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persyaratan Pengelolaan Hutan Lestari INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION COOPERATION (IFCC) PT. RUAS UTAMA JAYA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Ringkasan Publik

Persyaratan Pengelolaan Hutan Lestari

INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION

COOPERATION (IFCC)

ReSertifikasi Audit/Initial Audit

Tanggal 11-14 Desember 2018

PT. RUAS UTAMA JAYA

Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai, Provinsi Riau

OLEH

Lembaga Sertifikasi

(2)

1

Identitas Lembaga Sertifikasi

1. Nama Perusahaan : PT. Bureau Veritas Indonesia (BVI)

2. Nomor Akreditasi : Accredia 243B

3. Alamat : Bureau Veritas Indonesia | Menara Bidakara 2, 11-12 th floor | Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71 - 73 | Jakarta 12870

www.sea.bureauveritas.com

4. No. Telepon/Fax/Surel : Tel. +62-21 2940 69411 Fax. +62-21 8370 8717

5. Pengelola perusahaan : Presiden Direktur: Lontung Simamora Manajer Sertifikasi: Fajar Deniswara Manajer Produk: Happy Tarumadevyanto Manajer Teknis: Bayu Abirowo

6. Standard : IFCC ST 1001:2014 – Sustainable Forest Management 7. Tim Audit : Pandu Budi Wahono (Lead/Auditor Aspek Sosial)

Oniranto Adi Fajari (Auditor Aspek Produksi) Ujang Zulkarnaen (Auditor Aspek Ekologi)

Identitas Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT Ruas Utama Jaya

2. Status Hukum : Perseroan Terbatas (PT)

Nomor Tanda Daftar Perusahaan No. 040114602614 tanggal 30 Januari 2017 diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Pekanbaru, masa berlaku s/d 29 Januari 2022.

3. Alamat Perusahaan : Jl. Arifin Ahmad No. 03 Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

4. Akte Pendirian : Akte Pendirian Perseroan Terbatas PT. Ruas Utama Jaya No. 02 Tanggal 01 Desember 1997 oleh Notaris Tito Utoyo, SH. Akte Terbaru : Akte Perubahan Perseroan terbaru No. 07 Tanggal 09 Maret

2015 oleh Notaris Merry Susanti Siaril, S.H.

5. SK IUPHHK : Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.46/Menhut-II/2006 tanggal 06 Maret 2006 tentang Pemberian Areal IUPHHK HT PT. Ruas Utama Jaya seluas 34.600 Ha di Provinsi Riau.

(3)

2

SK Terbaru : Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.18/Menhut-II/2007 tanggal 05 Januari 2007 tentang Perubahan Keputusan Areal Kerja IUPHHK-HT PT. Ruas Utama Jaya menjadi seluas 44.330 Ha di Provinsi Riau.

SK Penetapan Areal Kerja

: Penetapan Tata Batas Areal Kerja IUPHHK-HTI PT. Ruas Utama Jaya berdasarkan TBT No. 01/BPKH.XII-2/2016 tanggal 02 September 2016 seluas 44.129,91 Ha.

6. Luas Konsesi : 44.129,91 Ha

7. Lokasi Konsesi : Kecamatan Rimba Melintang, Tanah Putih, Tanjung Melawan dan Sungai Sembilan, Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai, Provinsi Riau.

8. Wilayah Konsesi : Blok Barat

Longitude Latitude

101o02’02” – 101o10’08” BT 01o41’41” – 01o55’26” LU Blok Timur

Longitude Latitude

101o11’04” – 101o20’17” BT 01o44’32” – 01o55’26” LU 9. Sistem Silvikultur : Tebang habis dan regenerasi buatan

10. Species : Acacia crassicarpa

11. Director : Gunawan Zendato 12. Wakil Pengelola (MR) : Ricky Zamora

IFCC Certificate No : IDN23160003 Tanggal Penerbitan : 15 April 2016 Tanggal Berakhir : 14 April 2019

Ringkasan Hasil Audit Unit Pengelolaan Hutan

Ruang Lingkup Sertifikasi

Pengelolaan Hutan Lestari dengan total area seluas 36.494,17 Ha dari luas areal konsesi 44.129,91 Ha dengan spesies Acacia crassicarpa, lokasi di Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai, Provinsi Riau.

(4)

3

Rencana Tata Ruang

Berdasarkan Rencana Kerja Usaha (RKUPHHK-HTI) Tahun 2017-2026 (No. SK.5316/Melhk-PHPL/UHP/HPL.1/10/2017 tanggal 13 Oktober 2017), perusahaan merupakan pengelola konsesi hutan seluas 44.129,91 Ha yang terdiri dari:

1. Kawasan Fungsi Lindung Ekosistem Gambut seluas 34.788,87 Ha (78,83%) a. Sempadan Sungai seluas 2.149,71 Ha (4,87%)

1) Fungsi Lindung Ekosistem Gambut *) seluas 1.478,29 Ha (3,33%) 2) Fungsi Budidaya Ekosistem Gambut **) seluas 681,42 Ha (1,54%) b. Fungsi Ekosistem Gambut seluas 28.593,84 Ha (64,79%)

1) Gambut dengan Fungsi Lindung *) seluas 17.993,59 Ha (40,77%) 2) Gambut dengan Fungsi Budidaya **) seluas 10.600,25 Ha (24,02%) c. KPPN seluas 286,08 Ha (0,65%)

1) Fungsi Lindung Ekosistem Gambut *) seluas 195,40 Ha (0,44%) 2) Fungsi Budidaya Ekosistem Gambut **) seluas 90,68 Ha (0,21%) d. KPSL seluas 2.670,69 Ha (6,05%)

1) Fungsi Lindung Ekosistem Gambut *) seluas 1.824,12 Ha (4,13%) 2) Fungsi Budidaya Ekosistem Gambut **) seluas 846,57 Ha (1,92%) e. Kawasan Gambut seluas 546,56 Ha (1,24%)

1) Fungsi Lindung Ekosistem Gambut *) seluas 373,31 Ha (0,85%) 2) Fungsi Budidaya Ekosistem Gambut **) seluas 173,25 Ha (0,39%) f. Buffer Zone seluas 541,99 Ha (1,23%)

1) Fungsi Lindung Ekosistem Gambut *) seluas 370,19 Ha (0,84%) 2) Fungsi Budidaya Ekosistem Gambut **) seluas 171,80 Ha (0,39%) 2. Kawasan Tanaman Pokok seluas 5.271,20 Ha (11,94%)

3. Kawasan Tanaman Kehidupan ***) seluas 12,10 Ha (0,03%) Jumlah Areal Kelola (1+2+3) seluas 40.072,17 Ha (90,81%) 4. Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 4.057,74 Ha (9,19%)

Jumlah Seluruh Areal (1+2+3+4) seluas 44.129,91 Ha (100,00%) Keterangan:

*) Areal FLEG dialokasikan sebagai Kawasan Perlindungan Setempat dan Kawasan Lindung Lainnya seluas ± 22.224,90 Ha.

**) Areal FBEG dialokasikan sebagai Kawasan Perlindungan Setempat dan Kawasan Lindung Lainnya seluas ± 12.563,97 Ha.

***) Untuk mencapai alokasi presentase Tanaman Kehidupan sekurang-kurangnya 20%, maka dipenuhi dari areal FBEG untuk pemanfaatan HHBK sebagaimana PermenLHK No. P.17/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2017.

- Tanaman pokok yang ditetapkan sebagai FLEG dapat dipanen 1 (satu) kali daur dan tidak dapat ditanami kembali.

(5)

4

diganti dengan tanaman lokal.

