• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI I. ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR. II. PROGRAM LOW COST AND GREEN CAR. MURAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI I. ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR. II. PROGRAM LOW COST AND GREEN CAR. MURAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

I.

ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN

BERMOTOR.

II. PROGRAM LOW COST AND GREEN CAR.

III. PENGEMBANGAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM

III. PENGEMBANGAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM

MURAH

IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI MEREK LOKAL.

IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI MEREK LOKAL.

V. HARMONISASI STANDAR DAN REGULASI DI ASEAN.

VI PENGEMBANGAN GREEN VEHICLE DI INDONESIA

VI. PENGEMBANGAN GREEN VEHICLE DI INDONESIA.

(3)

I. ROADMAP PENGEMBANGAN INDUSTRI

KENDARAAN BERMOTOR

VISI DAN MISI

KENDARAAN BERMOTOR

ƒ

Indonesia menjadi pusat produksi di dunia untuk

produk komponen dan otomotif tertentu

VISI

produk komponen dan otomotif tertentu.

ƒ

Penguatan struktur industri otomotif melalui

perbaikan kemampuan dan infrastruktur teknologi

MISI

perbaikan kemampuan dan infrastruktur teknologi

industri komponen.

ƒ

Penguatan daya saing industri komponen melalui

perbaikan SDM industri dan R&D.

(4)

QUALITATIVE TARGET

2010

2010

50% design sepeda motor

Production Base :

MPV, Light Commercial Truck & KBM Hemat Energi- Ramah Lingkungan

0 0

0 0

50% design sepeda motor

Pembuatan mesin, transmisi MPV dan Light Commercial Truck.

Pemasok komponen untuk MPV dan Light Commercial Truck.

MPV, Commercial Truck s/d 24 ton,

2015

2015

80% design KBM R4 untuk MPV dan Light commercial truck

Pembuatan mesin, transmisi Commercial Truck s/d 24 ton,

SUV d

S d

k il k

i

MPV, Commercial Truck s/d 24 ton,

SUV dan Sedan kecil Hemat enrgi-ramah lingkungan

SUV dan Sedan kecil ekonomis

Pemasok komponen Commercial Truck s/d 24 ton, SUV dan Sedan kecil.

MPV, SUV, Sedan kecil Hemat energi ramah lingk, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah,

2020

2020

, g ,

Hybrid car

80% design KBM R4 untuk Sedan kecil dan SUV

hybrid engine, integrasi system ECU

komponen Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah, Hybrid car.

2025

2025

MPV, SUV, Sedan kecil ekonomis, Commercial truck > 24 ton, Sedan menengah Hybrid car dan Luxury car

80% design KBM R4 untuk Sedan Menengah.

Pembuatan komponen KBM tingkat kualitas Luxury Car.

Pemasok komponen KBM tingkat kualitas Luxury car

(5)

TARGET KUANTITATIF

DESCRIPTION

CAR:

DESCRIPTION

2011

until 2015

until 2020

until 2025

ƒ

Production

ƒ

Sales

ƒ

Export

ƒ

Production value

837.948 unit

894.164 unit

150.000 unit

170.000

1.610.000 unit

1.224.000 unit

386.000 unit

225.400

2.593.000 unit

1.971.000 unit

622.000 unit

363.020

4.177.000 unit

3.175.000 unit

1.002.000 unit

584.780

(Trillion Rupiah)

MOTORCYCLE:

ƒ

Production

ƒ

Sales

ƒ

Export

8.006.293 unit

8.043.535 unit

65 000 unit

9.000.000 unit

9.100.000 unit

47 000 unit

9.500.000 unit

9.500.000 unit

51 000 unit

12.000.000 unit

12.000.000unit

51 000 unit

ƒ

Export

ƒ

Production value

(Trillion Rupiah)

65.000 unit

90.000

47.000 unit

70.314

51.000 unit

75.748

51.000 unit

90.897

Note: RODA 4 , Kenaikan rata-rata per tahun setelah tahun 2010 diasumsikan sebesar 10%.

(6)

GENERAL POLICY ON AUTOMOTIVE 2012

GOAL

Industri otomotif yang efisien dengan

tingkat daya saing tinggi.

Fokus pada pengembangan industri komponen

STRATEGI

Meningkatkan pengembangan mobil

komersial serta industri sepeda motor.

