• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN KOSMETIK BERLABEL HALAL (Studi Pada Kalangan Model Hijabers di Kota Surabaya )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMILIHAN KOSMETIK BERLABEL HALAL (Studi Pada Kalangan Model Hijabers di Kota Surabaya )"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)PEMILIHAN KOSMETIK BERLABEL HALAL (Studi Pada Kalangan Model Hijabers di Kota Surabaya ). Debby Intansari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga ABSTRAK. Semenjak enam tahun belakangan, sesuatu yang berbau halal kian digemari oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Menyadari akan hal itu, para produsen kosmetik berlabel halal dengan giat mempromosikan produk mereka, seperti mensponsori acara model hijabers. Penelitian ini memfokuskan pada orientasi tindakan dari model hijabers di kota Surabaya terhadap pemilihan kosmetik berlabel halal serta makna yang mendasari tindakan tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan sosial Max Weber dengan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah model hijabers yang tergabung dalam Kemayu Beauty Academy dan Hijabers Surabaya Model. Teknik pengambilan informan menggunakan cara purposive. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah model hijabers yang tidak berpatokan untuk menggunakan kosmetik berlabel halal termasuk dalam tindakan rasional instrumental memaknai kosmetik berlabel halal sebagai kosmetik yang tidak membuat iritasi, kosmetik yang terhindar dari bahan yang haram dan tidak berbeda dengan kosmetik.

▸ Baca selengkapnya: sejarah inez kosmetik

(2) lain. Model hijabers yang menggunakan kosmetik berlabel halal karena selektif dengan kulit sensitif termasuk dalam tindakan rasional instrumental memaknai kosmetik berlabel halal sebagai salah satu bentuk syariat Islam. Model hijabers yang membeli kosmetik berlabel halal karena voucher diskon termasuk dalam tindakan afeksi karena tidak berniat menggunakan kosmetik berlabel halal memaknai kosmetik berlabel halal sebagai strategi promosi. Model hijabers yang menggunakan kosmetik berlabel halal untuk menjalankan syariat Islam termasuk dalam tindakan rasional berorientasi nilai memaknai kosmetik berlabel halal sebagai kosmetik yang tidak mengandung bahan yang haram dan dapat mempengaruhi amal ibadah.. Keyword: makna, kosmetik berlabel halal, tindakan sosial, model hijabers, syariat Islam.

(3) ABSTRACT. Halal cosmetics is one of the innovations that was specifically made for Muslims, in addition to food and beverages that have been tested halal from the aspect of ingredients to the production process. Since the last six years, things that smelled of halal increasingly favored by the majority Muslim community of Indonesia. Realizing this, the producers of halal cosmetics by actively promoting their products, just like being a sponsor in the event of hijabers model. This study focuses on the action orientation of the hijabers model in Surabaya against the selection of cosmetics halal as well as the underlying meaning of the action. The theory used in this research is the social action of Max Weber with research type is qualitative descriptive. Informants in this research are hijabers models from Kemayu Surabaya community and Hijabers Surabaya community. In this thesis, informant taken by snowball technique. The data retrieval method with an in-depth interview. The results of this study is the meaning of halal cosmetics by hijabers models according to the concept of verstehen among others the first, safe for the skin because it does not contain the forbidden ingredients. Secondly, halal cosmetics is interpreted as an obligation because it is related to the Shari'a of Islam so it does not affect the charity of worship. Third, there is nothing special about halal cosmetics. Fourth, halal cosmetics is just a promotion as part of a marketing strategy. Hijabers models are oriented to instrumental and affective rational actions are more lenient in meaningful halal cosmeticsbecause they don’t have any purpose and worries, whereas valueoriented hijabers models tend to have goals by using halal cosmetics as well as having concerns when using other cosmetics. Keyword: meaning, halal cosmetics, social action, hijabers model, islam’s syaria.

