• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGAPA KAJIAN WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGAPA KAJIAN WILAYAH"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MENGAPA KAJIAN WILAYAH a. Pandangan Teoritis

• Perubahan paradigma keilmuan, dari mono disiplin menjadi multidisiplin ilmu

• Sulitnya menyelesaikan masalahan hanya dengan satu pandangan disiplin ilmu

• Ilmu wilayah adalah ilmu yang memadukan berbagai dimensi keilmuan, khususnya sosial dan Iingkungan (fisik)

b. Pandangan Praktis (aplikasi untuk pembangunan)

• Pertumbuhan dan Pemerataan pembangunan (growth with equity) diseluruh wilayah

1. menyeimbangkan pertumbuhan 2. mengurangi kesenjangan

• Mengarahkan kegiatan pembangunan sesuai potensi, permasalahan, dan prioritasnya

• Mengembangkan keterkaitan sosial ekonomi antar wilayah (pusat - pinggiran, desa - kota)

• Mengelola sumberdaya local

• Partisipasi masyarakat dalam pembangunan

• Pengembangan wilayah khusus (wilayah tertinggal, rawan bencana, terisolir, perbatasan, dll)

• Konfigurasi geografis Indonesia

ILMU WILAYAH

Ilmu yang mempelajari tentang wilayah (region) dengan pendekatan sistem (integrated dan comprehensif) serta bekerja dengan interdisipliner.

Ilmu wilayah memberikan pola dan kerangka spasial kepada ilmu-ilmu sosial dan fisik yang telah ada guna mengusahakan tercapainya keseimbangan sosio spasial (spatial equilibrium) di wilayah yang bersangkutan dengan memperhitungkan dimensi waktu (dinamik)

Sifat ilmu wilayah : Multidimensional (sektoral dan regional), integrated (terpadu), komprehensif (menyeluruh), interdisipliner.

(2)

LINGKUP KAJIAN ILMU WILAYAH

Mengkaji variasi wilayah dengan fokus sumberdaya dan hasil-hasil pembangunan. Contoh : dikotomi wilayah (kota-desa, industri-pertanian, pusat-pinggiran, wilayah maju-terbelakang), kesenjangan wilayah.

a. Lingkup Substantif

Ekonomi, mengkaji faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perkembangan suatu wilayah (pendayagunaan resource, investasi, dan lain-lain)

Social dan Cultur, mengkaji tentang partisipasi, institusi, pemerataan, kesejahteraan, dan lain-lain

Resource Manajement, berkaitan dengan isu pengelolaan lingkungan dan sumberdaya, seperti carrying capacity dan sustainable development.

Spatial Organization, berhubungan dengan perspektif keruangan dalam mengkaji wilayah, seperti tata ruang kegiatan, proses dan dinamika struktur ruang.

b. Lingkup Wilayah (Spasial), unit entitas sub nasional, mulai dengan unit propinsi, kabupaten hingga kecamatan. Selain itu juga wilayah dalam pengertian sistem ekologis, seperti DAS dan kawasan fungsional lainnya.

c. Lingkup Waktu, mempertimbangkan perkembangan antar waktu (dinamika wilayah) dan prediktif.

KEDUDUKAN ILMU WILAYAH DALAM GEOGRAFI

Geografi the study of the earth’s surface as the space within which the human population lives (Johnston, 1981). Ada kesamaan objek (fokus) kajian antara geografi dan ilmu wilayah.

Ilmu wilayah menggunakan 3 pendekatan geografi, yaitu analisis keruangan, analisis ekologi dan analisis komplek wilayah. Selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut.

(3)
(4)

WILAYAH (REGION) Pandangan Terhadap Wilayah

a. Pandangan Subjektif. Wilayah merupakan sarana untuk mencapai tujuan; hanya berupa buah pikiran; suatu model untuk membantu mempelajari (bagian) permukaan bumi

…. Regions are a simple generalization of the human mind (Izard)

b. Pandangan Objektif. Wilayah adalah nyata ada, merujuk pada bagian permukaan bumi; wilayah alamiah (natural regions)

Apa Itu Wilayah

Wilayah: ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang dibatasi oleh lingkup penqamatan tertentu.