Mengembangkan Mobil Penumpang kecil dengan

kapasitas mesin hingga 1,200 cc.

P

b

d

tik

Pengembangan pasar ekspor

KEBIJAKAN

Pengembangan pasar domestik

Memperkuat struktur industri

Memperkuat struktur industri

(7)

PASAR & EXIM KBM RODA 4 NASIONAL BERDASARKAN KATEGORI 2005 – 2011

SALES KATEGORI TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 SEDAN TIPE CC ≤ 1.500 (G/D) 25,006 10,241 16,207 18,753 11,779 18,355 14,236 1,501< CC ≤ 3,000 (G)/2.500 (D) 10,164 7,188 10,974 15,284 10,068 14,080 11,013 CC > 3,001 (G)/2.501 (D) 199 136 200 263 253 693 492 SUB TOTAL 35,369 17,565 27,381 34,300 22,100 33,128 25,741 CC < 1.500 (G/D) 189,845 136,793 194,422 279,051 257,507 389,712 452,669 2 4x2 TYPE CC 1.500 (G/D) 189,845 136,793 194,422 279,051 257,507 389,712 452,669 1,501< CC ≤ 2,500 (G/D) 132,842 62,205 87,527 105,822 74,652 111,874 113,252 2,501< CC ≤ 3,000 (G) 3,110 3,489 2,359 2,702 2,214 2,801 3,478 CC > 3,001 (G)/2.501 (D) 1,358 1,174 1,425 1,215 680 123 369 SUB TOTAL 327,155 203,661 285,733 388,790 335,053 504,510 569,768 CC < 1 500 (G/D) 0 0 0 0 0 0 0 3 4x4 TYPE CC < 1.500 (G/D) 0 0 0 0 0 0 0 1,501< CC ≤ 3,000 (G)/2.500 (D) 1,663 1,029 1,479 1,707 1,653 3,070 3,847 CC > 3,001 (G)/2.500 (D) 132 159 176 470 561 767 1,674 SUB TOTAL 1,795 1,188 1,655 2,177 2,214 3,837 5,521 BUS GVW 5 - 10 Ton (G/D) 1,264 1,009 896 1,651 1,167 2,058 2,468 GVW 10 - 24 Ton (G/D) 1 028 552 804 1 210 1 302 2 119 1 385 4 BUS GVW 10 - 24 Ton (G/D) 1,028 552 804 1,210 1,302 2,119 1,385 GVW > 24 Ton (G/D) 0 0 0 0 0 0 0 SUB TOTAL 2,292 1,561 1,700 2,861 2,469 4,177 3,853 5 PICK UP / TRUCK GVW < 5 Ton (G/D) 97,815 51,583 55,706 80,099 55,373 104,263 150,254 GVW 5 - 10 Ton (G/D) 55,601 32,183 43,651 66,258 45,760 80,933 96,434 GVW 10 24 Ton (G/D) 3 887 3 160 3 427 5 302 4 582 6 632 7 890 5 GVW 10 - 24 Ton (G/D) 3,887 3,160 3,427 5,302 4,582 6,632 7,890 GVW > 24 Ton (G/D) 3,946 2,614 5,774 10,088 6,028 12,826 15,627 SUB TOTAL 161,249 89,540 108,558 161,747 111,743 204,654 270,205 6

DOUBLE CABIN GVW < 5 Ton (G/D) 6,057 5,416 8,314 13,899 9,969 14,404 17,815

4X2 / 4X4 For all CC SUB TOTAL 6 057 5 416 8 314 13 899 9 969 14 404 17 815 SUB TOTAL 6,057 5,416 8,314 13,899 9,969 14,404 17,815 SALES TOTAL 533,917 318,931 433,341 603,774 483,548 764,710 894,164 EXPORTS (**) CBU (UNIT) 17,805 30,974 60,267 100,982 56,669 85,796 107,932 CKD (SET) 103,370 105,917 105,642 103,710 53,140 55,624 83,709 COMPONENTS (PIECES) 380 371 285 124 290 475 311 066 232 648 353 950 48 170 428

Catatan : Tidak termasuk CBU yang diimpor oleh Importitr Umum.

COMPONENTS (PIECES) 380,371 285,124 290,475 311,066 232,648 353,950 48,170,428

IMPORTS (**)

(8)

GDP PER CAPITA (USD)

Tahun

2000

2001

2002

2003

2004

2004

2006

2007

2008

2009

2010

2011

(est.)

