PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN BENER MERIAH
TAHUN 2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2012 1 Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah ini merupakan buku statistik
kesehatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Bener
Meriah. Profil Kesehatan ini berisi data dan informasi yang menggambarkan derajat
kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta pencapaian indikator
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu Profil Kesehatan ini dipakai sebagai salah
satu alat untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan di Kabupaten.
Diharapkan dengan adanya Profil Kesehatan maka didapatkan gambaran tentang pencapaian hasil – hasil kegiatan di bidang kesehatan selama satu tahun.
Selain itu diharapkan pula dengan tersusunnya Profil Kesehatan ini maka
indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dapat diukur secara kuantitatif.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dilakukan beberapa analisa diskriptif,
komparatif, kecenderungan serta analisa sebab akibat dari data tersebut dengan
beberapa faktor determinan seperti faktor pemberi pelayanan kesehatan, perilaku
masyarakat dan lingkungannya.
Secara Keseluruhan tujuan dari penyusunan Profil Kesehatan adalah :
1. Diperolehnya data tentang kondisi umum kabupaten/ kota, demografi, lingkungan,
perilaku masyarakat, serta sosial ekonomi;
2. Diperolehnya data dan gambaran tentang situasi derajat kesehatan Kabupaten
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 2 3. Diketahuinya analisa dari faktor – faktor determinan yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat.
4. Dapat dilakukan pengambilan keputusan dan kebijakan bidang kesehatan
berdasarkan data dan fakta ( evidence based decision making );
Adapun sistematika penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun
2012 ini adalah :
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan Sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Bener Meriah. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor–faktor lainnya seperti keadaan penduduk, ekonomi, pendidikan dan lingkungan
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini menyajikan tentang beberapa indikator kesehatan.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang cakupan pelayanan kesehatan.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana, tenaga kesehatan maupun pembiayaan kesehatan
Bab VI : Penutup
Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kabupaten Bener Meriah yang terdiri dari 82 tabel utama dan beberapa tabel tambahan
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 3
A. Luas Wilayah
Kabupaten Bener Meriah secara administrasi merupakan Kabupaten
pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah dengan Ibukota Simpang Tiga
Redelong yang terletak antara 40 33’50”- 40 54’50” Lintang Utara dan 960 40’75”- 970 17’50” Bujur Timur di median Provinsi Aceh. Luas wilayah Kabupaten Bener Meriah adalah 1.919,70 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan
Kabupaten Bireuen
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah.
Secara Tofografi Wilayah Kabupaten Bener Meriah berada di dataran bukit
barisan dengan tanah yang berbukit bukit dan sedikit berlembah dengan
kemiringan tanah berkisar antara 00 - 30 sekitar 2%, 30 - 80 sekitar 8,5%, 50 – 400 sekitar 54,4% dan diatas 400 sekitar 35,36%. Tinggi rata-rata diatas permukaan
laut 100-2500 meter. Kondisi ini menjadikan Bener Meriah merupakan daerah
yang amat subur sebagai wilayah pertanian.
Kabupaten Bener Meriah termasuk kawasan beriklim tropis, dengan curah
hujan setiap tahunnya berkisar antara 143 – 178 hari. Temperatur maksimum
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 4 Musim hujan biasanya pada bulan September sampai dengan Februari
sedangkan musim kemarau pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus.
B. Jumlah Kecamatan
Kabupaten Bener Meriah terdiri dari 10 kecamatan dengan jumlah desa
sebanyak 233 dan jumlah dusun 551
C. Penduduk
Jumlah penduduk Bener Meriah pada tahun 2013 berjumlah 131.999
sedangkan 2012 sebesar 128.465 jiwa atau mengalami peningkatan sebesar
2,69%. Rata-rata jiwa per rumah tangga adalah 3,89 jiwa. Cakupan jumlah
keluarga menurut jenis kelamin di Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 laki-laki
berjumlah 66.803 jiwa (50,61%), sedangkan perempuan 65.196 (49,39%).
Dilihat dari komposisi penduduk laki-laki dan perempuan maka didapat
angka seks rasio sebesar 102 dengan rasio beban tanggungan 57%. Hal ini
berarti setiap 100 orang usia produktif menanggung beban sebanyak 57 orang
usia non produktif.
Penyebaran penduduk antar kecamatan sangat bervariasi dimana
jumlah penduduk di kecamatan yang dekat dengan Ibukota Kabupaten lebih
besar di bandingkan dengan jumlah penduduk kecamatan yang jauh dengan
pusat kota Kabupaten. Jumlah penduduk yang relatif banyak terdapat di
Kecamatan Bandar, Timang Gajah, Bukit dan Wih Pesam dan yang tersedikit di
Kecamatan Syiah Utama.
Bila kepadatan penduduk dilihat berdasarkan kecamatan yang ada,
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 5
334,37 per km2. Hal ini dimungkinkan karena Kecamatan Wih Pesam merupakan kecamatan yang paling dekat dan merupakan jalur lintasan ke Ibukota
Kabupaten Bener Meriah serta memiliki luas wilayah paling kecil.
Kepadatan penduduk yang paling jarang adalah Kecamatan Syiah Hal
yakni 1,77 per km2. Hal ini dikarenakan wilayah Kecamatan Syiah Utama merupakan kawasan daerah sangat terpencil. Kepadatan penduduk dari sektor
kesehatan mempunyai dampak terhadap kondisi kesehatan lingkungan seperti
ketersediaan air bersih, sistem pembuangan air limbah dan sistem pengelolaan
sampah keluarga.
Komposisi penduduk Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 dirinci
menurut kelompok umur 15-44 tahun (usia produktif) sebanyak 65866 jiwa
sedangkan untuk kelompok umur 60 tahun keatas (usia lanjut) sebanyak 7060
jiwa. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah usila 4891 jiwa. Pertambahan jumlah
usia lanjut memerlukan adanya peningkatan pelayanan kesehatan guna
meningkatkan umur harapan hidup yang merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat.
D. Pendidikan
Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang melek huruf di Kabupaten
Bener Meriah pada tahun 2013 sebesar 98,51 % Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk Bener Meriah telah mampu membaca huruf latin.