(4) konsumen. PENDAHULUAN Kosmetik merupakan sebuah bahan yang digunakan pada area wajah untuk menutupi kekurangan pada kulit, sehingga hasilnya wajah akan terlihat lebih menarik dan para perempuan akan lebih percaya diri. Tak heran bila kini kosmetik seakan-akan menjelma menjadi salah satu kebutuhan yang wajib dimiliki bagi setiap perempuan dari berbagai strata sosial. Terlebih lagi untuk perempuan yang bekerja di luar. rumah. kosmetik. memperoleh. jaminan keamanan produk kosmetik yang. mereka. diperlukan. miliki,. sehingga. aturan-aturan. mengikat. yang. produsen. dalam. memproduksi kosmetik mereka karena tidak. semua. konsumen. mengerti. bagaimana cara pembuatan produkproduk kosmetik agar konsumen tidak terus. dirugikan. oleh. produsen. kosmetik nakal. Konsumsi. masyarakat. akan. penggunaan. kosmetik. kosmetik semakin meningkat, namun. dibutuhkan. untuk. tidak diimbangi dengan pengetahuan. menunjang penampilan mereka agar. dasar mengenai pemilihan kometik. tetap terlihat menawan.. yang tepat, dan mengenai kandungan. sangatlah. Produk kosmetik yang beredar di pasaran. baru-baru. ini. banyak. diimpor dari negeri Cina, seperti yang kita tahu bahwa kosmetik ini mudah didapat karena dijual dengan harga yang cukup dengan. murah dan dikemas menarik.. Minimnya. kosmetik. yang. aman. bagi. kulit.. Sehingga tidak jarang, ada kasus yang terjadi akibat penggunaan kosmetik yang tidak tepat maupun kosmetik dengan kandungan yang berbahaya. Peredaran kosmetik yang tidak memenuhi persyaratan saat ini dilihat. pengawasan dari pihak pemerintah. semakin. membuat. tidak. maraknya kosmetik palsu ataupun. mengetahui bahaya apa saja yang ada. kosmetik berbahaya yang beredar di. pada kosmetik mereka. Padahal sudah. pasaran tadi memunculkan keresahan. selayaknya para konsumen khususnya. para konsumen akan produk kosmetik. para. konsumen. menghawatirkan.. Akibat.

(5) yang digunakannya, sehingga banyak. kosmetik ini tidak melupakan peran. para. beralih. model yang memang memiliki kaitan. kosmetik. erat dengan penggunaan kosmetik. konsumen. menggunakan. yang. produk. berlabel halal yang sudah teruji secara. sebagai. klinis dan mendapat sertifikat dari. menjanjikan.. BPOM maupun MUI.. media. promosi. yang. Saat ini model atau peragawati. Segala sesuatu yang berbau. telah. banyak. berkembang. dan. halal memang selalu menjadi perhatian. melahirkan aliran-aliran baru, salah. bagi masyarakat di Indonesia, tidak. atunya adalah model hijabers. Masih. hanya dalam hal manakan namun juga. segar di pikiran kita bahwa beberapa. kini telah merambah ke berbagai. tahun. produk seperti kosmetik. Hal ini tidak. gebrakan yang dimunculkan oleh trend. lain,. mayoritas. gaya berbusana dunia khususnya di. penduduk Indonesia yang memeluk. Indonesia yaitu trend gaya berbusana. agama Islam yang memang sudah. muslimah yang modern tapi tetap. diwajibkan. menggunakan. mempertahankan ciri khas seorang. produk-produk yang sudah terjamin. muslimah atau yang biasa disebut. kehalalannya. Di Indonesia sendiri,. dengan gaya berbusana hijab. Hijab. kehalalan suatu produk diatur oleh. sendiri sebenarnya memiliki kesamaan. LPPOM MUI.. arti dengan jilbab, yaitu kain panjang. terkait. dengan. untuk. Dengan. animo. masyarakat. yang cukup tinggi, membuat para produsen. kosmetik. berlomba-lomba. halal. kian. mempromosikan. produk mereka ke khalayak ramai dan bisa semakin diterima di kalangan. ada. sebuah. yang digunakan untuk menutupi aurat seorang wanita muslim. Namun saat ini, hijab diartikan sebagai jilbab modern yang tidak kaku dan bisa dikreasikan. dengan. pakaian. yang. modis.. masyarakat Indonesia. Tidak hanya lewat iklan, namun juga produsen. belakangan,. Seperti selama. enam. yang tahun. kita. ketahui. belakangan,.

(6) komunitas hijab kian bermunculan di. seperti model konvesional lainnya. Hal. Indonesia. Terdapat istilah khusus. ini membuat pekerjaan model semakin. untuk menggambarkan para pelaku. diminati, dan semakin lama jumlah. trend gaya berbusana hijab yaitu. model hijabers semakin bertambah.. hijabers. Di kota Surabaya sendiri. Mereka saling berlomba-lomba untuk. terdapat beberapa komunitas hijabers. tampil sebagai yang paling cantik. seperti, Kemayu Surabaya, Hijabers. dengan balutan pakaian tertutup dan. Surabaya, Hijabee, dan masih banyak. hijabnya. Mereka ingin menunjukkan. lainnya. Hampir semua komunitas. bahwa. hijabers ini memiliki kesamaan yaitu,. tertutup beserta hijabnya tidak kalah. membuka sebuah agensi model dengan. menawan jika dibandingkan dengan. nama yang sama dengan komunitas. model lainnya yang menggunakan. hijabers mereka, dimana agensi ini. pakaian yang kadang terbuka.. yang menaungi para anggota dari masing-masing berkeinginan sayapnya. komunitas untuk. menjadi. yang. melebarkan. seorang. model. hijabers.. dengan. memakai. pakaian. Tidak dapat dipungkiri bahwa model. hijabers. ketergantungan. ini. yang. memiliki sangat. erat. dengan penggunaan kosmetik demi mempercantik wajah mereka di atas. Para. ini. panggung. Kosmetik merupakan salah. berlomba-lomba untuk mendapatkan. satu kebutuhan penting untuk sebagian. predikat. besar kaum. terbaik.. model. sebagai. hijabers. model. Tentunya. muslimah. model-model. dikaitkan. wanita, dan sering dengan. para. profesionalitas. hijabers ini telah dibekali dengan. dimana. pekerja. profesional. keahlian yang diberikan oleh agensi. dituntut untuk berpenampilan menarik. yang menaunginya seperti keahlian. sehingga pemakaian kosmetik menjadi. dalam bermakeup, berpose di depan. salah satu cara untuk menunjang. kamera, mengaji, public speaking,. penampilan. Kita tahu bahwa seorang. hingga latihan cara berjalan di catwalk. model akan dituntut untuk selalu.