Berdasarkan Penyesuaian Rencana Kerja Usaha (RKUPHHK-HTI) Periode Tahun 2017-2026 Tahun Kegiatan 2018-2019 (No. SK.5665/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/9/2018 tanggal 5 September 2018), perusahaan merupakan pengelola konsesi hutan seluas 44.129,91 Ha yang terdiri dari:

1. Kawasan Fungsi Lindung Ekosistem Gambut seluas 5.647,65 Ha (12,80%) a. Sempadan Sungai seluas 1.249,06 Ha (2,83%)

1) Fungsi Lindung Ekosistem Gambut *) seluas 893,05 Ha (2,02%) 2) Fungsi Budidaya Ekosistem Gambut **) seluas 356,01 Ha (0,81%) b. Fungsi Ekosistem Gambut seluas 351,99 Ha (0,80%)

c. KPPN seluas 286,08 Ha (0,65%) d. KPSL seluas 2.671,97 Ha (6,05%)

e. Kawasan Fungsi Ekosistem Gambut seluas 546,56 Ha (1,24%) f. Buffer Zone seluas 541,99 Ha (1,23%)

2. Kawasan Perlindungan Setempat dan Kawasan Lindung Lainnya Non Gambut seluas 948,35 Ha (2,15%)

a. Sempadan Sungai seluas 948,35 Ha (2,15%) 3. Kawasan Tanaman Pokok seluas 24.109,45 Ha (54,63%) 4. Kawasan Tanaman Kehidupan seluas 9.366,72 Ha (21,23%)

Jumlah Areal Kelola (1+2+3+4) seluas 40.072,17 Ha (90,81%) 5. Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 4.057,74 Ha (9,19%)

Jumlah Seluruh Areal (1+2+3+4+5) seluas 44.129,91 Ha (100,00%) Keterangan:

Fungsi Ekosistem Gambut (FEG) seluas 44.129,91 Ha menjadi: - Gambut dengan Fungsi Lindung seluas 26.653,53 Ha, terdiri dari:

o Kubah gambut seluas 2.984,72 Ha

o Non Kubah seluas 23.688,81 Ha

o Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 251,40 Ha

- Gambut dengan Fungsi Budidaya seluas 9.864,99 Ha, tediri dari:

o Tanaman Pokok seluas 5.076,30 Ha

o Tanaman Kehidupan seluas 2.898,69 Ha

o Kawasan Lindung seluas 356,01 Ha

o Areal Penggunaan Lain (APL) seluas 1.533,99 Ha - Non Gambut/Mineral seluas 7.611,39 Ha yang terdiri dari:

o Tanaman Pokok seluas 102,87 Ha

o Tanaman Kehidupan seluas 4.287,82 Ha

o Kawasan Lindung seluas 948,35 Ha

(6)

5

Type Unit Pengelolaan Hutan

Perusahaan mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan species Acacia crassicarpa

yang merupakan jenis paling sesuai pada kondisi tanah yang bersifat asam tinggi.

Produk Cakupan Sertifikasi

Kayu bulat spesies Acacia crassicarpa untuk produksi bubur kertas (pulp).

Konsultasi Pemangku Kepentingan

Issues/Perhatian Stakeholders Tanggapan UM Verifikasi Auditor

LSM Kemitraan akan masuk mendampingi Masyarakat Desa Siaga Api bekerjasama dengan BRG, perlu dipastikan apakah ada di konsesi RUJ.

Informasi tersebut tidak sampai ke RUJ. Namun PT. RUJ sudah memiliki program DMPA yang diimplementasikan di 7 Desa, yaitu Desa jumrah, Desa labuan papan, Desa batu Hampar, Desa Melayu Tengah, Desa Mesah, Desa Melayu Besar, desa Teluk Pulau Hulu.

Belum diperoleh dokumen tentang LSM Kemitraan di PT. RUJ.

Terdapat laporan pelaksanaan program DMPA Tahun 2016-2018 yang dilaksanakan PT. RUJ di Desa Desa Jumrah, Desa Labuan Papan, Desa Batu Hampar, Desa Melayu Tengah, Desa Mesah, Desa Melayu Besar, Desa Teluk Pulau Hulu.

Perlu dipastikan issu utama di Gambut adalah Kebakaran Lahan Gambut dan Upaya Rehabilitasinya yang belum banyak dilakukan.

Selama kurun waktu 2016-2018 tidak pernah terjadi kebakaran hutan di dalam areal izin RUJ. Sehingga tidak perlu melakukan rehabilitasi akibat kebakaran hutan.

Perusahaan memiliki prosedur pengendalian kebakaran hutan dan lahan, dimana sejauh 5 km dari konsesi menjadi tanggungjawab untuk keterlibatan tim RPK perusahaan mengendalikan kebakaran. Terdapat laporan kebakaran di dalam areal konsesi yang merupakan areal klaim masyarakat oleh aktivitas masyarakat, contoh: tanggal 04 Februari 2018, kejadian di Jalan Bunga AS3 Kelurahan Tanjung Penyembal, seluas 0,2 Ha, areal belukar dan tanaman sawit, namun tidak tersedia laporan tindakan sebagaimana prosedur Penanganan Areal Bekas Kebakaran Hutan dan Lahan Pada Areal HCV dan HCS Di Dalam Konsesi (menjadi temuan audit). Terdapat habitat Harimau

Sumatera, perusahaan belum melakukan pemantauan dengan baik, misalnya dengan memasang

- Terdapat LSM bernama Rimba Satwa Foundation yang melakukan kegiatan Patroli satwa ekosistem

Masih perlu dipastikan lebih lanjut laporan hasil dan efektifitas pemasangan kamera trap dan instalasi di lapangan untuk

(7)

6 kamera trap, melakukan habitat

manajemen, belum melakukan pemantauan HCV

Senepis dan Areal RUJ pada bulan 25-29 April 2018. Kegiatan yang dilakukan adalah memasang kamera trap 3 buah di tiga lokasi. Hasilnya belum terpantau. Namun jejak kaki, dan cakaran ada.

- Terdapat Term of Referensi PT. RUJ: Monitoring species hampir dengan memakai kamera trap yang akan dipenuhi pada Maret 2019.

pemantauan Harimau Sumatera setelah bulan April 2018. Hal ini menjadi observasi pada hasil audit.

Sebagian areal PT. RUJ merupakan areal gambut dalam dan merupakan habitat Harimau Sumatera (kawasan Senepis), perlu dipastikan perusahaan mempunyai informasi daerah jelajah Harimau Sumatera tersebut.

PT. RUJ sudah memiliki informasi daerah jelajah harimau yang ditemukan di KPSL yang berbatasan dengan Kawasan konservasi Senepis (areal PT. DRT dan PT. SGP).

Perusahaan sudah menyediakan kawasan dari arealnya sebagai KPSL kawasan lindung yang terhubung satu sama lainnya yang berhubungan juga dengan areal konservasi senepis sebagai daerah jelajah Harimau Sumatera.

Perusakan gambut dalam di Rohil dan Dumai termasuk yang parah, informasi pengelolaan oleh perusahaan tidak transparan, termasuk bagaimana pengelolaan dan pemantauan HCV dilakukan.

Terdapat laporan monitoring HCV-HCS yang dilakukan satu tahun sekali. PT. RUJ sudah menginformasikan pengelolaan HCV dalam ringkasan publik.

Perusahaan sudah menunjukan melaksanakan pengelolaan gambut di areal konsesi dengan pengaturan zonasi water management, pengelolaan dan pemantauan pengukuran water table, pengukuran water level, pemantauan subsiden gambut, pemantauan dipwell.

Tersedia informasi mengenai kegiatan pemantauan HCV PT. RUJ yang dapat diakses oleh publik pada alamat:

www.fcpmonitoring.com Bagaimana keberhasilan upaya

perusahaan menjaga kawasan sempadan sungai rokan di km 1,5 dekat dengan zone 15 yang sudah diokupasi/ditanami kelapa sawit?

Daerah yang dimasud sudah diidentifikasi oleh UM dan sudah dikategorikan sebagai areal klaim. Untuk areal yang diklaim memang tidak dapat dikelola.

Pada RKUPHHK-HTI Tahun 2017-2026 yang disahkan Kementrian LHK, tercantum adanya Areal Penggunaan Lain (APL) dalam konsesi PT. RUJ seluas 4.057,74 Ha yang tidak dapat dikelola, saat ini kondisinya merupakan areal klaim yang sebagian besar sudah ditanami kelapa sawit masyarakat.

Perlu dipastikan kembali adanya penyelesaian penanganan masalah klaim lahan, dalam bentuk dokumen kesepakatan, perjanjian dll, khususnya klaim terhadap kawasan lindung ini. Hal ini menjadi observasi pada hasil audit.

(8)

7 Bagaimana perusahaan mengatasi

areal yang sudah diusahakan/ diklaim masyarakat hampir 40% dari luas konsesi?

