• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew

File System dengan Cache Based dalam Level User

Space

Sukma Permata Adi, Wahyu Suadi, Baskoro Adi Pratomo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

1sukma_3013@cs.its.ac.id 2wahyu@its-sby.edu 3baskoro@if.its.ac.id

Perkembangan teknologi open source di dunia telah membuka banyak peluang untuk aplikasi berbasis open source untuk menciptakan teknik-teknik baru / aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Karena perkembangan ini, seiring bertambahnya tahun kita akan semakin membutuhkan penyimpanan data yang besar, dikarenakan saat ini banyak kebutuhan komputasi dengan jumlah yang besar, Salah satu solusi untuk memecahkan masalah ini adalah menggunakan konsep client-server, yang dimana dengan konsep ini dapat memilih banyak protokol yang saat ini sudah berkembang. Seperti Network File Sytem, Andrew File System, dll.

Dalam tugas akhir ini, sistem ini diterapkan untuk mengamati performance Andrew File system. AFS menggunakan Pengaturan berkas dan system call yang disediakan oleh FUSE dengan memanfaatkan Pyro RPC sebagai media komunikasi dari klien ke server. Sehingga memungkinkan segala operasi berkas dilakukan langsung pada sisi remote maupun dalam local storage. Dari uji performa FUSE File System ini didapat bahwa FUSE mampu beroperasi hampir secepat seperti akses local dimana untuk setiap operasi-operasi standar semantic, Meskipun AFS lebih lambat dari local akses,bagaimanapun AFS masih lebih cepat dari NFS berkisar antara 35% - 95%. Oleh karena itu Dengan adanya konsep ini, memungkinkan file system yang berjalan lebih cepat disbanding dengan NFS dengan mempertahankan fungsi dalam hal manajemen jaringan file sytem

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Perkembangan teknologi infomasi di dunia Open source, membuat para pengembang aplikasi dan sistem operasi semakin berusaha membuat aplikasi yang mampu memenuhi kebutuhan pengunna. Aplikasi open source sekarang ini lebih banyak dikembangkan dalam tingkatan pengguna biasa untuk memudahkan pengguna dalam mengakses segala macam sumber daya yang dimiliki oleh sistem operasi.

Karena perkembangan ini, semakin tahun kita akan semakin membutuhkan penyimpanan data yang besar dikarenakan saat ini banyak dibutuhkan banyak komputasi dengan jumlah yang besar, karena itu ide untuk membuat

storage server atau file server yang lebih terpusat muncul.

Disini penulis menggunakan konsep client-server, dimana degan konsep ini dapat memilih banyak protokol yang saat ini sudah berkembang. Seperti Network File Sytem, Andrew

File System, dll. Dan masing-masing protokol mempunyai

kelebihan masing-masing.

Selain itu penulis juga menggunakan FUSE yang membantu dalam manajemen berkas sehinggal fasilitas penyimpanan data lebih baik lagi. Dan untuk kedepannya ini semuanya dapat lebih dikembangakan lagi untuk lebih meningkatkan kemampuan storage client-server ini.

Dengan adanya konsep ini, memungkinkan file system yang berjalan pada user space dapat memberikan kemudahan untuk user dapat memiliki file system masing-masing untuk memenuhi kebutuhan dan keperluannya

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membuat model file system yang dapat berjalan dalam level

user space, selain itu pembuatan file system pada client agar client dapat mengkases file server yang ada dan yang terakhir

memudahkan user dalam memiliki dan menjalankan file

system masing-masing.

1.3 Batasan masalah

Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini memiliki beberapa batasan, diantaranya sebagai berikut:

Filesystem dibuat agar berjalan memanfaatkan

FUSE-python.

• Mengimplementasikan system cache based pada file system yang dibangun,dimana system ini bekerja pada saat client meminta request pertama dan server akan menerima request berupa mengcopy directori atau file yang diminta, sehingga directori atau file yang ada dalam server akan tersimpan dalam client, sehingga untuk pengeditan file akan dilakukan dalam client. Dan apabila terjadi putus jaringan maka client tidak akan mengalami gangguan dalam mengedit. Dan apabila setelah di edit, maka directori atau file akan dikembalikan dengan menumpuk atau overwrite file yang sama pada sisi server.

