• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KOTA PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KOTA PAREPARE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KOTA PAREPARE

THE DETERMINAN FACTORS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING ON WORKING MOTHERS IN PAREPARE CITY

Halimah Umar¹, H.M. Tahir Abdullah², Leo Prawirodihardjo³

¹Akademi Rabita Anugerah Palopo,

²Biostatistik/KKB Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, ³RS St. Fatimah Makassar Alamat korespondensi : Halimah Umar Kabupaten Barru Jln. Mattirowalie No 20 Cilellang HP : 085255744117 e-mail : halimahumar@yahoo.co.id

(2)

ABSTRAK

Cakupan ASI eksklusif di Parepare hanya 35,3% bisa mempengaruhi status gizi bayi yang berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta penurunan tingkat kecerdasan (IQ) 10-13 point yang pada akhirnya akan menjadi masalah utama internasional maupun nasional apabila mengalami penurunan pada cut of

point 15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu

bekerja di Kota Parepare. Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah penelitian survei analitik dengan rancangan Croos sectional study yaitu data atau informasi yang diteliti dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Kriteria sampel adalah ibu bekerja yang memiliki bayi 6-12 tahun sebanyak 179 responden di tarik dengan stratified proporsional random sampling. Unit analisis adalah pengetahuan, jenis pekerjaan, jumlah jam kerja, sosial ekonomi, paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-square dan analisis multivariate dengan metode Regresi Logistik berganda menggunakan SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dianalisis univariat ibu yang memberikan ASI eksklusif jumlahnya lebih sedikit (80,4%) dibandingkan yang memberikan ASI eksklusif (19,6%). Pada analisis bivariat variabel jenis pekerjaan, lama jam kerja, sosial ekonomi, paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga memiliki hubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p < 0,05 sedangkan variabel pengetahuan tidak berhubungan karena nilai p > 0,05. Berdasarkan nilai koofisien phi pada analisis bivariat yang paling berhubungan adalah variabel paparan susu formula dengan phi = 0,726 atau 72,6% yang berarti hubungannya kuat. Sedangkan hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa dari 5 variabel yang dianalisis hanya 2 variabel yang signifikan yaitu variabel promosi susu formula dan dukungan keluarga dengan nilai p = 0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah determinan yang paling berpengaruh terhadap pemberian asi eksklusif dalam penelitian ini adalah paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga.

Kata kunci: ASI eksklusif, Ibu bekerja, Faktor determinan

ABSTRAK

The Coverage of exclusive breastfeeding in Parepare only 35.3% could affect the nutritional status of infants that could potentially hinder the growth and development as well as decreased levels of intelligence (IQ) 10-13 points that will eventually be a major issue internationally and nationally if the decline in the cut of point 15 %. This aims of this study to identify determinant factors of exclusive breastfeeding on mother works in the Pare-Parepare. This type of research is a analytical survey with design Croos sectional study that data or information is studied were collected at the same time. Sample criteria are working mothers with infants 6-12 of 179 respondents in the appeal by stratified proportional random sampling. The unit of analysis is the knowledge, the type of work, hours of work, socio-economic, exposure to promotion of infant formula and family support. Analysis of the data used were univariate, bivariate analysis with Chi-square test and multivariate analysis by the method of regression Logistic regression using SPSS version 20. The results showed that when analyzed univariate mothers who exclusively breastfed smaller number (80.4%) compared to that exclusive breastfeeding (19.6%). On bivariate analysis, the variabel type of work, long hours of work, socio-economic, exposure to promotion of infant formula and family support had a significant association with exclusive breastfeeding with p <0.05, while the variabel knowledge unrelated because the value of p> 0.05. Based on the value of coefficient phi on bivariate analysis most closely related are variabel exposure to infant formula with phi = 0.726 or 72.6%, which means the relationship strong. While the results of multivariate analysis showed that of the 5 variabels were analyzed only two significant variabels that variabel promotion of infant formula and family support with p = 0.000. Conclusions: Determinants of the most influential on exclusive breastfeeding in this study is the exposure to the promotion of infant formula and family support.

(3)

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa tambahan makanan lain kecuali vitamin dan obat-obatan yang dikenal dengan ASI eksklusif (Depkes, 2005). ASI eksklusif merupakan intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak, namun menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (2010) tingkat pemberian ASI eksklusif telah menurun selama dekade terakhir

Rendahnya cakupan pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kulaitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara umum karena sebesar 80% perkembangan otak anak dimulai sejak masih di dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas. Dengan mempertimbangkan keunggulan ASI, World Health Organization (WHO) tahun 2002 dalam dokumen Global Strategy for infant and Young Child Feeding (IYFC) merekomendasikan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak adalah ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun.Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus mengupayakan peningkatan pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.

