• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Makanan dan Minuman yang Tidak Berlabel Halal di Kota Medan (Studi Kasus : BPOM Kota Medan dan MUI Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Makanan dan Minuman yang Tidak Berlabel Halal di Kota Medan (Studi Kasus : BPOM Kota Medan dan MUI Kota Medan)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Balqis Siagian* M. Husni** Edy Ikhsan***

Perlindungan konsumen atas produk makanan, baik berupa bahan mentah maupun siap saji (instant) dan minuman dengan berbagai rasa dan warna telah beredar luas di pasaran.Banyaknya beredar produk makanan dan minuman ini memerlukan kontrol yang kuat dari pemerintah maupun pihak terkait (stakeholder) untuk memastikan bahwa produk makanan yang beredar di pasaran khususnya Kota Medan memenuhi standart layak dan berlabel halal untuk dikonsumsi.Lahirnya UU No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang diundangkan tanggal 17 Oktober 2014 itu menjadi jawaban atas keresahan terhadap makanan dan minuman berlabel halal yang beredar di Indonesia, akan tetapi UU JPH tersebut belum dapat berlaku secara optimal untuk itulah peran serta LPPOM MUI, BPOM dan BPSK berperan penting guna mewujudkan perlindungan konsumen atas makanan dan minuman yang tidak berlabel halal di Kota Medan.

Permasalahan yang akan dibahas mengenai bentuk kepastian hukum perlindungan kosumen atas lahirnya UU JPH dan peranan lembaga seperti LPPOM MUI, BPOM serta BPSK Kota Medan dalam rangka memberikan kepastian hukum atas perlindungan konsumen. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif empiris yang bersifat deskriptif.Penelitian dilakukan ke LPPOM MUI Kota Medan, BPOM Kota Medan dan BPSK Kota Medan sebagai subjek penelitian.Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.Teknik pengumpulan data melalui studi dokumen dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan konsumen setelah lahirnya UU JPH belum menunjukkan kepastian hukum dikarenakan masih banyak ditemukan peredaran makanan dan minuman yang tidak berlabel halal.Kemudian daripada itu Badan Pemeriksa Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagaimana yang diperintahkan UU JPH belum juga ditentukan personalnya untuk mengisi jabatan itu. Di lain sisi pelaku usaha yang seharsunya diwajibkan untuk mencantumkan sertifikat halal atas makanan dan minuman yang diproduksinya tidak juga dilakukan karena sifatnya sebagai voluntair, hal itu dapat dilihat dari data tentang jumlah pelaku usaha yang meminta sertifikat halal atas produknya sepanjang tahun 2015-2017 yang penulis ambil saat melakukan wawancara kepada petinggi LPPOM MUI maupun BPOM Kota Medan. Senada dengan hal tersebut data yang penulis dapatkan di BPSK Kota Medan, tidak ada satupun kasus yang mereka selesaikan atau yang datang kepada mereka mengenai konsumen yang dirugikan atas makanan dan minuman yang tidak berlabel halal.

Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Makanan/Minuman, Label Halal

(2)

ABSTRACT

Balqis Siagian* M. Husni** Edy Ikhsan***

Consumer protection of food products, both raw and instant (instant) and beverages with various flavors and colors have been widely circulated in the market. The large number of food and beverage products require strong control from the government and stakeholders to ensure that food products in the market, especially in Medan meet the standards of decent and labeled halal for consumption. The birth of Law no. 33 Year 2014 About Halal Product Guarantee (JPH) promulgated on October 17, 2014 was the answer to the uneasiness of food and beverages labeled halal circulating in Indonesia, but the Act JPH has not been able to apply optimally for that role of LPPOM MUI, BPOM and BPSK play an important role in realizing consumer protection for food and beverages that are not labeled halal in Medan City.

The issues that will be discussed about the form of legal certainty of the protection of consumers on the birth of UU JPH and the role of institutions such as LPPOM MUI, BPOM and BPSK Medan City in order to provide legal certainty over consumer protection. The method used is the type of empirical normative legal research that is descriptive. The research was conducted to LPPOM MUI Medan City, BPOM Medan City and BPSK Medan City as the subject of research. The data collected in the form of primary and secondary data. Data collection techniques through document studies and interviews.

The results showed that consumer protection after the birth of UU JPH has not shown legal certainty because there are still many circulation of food and beverages that are not labeled halal. Then rather than the Halal Product Guarantee Inspection Agency (BPJPH) as ordered by the JPH Law has not been determined personally to fill the position. On the other hand, business actors who are required to include halal certificates on their food and beverages are not made because of their voluntary nature, it can be seen from the data on the number of business actors requesting halal certification for their products during 2015-2017 which the authors take when conducting interviews to the officials of LPPOM MUI and BPOM Medan. In line with the data that the authors get in BPSK Medan City, none of the cases they solve or who come to them about consumers who are harmed on food and drinks are not labeled kosher.

Keyword : Consumer Protection, Food / Beverage, Halal Label

Referensi

Dokumen terkait

100 Yang dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran ( learning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitatot, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan

Skripsi ini membahas tentang metode dakwah dalam menanggulangi pernikahan usia dini yang terjadi di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

Hambatan Perkembangan Emosi dan Sosial yang Muncul pada Siswa.

bersama unsur Badan Permusyawatan Desa (BPD) telah menyusun dan menetapkan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDesa) setiap tahunnya dan dalam penyusunannya

The National Team has a duty to establish the principles, guidelines and procedures for the standardization of topographical names, nationally standardized names,

sementara wyckof (dalam tjiptono 1996:59) mengartikan kualitas jasa atau layanan, yaitu : tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan

Hal tersebut dapat membuktikan bahwa peraturan sekolah dapat membuat siswa terbiasa melakukan berbagai hal yang telah dilarang dan dianjurkan di sekolah sehingga siswa