(7) tampil cantik dengan balutan busana. sebelumnya. anggun. kosmetik halal sehingga mendasari. dan. riasan. wajah. yang. dalam. memukau, di mana mereka dituntut. tindakan. untuk bekerja di dalam maupun di luar. akhirnya mereka memutuskan untuk. ruangan sehingga produk kosmetik. memilih menggunakan kosmetik halal.. yang digunakan untuk riasan wajah. mereka,. memaknai. sampai. pada. TUJUAN PENELITIAN. menjadi pertimbangan yang sangat 1.. penting.. Ingin. menganalisis. tentang. makna kosmetik berlabel halal Seperti yang sudah dijelaskan. oleh model hijabers.. di atas bahwa model hijabers juga hanyalah manusia biasa yang memiliki ketergantungan. akan. penggunakan. 2.. Ingin menganalisis orientasi tindakan sosial para model. makeup disetiap kesehariannya untuk. hijabers dalam. menunjang. untuk menggunakan kosmetik. namun. penampilan. disisi. lain. mereka,. mereka. yang. notabene berprofesi sebagai model hijabers. juga. membawa. memutuskan. berlabel halal. MANFAAT PENELITIAN. bendera. agama Islam dengan mengusung hijab. Manfaat Akademis. sebagai simbol dari agama mereka.. Penelitian. Mau. sebagai. menambah kajian dalam meningkatkan. pada. ilmu pengetahuan khususnya di bidang. syariat agama Islam dan juga pilihan-. Sosiologi, yang lebih berkaitan pada. pilihan hidup mereka menyangkut. makna sosial dan fenomena sosial. dengan profesi mereka sebagai model. yang ada.. tidak. muslimah. mau akan. mereka dihadapkan. ini. diharapkan. dapat. hijabers yang dituntut untuk selalu tampil cantik. Oleh karena itu peneliti. Manfaat Praktis. tertarik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman. para. model. hijabers. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah pandangan serta.

(8) informasi kepada pembaca mengenai. Analisis data dalam penelitian ini. pengetahuan yang dimiliki oleh model. berupa pengumpulan data, reduksi. hijabers di kota Surabaya terhadap. data,. kosmetik. kesimpulan dan verifikasi.. berlabel. halal. sehingga. mempengaruhi tindakan sosial mereka untuk memilih menggunakan kosmetik. penyajian. data,. penarikan. TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. halal tersebut. Kemudian penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan. Bagi. Weber,. Sosiologi. rujukan ke depan serta rekomendasi. merupakan suatu ilmu yang berusaha. bagi. kebijakan. untuk memahami tindakan-tindakan. khususnya dalam bidang kecantikan. sosial kemudian menguraikan sebab-. oleh. sebab. pengambilan. pihak-pihak. terkait. seperti. yang. mendasari. tindakan. perusahaan kosmetik, Badan Pengawas. tersebut. Sesungguhnya yang menjadi. Obat dan Makanan (BPOM) dan. inti dari pemikiran sosiologi Weber. LPPOM MUI.. bukanlah sebuah bentuk substansial dari kehidupan masyarakat atau nilai. METODE PENELITIAN. obyektif. dari. suatu. tindakan,. Penelitian ini dilakukan pada model. melainkanpencarian sebuah arti yang. hijabers. yang. timbul secara nyata melalui tindakan. Kemayu. Beauty. tergabung. dalam. Academy. dan. perseorangan. berdasarkan. Hijabers Surabaya Model. Penelitian. alasan. ini bersifat kualitatif deskriptif. Teknik. (1921/1968:8),. penentuan informan yang digunakan. sosiologis. mencakup. dalam peneltian ini adalah purposive.. tindakan. dari. Teknik. subyektifnya”.. pengumpulan. data. subyektif.. alasan-. Menurut. Weber. tugas. analisis “penafsiran. segi. makna. Pemahaman arti-arti. menggunakan observasi, dokumentasi. subyektif dari suatu tindakan sosial. serta. memang. wawancara. dilakukan. pada. mendalam model. yang. hijabers.. semua. diperlukan perilaku. karena. maupun. tidak. tindakan.