Perusahaan mengadakan pertemuan persuasive, apabila disepakati dilakukan kemitraan, sedangkan apabila tidak sepakat dilanjutkan ke proses hukum. Kecuali untuk lahan masyarakat yang sudah lebih dahulu akan di enclave (untuk diusulkan ke Pemerintah Pusat untuk dilepaskan).

Perusahaan sudah menunjukan adanya Areal Penggunaan Lain (APL) yang tidak dapat dikelola dalam RKUPHHK-HTI Tahun 2017-2026, dan bukti Kesepakatan Kemitraan Tanaman Kehidupan dengan 9 Kelompok, dan bukti Proses Hukum untuk klaim lahan yang sudah lebih dahulu dikelola perusahaan namun tidak dapat dilakukan/disepakati kerjasama kemitraan.

Pelatihan untuk keberhasilan program DMPA sangat diperlukan oleh masyarakat

Belum dilakukan pelatihan untuk pelaku program DMPA

Sample kunjungan ke program DMPA di Kepenghuluan Melayu Besar dan Mesah belum dilakukan pelatihan ternak kambing. Belum ada program pendidikan

dan kesehatan yang dilakukan saat ini.

Sudah dilakukan program tahun 2017-2018 al:

Pendidikan

- Bantuan PAUD di Melayu Besar (2018)

- Bantuan Sarana Pendidikan di Batu Hampar (2018)

- Bantuan Honor Guru di Melayu Besar (2017)

- Bantuan Madrasah di Jumrah (2017)

- Bantuan Pembentukan Pengurus Ikatan Pelajar Riau (2017).

Kesehatan - Tidak ada

Dalam laporan CD-CSR Tahun 2017-2018 sudah dapat dilihat dilaksanakan kegiatan terkait program pendidikan al: Bantuan PAUD di Melayu Besar, Bantuan Sarana Pendidikan di Batu Hampar, Bantuan Honor Guru di Melayu Besar, Bantuan Madrasah di Jumrah, Bantuan Pembentukan Pengurus Ikatan Pelajar Riau, namun belum tersedia kegiatan untuk program kesehatan.

Harapan masyarakat agar pemerintah dan perusahaan dapat melakukan enclave terhadap areal yang sudah diusahakan masyarakat yang masih tumpang tindih dengan lahan perusahaan.

Perusahaan sudah mengusulkan ke Pemerintah Pusat untuk enclave areal yang sudah diusahakan masyarakat terlebih dahulu dikeluarkan.

Perusahaan sudah pernah menyampaikan surat kepada Kementrian LHK Tahun 2016 untuk mengeluarkan areal yang sudah ada pemukiman dan dikuasai masyarakat. Areal Penggunaan Lain (APL) sudah ditetapkan dalam RKUPHHK-HTI, namun belum dikeluarkan oleh Kementrian LHK dari konsesi PT. RUJ.

Persyaratan Umum

Legalitas perizinan

Perusahaan sudah menunjukan bukti legalitas perizinan sebagai perseroan terbatas, dengan tersedia Akte Pendirian Perusahaan, Akte Perubahan Perseroan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Nomor Pokok

(9)

8

Wajib Pajak (NPWP), dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).

Sebagai Perusahaan di bidang Kehutanan, sudah ditunjukan legalitas perizinan dengan tersedia SK IUPHHK-HTI Tahun 2007, SK Penetapan Tata Batas Areal Kerja Tahun 2016, RKUPHHK-HTI Periode 2017-2026, Penyesuaian RKUPHHK-HT Periode 2017–2026 Tahun Kegiatan 2018-2019, RKTPHHK-HTI Tahun 2016-2018, Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) Tahun 2011, Laporan Studi AMDAL Tahun 2005.

Kewajiban keuangan dan pendanaan

Perusahaan sudah menunjukan bukti membayar semua kewajiban finansial dan perpajakan kepada pemerintah dengan tersedia dokumen pembayaran PPh Pasal 21, Pasal 23, PPh Pasal 4 dan PPN Tahun 2016-2018, pembayaran PBB tahun 2016-2018, pembayaran PSDH tahun 2016-2018.

Perusahaan juga sudah menunjukan memiliki pendanaan untuk operasional dan investasi pengelolaan hutan, dengan tersedia Laporan Audit Keuangan tahun 2016 dan 2017, Perjanjian Jual Beli Kayu tahun 2016-2018 dan Biaya Pembangunan HTI tahun 2017-2018.

Sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari

Perusahaan sudah memiliki Sertifikat PHPL Tahun 2017 (Re-Sertifikasi) yang diterbitkan oleh PT. Equality Indonesia. Tersedia bukti laporan audit Penilikan I Tahun 2018 yang dilaksanakan tanggal 08-12 Maret 2018 oleh Lembaga Sertifikasi PT. Equality Indonesia.

Visi Misi dan Kebijakan

Perusahaan sudah memiliki Visi Misi tertulis dan sudah membuktikan mengkomunikasikan kepada Karyawan, Kontraktor dan Masyarakat di tahun 2016-2018, baik melalui sosialisasi maupun melalui poster/leaflet yang ditempatkan di unit-unit kerja dan camp lapangan.

Struktur organisasi, daftar tenaga kerja dan tenaga teknis kehutanan (Ganis)

Perusahaan sudah dapat menunjukan memiliki Struktur Organisasi Tahun 2018 tentang Penetapan Struktur Organisasi dan Role Charters PT. Ruas Utama Jaya. Sudah diverifikasi tersedia sample job description/uraian tugas posisi jabatan dalam Struktur Organisasi Perusahaan. Jumlah tenaga kerja perusahaan sebanyak 83 orang (per November 2018). Jumlah tenaga teknis kehutanan (Ganis) sebanyak 15 orang dengan sertifikat yang masih berlaku, namun masih kurang untuk tenaga teknis Pemanenan Hutan. Perusahaan juga mempekerjakan sebanyak 117 orang tenaga kerja kontraktor dari 9 perusahaan kontraktor.

Penetapan Management Representative (MR)

Perusahaan sudah menunjukan MR sebagaimana Surat Direktur Utama tanggal 01 November 2018 yang menetapkan Bpk. Ricky Zamora (Jabatan: Kepala Unit) sebagai MR dalam pelaksanaan Audit IFCC. Selanjutnya masih perlu bukti MR bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan lestari.

(10)

9 Pelatihan kompetensi

Perusahaan sudah menunjukan melakukan pelatihan kepada karyawan dan pekerja kontraktor dengan tersedia laporan realisasi pelatihan tahun 2017 sebanyak 155 orang karyawan, 83 orang kontraktor dan 38 orang dari masyarakat.

Prosedur terdokumentasi

Perusahaan sudah menunjukan memiliki Prosedur Terdokumentasi, sesuai dengan skala dan intensitas operasional pengelolaan hutan untuk mencapai pengelolaan hutan lestari yang ditetapkan dalam Standar Operation Prosedur (SOP) sebanyak 139 SOP, dan Instruksi Kerja (WI) sebanyak 89 WI.

Sarana Prasarana

Perusahaan sudah merencanakan, menetapkan dan menjaga infrastruktur yang memadai dalam pengelolaan hutan dengan sudah dibangun Jalan Utama sepanjang 17 km, Jalan Akses sepanjang 17 km, Jalan Koridor sepanjang 4,8 km, Kanal Primer sepanjang 100,79 km, Kanal Cabang sepanjang 412,69 km. Perusahaan juga sudah memenuhi sarana prasarana lain berupa Bangunan Kantor, Mess Pekerja, Guest House, WTP, Pergudangan, Pos Pantau, Pos Faktur, Kantin, Rumah Ibadah, Sarana Olah Raga, Helipad dan Transportasi Kerja berupa Speed Boat, Kendaraan Roda 2 dan Roda 4.

Penelitian dan Pengembangan

Perusahaan sudah menunjukan membuat perjanjian kerjasama R&D dengan PT. Arara Abadi tanggal 01 Januari 2013 s/d 2023. Perusahaan sudah menetapkan Petugas R&D, serta menyampaikan dokumen laporan penelitian hama penyakit tahun 2015-2017, namun belum menunjukan identifikasi kebutuhan penelitian dan pengembangan tahun 2018, serta penyusunan program R&D tahun 2018.