Angka melek huruf secara tidak langsung mempunyai kaitan dengan status
kesehatan individu dan keluarga dan masyarakat. Penduduk dengan tingkat
pendidikan dan angka melek huruf yang tinggi akan berpengaruh terhadap sikap
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 6
E. Ekonomi
Kabupaten Bener Meriah dengan pembangunan yang berbasis
pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka
pengembangan ekonomi daerah. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
sebagian besar wilayah Kabupaten Bener Meriah adalah wilayah yang memiliki
topografi yang sangat cocok untuk pengembangan komoditas pertanian, baik itu
tanaman pangan, hortikultura maupun untuk tanaman perkebunan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bener Meriah terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2008-2010 total PDRB berfluktuasi antara
690.306,66 milyar rupiah sampai 756.359,92 milyar rupiah. Sektor pertanian
memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi
daerah, yang ditandai oleh tingginya peranan sektor ini terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bener Meriah. Tahun 2010
persentase sektor pertanian terhadap PDRB mencapai 50,98%.
Adapun Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten pada Tahun 2013
sebesar Rp. 971.294.223.635 sedangkan sektor kesehatan mendapatkan alokasi
Rp. 39.580.647.680 atau 2,93% dari total APBK Bener Meriah.
F. Keadaan Lingkungan
Lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh yang besar terhadap
status derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan yang sehat hanya dapat
diwujudkan dengan kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat. Terciptanya lingkungan sehat dapat dilihat dari beberapa
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 7
1. Rumah Sehat
Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan limbah, tempat pembuangan sampah, ventilasi yang baik serta
kepadatan hunian yang sesuai. Rumah yang tidak sehat dapat menjadi media
penularan penyakit terutama penyakit berbasis lingkungan.
Cakupan rumah sehat pada tahun 2013 sebesar 61,44%. Tahun 2012
cakupannya sebesar 56,09%, tahun 2011 hanya sebesar 35,9%. Adapun
cakupan tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 27,80% dan 24,72%,
Adapun target provinsi sebesar 75% dan target nasional sebesar 80%. Cakupan
rumah sehat sejak tahun 2009-2013 disajikan pada grafik 1 dibawah ini :
2009 2010 2011 2012 2013 24.8 27.8 35.9 56.1 61.44 0 10 20 30 40 50 60 Grafik 1
Cakupan Rumah Sehat Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
Jika dilihat angka cakupan sejak tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 8 masih dibawah terget provinsi dan nasional. Oleh karena itu upaya promosi
kesehatan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi prioritas
dalam upaya mencegah terjadinya penularan penyakit.
2. Akses Air Bersih
Cakupan penduduk yang memiliki akses air minum keluarga yang
menggunakan sarana air bersih terlindungi tahun 2013 mencapai 97,42%,
tahun 2012 mencapai 95,8% sedangkan tahun 2011 mencapai 91,2% dan
tahun 2010 mencapai 67,3%. Penggunaan air bersih yang terlindungi
mengalami juga mengalami peningkatan khususnya penggunaan air ledeng
dan air kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk
menggunakan air bersih yang memenuhi syarat telah menjadi suatu
kebutuhan. Penggunaan air bersih yang memenuhi persyaratan merupakan
suatu upaya untuk menurunkan kasus penyakit yang bersumber dari air
terutama diare, scabies.
3. Jamban
Cakupan penduduk dengan akses jamban yang layak tahun 2013
mencapai 58%, tahun 2012 mencapai 57,7% sedangkan tahun 2011 mencapai
55,8%. Adapun tahun 2010 mencapai 28,8% dan tahun 2009 sebesar 26,8%,
Adapun target standar minimal adalah 80%. Akses penduduk dengan jamban
yang layak di Kabupaten Bener Meriah tahun 2009 – 2013 disajikan pada grafik 2 :
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 9 26.8 28.8 55.8 57 58 0 10 20 30 40 50 60 2009 2010 2011 2012 2013 Grafik 2
Cakupan Akses Penduduk Dengan Jamban Yang Layak Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
Ket : Target Nasional
4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Tempat umum dan tempat pengolahan dan penjualan (TUPM)
makanan/minuman merupakan tempat yang perlu mendapatkan pengawasan
kesehatan. Jika tempat umum dan tempat pengolahan makanan tidak dikelola
secara baik maka dapat menjadi media penularan penyakit.
Tahun 2013 tempat umum yang memenuhi syarat mencapai 82,9%
sedangkan tempat pengolahan makanan mencapai 63,51%. Sedangkan tahun
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 10 Diskripsi kesehatan masyarakat di suatu daerah seringkali dipaparkan
dengan berbagai indikator. Indikator yang sering digunakan yakni mortalitas
(angka kematian) dan morbiditas (angka kesakitan). Keberhasilan upaya
kesehatan juga dilihat dari indikator keluaran yang merupakan indikator derajat
kesehatan masyarakat seperti Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu
(AKI), Umur Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi.
A. Mortalitas
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang paling sensitif
untuk menentukan derajat kesehatan di suatu daerah. Angka kematian bayi
tahun 2013 yakni 22 per 1.000 kelahiran hidup, 2012 sebesar 14,3 per 1.000
kelahiran hidup. Tahun 2011 sebesar 16,4 per 1000 kelahiran hidup. Tahun
2010 angka kematian bayi sebesar 11,3/1000 kelahiran hidup. Adapun tahun
2009 angka bayi sebesar 18/1000 kelahiran hidup, dan tahun 2008 kematian
bayi mencapai 15/1000 lahir hidup. Untuk indikator Indonesia sehat target AKB
adalah 40 bayi per 1000 kelahiran hidup. Secara lebih jelas AKB Kabupaten
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 11
Grafik 3
Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008-2013
0
10
20
30
40
50
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Kematian
Ket : Indikator Indonesia Sehat
Angka AKB tahun 2013 Bener Meriah lebih tinggi dari AKB Aceh tahun
2012 sebesar 10,8 per 1000 kelahiran hidup. Kematian bayi paling tinggi terjadi
pada kematian neonatal yakni sebanyak 60 orang dengan rincian 36 orang
(60%) laki-laki dan 24 orang (40%) perempuan. Jika angka tersebut dikalikan
1.000 maka angka kematian neonatal 18,7 per 1.000 kelahiran hidup
Tahun 2013 kematian bayi disebabkan oleh berbagai sebab seperti
BBLR, Asfiksia, infeksi dan kelainan Kongenital. Penyebab kematian bayi
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 12
Tabel 1
Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
No. Penyebab Kematian Jumlah Prosentase (%)
1. Kelainan Kongenital 2 2,89 2. BBLR 19 27,53 3. Aspiksia 31 44,92 4. Diare 6 8,69 5. Kelainan Jantung 1 6,98 6. Prematur 1 2,32 7. Sepsis Neonatorum 3 4,34 8. Aspirasi meconium 2 2,32 9. Perdarahan dlm hidung 1 1,44 10. 11 12. Kejang
Kelainan saluran cerna Bencana 1 1 1 1,44 1,44 1,44 69 100
Sumber : Profil Puskesmas dan Bidang Kesga Tahun 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa kematian terbanyak disebabkan oleh Aspiksia
(44,92%).