(9) sosial dapat dipahami oleh masyarakat. 1. Jika tindakan manusia itu. sebagai suatu manifestasi rasionalitas.. menurut. Adanya. mengandung. pemahaman. dari. sebuah. aktornya makna. tindakan perseorangan inilah yang. subjektif dan hal ini bisa. kemudian membedakan sosiologi dari. meliputi berbagai tindakan. ilmu pengetahuan alam.. nyata. 2. Tindakan nyata. Menurut Max Weber sendiri, terdapat. metode. yang. bersifat. bisa. dipergunakan untuk memahami arti-. dengan. metode. 3. Tindakan itu berasal dari akibat pengaruh positif atas. Verstehen.. suatu sitausi, tindakan yang. Sehingga dapat diasumsikan bahwa seseorang dalam bertindak tidak hanya sekedar melakukannya tetapi juga. bermotif. pada yang. suatu dilakukan. secara. diam-. itu. diarahkan. seseorang. atau. tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain. pokok tindakan yang dapat disebut. 2003:39), yaitu:. bentuk. 5. Tindakan itu memperhatikan. itu.. Weber menjelaskan ada 5 ciri. sosial. atau. kepada beberapa individu.. motive (Wirawan, 2013:83).. tindakan. dalam. kepada. mencapai tujuan atau in order to. sebagai. tindakan. 4. Tindakan. tindakan untuk. diulang,. diam dari pihak manapun.. sehingga konsep verstehen ini lebih mengarah. sengaja. persetujuan. menempatkan dirinya dalam lingkup berpikir serta berperilaku orang lain. membatin. sepenuhnya.. arti subyektif tindakan sosial seseorang ialah. itu bisa. (Ritzer,. Max. Weber. mengklasifikasikan. empat. kemudian tindakan. sosial yang memengaruhi sistem dan struktur sosial di dalam masyarakat (Narwoko. &. Bagong,. 2004:19)..

(10) Keempat jenis tindakan sosial itu. yang sifatnya emosional tanpa. adalah:. refleksi. intelektual. perencanaan a. Rasionalitas. Instrumental.. Rasionalitas. instrumental. adalah suatu tindakan sosial yang ditujukan untuk mencapai tujuan. dengan. hasil. semaksimal mungkin namun dengan. menggunakan. dana. yang serta daya seminimal mungkin.. Sifat. rasional. dari. tindakan ini adalah bahwa alatalat. secara afektif. sadar. sifatnya. spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional d. Tindakan tradisional. Tindakan sosial adanya. ini. muncul. karena. dorongan. yang. berorientasi pada tradisi masa lampau.. Biasanya. individu. tanpa perencanaan secara sadar. b. Rasionalitas yang berorientasi nilai.. Tindakan. serta. yang. ada. itu. hanya. melakukan tindakan ini karena kebiasaan yang didapat dari nenek moyangnya tanpa tahu arti dan manfaat sebenarnya.. merupakan pertimbangan dan perhitungan. secara. sadar,. Namun meski begitu, menurut. sementara tujuannya. sendiri. Narwoko & Bagong (2004:19) yang. sudah. dalam. perlu dicatat bahwa meskipun Weber. hubungannya dengan nilai-nilai. membedakan empat bentuk tindakan. individu yang bersifat absolut.. yang khas dan ideal, sehingga dia. Nilai-nilai ini dapat berupa. sadar betul bahwa setiap tindakan. nilai etis, estetis, keagamaan,. tertentu biasanya memuat kombinasi. atau yang lain.. dari keempat tipe-tipe ideal tindakan. c. Tindakan tindakan. ada. di. afeksi. jenis. ini,. Dalam. tersebut.. suatu. tindakan sosial timbul karena adanya dorongan atau motivasi. PARADIGMA PENELITIAN.

(11) Dalam. penelitian. yang. berjudul. “Pemilihan Kosmetik Berlabel Halal (Studi Pada Kalangan Model Hijabers di Kota Surabaya)” ini menggunakan. PEMBAHASAN Makna Kosmetik Berlabel Halal bagi Model Hijabers Baru-baru. paradigma definisi sosial. Paradigma. ini. ada. sebuah. definisi sosial sendiri dikemukakan. inovasi dalam produk kosmetik yang. oleh Weber sebagai studi mengenai. diklaim halal dari segi kandungan. tindakan. memandang. bahan maupun proses produksinya. perkembangan dari suatu hubungan. sehingga aman untuk digunakan oleh. sosial dapat pula diterangkan melalui. para. tujuan – tujuan dari manusia yang. umumnya, kosmetik berlabel halal ini. melakukan hubungan sosial itu dimana. kemudian mulai mengerahkan strategi. ketika ia mengambil manfaat dari. jitu sebagai upaya mereka dalam. tindakannya (Ritzer, 2013:8). Alasan. mempromosikan. peneliti menggunakan paradigm ini. halal, seperti menjadi sponsor dari. yaitu karena paradigm definisi social. acara. mengacu pada teori tindakan social. fashionshow, menjadi sponsor dalam. oleh Max Weber. memiliki. acara seminar maupun talkshow dan. kesesuaian dengan fokus permasalahan. masih banyak lagi. Tak heran jika. pada penelitian ini, dimana peneliti. banyak. ingin. model. kemudian mensponsori model-model,. ini. yang kemudian bisa menampilkan. hijabers. sosial. melihat di. yang. yang. bagaimana. kota. Surabaya. muslimah.. Seperti. kosmetik. lomba. produk. atau. model. berlabel. maupun. kosmetik. riasan. halal yang mereka gunakan, kemudian. kosmetik tersebut. menggali lebih dalam mengenai tujuan. catwalk tak terkecuali para informan. mereka terkait tindakan sosial yang. dalam penelitian ini. Kemudian dari. mereka lalukan pada saat pertama kali. sisi. mereka memutuskan untuk memilih. khususnya, mereka lebih sering di. menggunakan kosmetik berlabel halal.. sponsori oleh kosmetik berlabel halal. model. dari. yang. memaknai produk kosmetik berlabel. para. makeup. pada. saat. produk. berada di. hijabers. sendiri.