WHO (2002) melaporkan bahwa pemberian ASI tanpa makanan pendamping ASI pada bayi usia 4-6 bulan masih sangat rendah di beberapa negara Asia. Di Banglades hanya 10%, Maldives 10%, Myanmar 14-63%, India 1-35%, Sri Lanka 17-57% dan Thailand 4%. Di Swedia persentase pemberian ASI saja sebagai makan utama bayi sebesar 51% pada bayi 2 bulan, 30% pada bayi 4 bulan dan 1.8 % pada bayi 6 bulan. Di Amerika Serikat (AS) proporsi menyusui eksklusif adalah 47% pada bayi 7 hari, 32% pada bayi 2 bulan, 19% pada bayi 4 bulan dan 10% pada bayi usia 6 bulan (Li, 2002). Di Kanada 22% ibu yang berusia 15 - 49 tahun menyusui anaknya kurang dari 3 bulan dan 35% menyusui anaknya sampai dengan usia 3 bulan (Palda, 2004).

Penelitian Duyan dkk. (2007) di Turki rata-rata lama menyusui pada bayi usia 1 bulan sebesar 95,3%, bayi usia 3 bulan sebesar 86,0%, bayi usia 6 bulan sebesar 65,7%, bayi usia 12 bulan sebesar 39,0%, bayi usia 18 bulan sebesar 14,3% dan bayi usia 24 bulan sebesar 4,0%. Penelitian yang dilakukan di daerah perkotaan Inggris pada tahun 2005 oleh Wright, dkk menunjukkan bahwa hanya 24% bayi yang masih disusui sampai 6 minggu dan hanya 15% yang masih diberikan ASI hingga lebih dari 4 bulan. Sedangkan di Indonesia (RISKESDAS, 2010) bayi yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan hanya 15,3%. Sementara cakupan pemberian ASI 0-6 bulan hanya 61,5% dengan Provinsi tertinggi di NTT 79,7% dan terendah di Aceh hanya 49,6% sedangkan di Sulawesi Selatan sendiri 77,1% (Depkes, 2012).

(4)

Padahal Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%.

Cakupan pemberian ASI eksklusif yang setiap tahun mengalami penurunan mengakibatkan rendahnya status gizi bayi terutama di Parepare yang hanya 35,3%. Rendahnya status gizi bisa mengakibatkan Kurang Energi Kronis (KEK) dan membuat bayi mudah terserang berbagai penyakit infeksi. Selain itu mempengaruhi kualitas SDM di daerah tersebut karena penelitian menunjukkan bahwa pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI. Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) 10-13 point akan menjadi masalah utama internasional maupun nasional apabila mengalami penurunan pada cut of point 15% khususnya di Kota Parepare. Melihat dampak yang bisa terjadi akibat rendahnya cakupan pemberian ASI esklusif di daerah tersebut maka penelitian tentang Faktor Determinan Pemberian Asi Esklusif Pada Ibu Bekerja menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kota Parepare.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Soreang kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian adalah Observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional Study.

Populasi dan sampel

Populasi penelitian adalah ibu bekerja yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di 7 Kelurahan di Kecamatan Soreang. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 8 Maret-8 April 2013. Sampel sebanyak 179 responden yang ditarik dengan stratified proporsional Random Sampling.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Metode wawancara ini dilakukan pada saat kegiatan posyandu, dan door to door bagi ibu yang berhalangan hadir di posyandu.

Analisis data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Analisis data secara univariat dilakukan terhadap semua variabel penelitian. Untuk melihat hubungan

(5)

variabel independen dengan variabel dependen (bivariat) menggunakan analisis chi-square, dan untuk melihat variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen (multivariat) menggunakan uji regresi logistik berganda.

HASIL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam variabel yang diteliti hanya variabel pengetahuan yang memiliki hubungan tidak signifikan dengan pemberian ASI eksklusif sedangkan analisis multivariate menunjukkan bahwa dari lima variabel yang signifikan setelah dianalisisi bivariat hanya dua variabel yang signifikan dengan uji regresi logistic berganda yaitu dukungan keluarga dan paparan susu formula.

Analisis Univariat

Adapun hasil analisis univariatnya dari total 179 responden menemukan karakteristik ibu bekerja paling banyak berasal dari suku bugis (93,3%), mayoritas tamat Perguruan Tinggi 90,5%, dan kebanyakan memiliki penghasilan > Rp 1.200.000,- . Lihat Tabel 1.