• Pengimplementasian semantic yang telah penulis buat sendiri, dimana semantic yang dibuat berdasarkan ketentuan dari Andrew File System secara standart dimana semanticnya adalah sebagai berikut :

- create_file - read_file

(2)

2 - write_file - delete_file - create_directory - delete_directory - chmod_file - chown_file - list_file

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Berkas

Semua aplikasi komputer membutuhkan penyimpanan dan pengambilan informasi. Ketika sebuah proses sedang berjalan, proses tersebut menyimpan sejumlah informasi yang dibatasi oleh ukuran alamat virtual. Untuk beberapa aplikasi, ukuran ini cukup, namun untuk yang lainnya terlalu kecil.

Masalah berikutnya adalah apabila proses tersebut berhenti, maka informasinya akan hilang. Padahal ada beberapa informasi yang penting dan harus bertahan beberapa waktu, bahkan selamanya. Adapun masalah ketiga adalah terkadang sangat perlu lebih dari satu proses untuk mengakses satu informasi secara bersamaan. Untuk memecahkan masalah ini, informasi ini harus dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada sebuah proses.

Pada akhirnya, kita memiliki masalah- masalah yang cukup signifikan dan penting untuk dicari solusinya yaitu :

1. Kita harus dapat menyimpan informasi dengan ukuran yang besar.

2. Informasi harus tetap ada, meskipun proses berhenti.

3. Informasi harus dapat diakses oleh lebih dari satu proses secara bersamaan.

2. File System

File System adalah metode untuk menyimpan dan

mengatur file-file dan data yang tersimpan di dalamnya untuk membuatnya mudah ditemukan dan diakses. File System dapat menggunakan media penyimpan data seperti HardDisk atau CD Rom. File System juga dapat melibatkan perawatan lokasi fisik file, juga memberikan akses ke data pada file

server dengan berlaku sebagai klien untuk protokol jaringan

(mis. NFS atau SMB klien), atau dapat juga berlaku sebagai

file system virtual dan hanya ada sebagai metode akses untuk

data virtual. Lebih umum lagi, file system merupakan

database khusus untuk penyimpanan, pengelolaan,

manipulasi dan pengambilan data.

Kebanyakan file System menggunakan media penyimpan mendasar yang menawarkan akses ke suatu array dengan blok ukuran tertentu yang dinamakan sektor, umumnya dengan ukuran pangkat 2 (512 bytes atau 1,2, atau 4 KiB).

Software File System bertugas menata sektor-sektor tersebut

menjadi file dan direktori, serta mengatur sektor mana milik

file mana dan sektor mana yang belum terpakai. Kebanyakan file system mengalamatkan data dalam unit dengan ukuran

tertentu yang disebut cluster atau blok yang mengandung

sejumlah disk sector (biasanya antara 1-64). Cluster atau blok ini adalah space disk terkecil yang dapat dialokasikan untuk menyimpan file.

Bagimanapun, file system bisa jadi tidak perlu menggunakan media penyimpan sama sekali. File System dapat dipakai untuk menata dan mewakili akses ke setiap data, apakah data itu disimpan atau dibuat secara dinamis

3. Andrew File Sytem

Andrew File System (AFS) adalah sistem file jaringan terdistribusi yang menggunakan satu set server terpercaya untuk menyajikan transparan file dan lokasi ruang homogen untuk semua workstation klien. Ini dikembangkan oleh Carnegie Mellon University sebagai bagian dari Proyek Andrew. Hal ini dinamai Andrew Carnegie dan Andrew Mellon . Penggunaan utamanya adalah dalam komputasi terdistribusi . AFS memiliki beberapa keuntungan dan AFS lebih tradisional untuk jaringan sistem file , terutama di bidang keamanan dan skalabilitas.AFS menggunakan Kerberos untuk otentikasi, dan menerapkan kontrol daftar akses pada direktori bagi pengguna dan kelompok. Setiap klien mengcache file ke filesystem lokal untuk meningkatkan kecepatan pada permintaan berikutnya untuk file yang sama. Ini juga memungkinkan akses filesystem terbatas dalam hal terjadi server crash atau masalah jaringan yang terjadi .