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Salah satu indikator kesehatan yang penting adalah Angka Kematian Ibu
(AKI). Perhitungan AKI sulit dilakukan karena jumlah kelahiran hidup tidak
mencapai 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bener
Meriah pada tahun 2013 sebanyak 5 orang, tahun 2012 sebanyak 6 orang, tahun
2011 sebanyak 7 orang, sedangkan tahun 2010 sebanyak 6 orang adapun tahun
2009 terdapat 5 kematian ibu. Pada tahun 2008 terdapat 9 kematian ibu. Angka
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 13
Grafik 4
Jumlah kematian Ibu di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008-2013 9 5 6 7 6 5 0 2 4 6 8 10 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Untuk mencari penyebab kematian ibu maka diperlukan Audit Maternal
Perinatal (AMP) karena AMP merupakan kegiatan untuk menulusuri kembali sebab
kematian ibu dengan tujuan:
1) membahas analitik kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
2) menentukan intervensi masalah yang ditemukan dari aspek pelayanan
kesehatan, medis teknis dan aspek masyarakat;
3) Mengembangkan mekanisme koordinasi antara Dinas Kesehatan,RSU
Kab/Kota dan Puskesmas.
Penyebab kematian ibu terbanyak adalah karena perdarahan, infeksi dan
abortus. Adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 14
Tabel 2
Penyebab Kematian Ibu Maternal Di Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013
No. Penyebab Kematian Jlh Kematian Ibu
1. Perdarahan Post Partum 3 (60%)
2. Infeksi 1(20%)
3. Abortus 1(20%)
Jumlah 5(100%)
Sumber : Bidang Kesga Dinkes Bener Meriah Tahun 2013
3. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) mempunyai target dalam Indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 58 balita per 1000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Bener Meriah
tahun 2013 Angka Kematian Balita 22 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2012 Angka
Kematian Balita sebesar 16,6 per 1000 Kelahiran Hidup, tahun 2011 angka
kematian balita sebesar 20,3 Per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita juga
mengalami fluktuasi. Sebagian besar kematian balita dikontribusi pada periode
neonatal sehingga perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan pada bayi baru
lahir.
4. Umur Harapan Hidup (UHH)
Umur Harapan Hidup merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat
kesehatan. Umur harapan hidup untuk Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 67,74
Tahun. Angka ini masih lebih rendah dari UHH Aceh yang mencapai 68,94%.
Sedangkan pada tahun 2011 UHH Bener Meriah 67,69 tahun dan UHH Aceh 68,80
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 15
B. Gambaran Morbiditas (Angka Kesakitan)
Morbiditas adalah kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian derajat kesehatan masyarakat.
1. Penyakit Menular
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosi. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberculosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh
tuberkulosi dapat diukur dengan insiden (didefinisikan sebagai jumlah kasus baru
dan kasus kambuh tuberkulosis yang muncul dalam periode tertentu, biasanya
dinyatakan dalam satu tahun), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah
tuberculosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan
sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu
Jumlah kasus baru BTA + yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 30
kasus. jumlah tersebut lebih besar dibandingkan kasus baru BTA + yang
ditemukan pada tahun 2012 yaitu sebesar 34 kasus. Menurut jenis kelamin kasus
BTA + pada laki-laki hampir 2 kali dibandingkan kasus BTA + pada wanita.
Sebesar 70% kasus BTA + yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 30%
kasus berjenis kelamin perempuan. Angka CNR TB (Case Notification Rate)
adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang ditemukan
dan dicatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode di suatu wilayah
tertentu. Angka CNR BTA + tahun 2013 sebesar 22,73 dan angka CNR seluruh
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 16 b. Pneumonia pada Balita
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenal jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri virus maupun jamur. Populasi rentan terserang pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan
orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Tahun
2013 kasus pneumonia pada balita yang dijumpai hanya 1 orang dari perkiraan
kasus sebesar 1441 orang.
c. Kasus HIV, AIDS dan Syphilis
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan dampak atau efek dari
perkembangan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV/AIDS merupakan
penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh Tahun. Tahun 2013 di
Kabupaten Bener Meriah berdasarkan laporan dari RSUZA Banda Aceh
ditemukan 1 orang meninggal akibat HIV/AIDS dengan usia antara 30-39 tahun.
d. Kasus Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Kasus diare yang
ditemukan dan ditangani pada tahun 2013 mencapai 75,7%., sedangkan tahun
2012 mencapai 72,40%. Penanganan kasus diare dapat dilakukan di sarana
kesehatan maupun oleh kader kesehatan terlatih.
e. Penyakit Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
leprae. Penemuan kasus baru kusta tahun 2013 sebanyak 3 orang dengan type
MB. Sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 2 kasus dan tahun 2011 ditemukan
1 kasus. Penemuan kasus baru kusta sejak tahun 2011-2013 disajikan pada
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 17
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
2011
2012
2013
Grafik 5Penemuan Kasus Baru Kusta Tahun 2011-2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah
f. Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Kementerian kesehatan menetapkan bahwa ada beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi diantaranya penyakit difteri, pertusis, tetanus, tetanus
neonatorum, campak, polio dan hepatitis B. Tahun 2013 di Kabupaten Bener
Meriah tidak ditemukan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
g. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit yang upaya pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDGs. Kasus Malaria positif tahun 2013 sebanyak 10
orang.
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 18 Status gizi masyarakat merupakan salah satu ukuran keberhasilan
pembangunan kesehatan yang diindikasikan dengan kondisi balita melalui
pengukuran TB dan BB. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator
seperti bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Balita dengan gizi kurang,
balita dengan gizi buruk.
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (< 2500 gram) merupakan faktor yang
berhubungan dengan kematian perinatal dan neonatus. BBLR dibedakan dalam 2
kategori yakni BBLR prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) dan BBLR
karena intraterine growth retardation (IUGR) yakni bayi lahir cukup bulan tetapi
berat badannya kurang. Penyebab utama kondisi IUGR adalah karena ibu berstatus
gizi buruk dengan kondisi anemia, malaria menderita penyakit menular sebelum
konsepsi atau pada saat hamil.