Rencana Kelola

Perusahaan sudah menunjukan memiliki Rencana Kelola Jangka Panjang RKUPHHK-HTI Periode Tahun 2017-2026 No. SK.5316/Melhk-PHPL/UHP/HPL.1/10/2017 tanggal 13 Oktober 2017 dan Peyesuaian RKUPHHK-HTI Periode Tahun 2017-2026 Tahun Kegiatan 2018-2019 No. SK.5665/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/9/2018 tanggal 5 September 2018. Perusahaan sudah menunjukan menyusun dokumen internal Rencana Kelola Integrated Sustainable Forest Management Program (ISFMP) periode 2016-2020.

Perusahaan sudah menyusun Rencana Kerja Tahunan RKTUPHHK-HTI Tahun 2016-2018 berdasarkan Keputusan Direktur Utama, sebagai berikut:

- RKTUPHHK-HTI Tahun 2016 No. SK. 07/RUJ/IV/2016 tanggal 30 April 2016 (Kota Dumai), dan No. SK. 04/RUJ/III/2016 tanggal 10 Maret 2016 (Kabupaten Rokan Hilir).

- RKTUPHHK-HTI Tahun 2017 No. SK. 01/RUJ/I/2017 tanggal 02 Januari 2017 (Kota Dumai), dan No. SK. 05/RUJ/II/2017 tanggal 01 Pebruari 2017 (Kabupaten Rokan Hilir)

- Revisi RKTUPHHK-HTI Tahun 2017 No. SK.10/RUJ/X/2017 tanggal 19 Oktober 2017 (Kabupaten Rokan Hilir).

(11)

10

- RKTUPHHK-HTI Tahun 2018 No. SK.16/RUJ/XII/2017 tanggal 28 Desember 2017 (Kota Dumai), dan No. SK. 17/RUJ/XII/2017 tanggal 28 Desember 2017 (Kabupaten Rokan Hilir) - Revisi RKTUPHHK-HTI Tahun 2018 No. SK.05/RUJ/X/2018 tanggal 22 Oktober 2018 (Kota

Dumai) dan No. SK.04/RUJ/X/2018 tanggal 22 Oktober 2018 (Kabupaten Rokan Hilir).

Monitoring dan Evaluasi

Perusahaan sudah menujukan melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pengelolaan hutan dan melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan yang ditunjukan dengan tersedia Laporan Internal Audit tahun 2017-2018, dan Tinjauan Manajemen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari tahun 2017-2018.

Monitoring dan evaluasi juga dilakukan perusahaan untuk aspek produksi, ekologi dan sosial melalui kegiatan Nursery Assessment (NAT), Plantation Assessment (PAT), Wood Leakage Assessment (WLA), Harvesting Process Assessment (HPA), pengukuran plot sample permanen (PSP), Laporan Hasil Produksi (LHP), pengamatan erosi, flora dan fauna, subsidensi, patrol pengamanan hutan, pengusahaan lahan/permasalahan lahan, kesempatan kerja, peluang berusaha dan pendapatan masyarakat, program CSR, kesehatan masyarakat.

Ringkasan Publik

Perusahaan sudah menunjukan website www.fcpmonitoring.com yang memuat Ringkasan Publik tahun 2017 dan tahun 2018, dimana pada Ringkasan Publik Tahun 2018 tercantum ringkasan rencana kelola dan kegiatan tahun 2018 dan sudah menguraikan kegiatan pengelolaan hutan, mencakup 3 aspek (produksi, social dan lingkungan), namun belum menampilkan infrastruktur PWH yang dibangun. Tersedia dalam Ringkasan Publik Tahun 2018 tersebut monitoring dan evaluasi kegiatan tahun 2017 yang sudah sesuai ketentuan.

Aspek Produksi

Manajemen Hutan

Perusahaan sudah memiliki rencana kelola yang disusun yaitu RKUPPHK-HTI Periode Tahun 2017-2026, Penyesuaian RKUPHHK-HTI Periode Tahun 2017-2026 Tahun Kegiatan 2018-2019, ISFMP periode 2016-2020 dan RKTUPHHK-HTI tahun 2016-2018. Perusahaan menjaga areal kerjanya dengan melaksanakan tata batas areal konsesi sesuai Penetapan Batas Areal Tahun 2016. Perusahaan sudah menunjukan komposisi tegakan hutan tanaman yang menunjukan ketersediaan stock tanaman seluas 14.240,65 Ha, dimana distribusi tegakan umur 1 tahun seluas 3.280,80 Ha, umur tanaman 2 tahun seluas 3.698,90 Ha, umur tanaman 3 tahun seluas 4.072,80 Ha, umur tanaman 4 tahun seluas 2.832,60 Ha, umur tanaman 5 tahun seluas 58,70 Ha dan umur tanaman diatas 5 tahun seluas 296,85 Ha. Perusahaan sudah melakukan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya hutan melalui penerapan Wood Leakage Assessment (WLA). Perusahaan sudah menunjukan pengelolan hutan berkelanjutan melalui penerapan teknik silvikultur antara lain: produksi bibit, pembukaan wilayah hutan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman,

(12)

11

pemanenan.

Produksi bibit tahun 2016-2017 rencana 11.368.013 batang terealisasi 10.523.290 batang (92,5%), Penanaman tahun 2016-2018 rencana 10.102,75 Ha terealisasi 6.385,97 Ha (63,2%), Pemanenan tahun 2016-2018 rencana 9.013,08 Ha dengan volume 1.368.009,54 m3 terealisasi 8.896,09 Ha (98,7%) dengan volume 1.066.887,61 m3 (77,9%).

Perusahaan sudah melaksanakan rehabilitasi lahan di kawasan lindung untuk tahun 2017 seluas 15 Ha dari rencana 20 Ha dengan keberhasilan 80%, namun belum menunjukan realisasi rehabilitasi di kawasan lindung tahun 2018 yang direncanakan seluas 32 Ha.

Kelestarian Hutan

Perusahaan sudah menunjukan realisasi kegiatan pemanenan RKT 2016 seluas 3.281,78 Ha (97,8%) dengan volume 378.374,70 m3 (85,8%), RKT 2017 seluas 4.857,09 Ha (99%) dengan volume 510.912,50 m3 (85,6%), dan RKT 2018 seluas 1.425,27 Ha (100%) dengan volume 117.627,40 m3 (86,4%), dimana dari data tersebut terlihat bahwa volume ekstraksi pemanenan masih lebih kecil dari rencana yang ditetapkan.

Perusahaan sudah menunjukan melakukan pengukuran riap berdasarkan perhitungan data dan perkembangan variable PUP jenis Acacia crassicarpa pada Tahun 2016 umur 1 tahun rata-rata CAI 11,39 m3/ha dan MAI 15,39 m3/ha/thn, umur 2 tahun CAI 68,09 m3/ha dan MAI 34,05 m3/ha/thn, umur 3 tahun CAI 96,88 m3/ha dan MAI 32,29 m3/ha/thn, umur 4 tahun CAI 85,76 m3/ha dan MAI 21,44 m3/ha/thn, umur 5 tahun CAI 99,38 m3/ha dan MAI 19,44 m3/ha/thn, pada Tahun 2017 umur 1 tahun CAI 10,65 m3/ha dan MAI 10,65 m3/ha/thn, umur 2 tahun CAI 57,22 m3/ha dan MAI 28,61 m3/ha/thn, umur 3 tahun CAI 73,15 m3/ha dan MAI 24,38 m3/ha/thn, umur 4 tahun CAI 86,40 m3/ha dan MAI 21,60 m3/ha/thn, umur 5 tahun CAI 82,97 m3/ha dan MAI 16,59 m3/ha/thn.

Perusahaan menunjukan potensi pemanenan tahun 2016 rata-rata sebesar 115,28 m3/ha, tahun 2017 rata-rata sebesar 105,19 m3/ha, dan tahun 2018 rata-rata sebesar 82,53 m3/ha. Perusahaan sudah mengidentifikasi dan melakukan pemantauan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dimanfaatkan masyarakat tahun 2016-2018 terdiri dari Ikan, Madu, Rumput dan Damar, dan membuat perjanjian kerjasama pemanfaatan HHBK dengan 4 kelompok.