2012

(est.)

2013

(est.)

2014

(est.)

PASAR OTOMOTIF NASIONAL DAN PERKIRAAN

(X 1000 UNIT)

GDP

$1.515 $1.573 $1.640 $1.722 $1.806 $1.909 $2.014 $2.140 $2.270 $2.590 $3.005 $3.400 $3.900 $4.400 $5.000

1.120

950

1.020

OPT

NOR

Political & Economic Crisis General Election 1999-2004 General Election 2004-2009 General Election 2009-2014 Domestic Fuel Price Increase in March & October

Global Economic Crisis New Taxation Policy General Election 2014-2025

(9)

II. PROGRAM LOW COST & GREEN CAR

A. LATAR BELAKANG

1. Sejalan dengan tuntutan global yaitu berkembangnya

jenis kendaraan yang hemat

g

energi dan ramah

g

lingkungan.

2. Tumbuhnya industri komponen dalam negeri

3. Terdapat ceruk pasar KBM Roda 4 yang belum

dikembangkan dan belum diisi oleh industri dalam negeri

300

600

sejumlah 300 ribu – 600 ribu unit merupakan segmen

pasar masyarakat berpenghasilan Rp.4 juta – Rp.8 juta.

4 Mengakomodasi pemilik KBM Roda 2 ang berkeinginan

4. Mengakomodasi pemilik KBM Roda 2 yang berkeinginan

(10)

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mengembangankan industri KBM Roda 4 yang

hemat energi ramah lingkungan dan harga

hemat energi, ramah lingkungan dan harga

terjangkau.

2 M

t

i

t

t

d k i KBM

2. Mempercepat pencapaian target produksi KBM

Nasional sebesar 1 juta unit pada akhir tahun

2013

2013

3. Mendorong Indonesia menjadi basis produksi

KBM Roda 4 dan Komponen di Tingkat Regional

dan Global

(11)

C. PERSYARATAN TEKNIS DAN

TINGKAT MANUFAKTUR

1. TEKNIS

a. Jenis kendaraan

: Roda 4 Jenis MPV (4x2)

b. Kapasitas silinder

: 1000

cc

1200,

660

cc

999

c. Konsumsi bh,bakar

:

22km/liter untuk

1000cc ,

:

20km/liter untuk 1000 < cc

1200

d. Emisi gas buang

: Euro II sesuai peraturan yg berlaku

2. Tingkat Manufaktur

2. Tingkat Manufaktur

Persyaratan tingkat manufaktur diharapkan meningkat dalam

5 tahun menjadi 80%.

(12)

D. KEBIJAKAN (REGULASI) YANG DIPERLUKAN

(

)

1 Peraturan PPnBM (Pajak Pertambahan Nilai Barang

1. Peraturan PPnBM (Pajak Pertambahan Nilai-Barang

Mewah) untuk segmen kendaraan dengan mesin 660 –

1200 cc.

1200 cc.

2

Pembebasan Bea Masuk atas impor mesin & bahan

2.

Pembebasan Bea Masuk atas impor mesin & bahan

baku dan komponen yang belum diproduksi di dalam

negeri

(13)

III. PENGEMBANGAN KENDARAAN ANGKUTAN UMUM

MURAH

1. Latar Belakang

MURAH

a.

Direktif Presiden RI tentang Program Pro Rakyat

Kl t IV

Klaster IV.

b.

Keputusan Presiden No.10 Tahun 2011 tentang Tim

Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro

Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program

Pro-Rakyat

c

Kendaraan

yang

dapat

meningkatkan

kegiatan

c.

Kendaraan

yang

dapat

meningkatkan

kegiatan

ekonomi di pedesaan, sektor pertanian, dan UKM

d.

Embrio industri kendaraan bermotor nasional, dan

d

b o

dust

e da aa

be

oto

as o a , da

diharapkan dapat melakukan produksi massal mulai

tahun 2013.