Di Kabupaten Bener Meriah jumlah kasus BBLR tahun 2013 sebanyak 29
kasus, tahun 2012 sebanyak 37 kasus. Adapun tahun 2011 sebanyak 35 kasus
Pada tahun 2010 jumlah kasus BBLR 44 kasus. Sedangkan pada tahun 2009
jumlah kasus BBLR 17 kasus. Jumlah kasus BBLR sejak tahun 2009 – 2013 disajikan pada grafik dibawah ini :
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 19
2. Gizi Buruk
Di Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 ditemukan 13 kasus gizi buruk,
sedangkan tahun 2012 hanya ada 3 kasus dan 2011 tidak ditemukan kasus gizi
buruk. Upaya yang dilakukan adalah mengintensifkan pelacakan mulai dari
penemuan kasus dilapangan, rujukan dan penanganan kasus gizi buruk.
Adapun terhadap kasus gizi buruk semuanya mendapatkan penanganan. Kasus
terbanyak dijumpai di wilayah kerja Puskesmas Pante Raya
Grafik kasus gizi buruk di Kabupaten Bener Meriah tahun 2009-2013
disajikan sebagai berikut :
Grafik 6
Jumlah Kasus BBLR Di Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2009-2013
17
29
37
35
44
0
10
20
30
40
50
2009
2010
2011
2012
2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 20
Grafik 7
Kasus Kejadian Gizi Buruk Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009 – 2013 4 5 0 3 13 0 2 4 6 8 10 12 14 2009 2010 2011 2012 2013 3. ASI Eksklusif
Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat
ASI saja saat setelah lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Cakupan persentase bayi yang mendapat ASI di Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2013 41,56, tahun 2012 sebesar 12,53% dan tahun 2011
sebesar 7.58 %. Dari data yang dilaporkan, adapun tahun 2010 yaitu sebanyak
6,73 %, sedangkan tahun 2009 terdapat 6,60 % bayi yang mendapat ASI
eksklusif.
Adapun target cakupan ASI eksklusif sampai tahun 2014 adalah 80%.
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 21
6.6
6.73
7.58
12.53
41.56
0
10
20
30
40
50
2009
2010
2011
2012
2013
Grafik 8Persentase Cakupan ASI eksklusif Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2009 -2013
Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan cakupan ASI eksklusif dari
tahun ke tahun, hal ini dimungkinkan karena adanya promosi, kampanye ASI
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 22 Kesehatan merupakan salah satu hak rakyat yang dijamin dalam Undang–Undang Dasar 1945. Status kesehatan merupakan salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan perkapita dalam mengukur Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
memberikan kontribusi terhadap pembangunan.
Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang adil,
berkualitas dan terjangkau sehingga diperlukan tersedianya tenaga kesehatan
yang berkualitas, sarana dan prasarana fisik, perbekalan kesehatan serta biaya
operasional kegiatan untuk mendukung program kesehatan. Berikut ini disajikan
situasi upaya kesehatan tahun 2012 di Kabupaten Bener Meriah :
A. Pelayanan Kesehatan
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K 4
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar pada trimester pertama
kehamilannya di suatu wilayah kerja. Standar minimal yang ditetapkan untuk
pelayanan kehamilan adalah satu kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II
dan dua kali pada trimester III. Cakupan K1 di Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013 sebesar 98,39%.
Cakupan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 23 Pelayanan yang diberikan mencakup minimal : (1) Timbang badan dan
ukur tinggi badan, (2) ukur tekanan darah, (3) skrining status imunisasi
tetanus dan pemberian tetanus toxoid, (4) ukur tinggi fundus uteri, (5)
pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling, (7) tes laboratarium sederhana (Hb,
protein urine) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC).
Angka K4 digunakan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil. Cakupan K4 tahun 2013 sebesar 92,33%, sedangkan
target cakupan sesuai SPM sampai pada tahun 2015 sebesar 95%. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan cakupan K-4 yaitu dengan
peningkatan kegiatan promotif oleh bidan dan pemberdayaan kader. Cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K 4 dari tahun 2009-2013 disajikan
pada grafik berikut ini :
Ket : Target 2015 (95 %) 84.85
78.7
8777.4
9690.93
9790.48
98.3992.33
0
20
40
60
80
100
2009
2010
2011
2012
2013
Grafik 9Cakupan Kunjungan Ibu hamil K1 dan K4 Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2009-2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 24 91.4 94.2 98.73 99.8 98.33 86 88 90 92 94 96 98 100 2009 2010 2011 2012 2013 Grafik 10
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
2. Cakupan Pelayanan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu
indikator dalam pelayanan kesehatan. Cakupan persalinan ditolong nakes
tahun 2013 sebesar 98,33 %.Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan pada tahun 2012 mencapai 99,80 % sedangkan tahun 2011
sebesar 98,73 %. Adapun cakupan pada tahun 2010 sebesar 94,2 % dan
tahun 2009 sebesar 91,4 %. Sedangkan target nasional sesuai SPM sampai
pada tahun 2015 adalah 90%.
Adanya peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dikarenakan penambahan tenaga bidan di desa dan
penyebarannya mulai merata serta laporan yang diberikan semakin akurat.
Adapun cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2009-2013 disajikan
pada grafik berikut :
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 25
3. Cakupan Pelayanan Nifas
Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas
minimal tiga kali, yaitu satu kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3
hari; yaitu 1 kali pada minggu ke II dan 1 kali pada minggu ke VI termasuk
pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan atau pemasangan alat
kontrasepsi pasca persalinan.
Cakupan pelayanan kesehatan nifas tahun 2013 sebesar 89,21%.
Cakupan pelayanan nifas Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2012
mencapai 100 %, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 95,7 %, pada tahun
2010 cakupannya hanya sebesar 94,7 % dan tahun 2009 sebesar 93,4 %.
Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
disajikan pada grafik berikut :
Grafik 11
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
93.4
94.7
95.7
100
89.21
80
85
90
95
100
105
2009
2010
2011
2012
2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 26
4. Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil
Imunisasi TT ibu hamil adalah pemberian vaksin TT pada ibu hamil
sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu. Selang waktu Pemberian TT2
diberikan minimal 4 minggu setelah pemberian TT1 dengan masa
perlindungan 3 tahun. Selang pemberian TT3 diberikan minimal 6 bulan
setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun.