Konversi Hutan Alam

Pada pelaksanaan resertifikasi audit ini diperoleh adanya konversi hutan alam pada RKT 2011 dan RKT 2012 dan hasil identifikasi perusahaan untuk areal hutan tanaman yang dibangun setelah 31 Desember 2010 seluas 3.578,00 ha.

Sistem Ketelusuran Kayu/Lacak Balak

Untuk mengetahui rangkaian kegiatan Sistem Ketelusuran Kayu/Lacak Balak (CoC) sejak dari petak tebang sampai dengan pemuatan di pontoon (tongkang) sudah dapat diverifikasi dilakukan sesuai ketentuan dengan tersedia, al: SKSHH Lanjutan, Surat Pengantar Angkutan Ponton, Surat Pengantar Angkutan Kayu (SPAK), Shipping Order, Berita Acara Serah Terima Daftar Kayu Hasil Pemanenan (DKHP), SPAK Truck, Rekapitulasi LP-KHP, Laporan Produksi Kayu Hasil Pemanenan, Buku Ukur/LHP, Pembayaran PSDH.

(13)

12

Aspek Ekologi

Pengelolaan Fungsi Ekosistem dan Hidrologis Hutan

Dalam pengelolaan ekosistem dan fungsi hidrologi, perusahaan memiliki dokumen-dokumen induk yang lengkap sesuai persyaratan pembangunan hutan tanaman industri, yaitu: Dokumen ANDAL dan RKL-RPL tahun 2005, Dokumen RKUPHHK-HTI Periode 2017-2026, Dokumen Penyesuaian RKUPHHK-HTI Periode 2017-2026 Tahun Kegiatan 2018-2019, Laporan HCV tahun 2014 tentang identifikasi NKT 1, NKT 2, NKT 3, NKT 4, NKT 5 dan NKT 6. Perusahaan memiliki SOP Pengelolaan Kawasan Lindung dan sudah melakukan identifikasi kawasan dengan fungsi lindung yaitu: Sempadan Sungai seluas 1.720 Ha, KPPN seluas 300 Ha, Kawasan Lindung Gambut seluas 529 Ha, Buffer Zoneseluas 452 Ha, KPSL/DPSL seluas 2.582 Ha dan Kawasan Lindung Rawan Bencana Alam seluas 1.011 Ha. Tersedia SOP Rehabilitasi Kawasan Lindung dan laporan pelaksanaan rehabilitasi tahun 2017-2018 berupa penanaman di kawasan lindung Rawan Bencana Alam (win break) seluas 15 Hektar dan ujicoba penanaman tanaman lokal pada KFEG seluas 23 Ha sebanyak 12.050 batang.

Prosedur RIL tidak disajikan dalam prosedur khusus namun prinsip-prinsip prosedur pemanenan ramah lingkungan telah termuat dalam SOP Penerapan Micro Planning yang berorientasi Kepada Aspek Lingkungan dan Sosial, SOP Micro Planning Pemanenan Hutan Tanaman Industri (HTI), SOP Harvesting HTI Wetland. Hasil kunjungan lapangan pada blok RKT 2018 menunjukan pelaksanaan pemanenan ramah lingkungan sudah mengikuti prosedur yang dibuat.

Perusahaan memiliki SOP Pengelolaan Lingkungan dan menunjukan tersedia Laporan Semesteran RKL-RPL Tahun 2016-2018, termasuk tersedia SOP Desain Sistem Tata Air di Areal Gambut, SOP Operasional Tata Air di Areal Gambut, dan Instruksi Kerja (WI). Perusahaan sudah menunjukan laporan pengelolaan dan pemantauan pengukuran water table, pengukuran water level, pemantauan subsiden gambut, pemantauan dipwell, pemantauan fisik dan kimia tanah dan pengambilan sampel tanah, pemantauan biota air, pemantauan kualitas air.

Perusahaan sudah memiliki TPS sementara limbah B3 ukuran 24 m2 yang telah memiliki izin dari Kantor Lingkungan Hidup Kota Dumai No. 660.1/KLH/VII/2014/15 tanggal 11 Juli 2014 yang berlaku 5 tahun, dan tersedia SOP Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun tanggal 10 April 2017 dan SOP Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Baracun tanggal 01 Januari 2018. Selain itu sudah dapat dilihat dokumen manifest pengangkutan Limbah B3 (hazardous Waste Manifest) oleh PT Lamgabe Mulia Perkasa sebagai mitra pengangkut dan pengelola limbah B3.

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati

Kegiatan inventarisasi keanekaragaman hayati dilakukan 1 kali dalam 1 tahun dan inventarisasi terakhir dilaksanakan pada tahun 2017, kegiatan yang dilakukan mengacu kepada Instruksi Kerja (WI) Pengelolaan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah, Pemantauan dan Identifikasi Satwa Liar, Pemantauan dan Identifikasi Vegetasi pada Kawasan lindung, Identifikasi dan Pengelolaan Vegetasi Dilindungi.

Berdasarkan dokumen ANDAL dan penilaian Nilai Konservasi Tinggi (NKT), diidentifikasi adanya species kunci Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Selain itu tersedia SOP Penanganan dan Perlindungan Satwa Liar di Areal Konsesi dan SOP Penanggulangan Konflik

(14)

13

Antara Manusia dan Satwa Liar yang diimplementasikan melalui: Pembuatan peta lokasi rawan konflik dan pembuatan plank peringatan, Pendidikan dan penyadartahuan, Penanganan konflik. Perusahaan sudah melakukan sosialisasi mitigasi konflik antara harimau dan manusia kepada karyawan, karyawan kontraktor dan masyarakat. Sedangkan untuk flora dilindungi telah dilakukan inventarisasi pohon tinggal ramin pada petak tanaman pokok.

Kunjungan lapangan dilakukan ke KPSL dan KPPN yang merupakan kawasan konservasi PT RUJ yang berhimpitan langsung dengan kawasan konservasi harimau sumatera di Senepis-Buluhala. Berdasarkan pengamatan visual, kondisi vegetasi KPSL dan KPPN masih merupakan hutan sekunder (LOA) yang didominasi oleh kelompok pancang dan tiang. Perusahaan memiliki Rencana Operasional Lingkungan tahun 2018, telah dimasukkan rencana kegiatan dalam rangka memperbaiki dan memelihara habitat flora dan fauna, yaitu: Penataan dan perawatan batas kawasan lindung, Identifikasi kawasan lindung yang terdegradasi dan upaya rehabilitasi, Perbanyakan jenis tanaman local, Perlindungan dan pengamanan kawasan, Pengelolaan khusus vegetasi dan satwa dilindungi.

Perusahaan tidak menggunakan benih GMO, sumber benih Acacia crassicarpa yang dihasilkan merupakan hasil dari program tree improvement secara berkelanjutan.

Perlindungan Hutan

Perusahaan memiliki SOP Perlindungan Hutan dan sudah mengidentifikasi adanya potensi gangguan hutan berupa: bahaya kebakaran terutama pada saat pembukaan lahan, perburuan satwa liar, gangguan terhadap flora dilindungi oleh masyarakat serta hama dan penyakit. Potensi gangguan keamanan satwa dan flora dilindungi sudah diantisipasi dengan man power security berjumlah 45 orang yang berpatroli setiap saat secara bergiliran. Selama kinerja tiga tahun terakhir tidak pernah ada catatan kejadian/kasus kegiatan ilegal terhadap flora dan fauna dilindungi.

Perusahaan memiliki SOP Plantation Lahan Gambut dan Instruksi Kerja (WI) Identifikasi dan Pengendalian Hama Tanaman di Plantation, Pengendalian HPT Plantation, dan Pengendalian Hama Monyet. Program pengelolaan hama terpadu dilakukan dengan menanam tanaman

Turnera sp (bunga pukul sembilan). Terkait dengan serangan hama penyakit terhadap tanaman Acacia crassicarpa sudah diidentifikasi terjadi serangan kumbang ambrosia dan monyet, serta penyakit busuk akar, busuk hati, busuk pangkal batang, layi fusarium dan pertumbuhan kerdil. Pengendalian hama penyakit oleh perusahaan masih menggunakan fungisida dan insektisida.