Membaca dan menulis operasi berdasarkan open file diarahkan hanya untuk salinan cache lokal. Bila file dimodifikasi ditutup, bagian diubah disalin kembali ke file

server. 4. Fuse

Fuse merupakan sebuah kerangka sistem berkas pada area pengguna. terdiri dari sebuah modul kernel (fuse.ko), sebuah pustaka pada area pengguna, dan sebuah utilitas untuk melakukan proses mount (fusermount). Salah satu keistimewaan FUSE yang paling utama adalah diizikannya proses mount oleh pengguna biasa yang aman. hal ini memberikan kemungkinan baru untuk menggunakan sistem berkas. salah satu contoh adalah sshfs, sebuah sistem berkas yang beroperasi pada tingkatan jaringan yang menggunakan protokol sftp.

Semenjak proses mount() merupakan operasi yang membutuhkan pengguna yang memiliki hak khusus, sebuah

program pembantu (fusermount) dibutuhkan untuk

melakukannya yang terpasang dengan tingkatan pengguna root.

5. Python

Python dikenal sebagai bahasa pemograman

interpreter, karena Python dieksekusi dengan sebuah interpreter. Terdapat dua cara untuk menggunakan Interpreter,yaitu dengan mode baris perintah dan modus script. Pada mode baris perintah, Anda memanggil program Python dan sebuah interpreter langsung menampilkan hasilnya :

(3)

3 6. Python – Fuse

Sistem berkas virtual yang menggunakan kerangka FUSE dapat ditulis dengan berbagai macam bahasa pemrograman yang memiliki kemampuan untuk binding pada pustaka FUSE. Python merupakan salah satu

contohnya, membuat sebuah sistem berkas dengan

menggunakan FUSE pada Python semudah dengan menggunakan subclass obyek FUSE pada modul fuse dan menulis fungsi-fungsi yang kita inginkan kedalam method klas yang sesuai.

7. Python Remote Object

Adalah sebuah library yang memungkinkan untuk membangun sebuah aplikasi dimana antar objek dapat saling berkomunikasi satu sama lain dalam jaringan dengan mudah. Dengan menggunakan pyro, memanggil objek lain dapat dilakukan dengan menggunakan method call standar milik python dari mesin satu ke mesin lainnya. Pyro ditulis menggunakan bahasa pemrograman python dan dapat berjalan pada berbagai macam platform dan versi python.

Gambar 1 Alur komunikasi RPC

Dengan menggunakan pyro, user dapat langsung memanggil fungsi / method yang disediakan pada kode sumber yang berada pada komputer lain dalam jaringan secara langsung seperti memanggilnya dalam satu program.

Pyro dibuat dengan mengambil konsep dari Java RMI (Remote Method Invocation). Dua komponen utama yang nantinya akan saling berhubungan adalah adanya Pyro

Server Daemon dan Pyro Client Proxy. Pyro Server Daemon

akan membuka port tertentu untuk menyediakan layanan bagi

Pyro Client Proxy. Pada umumnya port yang digunakan

adalah port 7766. Sedangkan dalam pengaksesannya dapat menggunakan tiga macam metode yaitu:

• By Name, contohnya “PYRONAME://echo”, dalam pengaksesan dengan menggunakan metode ini maka diperlukan name server untuk menterjemahkan nama menjadi lokasi server yang dimaksudkan.

• By Location, contohnya

“PYROLOC-://localhost:7766/echo” dimana pengaksesan dengan metode ini bebas dari penggunaan name server.

• By URI, contohnya adalah “PYRO-:

//127.0.0.1:7766/7f0000010512127841288b1892e90171”

8. Remote Procedure Call (RPC)

Remote Procedure Call adalah inter-process com-munication yang memungkinkan sebuah program untuk

memanggil subroutine atau prosedur dari program lain tanpa adanya langkah-langkah bagaimana memanggil prosedur lain tersebut.

RPC dapat pula disebut dengan remote invocation atau remote method invocation saat suatu software tersebut menggunakan prinsip object oriented.