Berdasarkan variabel independen yang diteliti, ibu yang bekerja sebagai PNS/Honorarium sebanyak 77,1% dan karyawan swasta 22,9%, ibu yang memiliki jumlah jam kerja di atas median 63,7% dan di bawah median 36,3%, ibu yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 70,4% dan memiliki pengetahuan kurang 29,6%, ibu yang sosial ekonomi kurang mampu 72,1% dan yang mampu sebanyak 27,9%, ibu yang terpapar promosi susu formula 82,7 dan tidak terpapar promosi susu formula 17,9%, ibu yang memiliki dukungan keluarga cukup 70,4% dan kurang 29,6%. Serta variabel dependentnta adalah ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak19,6% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 80,4%. Lihat Tabel 2.

Analisis Bivariat

Hasil penelitian menemukan Hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif tidak signifikan dengan nilai p = 0,529 dan nilai phi = 0,011, jenis pekerjaan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p = 0.004 dan phi = 0,202, jumlah jam kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p = 0.004 dan nilai phi = 0,214, sosial ekonomi memiliki hubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif di mana nilai p = 0,003 dan koofisien phi = 0,227 dan hubungan paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI esklusif juga signifikan dengan nilai p = 0,000 dan nilai koofisien phi masing-masing 0,726 dan 0,637. Lihat Tabel 3.

(6)

Analisis Multivariat

Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa dari lima variable yang signifikan dengan uji chi-square ternyata setelah dilakukan uji regresi logistic berganda hanya paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga yang signifikan dengan pemberian ASI eksklusif di mana nilai p = 0,000 Lihat tabel 4.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa dari enam variabel yang diteliti, variabel jenis pekerjaan, jumlah jam kerja, sosial ekonomi, paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p < 0,05 sedangkan pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p > 0,05 sedangkan dari hasil analisis multivariate dengan regresi logistic berganda menunjukkan bahwa hanya variabel paparan susu formula dan dukungan keluarga yang signifikan..

Pada penelitian ini pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil uji statistik dengan uji Chi-square menunjukkan nilai p = 0,529 yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Syamsiah (2010) yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan hubungannya dengan penerapan breastfeeding father 2010. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan suami dengan penerapan breastfeeding 2010.

Hasil penelitian tentang jenis pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai PNS/Honorarum lebih banyak memberikan ASI eksklusif (23,9%) dibandingkan karyawan swasta (4,8%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,004 di mana nilai p < 0,05 yang berarti ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif. Sedangkan hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara jenis pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ray (2013) yang berjudul Pemberian ASI eksklusif pada perempuan pekerja di sector formal. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 32 persen pekerja sektor formal yang dapat memberi ASI eksklusif. Karyawan swasta yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif lebih banyak (78 %) di bandingkan PNS (51,9%)

Lamanya ibu berada di tempat kerja sangat berpengaruh terhadap frekuensi menyusui. Hasil uji statistik dengan uji Chi square diperoleh nilai p value =0.004 di mana nilai p<0,05

(7)

yang berarti ada hubungan antara jumlah jam kerja dengan pemberian ASI ekslusif. Dan berdasarkan nilai koefisiensi phi = 0.202 berarti kekuatan hubungan antara jumlah jam kerja ibu dengan pemberian ASI eksklusif lemah. Hal ini sejalan dengan penelitian Saflina (2003) di Kecamatan Tebet, Jakarta bahwa 59,7% ibu yang bekerja hanya memberikan ASI 4 kali dalam sehari, sementara jika pada waktu siang hari diberikan susu formula oleh keluarga atau pengasuhnya. Hal tersebut dikarenakan ibu bekerja lama meninggalkan rumah sehingga peluang untuk memberikan susu formula juga rendah

Sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan ibu/keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk kemampuan membeli susu formula. Hasil uji statistik dengan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,013 di mana p < 0,05 yang berarti ada hubungan antara sosial ekonomi dengan pemberian ASI eklusif. Pada penelitian ini responden kurang mampu lebih banyak yang memberikan ASI eksklusif (34,0%) dibandingkan responden yang mampu (14,0%). Hal tersebut karena harga susu formula yang relative mahal sehingga lebih memilih untuk eksklusif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh purnamawati (2003) yang menunjukkan bahwa pada sosial ekonomi rendah memiliki peluang 4,6 kali memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial ekonomi tinggi. Hasil uji statistik dengan uji Chi square diperoleh nilai p = 0.000 di mana p < 0,05 yang berarti ada hubungan antara paparan promosi susu formula dengan pemberian ASI ekslusif sedangkan nilai koofisien phi = 0,726 dapat diketahui bahwa kekuatan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan paparan promosi susu formula kuat.