(12) karena. dianggap. karakter. seorang. mencerminkan muslimah. diatas. Namun bagi WS, DQ dan juga AN. keberadaan. produk. kosmetik. panggung dan sesuai dengan label. berlabel halal dinilai aman bagi kulit. halal yang memang ditujukan bagi. mereka. Sebab mereka meyakini jika. kaum muslim, meski tak menutup. bahan yang ada di dalam kosmetik. kemungkinan jika mereka juga pernah. berlabel halal itu tidak mengandung. disponsori oleh produk kosmetik tanpa. babi, merkuri, gelatin dan juga alcohol.. label halal. Tak heran jika banyak dari. Seperti yang kita tahu bahwa sebagai. informan yang kemudian memutuskan. seorang muslim mereka juga sudah. untuk menggunakan kosmetik berlabel. paham akn bahan-bahan apa saja yang. halal hingga saat ini.. memang diharamkan dalam agama. Banyaknya. sponsor. dari. berbagai merk kosmetik membuat para informan lebih bisa mengerti akan perbedaan-perbedaan masing. merk. kemudian. dari. masing-. kosmetik. tersebut,. mereka. dapat. Islam seperti yang mereka sebutkan di atas.. Sehingga. menyimpulkan. mereka bahwa. pun. kosmetik. berlabel halal lebih bisa diterima oleh kulit. wajah karena terbebas dari. kandungan bahan-bahan yang haram.. menggambarkan seperti apa mereka. Serupa dengan ketiga informan. memaknai kosmetik berlabel halal. di atas, AB, WO dan juga SH. yang mereka gunakan saat ini. Bagi JA. memaknai kosmetik berlabel halal. dan juga DA produk kosmetik berlabel. sebagai sebuah kewajiban dari seorang. halal yang saat ini beredar di pasaran. muslim karena menggunakan kosmetik. sebetulnya tidak ada yang spesial,. dengan kandungan bahan-bahan yang. merupakan. untuk. halal menjadi salah satu syariat yang. promosi, tak lain agar produk mereka. sudah pasti hukumnya dalam Islam.. bisa. pasar. Dengan adanya kosmetik berlabel. kaum. halal yang ada di pasaran saat ini. sebuah. mendapatkan. tersendiri muslimah.. ajang. segmen. khususunya. bagi. membuat para muslimah lebih perduli.

(13) dengan apa yang masuk ke tubuh. membeli kosmetik berlabel halal yaitu. mereka saat ini, tidak hanya makanan. merasa. atau minuman tetapi juga kosmetik. tersebut,. yang jelas akan terserap masuk ke. kebutuhan kemudian ia merasa cocok. dalam kulit. Sehingga nantinya mereka. dan harganya dinilai murah maka ia. tidak perlu khawatir jika kosmetik. terus mengulang pembelian dan tetap. yang. menggunakan kosmetik berlabel halal. mereka. gunakan. dapat. mempengaruhi amal ibadah mereka, karena. mereka. dengan. yang jelas secara kandungan bahan dan. proses. produksinya. terjamin. kehalalannya.. dengan. kemudian. produk. karena. alasan. hingga saat ini.. jelas. menggunakan kosmetik berlabel halal. familiar. Selanjutnya. WS. yang. berorientasi pada tindakan rasional berdasarkan nilai karena WS sendiri memutuskan. untuk. membeli. dan. menggunakan kosmetik berlabel halal. Orientasi Tindakan Oleh Model. karena dari awal ia sadar dan paham. Hijabers Di Kota Surabaya Saat. betul akan syariat agama Islam yang. Memilih. harus. untuk. Menggunakan. Ada berbagai macam alasan dari informan yang berprofesi sebagai model hijabers akhinya memilih untuk menggunakan kosmetik halal sehingga dan. berorientasi. pada. tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber di atas. Seperti. halnya. pegang. teguh.. Baginya. seorang muslimah harus menggunakan. Kosmetik Berlabel Halal. mengarah. ia. kosmetik yang telah berlabel halal karena hal tersebut merupakan sebuah usahanya untuk mendapatkan ridho dari Allah, dengan menjauhi segala larangan berupa penggunaan bahanbahan yang diharamkan. Kemudian. JA. yang. berorientasi pada tindakan rasional instrumental karena alasannya dia. berorientasi rasional. pada. DQ. yang. tindakan. sosial. instrumental. memutuskan. untuk. karena. DQ. membeli. dan. menggunakan kosmetik berlabel halal.