Bagaimana cara kerja RPC sebenarnya adalah dimulai dari klien yang mana akan mengirimkan request menuju server untuk mengeksekusi prosedur tertentu dengan parameter yang telah ditentukan. Tidak lama, server akan menjawab permintaan klien dan aplikasi tersebut akan melanjutkan prosesnya. Ada banyak variasi implementasi dalam berbagai kondisi yang menyebabkan munculnya berbagai macam protokol RPC yang berbeda. Saat server sedang melayani request, maka klien akan menunggu hingga

server selesai melakukan pemrosesan.

Yang membedakan antara procedure call dengan

local call adalah pemanggilan prosedur bisa gagal karena

masalah jaringan yang tidak terprediksi. Dan biasanya pemanggil mengalami kegagalan disebabkan karena remote

procedure sedang dipanggil.

Cara kerja RPC lebih detailnya sebagai berikut: a. Klien memanggil Client Stub. Panggilan yang

dilakukan adalah panggilan lokal dengan parameter yang dimasukkan dalam stack.

b. Client stub mengumpulkan parameter dan

merubahnya menjadi sebuah pesan dan melakukan sebuah system call untuk mengirimkan pesan. Pengumpulan pesan itulah yang dinamakan dengan

marshalling.

c. Kernel mengirimkan pesan dari klien menuju server. d. Kernel kemudian mengirimkan paket yang masuk

menuju ke server stub.

Akhirnya, server stub memanggil prosedur yang ada pada server. Jawaban yang dikembalikan melalui jalur yang sama seperti request dikirimkan.

III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Pengerjaan Tugas Akhir ini akan membangun sebuah file system yang menggunakan Andrew File system yang dimana memungkinkan pengguna untuk bisa mengcopy

file dari server dan tersimpan dalam pengguna masing –

masing atau bias dibilang menggunakan service cache based. Rancangan ini berbasis PythonFUSE (Filesystem in Userspace). Jadi dengan adanya aplikasi ini pengguna dapat melakukan perubahan data di sebuah folder yang telah di

copy dari server yaitu, seperti membuat file baru, mengedit file, bahkan menghapus file. Dan dimana setelah itu file

tersebut dikembalikan dan server akan terupdate dengan file terbaru yang telah dibuat oleh pengguna.

Dalam Tugas akhir ini, system dasar dari file system ini adalah mengcopy file yang akan disimpan dalam masing-masing pengguna. Proses pengcopian akan terjadi dalam operasi INIT/OPEN, yang dimana open ini adalah salah satu

fungsi yang dibutuhkan saat operas READ dan

WRITE.sehingga proses pengcopian akan berjalan apabila melakukan operasi READ dan WRITE.

(4)

4

Setelah pengcopian file, file akan tercache dalam

local storage dan pengguna dapat mulai mengedit, membaca

ataupun lainnya. Semua ini menggunakan operasi READ dan WRITE maupun operasi-operasi yang lainnya yang bekerja dalam local storage.

Aplikasi ini berperan untuk membantu pengguna dapat melakukan proses transfer data tanpa bekerja dalam level kernel tetapi langsung berkerja dalam level userspace.

File System ini, sepenuhnya dijalankan dalam level userspace sehingga pengguna biasa tidak membutuhkan

suatu hak akses istimewa. Ketika aplikasi dijalankan dengan menggunakan suatu direktori dalam local storage sebagai mountpointnya, semua operasi sistem berkas yang terjadi didalam direktori tersebut ditangani oleh Fuse Module yang telah dibuat pada level kernel, setelah itu pada area kernel ini FUSE module mengembalikan hasil request ke AFS FUSE Client. Setelah itu untuk pengembalian file dia akan merequest kembali untuk mengirimkan file atau data yang dirubah, dan setelah itu masuk dalam level kernel yang dimana akan diteruskan ke AFS server

Gambar 2 Arsitektur sistem

Operasi-operasi pada sistem berkas yang mengacu

pada UNIX FILESYSTEM SEMANTICS,

diimplementasikan sehingga dapat menyajikan semua informasi dalam bentuk suatu sistem berkas sewajarnya. Untuk semantics standarnya adalah sebagai berikut :

- Operasi Getattr - Operasi Readlink - Operasi Readdir - Operasi Unlink - Operasi Rmdir - Operasi Rename - Operasi Link - Operasi Chmod - Operasi Chown - Operasi Mkdir

Selain operasi standart aplikasi ini terdapat operasi berkas yang akan digunakan , dimana operasi tersebut dibagi menjadi 4 untuk melakukan proses pengcopyan file. Dimana Gambar di bawah ini menjelaskan bahwa, 3 operasi berkas yaitu operasi Open, Read, dan write semua dilakukan dalam

sistem userspace karena proses dilakukan oleh user. Dan untuk operasi close, dilakukan di level kernel.