Selang waktu pemberian TT4 diberikan minimal 1 tahun setelah
TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. Selang waktu pemberian TT5
diberikan minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25
tahun. Pemberian TT2+ adalah imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2
kali saat kehamilan. Imunisasi TT perlu dilakukan pada wanita sebelum
menikah dan pada ibu hamil dengan tujuan memberikan kekebalan tubuh
pada ibu hamil agar janin terhindar dari Tetanus Neonatarum (TN). Tahun
2013 cakupan TT1 sebesar 26,1%, TT2 27,1%, TT3 19,9% TT4 13,3%
dan TT5 sebanyak 10,3%. Cakupan pemberian imunisasi TT pada ibu
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 27 26.1 27.1 19.9 13.3 10.3 1.3 TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ Grafik 12
Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
5. Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel
darah merah. Pada saat hamil kebutuhan zat besi meningkat 2 kali lipat,
hal ini terjadi karena volume darah meningkat sampai 50 persen sehingga
memerlukan lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu
pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga
memerlukan zat besi.
Saat hamil suplai zat besi dari makanan belum mencukupi sehingga
dibutuhkan suplemen berupa tablet. Kekurangan zat besi selama hamil
akan berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Kekurangan zat besi
juga mempengaruhi pertumbuhan janin seperti berat badan dibawah
normal atau disebut BBLR. Akibat lain dari anemia defisiensi besi adalah
bayi lahir prematur. Pemberian Fe1 adalah ibu hamil yang mendapat 30
tablet Fe selama masa kehamilannya dan pemberian Fe3 adalah ibu hamil
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 28 Cakupan pemberian tablet Fe tahun 2013 yakni Fe1 93,97%, Fe3
82,88%, Adapun tahun 2012 yakni tablet Fe1 sebesar 87,96 %, Fe3
81,20% sedangkan pada tahun 2011 Fe1 79,65 %, Fe3 74,88 %. Adapun
tahun 2010 cakupan pemberian Fe1 81,28 %, Fe3 72,38 % sedangkan
tahun 2009 cakupan pemberian Fe1 74,21 %, Fe3 66,61 %. Cakupan
pemberian tablet Fe bagi ibu hamil tahun 2009-2013 disajikan dalam grafik
berikut :
Grafik 13
Cakupan Pemberian Tablet Fe1 & Fe3 Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2009
2010
2011
2012
2013
Fe1
Fe3
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 29
6. Cakupan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
Komplikasi kebidanan adalah Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Cakupan
komplikasi kebidanan adalah jumlah kasus komplikasi ibu hamil, bersalin
dan ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar di pelayanan dasar
mampu PONED dan fasilitas rujukan RSUD dan RS Provinsi.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan
terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan. Perhitungan jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dihitung berdasarkan angka
estimasi 20 % dari total ibu hamil di satu wilayah pada kurun
waktu yang sama.
Neonatus komplikasi adalah Neonatus dengan penyakit dan
kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian.
Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus
neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir < 2500 gr),
sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital.
Neonatus komplikasi yang ditangani adalah Neonatus komplikasi
yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan
bidan di sarana pelayanan kesehatan. Cakupan penanganan komplikasi
kebidanan yang ditangani tahun yaitu sebesar 43,0 % dan cakupan
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 30
7. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi.
Vitamin A merupakan zat gizi yang sangat diperlukan bagi bayi
dan ibu nifas karena zat gizi ini berguna untuk proses-proses fisiologis
dalam tubuh berlangsung secara normal, meningkatkan fungsi
penglihatan, meningkatkan imunologis dan pertumbuhan badan serta
membantu mencegah perkembangan sel-sel kanker.
Cakupan bayi yang mendapat kapsul vitamin A adalah bayi 6-11
bulan yang mendapat kapsul vitamin A 100 µA 1 kali pertahun.
Pemberian vitamin dilakukan setahun 2 kali yakni pada bulan Februari
dan Agustus. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi tahun 2013
sebesar 69,50%, Adapun tahun 2012 yaitu sebesar 67,6 %, tahun 2011
sebesar 78,01 %, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 68,2 %.
8. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita.
Pada anak balita jika kekurangan vitamin A akan meningkatkan
mortalitas dan morbiditas, mudah terserang penyakit infeksi dan dapat
berdampak pada kerusakan mata seperti kerusakan kornea
(keratomalasia) dan kebutaan.
Cakupan pemberian vitamin A pada anak balita adalah anak
balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200 µA
2 kali pertahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan pemberian vitamin A pada anak balita tahun 2013 sebesar
96,79%, adapun tahun 2012 sebesar 98,37 % bila dibandingkan
dengan tahun 2011 yakni sebesar 94,96 % sedangkan pada tahun 2010
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 31
9. Cakupan Pemberian Vitamin A Ibu Nifas
Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas memiliki manfaat
penting bagi ibu dan bayi. Tambahan vitamin A melalui suplementasi
dapat meningkat kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh serta
meningkatkan kelangsungan hidup anak.
Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas adalah jumlah
pemberian vitamin A 2 kali pada ibu bersalin saat periode nifas yaitu 6
jam sampai 42 hari pasca persalinan. Cakupan pemberian vitamin A
pada ibu nifas tahun 2013 sebesar 92,97%, adapun tahun 2012 yaitu
sebesar 69,3 %. Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi, anak balita
dan ibu nifas disajikan pada grafik 14 :
69.5 96.79 92.97 0 20 40 60 80 100
Bayi Anak Balita Ibu Nifas
Grafik 14
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas di Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013
10. Persentase Peserta KB Aktif
Pencapaian peserta KB aktif merupakan salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan program KB. Target nasional untuk KB aktif
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 32 Meriah tahun 2013 sebesar 72,37%. Cakupan tersebut menunjukkan
bahwa peserta KB aktif telah melewati target nasional.
11. Cakupan Peserta KB Baru.
Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru
pertama kali menggunakan alat kontrasepsi dan/atau yang
menggunakan kembali alat kontrasepsi/salah satu cara KB setelah
berakhir masa kehamilannya. Persentase peserta KB baru di
Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 15,27% sedangkan tahun 2012
sebesar 7,6 %. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan alat
kontrasepsi antara lain; pertimbangan medis, sosial budaya, sosial
ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan jumlah anak yang diinginkan.
12. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN)
KN1 adalah pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan
pertama pada 6-24 jam setelah lahir. KN lengkap adalah pelayanan
kesehatan Neonatal dasar meliputi pemberian ASI eksklusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata dan tali pusat, pemberian
vitamin K1 injeksi dan imunisasi Hepatitis B1 bila tidak diberikan pada
saat lahir dan manajemen terpadu bayi muda. Standart pelayanan KN
lengkap dilakukan sedikitnya 3 kali yakni pada 6-24 jam setelah lahir,
pada 3-7 hari dan pada 8-28 hari setelah lahir.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar pada ibu yakni tindakan
resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan luka, perawatan tali pusat,
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 33 tahun 2013 KN1 91,91% dan KN lengkap 85,40% sedangkan KN1
tahun 2012 sebesar (96,7 %) dan KN lengkap (95,5 %). Cakupan
kunjungan KN1 dan KN lengkap 2013 disajikan pada grafik berikut :
13. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah kunjungan bayi umur 29
hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun kunjungan
rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan mendapat
pelayanan dari petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1
kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar,stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan penyuluhan 91.91 85.9 82 84 86 88 90 92 KN 1 KN lengkap Grafik 15
Cakupan Kunjungan Neonatal Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 34 penyuluhan perawatan kesehatan. Cakupan kunjungan bayi di
Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 sebesar 83,96 %.
14. Cakupan Desa Universal Child Immunization (UCI).
Desa UCI adalah desa dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu
satu tahun. Di Kabupaten Bener Meriah pencapaian desa UCI tahun
2013 mencapai 83,26%, tahun 2012 mencapai 84,1 %. Cakupan Desa
UCI di Kabupaten Bener Meriah sejak tahun 2010-2013 disajikan pada
grafik dibawah ini :
Ket: Target 2010 sebesar 100 %
15. Cakupan Imunisasi Bayi.
Program imunisasi pada bayi dikelompokkan menjadi beberapa
jenis imunisasi yaitu BCG, HB 0, DPT+HB1, DPT3+HB3, Polio dan
Campak. Drop out bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap
64.8 81.12 84.1 83.26
0
20
40
60
80
100
2010
2011
2012
2013
Grafik 16Cakupan Desa UCI Kabupaten Bener Meriah Tahun 2010-2013
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 35 dilakukan dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi
DPT1-HB1 tetapi tidak terdeteksi pada pemberian imunisasi campak pada
kunjungan berikutnya.
Cakupan pencapaian program imunisasi di Kabupaten Bener
Meriah pada tahun 2013 yakni BCG (93,89 %), DPT1+HB1 (94,27 %),
DPT3+HB3 (91,44 %), Polio 3 (92,43 %), Campak (89,18 %). Cakupan
imunisasi Campak pada bayi 2009-2013 disajikan pada grafik berikut :
Grafik 17
Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
82.29 89.4 86.8 86.4 89.18 78 80 82 84 86 88 90 2009 2010 2011 2012 2013
16. Jumlah Balita Ditimbang.
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan setiap bulan mulai 1 tahun sampai 5 tahun di
Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 36 mendeteksi dini gangguan tumbuh kembangnya, serta untuk
mengetahui kelengkapan imunisasinya.
Pemantauan pertumbuhan balita adalah pengukuran berat badan
per tinggi badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan
pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap
bulan di Posyandu, Taman Bermain atau pun di pos PAUD.
Pemantauan perkembangan balita meliputi penilaian
perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar dan daya lihat.
Balita ditimbang adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya
di sarana pelayanan kesehatan termasuk di Posyandu dan tempat
penimbangan lainnya. Berat badan naik adalah jumlah balita yang
pada waktu penimbangan naik beratnya sesuai garis pertumbuhan.
Di Kabupaten Bener Meriah balita ditimbang tahun 2013 sebesar
88,41% dan BGM 2,23%. Tahun 2012 sebesar 64,1 %, yang naik berat
badan 78,6 % dan yang BGM 3,5 %. Pada tahun 2011 balita yang
ditimbang sebesar 57,6 %, yang naik berat badan sebesar 78, 8 % dan
BGM sebesar 3,5 %. Sedangkan pada tahun 2010 balita yang
ditimbang sebesar 57,1 %, yang naik berat badan sebesar 77,1 % dan
yang BGM sebesar 7,2 %. Pada tahun 2009 balita yang ditimbang
sebesar 57 %, yang naik berat badan sebesar 80 %, sedangkan yang
BGM sebesar 6,1 %. Presentase balita yang dibawah garis merah tahun 2009 – 2013 disajikan pada grafik
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 37 57 6.1 57.1 7.2 57.6 3.5 64.1 3.5 88.41 2.2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013 Grafik 18
Cakupan Balita Yang Ditimbang Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009-2013
Balita ditimbang Balita BGM
17. Cakupan Penjaringan dan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Setingkat.
Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD
dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1
SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari
program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak
yang berusia 4-21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh
kembangnya dibagi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun), dan
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 38 siswa SD dan setingkat di Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2011
sebesar 83,57 %, tahun 2012 sebesar 86,82 %, dan meningkat pada
tahun 2013 sebesar 91,56%. Hal ini dimungkinkan karena adanya
dukungan anggaran BOK untuk program UKS di Puskesmas.
Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan
umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD setingkat melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah
Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan
guru UKS terlatih dan dokter kecil secara berjenjang (penjaringan awal
oleh guru dan dokter kecil, penjaringan lanjutan oleh tenaga
kesehatan).
18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila
Perbaikan pelayanan kesehatan telah membawa dampak pada
peningkatan umur harapan hidup yang membawa implikasi pada
banyaknya kelompok usia lanjut. Kelompok usia lanjut juga berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan sebagai hak azasi. Oleh karena itu
pelayanan kesehatan usia lanjut perlu mendapatkan perhatian.
Kegiatan yang telah dilakukan pada kelompok usila adalah pelatihan
kader usia lanjut dan pembentukan posyandu usila. Tetapi
pelaksanaan posyandu Usila juga belum berjalan secara efektif.
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut tahun 2011 mencapai 66,24
% dan tahun 2012 sebasar 70,10% dan meningkat pada tahun 2013
menjadi 85,22%. Peningkatan ini dapat dikarenakan penambahan
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 39
19. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1
Salah satu standar pelayanan minimal bidang kesehatan adalah
pelayanan kesehatan rujukan. Terdapat dua indikator untuk menilai
pelayanan kesehatan rujukan :
1. Cakupan gawat darurat tingkat 1 yang harus diberikan sarana
pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana
kesehatan lainnya.
2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.
Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat
level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki
dokter umum berada ditempat 24 jam dengan kualifikasi GELS dan
atau ATLS serta ACLS. Pelayanan gawat darurat level 1 tahun
2013 sebanyak 7 sarana kesehatan yang berupa 2 Rumah Sakit
dan 5 Puskesmas perawatan.
20. Desa Terkena KLB Yang Ditangani 24 Jam
Salah satu indikator kinerja penanggulangan KLB adalah
melakukan kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB dengan
cepat dan tepat yang terlaksana kurang dari 24 jam sejak adanya KLB.
Sejak tahun 2011- 2013 di Kabupaten Bener Meriah tidak terdapat
KLB.
21. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap.
Pelayanan dasar gigi adalah tumpatan/penambalan gigi tetap
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 40 banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan gigi yang merupakan
tindakan preventif sebelum gigi tetap rusak dan harus dicabut.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya
promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap,
pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan disarana
pelayanan kesehatan. Rasio tumpatan gigi tetap tahun 2013
sebesar 0,09 %.
22. Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Pada Anak SD Setingkat.
Pelayanan kesehatan gigi mulut anak sekolah dilakukan melalui
UKGS dengan kegiatannya antara lain ; pemeriksaan gigi dan
melakukan perawatan gigi. Pelayanannya dapat berupa upaya
promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi
sulung, pengobatan dan penambalan sementara gigi sulung dan gigi
tetap minimal 2 kali dalam setahun. Persentase murid SD setingkat
yang mendapat perawatan gigi dan mulut tahun 2011 yakni
sebesar(97,7) %, tahun 2012( 69,63%), dan tahun 2013 cakupannya
sebesar (52,76%).
23. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan.
Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
melalui penyuluhan kelompok maupun penyuluhan massal. Cakupan
penyuluhan massal di Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 dilakukan
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 41
B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan. 1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Bayar.
JPK Pra Bayar merupakan suatu cara penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha
bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang
terjamin dan biaya yang terkendali. Cakupan JPK Pra Bayar Kabupaten
Bener Meriah tahun 2013 sebesar 100 % yang diperoleh dari Asuransi
Kesehatan, Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan Kesehatan Aceh
dan untuk persalinan telah ditangani oleh Jampersal.
2. Cakupan Kunjungan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Pelayanan masyarakat adalah jumlah kunjungan pasien rawat
jalan disarana kesehatan strata pertama, sedangkan pelayanan kesehatan
rujukan adalah jumlah kunjungan rawat jalan masyarakat disarana
kesehatan strata dua dan strata tiga disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Jumlah kunjungan penduduk yang mendapat pelayanan
kesehatan di puskesmas dan rumah sakit tahun 2013 sebesar 57,8%
Rawat inap adalah proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan akibat penyakit tertentu dimana pasien di inapkan dalam suatu
ruangan. Cakupan pelayanan rawat inap di puskesmas dan rumah sakit
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 42
3. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Pelayanan program kesehatan jiwa di Kabupaten Bener Meriah
dimulai dengan suatu pendekatan CMHN sebagai bentuk asuhan
keperawatan kesehatan. Jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa tahun
2011 sebesar 987 kemudian pada tahun 2010 sebanyak 1257 dan pada
tahun 2012 sebanyak 1012 dan tahun 2013 meningkat menjadi 1206.
Jika di diskripsikan berdasarkan gender maka pada tahun 2013
jumlah kunjungan terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 809 Jiwa
perempuan sebanyak 397 jiwa .
4. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Gross Death Rate (GDR) merupakan salah satu indikator
pelayanan fasilitas rujukan (RSU). GDR merupakan angka kematian
umum di Rumah Sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Sedangkan
NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat di Rumah Sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Persentase GDR di
Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 sebesar 1,16 dan NDR 0,96,
adapun tahun 2012 sebesar 0,96 % dan NDR sebesar 0,48.
5. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Indikator kinerja di Rumah Sakit diukur dengan BOR (Bed Occupancy
Rate) yaitu persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Length Of Stay (LOS) adalah rata-rata lama rawatan (dalam
satuan hari) seorang pasien. Sedangkan Turn Over Interval (TOI) adalah
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 43 berikutnya. Angka BOR di Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 sebesar
0,01, angka LOS sebesar 0,00, dan TOI sebesar 11,19 hari.
C. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat salah satunya diukur dengan cakupan
Rumah Tangga ber-PHBS. Rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga
yang seluruhnya anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang
meliputi 10 indikator yaitu :1) pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan;2) bayi diberi ASI eksklusif; 3) balita ditimbang setiap bulan; 4)
menggunakan air bersih; 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; 6)
menggunakan jamban sehat; 7) memberantas jentik di rumah sekali
seminggu; 8) makan sayur dan buah setiap hari; 9) melakukan aktivitas fisik
setiap hari; dan 10) tidak merokok di dalam rumah.
Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011 sebesar 5,5% yang ber PHBS
(berperilaku hidup bersih dan sehat) sedangkan tahun 2012 meningkat
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 44
1. Sarana Pelayanan Kesehatan
Penyediaan sarana pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat. Ketersediaan sarana kesehatan yang
cukup secara jumlah dan kualitas bangunan serta perlengkapannya
merupakan komponen yang penting. Sarana kesehatan dasar yang tersedia
di Kabupaten Bener Meriah terdiri dari Puskesmas Perawatan dan Non
Perawatan, Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes yang terdapat pada
masing-masing wilayah kerja Puskesmas. Jumlah sarana kesehatan
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3
Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
No Puskesmas Jumlah Puskesmas Jumlah Pustu Jumlah Poskesdes Jumlah Polindes Jumlah Posyandu 1 Belang Rakal 1 1 5 7 12 2 Singah Mulo 1 1 2 6 13 3 Ronga-Ronga 1 2 2 3 11 4 Lampahan 1 6 2 15 30 5 Pante Raya 1 3 6 5 16 6 Sp. Teritit 1 2 2 3 11 7 Sp. Tiga 1 5 0 15 40 8 Bandar 1 5 11 12 46 9 Buntul Kemumu 1 5 3 11 25 10 Samar Kilang 1 3 0 3 19 Jumlah 10 33 33 80 223
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 45
2. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam
peningkatan pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas menjadi faktor
utama yang harus mendapat perhatian disamping pemerataan tenaga
sampai ke daerah terpencil mengingat semakin besar tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Jumlah tenaga
kesehatan di Kabupaten Bener Meriah sebanyak 748 orang yang terdiri dari
dokter, dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi, tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga sanitasi, tenaga teknis medis dan tenaga gizi.