(14) setelah merasa cocok saat mencoba. dan haram sehingga AB meyakini. kosmetik berlabel halal. Sebelumnya. bahwa dengan menggunakan kosmetik. DQ telah mencoba kosmetik berlabel. berlabel. halal milik temannya, kemudian ia. mempengaruhi amal dan ibadahnya. menjadi. karena. yakin. menggunakan. bahwa. jika. kosmetik. ia. tersebut. halal karena harganya yang murah. Berbeda dengan AB yang lebih berorientasi. pada. tindakan. sosial. justru. kosmetik. tidak. tersebut. akan. sdah. dipastikan kehalalannya.. hasilnya akan bagus. DQ juga memilih untuk menggunakan kosmetik berlabel. halal. Alasan WO memutuskan untuk menggunakan kosmetik berlabel halal berorientasi. pada. tindakan. sosial. rasional instrumental, dimana WO merasa. cocok. setelah. mencoba. berdasarkan nilai, dia mengaku sudah. menggunakan kosmetik berlabel halal. sejak lama menggunakan kosmetik. sejak agensi modelnya yaitu Hijabers. berlabel halal karena dibelikan oleh. Surabaya Model di sponsori oleh. ibunya. Sejak dulu AB memang tidak. sebuah merk kosmetik berlabel halal.. pernah neko-neko untuk mencoba. WO sendiri sangat selektif dalam. berbagai kosmetik sehingga saat ia. memilih kosmetik karena wajahnya. dipilihkan oleh sang ibunda untuk. cenderung sensitif,. menggunakan kosmetik berlabel halal. menggunakan kosmetik berlabel halal. ia. Sejauh. ia tidak merasa ada efek buruk yang. kosmetik itu aman untuk digunakan. timbul sehingga ia merasa cocok. sang ibunda makan AB dan juga. dengan kosmetik berlabel halal yang ia. ibunya. gunakan hingga saat ini.. merasa. tidak. merasa. apa-apa.. yakin. untuk. menggunakan kosmetik berlabel halal tersebut. Namun yang menarik adalah AB juga paham betul akan syariat agama Islam yang sudah ia pelajari sejak kecil khususnya untuk hal halal. namun setelah. Sama halnya dengan informan di atas, alasan AN lebih berorientasi pada. tindakan. sosial. rasional. instrumental. Hal ini terjadi karena ia sudah merasa cocok dengan hasil yang.

(15) ditampilkan setelah mencoba kosmetik. menggunakan kosmetik berlabel halal. berlabel. mensponsori. karena disuruh oleh ibunya. Semenjak. sekolah modelnya, Nurani. Kemudian. sang ibu mengikuti pengajian, ibu SH. akhirnya ia memutuskan untuk terus. menyuruhnya untuk membuang semua. menggunakan kosmetik halal.. kosmetik. halal. yang. Namun berbeda dengan DA yang berorientasi pada tindakan sosial afeksi. Ia sendiri mengakui bahwa ia sebelumnya tidak pernah terfikir untuk membeli produk kosmetik berlabel halal. Saat itu ia tidak sengaja datang kesebuah seminar dan mendapatkan voucher. potongan,. tak. mau. melewatkan hal tersebut akhirnya ia menggunakan tersebut. voucher. untuk. membeli. potongan kosmetik. berlabel halal. Ia juga sering membeli kosmetik. yang. menurutnya. kece,. tana. label. dimilikinya.. Menurut. melakukan. hal. halal SH,. yang ibunya. tersebut. setelah. diberitahu oleh sang ustadz bahwa seorang perempuan apa lagi muslimah diwajibkan untuk memakai kosmetik yang sudah jelas kehalalannya, dan ia pun paham jika kosmetik berlabel halal. tersebut. sudah. dipastikan. terhindar dari segala bahan-bahan yang haram. sehingga. mempengaruhi. amal. tidak. akan. dan. ibadah. nantinya. KESIMPULAN. namun tidak meperdulikan apakah. Hasil analisis yang dapat disimpulkan. nantinya kosmetik tersebut cocok jika. dari temuan data ialah sebagai berikut:. digunakan. olehnya. atau. tidak.. Sehingga dapat dikatakan bahwa DA membeli kosmetik berlabel halal hanya karena mendapat dorongan emosional berupa diskon atau potongan harga. Selanjutnya berorientasi. pada. 1. Model hijabers yang mengharuskan untuk. kosmetik. berlabel halal karena menyadari nilai-nilai keagamaan salah satunya sebagai. SH. yang. termasuk. tindakan. sosial. rasional. berdasarka nilai, dimana awalnya dia. menggunakan. bentuk ke. syariat dalam. instrumental.. Islam tindakan. Kemudian. memaknai kosmetik berlabel halal.