Perusahaan memiliki SOP Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Sudah ditunjukan pemenuhan sarana dan prasarana dalkarhutla termasuk 3 regu RPK sudah memenuhi 100% ketentuan P.32/2016 sesuai dokumen daftar sarana dan prasarana sampai November 2018. Upaya peningkatan kapasitas SDM regu inti dipenuhi dengan tersedia 17 orang sudah memiliki sertifikat pelatihan pengendalian hutan dan lahan dari lembaga pemerintah. Jenis peralatan adalah peralatan tangan, pompa air dan perlengkapannya, peralatan mekanis, perlengkapan pribadi/individu, peralatan data dan komunikasi, peralatan transportasi pemadam, peralatan regu, peralatan penyuluhan, peralatan navigasi, reccu serta sarpras lainnya berupa posko, gudang peralatan, menara pengawas api, CCTV, Drone, kamera, dll. Dari catatan pelaporan, terdapat kejadian kebakaran tanggak 04 Februari 2018 seluas 0,2 Ha di dalam konsesi yang merupakan klaim masyarakat berupa tanaman sawit yang berlokasi di

(15)

14

Kelurahan Tanjung Penyembal. Perusahaan sudah membentuk tenaga perbantuan dari masyarakat yaitu regu MPA di 5 Desa sekitar, dengan dilibatkan dalam kegiatan patroli dan diberikan sosialisasi dan pelatihan.

Perusahaan memiliki Instruksi Kerja (WI) Patroli Pengamanan Hutan dan Penanganan Perambah Hutan. Upaya pembatasan akses publik sudah dilakukan dengan pembuatan pos-pos security dilokasi yang menjadi jalan transportasi perusahaan yang digunakan publik, namun pada areal klaim masyarakat (perkebunan masyarakat) dan areal penggunaan lain (APL) di dalam konsesi perusahaan masih sulit dicegah akses masyarakat. Tidak ditemukan penggembalaan ternak di dalam areal kerja, namun ada masyarakat yang mengambil rumput di dalam areal kerja, dan telah ada bukti kesepakatan pengambilan rumput yang dilakukan masyarakat setempat.

Aspek Sosial

Hak pemanfaatan atas sumberdaya hutan oleh masyarakat

Perusahaan memiliki SOP Mekanisme Identifikasi Hak-Hak Tradisional/Adat, Hak-Hak Dasar Masyarakat dalam Kawasan Konsesi, Tersedia laporan pelaksanaan Identifikasi Hak-Hak Tradisional Masyarakat yang mengidentifikasi pemanfaatan potensi sumberdaya hutan yang ada berupa Ikan, Damar dan Rumput. Sedangkan kawasan yang penting bagi masyarakat terkait dengan tradisi dan budaya adalah adanya “kawasan keramat” sebagai tempat melakukan ziarah antara lain Makam Datuk Faqih Maulana di Kepenghuluan Labuhan Papan, Makam Syekh Tuanku Ali di Kepenghuluan Melayu Besar, Makam Syekh Abdul Wahab Khasim di Desa Basilam Baru.

Perusahaan sudah mengidentifikasi Desa-desa yang menjadi binaan yang berada didalam dan di sekitar konsesi yaitu Desa Bangsal Aceh, Lubuk Gaung, Tanjung Penyembal, Basilam Baru, Batu Tritip di Kecamatan Sembilan Kota Dumai, Desa Melayu Besar, Melayu Tengah, Batu Hampar, Mesah di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan Kabupaten Rokan Hilir, Desa Karya Mukti, Rimba Melintang, Jumrah, Teluk Pulau Hulu, Teluk Pulau Hilir, Lenggadai Hulu, Mukti Jaya, Lenggadai Hilir di Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Perusahaan memiliki SOP Pengelolaan Kawasan Tanaman Kehidupan dan menunjukan tersedia MoU/Kesepakatan Kerjasama Kemitraan Tanaman Kehidupan sejak tahun 2013-2017 dengan 9 Kelompok Masyarakat/Desayang masih berjalan.

Perusahaan sudah menunjukan dokumen pelaksanaan rekomendasi hasil studi NKT-5 dan NKT-6, termasuk identifikasi pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dimanfaatkan masyarakat tahun 2016-2018 serta kerjasama dengan 3 kelompok pemanfaat HHBK.

Perusahaan sudah menunjukan hasil identifikasi permasalahan lahan yang terjadi, dengan total luas lahan yang diklaim masyarakat seluas 18.488,32 Ha, terbagi pada Ruas Barat sebesar 10.080,02 Ha meliputi Kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan Kabupaten Rokan Hilir, dan di Ruas Timur sebesar 8.408,30 Ha meliputi Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai. Perusahaan memiliki SOP Penyelesaian Konflik Lahan, dan sudah tersedia bukti penyelesaian secara musyawarah, membuat MoU/Kesepakatan Kerjasama, dan dengan mengajukan penyelesaian konflik lahan dengan upaya enclave menjadi Areal Penggunaan Lain (APL).

(16)

15 Hubungan yang harmonis dan berkelanjutan antara UM dan masyarakat

Perusahaan memiliki SOP Studi Dampak Sosial (SDS) dan SOP Studi Data Dasar Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat. Perusahaan sudah menunjukan memiliki Laporan Studi Dampak Sosial (SDS) Tahun 2014. Perusahaan sudah menunjukan bukti pelaksanaan rekomendasi hasil SDS antara lain pemanfaatan HHBK oleh masyarakat, pelaksanaan program CD-CSR dan program DMPA, serta membentuk MPA sebagai mitra dalam pengendalian kebakaran.

Perusahaan sudah menunjukan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat local, sebagaimana dapat dilihat pada daftar tenaga kerja karyawan PT. RUJ tahun 2018 sebanyak 6 orang dan daftar tenaga kerja Kontraktor tahun 2018 sebanyak 55 orang.

Perusahaan sudah menunjukan melaksanakan program CD-CSR termasuk program DMPA tahun 2016-2018 dengan realisasi biaya sebesar Rp. 1.980.600.000,- dengan jenis kegiatan Pendidikan & Pembinaan SDM, Perekonomian, Sosial Budaya, Keagamaan, Infrastruktur Desa. Program DMPA yang sudah dibangun dan ditinjau dalam pelaksanaan audit adalah Desa Labuhan Papan, Desa Jumrah, Desa Melayu Besar dan Desa Mesah.

Dalam laporan HCV Tahun 2014 tidak ada uraian tentang potensi tujuan rekreasi di dalam konsesi Perusahaan.

Perusahaan sudah menunjukan pelaksanaan sosialisasi terpadu tahun 2017-2018 di 5 Desa dengan agenda: Visi Misi Perusahaan, RKT, Tata Batas dan Tata Ruang, Kawasan Lindung, Kawasan HCV, CD-CSR dan HHBK.

Pemenuhan hak-hak Pekerja

Perusahaan sudah menunjukan memiliki Kebijakan Perusahaan tentang Prinsip-Prinsip Dasar Tenaga Kerja, yang memuat komitmen dan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan dan konvensi ILO. Perusahaan sudah menunjukan Wajib Lapor Ketenagakerjaan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau untuk tahun 2016-2018.

Perusahaan sudah menunjukan semua karyawan dan pekerja kontraktor membuat kontrak/perjanjian kerja secara tertulis. Perusahaan sudah membuktikan melakukan pemantauan pembayaran upah pekerja sesuai upah minimum, dengan tersedia bukti standar upah Minimum yang ditetapkan tahun 2018 serta bukti slip gaji karyawan periode November 2018 dan slip gaji pekerja kontraktor periode November 2018 serta wawancara dengan pekerja.

Perusahaan sudah menunjukan memiliki Serikat Pekerja Mitra Abadi Riau PUK PT. RUJ dengan masa bakti 2017-2019. Perusahaan juga sudah membentuk LKS Bipartit terbaru Tahun 2017. Perusahaan juga sudah menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Tahun 2018-2020 dan melakukan sosialisasi serta pembagian buku PKB tersebut kepada karyawan. Dalam membuktikan perusahaan menjamin jenjang karir pekerja secara jelas berdasarkan penilaian yang dilakukan secara rutin terhadap kinerja pekerjanya, sudah ditunjukan dilaksanakan sosialisasi tentang jenjang karir dan dilaksanakan Penilaian Akhir Tahun (PAT) dan tersedia Keputusan Promosi tahun 2017.

Dari daftar tenaga kerja PT. RUJ ditemui pekerja termuda saat bekerja usia 19 tahun 7 bulan, sedangkan pada pekerja Kontraktor pekerja termuda saat bekerja usia 18 tahun 6 bulan.

(17)

16 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Perusahaan sudah menunjukan memiliki Kebijakan Perusahaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Perusahaan sudah memiliki prosedur terkait dengan K3 antara lain: SOP Identifikasi dan Evaluasi Aspek Lingkungan, Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko, SOP Training LK3, SOP Penanganan Keadaan Darurat, SOP Inspeksi K3, SOP Pelayanan Kesehatan, SOP Penanganan dan Pelaporan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja, SOP P3K di Tempat Kerja, SOP Pemantauan Kesehatan Karyawan. Selain itu tercantum dalam PKB 2018-2020 tentang Keselamatan, Kesehatan dan Kecelakaan Kerja.

Laporan tertulis kecelakaan di tempat kerja sudah dibuat dalam laporan triwulan P2K3 periode Tahun 2016-2018 dengan status Nihil.

Pemeriksaan kesehatan berupa MCU Karyawan PT. RUJ sudah dilaksanakan tahun 2018 untuk sebanyak 70 orang (87,5%). Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Spraying pengguna bahan kimia di Nursery terakhir dilakukan tanggal 22 Oktober 2018, belum ditunjukan pemeriksaan 6 bulan terakhir.

Perusahaan sudah melaksanakan pelatihan K3 untuk karyawan dan pekerja kontraktor tahun 2016-2017, melakukan distribusi APD kepada karyawan dan pekerja tahun 2017, menyediakan dan melakukan pemantauan APAR, dan menyediakan dan melakukan pemantauan kotak P3K.

Perusahaan sudah memiliki instalasi water treatment (WTP) untuk kebutuhan air minum karyawan dan pekerja kontraktor, namun belum dilakukan uji kelayakan untuk air minum siap minum di tahun 2018. Dalam menyediakan fasilitas air minum, MCK (mandi, cuci, kakus) yang bersih, untuk digunakan oleh semua pekerja masih belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama untuk pekerja kontraktor sebagaimana hasil tinjauan lapangan ke camp kontraktor yang dilakukan pada saat audit.

Perusahaan sudah memiliki organisasi P2K3 yang masih berlaku tahun 2018 dengan pengesahan Struktur Organisasi P2K3 oleh Disnakertrans Provinsi Riau. Tersedia Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI tanggal 20 Februari 2018 tentang Perpanjangan Penunjukan Ahli K3 Umum PT. RUJ An. Rahmat Mustaqim (Sekertaris P2K3), berlaku selama 3 tahun. Perusahaan sudah menunjukan tersedia Laporan Triwulan P2K3 tahun 2017-2018 yang dikirimkan kepada Disnakertrans Provinsi Riau.

Perusahaan sudah menunjukan rencana program dan evaluasi K3 tahunan untuk tahun 2017-2018. Perusahaan juga sudah melaksanakan Audit ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 dengan bukti tersedia Laporan ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 yang dilaksanakan tanggal 08-10 November 2018.

Verifikasi Penutupan Temuan Audit Sebelumnya

Sudah dilakukan verifikasi dalam menutup temuan ketidaksesuaian hasil surveillance 2 audit. Detail hasil verifikasi progress penutupan ketidaksesuaian oleh Team Auditor pada surveillance 2 audit disampaikan dalam laporan audit, dimana dari temuan ketidaksesuaian hasil survaillance 2 audit masih ada temuan yang belum dapat ditutup sepenuhnya sehingga menjadi temuan ketidaksesuaian pada pelaksanaan audit ini, yang diuraikan pada Temuan Hasil Audit dibawah ini.

(18)

17

RINGKASAN TEMUAN HASIL AUDIT

Temuan: Terdapat 17 temuan ketidaksesuaian NC Minor yang harus ditutup dan dibuat analisa akar masalah, usulan tindakan perbaikan langsung (correction) dan usulan tindakan perbaikan sistematis (corrective action) dalam jangka waktu 3 bulan.

No Persyaratan

Standar IFCC Ketidaksesuaian Waktu Penutupan

1 1.8 Perusahaan sudah memiliki Struktur Organisasi, SDM dan Job Description dalam pengelolaan operasional pembangunan HTI tanggal 01 Januari 2018, namun job description yang disampaikan belum sesuai dengan struktur organisasi, dari sample: Harry Anggara Putra seharusnya diposisi IT namun job description masih sebagai Kasir/Admin, Suhardi seharusnya diposisi License & Permit namun job description masih sebagai Planning Survey, Sugiatno seharusnya diposisi R&D namun job description masih sebagai Supervisor Nursery).

Perusahaan sudah memiliki Tenaga Teknis Kehutanan (Ganis) sebanyak 15 orang, namun tersedia hanya 1 orang Ganis Pemanenan Hutan (Nenhut) yang belum sesuai dengan Perdirjen PHPL No. P.16/2015. Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

2 1.10 Perusahaan memiliki dan menggunakan Genset dengan kapasitas lebih dari 100KVA, namun belum memiliki personil yang kompeten menangani Genset dan Listrik yang memiliki SIO/Licensi K3 Operator Genset dan AK3 Listrik/Juru Listrik.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 3 1.16 Belum tersedia dokumen perencanaan R&D yang memuat

identifikasi kebutuhan penelitian dan pengembangan, serta penyusunan program R&D.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 4 2.2 Menurut data Rekapitulasi Standing Stock Tanaman per bulan

November 2018 diketahui bahwa areal tertanam jenis Acacia crassicarpa, dan Eucalyptus pelita seluas 14.574,11 ha, yang tersebar pada areal tanaman pokok seluas 14.137,45 ha, areal tanaman kehidupan seluas 103,2 ha, dan kawasan konservasi seluas 333,46 ha. Dengan demikian, terdapat kegiatan penanaman yang tidak sesuai dengan tata ruang dalam Perubahan RKUPHHK-HT Periode Tahun 2017–2026 Tahun Kegiatan 2018–2019. Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

(19)

18 5 2.4 Perusahaan sudah menunjukan tersedia Ringkasan Publik yang

tecantum dalam print screen website www.fcpmonitoring.com namun dalam Ringkasan Publik Tahun 2018 untuk Bab. Rencana Kelola belum tersedia data Infrastruktur PWH yang dibangun (jalan, kanal, jembatan, gorong-gorong).

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 6 3.4 Perusahaan belum menunjukan rencana rehabilitasi lahan

terbuka dan bertumbuh kurang di seluruh areal konsesi yang disesuaikan dengan tata ruang dalam RKUPHHK-HTI PT. RUJ 2017-2026 Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 7 4.5 Perusahaan belum melaksanakan kegiatan rehabilitasi areal

terbuka dan/atau bertumbuhan kurang hasil Verifikasi Perubahan Tutupan Lahan yang dilaksanakan selama periode September – Oktober 2017.

Perusahaan belum memastikan kembali untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan tanaman di areal rehabilitasi kawasan lindung rawan bencana (windbreak) sebagaimana hasil rekomendasi monitoring tertanggal 20 Juli 2017.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

8 5.1 Berdasarkan standing stok tegakan hutan tanaman per bulan November 2018 seluas 14.240,65 ha diketahui bahwa komposisi dan struktur tegakannya belum seragam. Perusahaan belum membuat rencana jangka benah untuk mencapai aspek kelestarian hasil pemanenan sebesar 2.848,13 ha/tahun. Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 9 6.2 Terdapat SOP yang berkaitan dengan RIL: SOP-RUJ-P4-006,

SOP-RUJ-P4-010, SOP-RUJ-P4 001. Seluruh SOP sudah mempertimbangkan tipe ekosistem dan hidrgologis gambut namun belum menjelaskan standar nasional mana yang diacu dan belum menjelaskan atau mempertimbangkan hasil-hasil penilaian dampak lingkungan pada dokumen ANDAL tahun 2005 sebagaimana yang dipersyaratkan dalam indikator 6.2.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 10 6.4; Persyaratan Khusus 3.2

Hasil inventarisasi standing stock tanaman pokok, terdapat data penanaman tanaman pokok pada kawasan lindung sempadan sungai, seluas 333,46 Ha. Hal ini tidak sesuai dengan peruntukkan dan pengelolaan kawasan lindung sempadan sungai.

Dijumpai beberapa tanaman Acacia crassicarpa yang telah tumbuh di areal kawasan lindung KPSL dan KPSL yang masih memiliki tutupan hutan alami yang perlu dipertahankan, perusahaan belum melakukan tindakan penanggulangan.

Usulan Tindakan Koreksi dan

Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada

Audit selanjutnya

11 6.5; 7.1 Terdapat laporan RKL-RPL Periode I tahun 2016 s/d Periode I tahun 2018, yang menggambarkan pemantauan parameter-parameter lingkungan daiantaranya: Sifat fisik-kimia tanah,

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan

(20)

19 subsidensi gambut, neraca karbon, Iklim mikro,

evapotranspirasi, water balance, terbentuknya tanah sulfat masam, debit aliran permukaan, water table, kualitas air, biota air, flora dan fauna. Namun hasil pemantauan tidak disandingkan dengan hasil analisis dampak (ANDAL) sebagai rona awal sehingga tidak diketahui bagaimana hubungannya dengan rona awal yang digambarkan dalam dokumen ANDAL.

3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

12 6.6 SOP Plantation Lahan Gambut, SOP-RUJ-P3-001 tanggal 10 April 2018 menguraikan tentang kegiatan persiapan lahan tanpa bakar, penanaman, perawatan, pengendalian hama dan penyakit yang memuat penggunaan bahan kimia yang beracun (pestisida, herbisida). Namun didalamnya belum mencantumkan ketentuan/peraturan yang menjadi referensi.

Pada kunjungan lapangan ke petak ujicoba pemulihan lahan gambut di titik koordinat 1047’14,1” LU dan 101009’27,4” BT, ditemukan sampah anorganik yang masih berserakan berupa, ember bekas, jerigen bekas, sampah plastik, pakaian bekas, dll.

Pada kunjungan lapangan Camp Kontraktor PT. Jordan, terdapat penyimpanan bahan kimia herbisida (basta) yang dicampur dengan jerigen bensin serta peralatan kerja lainnya dan tidak dilengkapi dengan simbol B3 sebagaimana mestinya.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

13 7.3 Terdapat SOP Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar SOP-RUJ-E3-012, tanggal 10 April 2017. Dalam SOP tersebut dijelaskan pencegahan konflik berupa:

a. Pembuatan peta lokasi rawan konflik, dan pembuatan plank peringatan.

b. Pendidikan dan penyadartahuan c. Penanganan konflik

Namun pada saat kunjungan lapangan, ditemukan adanya pengakuan karyawan semprot yang belum diberikan sosialisasi atau induksi mengenai mitigasi apabila berjumpa dengan harimau. Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

14 8.4 Terdapat contoh laporan kepolisian kebakaran di dalam areal ke Polsek Sungai Sembilan pada tanggal 4 Februari 2018. Kejadian kebakaran di Jalan Bunga AS3, Kelurahan Tanjung Penyebal Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai seluas 0,2 Ha (didalam areal). Tindak lanjut areal terbakar yang dilaporkan pada tanggal 4 Februari 2018 tidak disertai tindakan sebagaimana tercantum dalam SOP Penanganan Areal Bekas Kebakaran Hutan dan Lahan Pada Areal HCV dan HCS Di Dalam Konsesi, SOP-RUJ- E3-010.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

15 11.5 Perusahaan belum dapat menunjukan rekaman dokumen pelaksanaan SOP-SOP Ketenagakerjaan tersedia di Kantor PT. RUJ, seperti: Rekruitment, Lay Off/PHK, Penggajian, Promosi, Mutasi, Jenjang Karir, Level Jabatan, Pelatihan, dimana

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan

(21)

20 penjelasan perusahaan proses pelaksanaan SOP dilakukan

oleh Pihak Ketiga (Kantor Supporting Regional yang tidak merupakan bagian Unit Kerja PT. RUJ), sedangkan tidak tersedia bukti adanya kesepakatan kerjasama pelaksanaan prosedur-prosedur Ketenagakerjaan antara PT. RUJ dengan Pihak Ketiga ini.

Verifikasi pada Audit selanjutnya

16 12.5 Belum dilakukan Hasil Uji Pemeriksaan Air Minum Tahun 2018 berdasarkan Permenkes No. 492/2010 oleh Lab. Pemeriksaan Kualitas Air Dinas Kesehatan Kota Dumai

Perusahaan belum menunjukan memenuhi indicator ini untuk pekerja kontraktor dengan ditemui:

Camp Perawatan Tanaman (PT. Jordan)

- Tidak tersedia bangunan kamar mandi dan air bersih untuk mandi yang layak (mandi masih di tempat terbuka dengan air kanal).

- Tersedia hanya 1 unit WC dengan bangunan dinding terpal yang digunakan lebih dari 16 orang pekerja (ada 2 orang perempuan), dengan alas papan yang tidak layak, tanpa septic tank (lubang buangan langsung dibawah WC menimbulkan bau dan lalat).

- Selain itu penyimpanan bahan makanan (beras) masih bersatu dengan ruang tidur.

Camp Pekerja Nursery (PT. MAN)

- Pada bangunan camp lama (papan) kondisi MCK tidak layak dan banyak yang rusak, dan dijumpai pekerja membangun sendiri fasilitas MCK yang seharusnya difasilitasi perusahaan (tidak sesuai dengan prosedur). - Air bersih untuk MCK belum dilakukan uji kelayakan air

bersih untuk mandi.

Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya 17 Persyaratan Khusus 1.2; 2.1

Perusahaan sudah mengidentifikasi adanya kegiatan perkebunan oleh perusahaan lain (4 perusahaan) yang berada di dalam areal konsesi sebagaimana surat permohonan legalitas izin usaha ke Dinas Perkebunan tahun 2014. Namun belum menunjukan tersedia bukti memperoleh status legalitas dan mengetahui luas serta lokasi perusahaan tersebut, mengingat hal ini akan mempengaruhi scope sertifikasi IFCC.

Hasil verifikasi lapangan terkait pemisahan areal IFCC dan Non IFCC menunjukkan bahwa UM telah melaksanakan penandaan berupa pemasangan papan nama (sign board) sebaran lokasi dan nomor petak Non IFCC, dan pemasangan papan nama batas petak. Namun demikian, pemasangan tanda batas masih membingungkan karena tidak dapat membedakan antara petak IFCC dan Non IFCC, sebagaimana yang terjadi di batas antar petak B0804 dengan B0536, dan antara petak B0805 dengan B0804. Usulan Tindakan Koreksi dan Tindakan Perbaikan 3 Bulan dan Verifikasi pada Audit selanjutnya

(22)

21

Rekomendasi Sertifikasi: Merekomendasi untuk menerbitkan sertifikat sesuai dengan scope

sertifikasi hasil audit, setelah membuat usulan tindakan perbaikan langsung (correction) dan usulan tindakan perbaikan sistematis (corrective action) untuk NC Minor dalam jangka waktu 3 bulan.

Referensi

Dokumen terkait

1) Lebar bahu exsisting tidak sesuai dengan standar karena di lokasi penelitian hanya beberapa yang memiliki bahu jalan, dan hanya berukuran kurang dari 1.5 meter sedangkan standar

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Motivasi Berwirausaha (X1) secara parsial berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha (Y) masyarakat Dusun Beton

Oleh karena itu, pada siklus 2, hal yang perlu diperbaiki adalah pendalam siswa dalam berlatih peran dan diskusi kelompok, sehingga siswa akan memiliki pemahaman yang

Pendekatan ini digunakan untuk mengadakan pendekatan terhadap permasalahan dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai hak eksekusi

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan merupakan unsur pelaksana kegiatan akademik yang melaksanakan program pendidikan sarjana dengan mayor Ilmu Nutrisi

Dengan menghubungkan kaleng ini dengan sebuah komponen yang disebut peltier, kaleng bekas tersebut dapat dijadikan sebuah kotak pendingin minuman yang

Konsumen yang loyal akan memiliki minat untuk membeli ulang suatu produk karena terbentuknya kepuasan konsumen dan kepercayaan konsumen terhadap suatu brand

· Avia tour tidak bertanggung jawab atas biaya – biaya tambahan maupun pengembalian uang dari biaya – biaya tour jika peserta tersebut mengalami deportasi atau penolakan