4 Semantic Andrew File System

Gambar 3 Semantic Andew File System

Dan ada pula alur kerja semantic Andrew File System yang dibuat dalam aplikasi ini terdapat pada gambar berikut ini dimana, operasi read read dan write dilakukan langsung pada lokal atau pada user, dan untuk operasi open dan close, bias dilakukan pada saat ada request dari user yang dimana nantinya akan berhubungan dengan AFS server yang sudah disediakan.:

Gambar 4 Alur Semantic Andew File System

1. Operasi INIT/OPEN

Operasi Open ini, merupakan proses pengcopian file apabila ada pengguna yang melakukan operasi READ dan WRITE, sehingga pada saat proses cat misal, maka akan melalui operasi OPEN ini untuk mengkopi file ke dalam

local storage dan setelah itu baru dapat di baca.

2. Operasi Read

Operasi Read ini adalah proses membaca file. dimana untuk membacanya hanya menbaca pada local

storage, tetapi untuk membaca haru mengcopy file terlebih

(5)

5

3. Operasi Write

Operasi Write adalah proses kita bisa menulis atau mengedit data, disini tetap efisien, karena disini proses ini dilakukan di client dan sudah ter cache pada client, sehingga apabila koneksi terputus akan tetap bisa mengedit. Sama dengan operasi READ yang dimana membutuh kan operasi OPEN terlebih dahulu.

4. Operasi Close

Operasi Close adalah proses saat pengembalian data yang telah di edit untuk dikembalikan ke server. Disini client akan menutup proses terhadap server, dalam

penutupannya membutuhkan beberapa atribut untuk

melengkapi. selain itu terdapat masalah dimana ada satu data/file yang pada saat bersamaan baru saja di edit oleh 2 client yang bersamaan, file yang disimpan adalah file yang terakhir atau file akan ditumpuk (replace).

IV. IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK.

Ujicoba yang dilakukan adalah ujicoba berdasarkan performa atau kecepatan akses dari Fuse.

Sebagai perbandingan akan diujikan dengan Akses lokal. Dimana nantinya akan digunakan satu buah komputer yang berfungsi sebagai server dan satunyan sebagai klien. Antara dua komputer tersebut akan dihubungkan dengan sebuah jaringan lokal. Dan satunya adalah akses lokal yang setelah itu membandingkan proses operasi yang ada.

Pada bagian ini dijelaskan mengenai skenario uji coba yang telah dilakukan. Ada dua skenario utama yang akan diujikan disini adalah fungsionalitas dari sistem dan kecepatannya apabila dibandingkan dengan akses local

1. Uji Fungsionalitas

Pada ujicoba fungsionalitas ini adalah menguji macam fungsi-fungsi yang biasa digunakan pada pemakaian sehari – hari. Dalam implementasi fungsi – fungsi yang ada, disini telah diimplementasi kan fungsi berikut ini :

- ls - cat - mkdir - rmdir - rename - chown - chmod

dari semua fungsi yang terdapat di atas adalah fungsi standar dari semantic Andrew File System yang sering digunakan sehari-hari. Sebagai contoh, berikut adalah gambar fungsi chmod, dimana Perintah chmod merupakan perintah untuk merubah mode dari berkas atau sebuah direktori. Perintah ini digunakan untuk memberikan atau merubah privilege dari sebuah berkas siapa-siapa saja yang berhak untuk mengakses berkas tersebut. Berikut ini dicontohkan bagaimana perintah chmod merubah mode dari

sebuah berkas, disini akan merubah mode dari clientafs2.py dan dimana pada awal sebelum di chmod dapat terlihat di gambar berikut :

Gambar 5 Hasil sebelum perintah chmod

Dapat terlihat file yang bernama clientafs2.py untuk mode masih -rw-r--r-- dan apabila setelah di chmod, maka akan tampak seperti berikut :

Gambar 6 Hasil perintah chmod

2. Uji kecepatan (perfoma)

Pelaksanaan uji perbandingan kecepatan dilakukan pada sebuah komputer yang sama yang digunakan untuk melakukan pemrosesan pada AFS yang telah dibuat dengan NFS maupun akses lokal.