Adapun tenaga kesehatan dapat dilihat dari rasio diantaranya :
2.1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis
Rasio tenaga medis yakni dokter 30 per 100.000 penduduk atau 1
orang melayani 3333 penduduk. Adapun menurut indikator Indonesia Sehat
rasio dokter yang ideal adalah 40/100.000 penduduk dan rasio dokter gigi
11/100.000 penduduk.
2.2. Jumlah dan Rasio Bidan dan Perawat.
Rasio bidan di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 yaitu
sebesar 530,71 per 100.000 penduduk atau 1 orang bidan melayani 188
penduduk, sedangkan perawat 131,82 per 100.000 penduduk atau 1 orang
perawat melayani 763 penduduk.. Adapun menurut indikator Indonesia
sehat rasio tenaga bidan 100/100.000 penduduk dan perawat 117,5 orang
per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan rasio bidan dan perawat tahun
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 46 Meriah rasio tenaga bidan dan perawat telah di atas indikator indonesia
sehat.
2.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi
Rasio Tenaga Kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk
adalah yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di suatu wilayah per
100.000 penduduk. Rasio tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten
Bener Meriah tahun 2013 sebesar 28,78 per 100.000 penduduk artinya 1
orang Kesehatan Masyarakat melayani 3571 penduduk. Sedangkan
menurut Indikator Indonesia Sehat rasio ahli kesehatan masyarakat
40/100.000 penduduk
Rasio tenaga sanitasi per 100.000 penduduk yang dimaksud
adalah yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah per
100.000 penduduk. Rasio tenaga sanitasi di Kabupaten Bener Meriah tahun
2013 sebesar 15,90 per 100.000 penduduk artinya 1 orang tenaga sanitasi
melayani 6666 penduduk. Menurut Indikator Indonesia Sehat rasio ahli
sanitasi 40/100.000 penduduk. Apabila rasio tenaga kesehatan masyarakat
dan sanitasi yang ada dibandingkan dengan rasio indikator Indonesia Sehat
maka Kabupaten Bener Meriah masih memerlukan penambahan tenaga
kesehatan bidang kesehatan masyarakat dan sanitasi.
2.4 Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi.
Rasio tenaga gizi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 sebesar
10,60 per 100.000 penduduk. Adapun indikator menurut Indonesia sehat
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 47
2.5 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian.
Rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk adalah yang
memberikan pelayanan kefarmasian di sarana kesehatan di suatu wilayah
per 100.000 penduduk. Rasio tenaga kefarmasian di Kabupaten Bener
Meriah tahun 2013 sebesar 18,93 per 100. 000.
2.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Teknis Medis dan Fisioterapis.
Rasio tenaga teknis medis di Kabupaten Bener Meriah tahun
2013 sebesar 27,53 per 100.000 penduduk. Sedangkan rasio tenaga
fisioterapi sebesar 10,60 per 100.000 penduduk.
3. Pembiayaan Kesehatan.
Anggaran Kesehatan dalam APBK Kabupaten adalah dana yang
disediakan untuk penyelengaraan upaya kesehatan yang dialokasikan
melalui APBK. Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah
satu faktor utama dalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk
belanja modal maupun belanja barang.
Upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan
dianggarkan melalui dana APBN, APBK dan dana Jamkesmas yang
disalurkan langsung ke Puskesmas-puskesmas. Total anggaran Dinas
kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2013 sebesar
Rp. 39.580.647.680 Jika anggaran kesehatan dibandingkan dengan
besarnya APBK Bener Meriah maka tahun 2013 anggaran kesehatan
sebesar 2,93% dari total APBD. Adapun anggaran untuk sektor kesehatan
dari APBK untuk tahun 2011 sebesar 2,15 % dari jumlah keseluruhan APBK
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 48 dibandingkan dengan total APBK Bener Meriah tahun 2011 - 2013 disajikan
pada grafik berikut :
2.15 3.55 2.93 0 1 2 3 4 2011 2012 2013 Grafik 19
Persentase Anggaran Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011-2013
Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan anggaran APBK untuk
bidang Kesehatan, namun angka tersebut masih kurang jika dibandingkan
dengan dengan anggaran kesehatan yang seharusnya sebesar 10% dari total
Profil Kesehatan Bener Meriah Tahun 2013 49 Demikian penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013,
profil ini diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan mengenai situasi
derajat kesehatan. Secara umum dapat disampaikan bahwa pencapaian upaya
kesehatan sudah lebih baik. Hal ini terlihat dari peningkatan cakupan beberapa
indikator, namun masih diperlukan upaya-upaya peningkatan partisipasi masyarakat
dan pembiayaan untuk sektor kesehatan.
Profil tahun 2013 ini telah dilakukan perbaikan dari profil tahun sebelumnya
agar data yang ada dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk perencanaan
kegiatan kedepan dan monitoring serta evaluasi pelaksanaan kegiatan yang harus
dilakukan pada masa yang akan datang namun demikian untuk perbaikan kedepan
terhadap substansi penyajian maupun waktu terbit dari profil ini dibutuhkan adanya
komitmen bersama, keseriusan dan dukungan khususnya dari pengelola program
terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas, sehingga tujuan profil
KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2013
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 1,920 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 233 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 66,803 65,196 131,999 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
68.8 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 57.2 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 102.5 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 99.00 98.00 98.51 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 12,580.00 11,193.00 23,773.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 13,921.00 10,789.00 24,710.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0.00 0.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 412.00 1,109.00 1,521.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 1,444.00 2,621.00 4,065.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 7.00 3.00 10.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 1,623 1,579 3,202 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 12 3 8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 36 24 60 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 22 15 19 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 42 27 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 26 17 22 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 45 27 72 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 28 17 22 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 5 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 156 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAI
L P L + P Satuan ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 21 9 30 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 70.00 30.00 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 15.91 6.82 22.73 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 24 14 38 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 18.18 10.61 28.79 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 5.26 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 17.69 11.11 14.34 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 82.61 60.00 73.68 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 100.00 100.00 100.00 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 182.61 160.00 173.68 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 2.27 0.00 2.27 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 0.14 0.00 0.07 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus Baru HIV 0 0 0 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 0 Kasus Tabel 11
24 Jumlah Kematian karena AIDS 1 0 1 Jiwa Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 3 3 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0.00 2.27 2.27 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 66.67 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 1.52 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0.08 0.00 0.08 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100.00 #DIV/0! 100.00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th - per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19