(14)

2 SASARAN

Pembuatan Kendaraan Roda 4 angkutan barang

2. SASARAN

g

g

(pick up) dengan kriteria:

a daya mesin 700 cc

a. daya mesin 700 cc,

b. konsumsi bahan bakar 22 km/liter,

b h

b k

“d l f l” BBM d

BBG (

Li id

c. bahan bakar “dual fuel” BBM dan BBG (

Liquid

Gas for Vehicle

),

d. harga Rp 50-55 juta,

e. kandungan lokal 60%.

g

(15)

3 RENCANA AKSI

3. RENCANA AKSI

Prototipe

Telah dilakukan pembinaan terhadap

p

p

industri dan dihasilkan 3 buah prototipe

Kendaraan

Angkutan

Umum

Murah

Kendaraan

Angkutan

Umum

Murah

(16)

3 RENCANA AKSI

(lanjutan)

3. RENCANA AKSI

(lanjutan)

(17)

3 RENCANA AKSI

(LANJUTAN)

3. RENCANA AKSI

(LANJUTAN)

Saat ini PT. INKA telah mendapat order 45 unit

Gea dari Pemprov. Sulsel.

(18)

3 RENCANA AKSI

(lanjutan)

2. Pick up merek TAWON buatan PT. Super

G i d J

(

t )

3. RENCANA AKSI

(lanjutan)

(19)

3 RENCANA AKSI

(lanjutan)

3 Pick up merek MAHATOR buatan PT

3. RENCANA AKSI

(lanjutan)

3. Pick up merek MAHATOR buatan PT.

MAHA ERA MOTOR (swasta)

(20)

IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI MEREK LOKAL

I d

i M

k L k l

b

d l

A

i i

1.

Industri Merek Lokal tergabung dalam Asosiasi

Industri Automotive Nusantara (ASIANUSA).

2.

Mobil yang direncanakan turut dalam

pengembangan Kendaraan Angkutan Umum Murah

(Program Klaster IV):

a.

Mobil Merek GEA diproduksi oleh PT. INKA.

p

b.

Mobil Merek Tawon diproduksi oleh PT. Super

Gasindo Jaya

Gasindo Jaya.

c.

Mobil Merek Mahator diproduksi oleh PT. Maha

Era Motor

Era Motor

(21)

3.

Pengembangan Kendaraan Merek Lokal lainnya:

a. Wakaba

b. Arina

c. Esemka

d. FIN Komodo

4.

Secara umum, mobil-mobil tersebut memiliki kapasitas

silinder <1000 cc kecuali Esemka.

(22)

5 PERMASALAHAN MOBIL MEREK LOKAL

5. PERMASALAHAN MOBIL MEREK LOKAL

a.

Resistensi dari perusahaan multinasional dengan

merek global yang selama ini telah menguasai pasar

merek global yang selama ini telah menguasai pasar

nasional

b

Industri kepemilikan lokal yang saat ini belum

b.

Industri kepemilikan lokal yang saat ini belum

menguasai sepenuhnya proses manufacturing otomotif.

b

Selera masyarakat tidak bisa dipaksakan.

b.

Selera masyarakat tidak bisa dipaksakan.

c.

Produksi kendaraan merek baru belum mempunyai

jaringan

after sales service

di seluruh nusantara.

j

g

d.

Membutuhkan supply komponen yang kontinu dan

terjamin kualitasnya.

e.

Membutuhkan

investor yang bersedia investasi dan

(23)

6 SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH

a.

Sinergi

proses

manufacturing

(joint

6. SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH

production) antara produsen BUMN dan

swasta, dengan standardisasi platform mobil

(chasis, mesin, transmisi).

b.

Multisourcing untuk mendapatkan komponen

g

p

p

dengan harga yang paling ekonomis.

c

Riset bersama dalam pengembangan engine

c.

Riset bersama dalam pengembangan engine

dan axle secara mandiri.

d

Pengembangan mobil tidak

head to head

d.

Pengembangan mobil tidak

head to head

dengan kapasitas mesin mobil yang sudah

ada di pasar

(24)

6 SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH (LANJUTAN)

e.

Insentif :

6. SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH (LANJUTAN)

BMDTP untuk bahan baku dan komponen yang

belum dibuat di Indonesia.

Skema pembiayaan melalui kredit murah.

Permenkeu No.176 tentang Insentif Investasi Baru

f. Pembelian awal oleh Pemerintah Pusat dan Daerah

secara kontinu agar produksi bergulir dan jaringan

after sales service tumbuh

after sales service tumbuh.

g. Produksi oleh industri

kepemilikan

lokal atau

BUMN, Pemerintah membantu melalui Penyertaan

,

y

Modal Negara untuk BUMN.