Ujicoba performa dilakukan dengan cara melakukan berbagai macam percobaan dan tes perintah-perintah yang biasa dilakukan pada sebuah file system. Waktu sebelum mengeksekusi perintah dicatat dan dicari selisih dengan waktu setelah operasi selesai dilakukan. Serta kecepatan pengcopian file

Selain itu juga membandingkan antara kecepatan pengcopian data dari server ke local storage dengan pengcopian langsung akses local

Tabel 1 Perbandingan kecepatan operasi AFS

Time (milisecond) Operasi AFS Akses Lokal NFS

(6)

6 mkdir 1.741 1.554 10.516 rmdir 1.719 1.391 27.373 vim 1.889 1.746 20.784 rm 1.736 1.401 9.461 chown 2.121 1.828 12.773 rename 2.482 1.795 10.542 chmod 1.776 1.431 12.931

Data di atas ini adalah data yang diambil setelah dilakukan ujicoba sebanyak lima kali untuk masing-masing operasi dengan membandingkan file yang mempunyai nilai 192 bytes, yang kemudian dicari nilai rata-ratanya untuk masing-masing operasi.

Data di atas adalah perbandingan pengaksesan

Andrew file system, Network File System, dan Akses lokal.

Dimana dari hasil perbandingan tabel menunjukkan bahwa

file system lokal unggul di segala bidang karena memang file system lokal mengabaikan faktor-faktor yang ada pada

jaringan pada saat menjalankan operasi-operasi tersebut. Tetapi Andrew File System masih jauh lebih cepat daripada

Network File System dikarenakan AFS mempunyai sistem

yang lebih bagus dengan mengcopy file dan perintah dilakuan di local storage. Sedangkan NFS langsung menggunakan sistem remote yang membuat proses semakin berat karena harus melalui jaringan secara langsung terus menerus.

Untuk perbandingan kecepatan operasi AFS dapat dilihat dari data berikut :

Gambar 7 Grafik perbandingan kecepatan operasi AFS

Untuk perbandingan kecepatan operasi AFS dengan file system yang lainnya, dapat dilihat dari data gambar sebelumnya bahwa pengaksesan untuk operasi – operasi dasar UNIX SEMANTICS yang langsung pada local

storage menghasilkan waktu eksekusi yang lebih cepat

dibanding dengan AFS yang telah dibuat. Tetapi apabila AFS dibandingkan dengan NFS, maka hasil akan terlihat jelas bahwa AFS bekerja lebih cepat disbanding dengan NFS Hal ini berarti pengaksesan berkas pada local storage jauh lebih cepat daripada menuju distributed storage. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan masing grafik pembanding operasi standart UNIX SEMANTICS ini sebagai berikut :

Gambar 8 Grafik operasi cat

Gambar 9 Grafik operasi mkdir

(7)

7 Gambar 11 Grafik operasi vim

Gambar 12 Grafik operasi rm

Gambar 13 Grafik operasi chown

Gambar 14 Grafik operasi rename

Gambar 15 Grafik operasi chmod

Selain perbandingan operasi, disini juga akan membandingkan akses file dimana akses file disini adalah berupa pengcopyan file dari server ke local storage. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2 Perbandingan kecepatan akses file pertama

Proses AFS Akses lokal NFS

akses file 2.267 1.646 Tidak ada

Table diatas ini menunjukkan perbandingan akses file pertama kali, yang dimana akses file ini berupa pengcopyan data dari server ke local storage. Di sini ditunjukkan bahwa proses pertama kali akses file AFS lebih lambat dimbanding dengan akses lokal. Tetapi untuk dibandingkan dengan file system lainnya, AFS tidak bisa dibandingkan dengan NFS karena NFS tidak mempunyai proses pengcopian file.

Tabel 3 Perbandingan kecepatan akses file kedua

(8)

8 akses file 1.898 1.646 Tidak ada

Table diatas ini menunjukkan perbandingan akses file kedua kali, yang dimana proses akses file kedua kali AFS lebih mendekati dengan akses lokal. Tetapi untuk NFS tetap tidak bisa dibandingkan

Gambar 16 Grafik perbandingan kecepatan akses file 1

Gambar 17 Grafik perbandingan kecepatan akses file 2

Untuk perbandingan kecepatan akses file dapat dilihat dari kedua gambar diatas yaitu gambar 5.21 dan 5.22 dimana gambar 5.21 menjelaskan bahwa Proses pengcopian berkas / akses file yang pertama kali dimana proses copy harus mengcopy dulu dari server ke local storage. Disini dapat dilihat dan dibandingkan dengan gambar 5.22 yaitu akses file kedua yang dilakukan pada local storage, dimana AFS untuk akses pertama kali terlihat lebih lambat dari akses lokal, sedangkan akses ke dua, memang AFS tetap lebih lambat, tetapi waktu perbedaan semakin mendekati akses lokal

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini antara lain sebagai berikut :

1. Telah diimplementasi pengiriman data antara

klien-server dan penyimpanan berkas menggunakan FUSE

model AFS yang mempunyai fitur sebagai berikut : - Semantics standar AFS

- Akses file - Cache based

2. Untuk akses file pertama kali AFS lebih lambat 37,72% dari pada akses lokal.

3. Untuk Akses file kedua, AFS hampir sama dengan perbedaan lebih lambat 15,53% dengan akses lokal, karena file sudah terdapat pada lokal.

4. Untuk operasi – operasi dasar semantics AFS lebih lambat dari pada akses lokal berkisar antara 10% - 25%. Tetapi AFS lebih cepat dibanding NFS berkisar antara 35% - 95%

Beberapa saran perbaikan untuk pengembangan Tugas Akhir ini adalah :

1. Meningkatkan algoritma dalam pencopian berkas sehingga penggunaan AFS dapat lebih efisien dan lebih mudah digunakan.

2. Pemberian keamanan (encryption dan decryption) pada pengcopyan file dari server ke client

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Greg Ward., dan Anthony Baxter.Python v2.7.2 documentation >> Distributing python modules [internet] 2011 [updated 2011 July 23]. Avalaible from : http://docs.python.org/distutils/index.html

2. Michael William. Handbook of the Physics Computing Course [internet]. 2002 [cited 2002 December 3]. Avalaible from : http://pentangle.net/python/handbook/ node39.html

3. Wesley J.Chun. Core Python Programming, Prentice Hall PTR; 2000

4. Peter J. Braam.The Coda Distributed System; 1998

5. M. Satyanarayanan.Coda : A Highly Avalaible File System for a Distributed Workstation Environment; 1989

6. Martins., dan Carlos Wilkins. The Python Tutorial –The Python v2.7.1.[internet] 2006 [updated 2011 July 23]. Avalaible from : http://docs.python.org/tutorial/

7. Fuse. Fuse Filesystem in Userspace [internet] 2011

[updated 2011 April 19]. Avalaible from :

http://fuse.sourceforge.net/

8. OpenAFS.Welcome to the home of OpenAFS [internet] 2006 [updated 2011 July 18; cited 2006 May 31].Avalaible from : http://www.openafs.org/

Referensi

Dokumen terkait

Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen terjadi perangsangan peritoneum yang secara refleks akan mengakibatkan ileus paralitik. Pemeriksaan rectal toucher atau

bidang kesejahteraan sosial baik untuk anggotanya sendiri maupun masyarakat (organisasi selain organisasi politik), dan telah mempunyai struktur yang tetap (susunan

Misi 1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt yang terintegrasi dalam

Kabid 3 3.8 Secara keseluruhan, Arsyan dan tim udah tau mau bawa JGTC jadi kayak gimana. Setiap kabid sudah benar-benar memahami seluk beluk dari bidangnya dan sudah memiliki

Meskipun demikian, pada mata tanpa pterigium juga ditemukan BUT > 10 detik (lebih singkat dibanding nilai BUT normal pada orang dewasa sekitar 30 detik), TFT grade 2

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme, maka pelayanan keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan seara professional. Pelayanan keperawatan yang profesi di!arapkan

maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral- mineral tersebut. Mineral yang