Ruang: wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya

Kesatuan geografis: dimensi geometri (ukuran) dan referensi geografis, dengan mengacu kepada wujud fisik wilayah.

Unsur Terkait: unsur-unsur di dalam wilayah meliputi komponen alam (fisik dan biotik), komponen manusia (sosial ekonomi budaya), komponen buatan (hasil cipta manusia, teknologi). Wilayah sebagai Sistem, dengan subsistem di dalamnya (Socio system dan Natural system/ecosystem).

Dibatasi oleh Iingkup pengamatan tertentu: 1. Homogenitas, 2. Heterogenitas, 3. Administrasi/Politik

Kawasan : wilayah dengan fungsi tertentu

Daerah : wilayah dalam batas kewenangan pemerintah

Wilayah terkait dengan pembangunan dan kepentingan administrasi. Oleh karena itu wilayah didefinisikan Sub Nasional (Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa), diatas rumah tangga (Komunitas). Tergantung Hirarki (Tingkatan).

(5)

PENDEKATAN MENGENALWILAYAH A. Pendekatan Landscape

Natural Landscape Cultural Landscape

B. Pendekatan Lingkungan

Lingkungan Alam (Biogeofisik) Lingkungan Sosial

Lingkungan Binaan

C. Pendekatan Sumberdaya

Sumberdaya Alam Sumberdaya Manusia

Sumberdaya Buatan (Teknologi)

WILAYAH SEBAGAI SISTEM

Pendekatan sistem sangat tepat dalam mengkaji wilayah, dengan segala komponen di dalamnya. Menuju Spatial Equilibrium

Pendekatan sistem terdiri dari:

1. sistem Input, Proses, dan Output

2. terdiri dari beberapa subsistem yang terhubungkan secara integratif. Dua subsistem utama adalah subsistem sosial (Social System) dan Ekosistem, sebagai dwi tunggal.

dalam social system terdiri dari ekonomi, politik, sosial, dan kultur. 3. Integrated dan komprehensif

Kajian wilayah

….. examination of a thing’s parts to flnd’out their essential features’ spatial/regional analysis (bruce mitchell, 1998):

(6)

location and distribution of phenomena interaction of phenomena between places and regions spatial / regional structure arragement, and organization spatial processes

(7)

KONSEPSI WILAYAH

NO. TIPOLOGI KONSEPSI

WILAYAH JENIS DEFINISI - KRITERJA KETERANGAN / CONTOH

1. Berdasarkan tipe

1. Homogenitas (Homogeneous region/formal

region/uniform region)

Keseragaman dari property

(unsur/kriteria) yang ada dalam wilayah baik sendiri maupun gabungan

Identifikasi batas terluar, dengan mengenali core region (memiliki

derajad deferensiasi yang

tertinggi) 2. Heterogenitas (Functional

region/organic region/nodal region)

Pola interaksi dan interdependensi antar sub sistem (subarea), dengan tekanan pada kegiatan manusia

Ide sentralitas dan fungsional (ada wilayah inti = nodal dan hinterlandnya)

2. Berdasarkan

Rank/Hirarki

Klasifikasi wilayah berdasarkan urutan atau orde wilayah yang membentuk satu kesatuan

Pertimbangan: size (ukuran), form (bentuk), Function (Fungsi) Contoh: RT, RW, Dusun, Desa Desa, Kec, Kab,. Prop

3.