(16) sebagai salah satu bentuk dalam. masyarakat yang sesuai dengan. menjalankan syariat Islam karena. syariat Islam dan membuat orang. terhindar dari bahan yang haram. lebih perduli dengan apa yang. dan tidak akan mempengaruhi amal. digunakan.. ibadah. 2. Model. 3. Model hijabers. berpatokan. yang. untuk. tidak. hijabers. kosmetik. yang. berlabel. membeli. halal. karena. menggunakan. mendapat dorongan berupa voucher. kosmetik berlabel halal karena lebih. diskon tanpa ada niatan untuk. memilih. membeli kosmetik berlabel halal. kosmetik. berdasarkan. kebutuhan serta harga dan kualitas. tersebut. termasuk. termasuk. tindakan. afeksi.. rasional. ke. dalam. instrumental.. tindakan. ke. dalam. Kemudian. Kemudian. memaknai kosmetik berlabel halal. memaknai kosmetik berlabel halal. sebagai strategi promosi, namun. sebagai kosmetik yang aman untuk. disisi lain juga menganggap bahwa. kulit karena tidak menimbulkan. kosmetik berlabel halal itu aman. iritasi, kosmetik yang terhindar dari. digunakan.. bahan-bahan kosmetik perbedaan. yang. yang. diharamkan,. tidak. dengan. memiliki kosmetik. lainnya.. SARAN 1. Bagi seluruh masyarakat agar lebih memperdalam mengenai. 2. Model hijabers yang selektif dalam. berlabel. pengetahuan produk. halal. kosmetik dan. mulai. memilih. kosmetik. dikarenakan. memanfaatkan situs LPPOM MUI. kulitnya. sensitif,. kemudian. yang bisa digunakan sebagai acuan. menggunakan kosmetik berlabelel. untuk. halal termasuk ke dalam tindakan. kosmetik apa saja yang telah. rasional instrumental. Memaknai. memiliki sertifikat halal MUI.. kosmetik berlabel halal sebagai produk kosmetik yang membuat. melihat. produk-produk.

(17) 2. Bagi produsen kosmetik yang telah memiliki sertifikat halal dan telah mencantukan. label. halal. pada. kemasan produk mereka juga tak lupa. untuk. mempromosikan. kembali produk mereka di media masa agar para konsumen lebih. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdullah, Taufik. 1986. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES. Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana.. dengan mudah mengetahui bila ada berbagai merk kosmetik yang telah mendapat sertifikat halal dari MUI dan agar tidak ada kesan monopoli akan produk kosmetik berlabel halal di pasaran yang kini masih dikuasai oleh salah satu merk kosmetik ternama yaitu Wardah. 3. Pada kajian selanjutnya diharapkan peneliti. bisa. fenomena. lebih. terkait. menggali keberadaan. kosmetik berlabel halal dengan menampilkan. informan. dapat lebih memperkaya wawasan variasi. makna. kosmetik berlabel halal.. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana. Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shahab, Husein. 2013. Hijab Menurut Al-Quran dan Al-Sunnah: Pandangan Muthahhari dan AlMaududi. Bandung: Mizania.. dengan. profesi yang berbeda sehingga. tentang. Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.. terkait. Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana. Tranggono, Retno I.S. dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(18) Wirawan, I.B. 2013. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (Fakta Sosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial). Jakarta: Kencana Prenda Media Grup.. Norma Subyektif, Keyakinan. Yaqub, Ali Mustafa. 2013. Halal-Haram untuk Obat, dan Kosmetika Al-Quran dan Hadis. Pustaka Firdaus.. Merek. Kriteria Pangan, Menurut Jakarta:. Label Halal Terhadap Brand Attitude Untuk Meningkatkan Minat Beli Ulang Kosmetik Wardah.. Universitas. Skripsi,. Diponegoro,. Semarang. Rois, Ekawati L.H (2016) Pengaruh. Skripsi. Religiusitas, Norma Subyektif. Aceh, Hafsari (2016) Pembentukan Persepsi Melalui Komunikasi Interpersonal pada Kelompok Masyarakat. Non-Muslim. Terhadap. Produk. Kosmetik. Berlabel. Halal.. Skripsi,. Universitas. Sebelas. Maret,. Solo.. Perceived. Behavioral. Control. Terhadap. Membeli. Produk. Niat Makanan. Ringan Berlabel Halal (Studi Pada. Mahasiswa. Muslim. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta). Skripsi, Universitas. Astuti, Jessi Kemala (2011) Pengaruh Label. Halal. Keputusan. Terhadap Menggunakan. Produk Kosmetik: Studi Pada Mahasiswi. Prodi. Muamalat. Fakultas Syariah dan Hukum UIN. Dan. Jakarta.. Skripsi,. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Naufal, M. Faris (2014) Analisis Pengaruh Brand Awareness,. Negeri. Yogyakarta,Yogyakarta. Utami, Wahyu Budi (2013) Pengaruh Label. Halal. Terhadap. Keputusan Membeli (Survei Pada Pembeli Profuk Kosmetik Wardah. di. Griya. Muslim. Yogyakarta).. Outlet. Wardah An-Nisa Skripsi,. Universitas Islam Neger Sunan Kalijaga Yogyakarta.. Yogyakarta,.