(25)

6 SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH (LANJUTAN)

h Pembelian awal oleh Pemerintah Pusat dan

6. SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH (LANJUTAN)

h. Pembelian awal oleh Pemerintah Pusat dan

Daerah secara kontinu agar produksi

bergulir dan jaringan after sales service

bergulir dan jaringan after sales service

tumbuh.

i. Produksi oleh industri

kepemilikan lokal

atau BUMN, Pemerintah membantu melalui

Penyertaan Modal Negara untuk BUMN.

(26)

V. HARMONISASI STANDAR DAN

REGULASI DI ASEAN

Ruang Lingkup MRA yang

REGULASI DI ASEAN

Ruang Lingkup MRA yang

mengacu kepada

Regulasi UNECE (19 Regulasi)

:

Safety:

Emission & Environment:

R13, 13H: Brake

R14:safety belt anchorages

R16: safety belts

R17: Seats

Emission & Environment:

R40: Exhaust Emission (Motor)

R49: Diesel Emission

R83:

Exhaust Emission

R17: Seats

R25: Head Restraints

R30: Pneumatic Tyres (PV)

R39:Speedometer(L category)

R41: Noise (Motor Cycle)

R51: Noise

R43: Safety glass

R46:Rear View Mirror

R54: Pneumatic Tyres (CV)

R60:Driver Operated Control

R60:Driver Operated Control

R75: Tyre (L category)

(27)

VI. PENGEMBANGAN “GREEN VEHICLES” DI

INDONESIA

INDONESIA

1. Kendaraan Bahan Bakar Fosil dengan Standar Euro 4

Industri siap dalam memproduksi kendaraan untuk

menghasilkan emisi dengan standar Euro4, namun

terkendala dengan ketersediaan Bahan Bakar.

2. Kendaraan Bahan Bakar Gas

Saat ini sudah diinisiasi untuk kendaraan umum seperti

Saat ini sudah diinisiasi untuk kendaraan umum seperti

taxy dan busway. Ketersediaan SPBG dan Sosialisasi terkait

“Safety” penggunaan bahan bakar Gas diperlukan. Industri

siap dalam penyediaan teknologinya.

(28)

IV. PENGEMBANGAN “GREEN VEHICLES” DI

INDONESIA

INDONESIA

3. Kendaraan Bio Fuel

Kami mendukung program Kementerian

ESDM dalam

penggunaan Bio Fuel. Koordinasi dalam pengembangan

teknologi di kendaraan diperlukan, termasuk sosialisasi

pemanfaatnya.

4 K d

Hib id

4. Kendaraan Hibrid

Faktor harga masih menjadi kendala bagi konsumen di

Indonesia

Indonesia.

5. Kendaraan Listrik

Walaupun kendaraan ini sudah tersedia

ketersediaan

Walaupun kendaraan ini sudah tersedia, ketersediaan

infrastruktur dalam negeri dan faktor harga menjadi kendala

utama pengembangannya di Indonesia.

(29)

THANK YOU

THANK YOU

THANK YOU

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran yang baik diharapkan dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan fungsi kognitif, memori jangka pendek dan juga motivasi belajar siswa

274 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia - (Sunter II Plant) Industri Komponen Kendaraan Bermotor Roda Empat Jl. Gaya Motor

hukum, karena penadahan di peroleh dari kejahatan, dapat dikatakan menolong atau mempermudah tindakan kejahatan si pelaku dapat mempersukar pengusutan kejahatan

Fenomena ini menjadi menarik, karena sebelum Sosro mengeluarkan produk teh dalam botol, sebuah perusahaan multinasional telah melakukan survey tentang potensi penjualan teh

Umum akan memberikan daftar stok barang dan daftar departemen perusahaan kepada staf umum untuk dicatat dalam buku barang dan buku departemen perusahaan. Setiap Awal

Pandangan teologi suatu agama memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap etika penganutnya, karena keyakinan pada suatu ajaran merupakan pangkal dalam melihat kebenaran hidup..

Karakteristik personal adalah kondisi potensi, kapasitas kemampuan dan kemauan seorang sesuai kebutuhan dunia kerja. Perusahaan mencari calon karyawan dengan potensi,

Adapun pengertian dari cacat adalah suatu kondisi produk atau jasa yang tidak dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh standar yang berlaku dan tidak dapat