Berdasarkan Kategori (jumlah kriteria)

1. Single topic region (wilayah bertopik tunggal)

Wilayah yang eksistensinya

didasarkan pada satu macam topik/kriteria saja

Wilayah curah hujan Wilayah geologi 2. Combined topic region

(wilayah.bertopik gabungan)

Wilayah yang eksistensinya

didasarkan pada gabungan (lebih dari satu) macam kriteria (topik masih sama)

Wilayah iklim (gabungan dari curah hujan, temperatur, tekanan udara, angin)

(8)

3. Multiple topic region (wilayah bertopik banyak)

Wilayah yang eksistensinya

mendasarkan pada beberapa topik yang berbeda satu sama lain

Wilayah pertanian (gabungan dari topik fisik = tanah, hidrologi dan topik tanaman)

Wilayah ekonomi 4. Total Region (wilayah total) Delimitasi wilayah menggunakan

semua unsur wilayah. Bersifat

klasik, kesatuan politik

(adrninistrasi) sebagai dasar

Contoh : wilayah adiministrasi desa, kecamatan, kabupaten, Propinsi

5. Compage region Tidak mendasarkan pada banyak

sedikitnya topik, tetapi aktivitas manusia yang menonjol

Semacam wilayah perencanaan. Misalnya wilayah miskin, wilayah bencana, dIl

Keterangan: pemanfaatan konsep-konsep tersebut, dapat tunggal dan kombinasi tergantung kepada jenis kegiatan, lingkup usaha, masalah, cakupan wilayah, dan tujuan program yang dirancang.

(9)

PEWILAYAHAN

• Usaha untuk mambagi-bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan tertentu pula. Pembagiannya dapat mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu, seperti administrasi, fisik, ekonomi. Sosial, geografis dan sebagainya.

• Secara teknik, berkaitan dengan proses penentuan batas daerah yang bentuknya tergantung pada tujuan pengelompokan, kriteria yang digunakan dan ketersediaan data.

Tujuan umum pewilayahan untuk mempermudah penganalisaan serta

memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan yang ada pada kelompok-kelompok wilayah tersebut.

Terkait dengan pembangunan, tujuan perwilayahan di Indonesia adalah: 1. menyebarkan pembangunan dan menghindari pemusatan pembangunan

yang berlebihan pada wilayah tertentu.

2. keserasian dan koordinasi antar kegiatan pembangunan (sektoral) di daerah

3. arahan kegiatan pembangunan (prioritas wilayah)

METODE PEWILAYAHAN 1. Penyamarataan Wilayah (Regional Generalization)

• Usaha menggolongkan wilayah ke dalam bagian-bagian tertentu, dengan cara menonjolkan karakter-karakter tertentu.

• Unsur-unsur yang kurang/tidak penting dan tidak relevan dihilangkan

• Tujuannya menonjolkan sifat tertentu yang dominan dari suatu wilayah

• Memperhatikan skala peta dan tujuan pewilayahan.

• Dapat menggunakan cara-cara delimitasi kuantitatif dan kualitatif. Sebagian besar menggunakan metode Kualitatif

2. Klasifikasi Wilayah (Regional Classification)

• Usaha menggolongkan wilayah secara sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu (klasifikasi) berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

(10)

• Semua unsur, kriteria, individu diperhitungkan dalam proses klasifikasi

• Tujuannya mencari deferensiasi (perbedaan) antar bagian-bagian wilayah.

• Dapat menggunakan cara-cara delimitasi kuantitatif dan kualitatif. Sebagian besar menggunakan metode Kuantitatif (statistik)

VARIABEL PEWILAYAHAN Berdasarkan Jumlah Variabel / Kriteria

1. Single Variable (variabel tunggal)

2. Multiple Variabel (variabel banyak) ... Lihat bagian kategori wilayah

Berdasarkan Teknik Penentuan Batas (delimitasi)

1. Kualitatif (deskriptif, interpretasi foto udara)

2. Kuantitatif (Thiesen polygon, Railly’s law = law of retail gravitation, komputer, statistik)

Penentuan Batas

• Tidak ada satupun daerah yang memiliki karakteristik yang sama identik. sehingga sulit ada batas yang tegas antar wilayah.

• Yang terpenting adalah wilayah inti (core region) yang memiliki deferensiasi tinggi, sedangkan batas antar wilayah, Lebih kepada zone peralihan (zone transition) dimana deferensiasinya paling rendah.