(19) http://www.pom.go.id/ppid/201. Artikel Jurnal Elektronik Wijaya,. Noviany. Dharmayani Efektifitas. 5/R2TN2014 SEM E.pdf. dan. Diah. (2014). Analisa. Badan POM RI (2015) Hidrokinon. Kosmetik. Dalam Kosmetik [Diakses 6. Iklan. Wardah Dengan Menggunakan. Februari 2017].. Consumer. http://ik.pom.go.id/v2015/artik. (CDM).. Decision Jurnal. Model. Manajemen. Pemasaran Petra, Vol 2 No. 1 [Diakses pada 30 Desember 2016].. el/artikel-hidrokinon-dalamkosmetik.pdf Daftar Belanja Produk Halal (2017) [Diakses 4 Februari 2017].. Studentjournal.petra.ac.id/inde x.php/manajemen-. http://www.halalmui.org/ mui14/images/daftarprodukhal. pemasaran/article/download/. al.pdf. 1792/15712. Halal MUI Bali (2011) Kosmetika & Website Arifianda. Kepalsuan [Diakses 2 Januari Erica. Dekat. (2016). Mengenal. Kosmetik. Halal.. [Diakses 31 Oktober 2016]. http:// www.harpersbazaar.co.id/articl es/read/7/2016/2591/TentangKosmetik-Halal. Badan POM RI (2015) Laporan Kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2014 [Diakses 12 Januari 2017].. 2017]. http://www.halalmuibali.or.id/k osmetika-kepalsuan/ Indonesia Pasar Potensial Bagi Industri Kosmetik (2013) [Diakses 28 Oktober. 2016].. http://. indonesianconsume.blogspot.c o.id/2013/03/indonesia-pasarpotensial-bagi-industri.html Kosmetik Dari Masa Ke Masa (2008) [Diakses 19 Desember 2016]. http://nasional.Kompas.com/re.

(20) ad/2008/07/23/13232856/kosm etik.dari.masa.ke.masa Mengenali. Kosmetik. Halal. Desember. dan. 2016].. http://cantiknyaqonita.blogspot. co.id/2013/03/mengenali-. Pasar. (2016). Industri. Oktober. [Diakses. 2016].. 15. http://cci-. indonesia.com/2016/06/17/perk embangan-pasar-industrikosmetik-di 2015/. http://putrikeeen.blogspot.co.id /2014/04/k-e-m-y-uagency.html Adelia. (2012). Hampir. Separuh Kasus Penyakit Kulit. Kosmetik di Indonesia, 20102015. 2016].. Ratnadita. kosmetik-halal-dan.html Perkembangan. Kemayu. Agency [Diakses 20 Desember. Alternatifnya (2013) [Diakses 30. Putri Kenasti A (2014). indonesia-2010-. Disebabkan Produk Kosmetik. [Diakses 5 Desember 2016]. http://health.detik.com/read/20 12/03/05/110024/1857813/763/ hampir-separuh-kasuspenyakit-kulit-karena-produkkosmetik?l1101755.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku konsumen terhadap kosmetik halal akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif, pola perpindahan merek konsumen akan dianalisis dengan brand switching pattern

Hasil temuan ini menerangkan bahwa mayoritas konsumen kosmetik berlabel halal memiliki persepsi yang positif terhadap kualitas dari produk tersebut, yang ditandai

Pada penelitian Safitri (2020) menunjukan bahwa religiusitas, identitas diri serta terpaan media berpengaruh signifikan dalam menggunakan kosmetik yang berlabel

33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang diundangkan tanggal 17 Oktober 2014 itu menjadi jawaban atas keresahan terhadap makanan dan minuman berlabel halal yang

33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang diundangkan tanggal 17 Oktober 2014 itu menjadi jawaban atas keresahan terhadap makanan dan minuman berlabel halal yang

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Produk Makanan dan Minuman yang Tidak Berlabel Halal. Undang-Undang Perlindungan Konsumen

PENGARUH LABELISASI HALAL, HARGA, MOTIVASI, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMSI PRODUK KOSMETIK Studi pada Muslimah di Kota Malang Renada Salsabilla Fakultas Ekonomi dan

Pengertian Sertifikat Halal Sertifikat halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam.46