Berdasarkan uji regresi linear berganda logistic, paparan promosi susu formula memiliki hubungan yang paling significant di antara variabel lain. Hal tersebut karena responden pada penelitian ini adalah ibu bekerja yang menghabiskan waktu kebanyakan di luar rumah sehingga alternative agar bayi tetap sehat adalah dengan memberikan susu formula. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang berjudul promosi susu formula menghambat pemberian ASI pada Bayi usia 6-11 bulan di Kelurahan Pa’baeng Makassar Tahun 2007 hasilnya menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paparan promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan

Pada peneitian ini dari hasil analisis statistik diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif dengan nilai p = 0,000. Berdasarkan nilai koefisiensi phi = 0.637 yang berarti bahwa kekuatan hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif kuat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Cernades

(8)

(2002) di Brazil yang Mengevaluasi Tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Durasi Pemberian ASI eksklusif Selama 6 Bulan dan hasilnya adalah Ada hubungan bermakna antara Dukungan Keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis pekerjaan, jumlah jam kerja, sosial ekonomi, paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p < 0,05 sedangkan variabel pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p > 0,05 sedangkan hasil analisis multivariate dengan regresi logistic berganda menunjukkan bahwa paparan promosi susu formula dan dukungan keluarga paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif sedangkan variabel jumlah jam kerja, jenis pekerjaan dan sosial ekonomi tidak signifikan.

Berdasarkan simpulan dari hasil peneltian ini, maka saran sebagai peneliti adalah pengetahuan ibu tentang pentingnya memberikan ASI ekslusif kepada bayi perlu ditingkatkan, begitupun dengan petugas kesehatan harus selalu mensosialisasikan AI eksklusif terutma bidan.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R. (2007). Promosi susu formula menghambat pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pa’Baeng Makassar. Makassar : FKM Unhas

BPS. (2010). Statistik Indonesia diakses di http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/7372.pdf Cernades. (2002). Faktor yang mempengaruhi peningkatan durasi pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan : Brazil

Depkes. (2012). Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang

pemberian air susu ibu eksklusif diakses di

http://www.depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf

Depkes. (2005). Pengertian asi eksklusif. Diakses pada tanggal 15 Februari 2013 di www.depkes.go.id

Duyan, A at el. (2007). Impact of Baby friendly initiative in Turkey di akses di http://www.unicef.org.uk/BabyFriendly/News-and-Research/Research/Baby-Friendly- Initiative/Implementing-the-Baby-Friendly-Initiative-abroad--evidence-of-impact-in-Turkey/

Li, C. (2002) Breastfeeding opinion and Practice of Clinical Assosiate with continuation of exclusive. Unite State. diakses di http://www.fhcrc.org/en/news/releases/2012/12/delay-childbirth-reduce-risk-breast-cancer.html

Palda, V.A. (2004). Interventions to promote breast-feeding: applying the evidence in clinical practice diakses di http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC359432/

Purnamawati. 2003. Faktor-fakor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Sumatera Utara : FKM USU

(9)

Ray. (2013). PNS lebih berpeluang memberikan ASI eksklusif diakses di www.kompas.com Riskesdas. (2010). Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Saflina. (2003). Frekuensi pemberian ASI pada ibu bekerja. Jakarta : Thesis Suradi. (2003). Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia. (2010). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Diakses di http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle

Syamsiah, S. (2010). Tingkat pengetahuan suami mengenai ASI eksklusif dan hubungannya dengan penerapan breastfeeding father 2010. Jakarta : Jurnal tidak diterbitkan

WHO. (2002). Global Strategy for Infant and Young Child Feeding diakses di http://www.who.int/nutrition/topics/global_strategy/en/

Wright, at el (2005). Preventing disease and saving resources: the potential contribution of increasing breastfeeding rates in the UK diakses di http://www.unicef.org.uk/Documents/Baby_Friendly/Research/Preventing_disease_sa ving_resources.pdf

(10)

Tabel 1 Distribusi Karakterisitik Responden di Kecamatan Soreang Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan 2013

Karakteristik Jumlah (n) Persen (%)

Suku Bugis Makassar Jawa 167 9 3 93,3 5,0 1,7 Pendidikan Tamat SMA Tamat PT 17 162 9,5 90,5 Penghasilan ≤ Rp 1.200.000,- >Rp. 1.200.000,- Jumlah 27 152 179 15,1 84,9 100,0 Sumber : Data primer

(11)

Tabel 2 Distribusi variabel dependent dan independen responden di Kecamatan Soreang Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan

No Variabel Kategori N %

1 Pengetahuan Cukup 126 70,4

Kurang 53 29,6

2 Jenis Pekerjaan PNS/honorarium 138 77,1

Kary. Swasta 41 22,9

3 Jumlah Jam Kerja Di bawah median 65 36,3

Di atas Median 114 63,7

4 Sosial Ekonomi Kurang mampu 50 27,9

Mampu 129 72,1

5 Paparan Susu Formula Tidak Terpapar 32 17,9

Terpapar 147 82,7

6 Dukungan Keluarga Cukup 53 70,4

Kurang 126 29,6

7 Pemberian ASI Eksklusif Eksklusif 35 19,6

Non Eksklusif 144 80,4

Jumlah 179

(12)

Tabel 3 Analisis bivariat faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di kota ParepareProvinsi Sulawesi Selatan tahun 2013

Variabel Pemberian ASI Jumlah Hasil Uji Eksklusif Non Eksklusif N % N % N % Pengetahuan Cukup 25 19,8 101 80,2 126 100 P = 0,529 Phi = 0,011 Kurang 10 18,9 43 81,1 53 29,6 Jenis Pekerjaan PNS/Honorari um 33 23,9 105 76,1 138 100 P = 0,004 Phi = 0,011 Kary. Swasta 2 4,9 39 95,1 41 100 Jam Kerja Di bawah median 20 30,8 45 69,2 65 100 P = 0,004 Phi = 0,214 Diatas median 15 13,2 99 86,8 114 100 Sosial Ekonomi Kurang Mampu 17 34,0 33 66,0 50 100 P = 0,003 Phi = 0,227 Mampu 18 14,0 111 86,0 129 100 Paparan Iklan Tidak Terpapar 26 81,2 6 18,8 32 100 P = 0,000 Phi = 0,726 Terpapar 9 6,1 138 93,9 147 100 Dukungan Keluarga Cukup 31 58,5 22 41,5 53 100 P = 0,000 Phi = 0,637 Kurang 4 3,2 122 96,8 126 100 Jumlah 35 19,6 144 80,4 179 100

(13)

Tabel 4 Analisis multivariat faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013

Variabel B Wald p Pekerjaan ibu 0,008 0,000 0,993 Lama Bekerja 23,772 0,000 0,997 Sosial Ekonomi 24,380 0,000 0,997 Paparan Iklan 4,225 13,738 0,000 Dukungan Keluarga 4,851 12,769 0.000 Constant -26,730 0,000 0,997

Gambar

Tabel  1        Distribusi Karakterisitik Responden di Kecamatan Soreang Kota  Parepare Provinsi Sulawesi Selatan 2013
Tabel 2  Distribusi  variabel  dependent  dan  independen  responden  di  Kecamatan  Soreang Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan
Tabel 3  Analisis  bivariat  faktor  determinan  pemberian  ASI  eksklusif  pada  ibu  bekerja di kota ParepareProvinsi Sulawesi Selatan  tahun 2013
Tabel 4  Analisis multivariat faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu  bekerja di kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 35 dilakukan dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT1-. HB1 tetapi tidak terdeteksi pada pemberian imunisasi campak

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner, data yang terkumpul selanjutnya diolah menggunakan teknik analisis regresi linier Hasil

Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

Dari pernyataan tersebut, dapat pula disimpulkan pada umpan campuran terdapat senyawa PAH yang berkurang kelarutannya pada kondisi pH&lt;5 akibat pembentukan

Acara : Pembuktian Kualifikasi Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Kegiatan Penyusunan Review Masterplan Perkantoran Pemkab Bangka Tengah.. Mengingat pentingnya

Oleh karena itulah perbuatan zina yang dilakukan oleh orang telah menikah (Zina muhshan) termasuk salah satu dari tiga orang yang darahnya diharamkan. Diriwayatkan oleh

Adapun gambaran rancangan use case diagram untuk kebutuhan user dapat dilihat pada gambar 4.3. Setelah admin melakukan login akan muncul halaman dashboard. Admin

Tanaman singkong merupakan salah satu tanaman yang memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lahan marginal.Industri pengolahan singkong memproduksi tepung tapioka dan