PLANNING REGION AND PROGRAMME REGION

KRITERIA ANALISIS PERENCANAAN

Interdependensi Functional Region

Nodal Region Polarized Region

Planning Region

Similarity (kesamaan) Uniform Region Formal Region

Homogeneous Region Zonzl Region

(11)

SWP (SUB WILAYAH PEMBANGUNAN) Prinsip

Menciptakan integrasi, melalui keterkaitan dan ketergantungan

Tujuan

1. Memperkuat kesatuan atau integrasi (ekonomi) negara atau wilayah scr utuh 2. Efisiensi pertumbuhan (prinsip growth centers)

3. Menyebaratakan pembangunan dan menghindarkan pemusatan kegiatan (kesenjangan)

4. Menjamin keserasian dan koordinasi antar berbagai kegiatan pembangunan

Komponen

1. Model Sistem Integrasi

2. Intl (pusat) wilayah dan wilayah pengaruhnya (hinterland) 3. Penentuan batas SWP

4. Basis Ekonomi SWP

PENENTUAN SWP

1. Deskripsikan Sistem Keterkaitan, Ketergantungan, Dan Pola Pergerakan Dalam Suatu Wilayah

……..Wilayah Homogen (Variabel Fisik Wilayah) Dapat Dijadikan Dasar 2. Tetapkan Inti / Pusat Wilayah Dan Wilayah Pengaruhnya

3. Penentuan Batas

4. Penilaian Basis Ekonomi Instrumen: Pemetaan / Gis

(12)
(13)
(14)
(15)

SPATIAL LINKAGE ANALYSIS

• PATTERNS OF PHYSICAL, ECONOMIC, SOCIAL AND ORGANIZATIONAL INTERACTIONS AMONG SETTLEMENTS AND RURAL AREAS SURROUNDING THEM

• MAJOR LINKAGES IN SPATIAL DEVELOPMENT:

1. PHYSICAL LINKAGES: ROAD, RIVER TRANSPORT, RAILROAD, ECOLOGICAL INTERDEPENDENCES

2. ECONOMIC LINKAGES: MARKET PATTERNS, FLOWS OF RAW MATERIALS, PRODUCTION LINKAGES, CONSUMPTION AND SHOPPING PATTERNS, INCOME FLOWS

3. POPULATION MOVEMENT: TEMPORAL AND PERMANENT MOVEMENT (MIGRATION)

4. TECHNOLOGICAL LINKAGES: TECHNOLOGY INTERDEPENDENCY, IRRIGATION SYSTEM, TELECOMMUNICATION SYSTEM

5. SOCIAL INTERACTION LINKAGES: VISITING PATTERN, RITUAL AND RELIGIUS ACTIVTIES

6. SERVICE DELIVERY LINKAGES: ENERGY FLOWS AND NETWORKS, CREDIT AND FINANCIAL NETWORKS, EDUCATION HEALTH SERVICE DELIVERY SYSTEMS

7. POLITICAL, ADMINISTRATIVE AND ORGANIZATIONAL LINKAGES: GOVERNMENT BUDGET FLOWS AND STRUCTURAL RELATIONSHIPS

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian bahwa rata-rata daya untuk bahan bakar campuran lebih besar dari premium murni, adanya kenaikan pemakaian bahan bakar seiring dengan meningkatnya putaran

Menurut FASB, kewajiban dalam rerangka konseptual adalah (SFAC No. 35) : Menurut FASB, kewajiban dalam rerangka konseptual adalah (SFAC No. 35) : kewajiban adalah pengorbanan

Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari dilakukanya penelitain ini adalah mengimplementasikan metode Shallow Parsing pada kalimat tanya dan teks dari teknologi

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaannya banyak pihak yang telah membantu serta mendoakan dan memberikan dukungan sehingga terselesaikannya tugas akhir

Gigi depan rahang atas goyang dan gusi bengkak. Riwayat Penyakit

Penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai penghitungan nilai kapasitansi terhadap setiap nilai permitivitas yang diberikan pada sistem ECVT dengan menggunakan algoritma

Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2011 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang