• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontrasepsi merupakan salah satu kebutuhan hidup sehat, selain makanan

yang sehat, air bersih dan lingkungan yang sehat. Pasangan usia subur yang

belum/tidak berencana punya anak (lagi) dan tidak memakai kontrasepsi, termasuk

kelompok “unmet need”. Mereka, tanpa mereka sadari, masuk ke dalam kelompok

yang berisiko tinggi. Mereka termasuk kelompok dengan angka kesakitan dan

kematian yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memakai

kontrasepsi (Affandi, Biran, dkk, 2011).

Kontrasepsi, yang baru dikenal di masyarakat dan diterima dalam 20 tahun

terakhir ini, merupakan sesuatu yang esensial sekaligus bagian rumit dari kehidupan

modern. Kontrasepsi telah memisahkan seks dari prokreasi dan telah memberikan

pengendalian serta kebahagiaan yang lebih besar dalam kehidupan para pasangan.

Kontrasepsi merupakan tanggung jawab pribadi sekaligus sosial

(Speroff,L.,Darley,P.,2005)

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma

(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding

rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam

kontrasepsi tidak ada satupun efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa

metode dapat lebih efektif dibandingkan metode lainnya (Mulyani, Siti, Nina, dkk,

(2)

Kontrasepsi tidak hanya memberi wanita perlindungan terhadap kehamilan,

tetapi juga memberi wanita kuasa atas tubuh mereka sendiri. Kontrasepsi memberi

kesempatan untuk memilih apakah akan hamil atau tidak, yang memberi mereka

kesempatan untuk membangun kehidupan mereka dalam hal pendidikan dan karier.

Namun, kontrasepsi juga menimbulkan dilema. Setelah memakai kontrasepsi yang

sangat efektif, wanita harus memutuskan kapan ingin hamil, dan kadangkala tidak

ada waktu yang tepat untuk melakukannya! Banyak wanita tidak mencoba untuk

hamil sampai usia mereka mencapai akhir tiga puluhan dan kemudian menemukan

kesulitan untuk menjadi hamil. Wanita yang lain mengalami kegagalan kontrasepsi,

yang mungkin tanpa disadari berakar dari keinginan mereka untuk hamil (Everett,

S,2008).

Setiap metode kontrasepsi memiliki keunggulan dan kelemahan. Tidak ada

satupun metode yang sesuai untuk semua pemakai, dan sebagian metode seyogyanya

tidak digunakan oleh kelompok tertentu karena adanya kontraindikasi (Wulansari,

dkk, 2007).

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga

berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien

dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang sesuai dengan

pilihannya(Affandi, Biran,dkk, 2011).

Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan

pilihan(informed choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua

informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang

diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang

(3)

petugas harus memberikan waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya, dan

mengajukan pendapat (Affandi,Biran, dkk,2011).

Interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan provider (Tenaga

Medis) merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan

program keluarga berencana (KB). Sangat mudah di mengerti jika hal itu membuat

tingkat keberhasilan KB di Indonesia menurun (Jawapost,2009).

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),Pada tahun 2008 sampai

saat ini dari 200 juta kehamilan per tahun 58 persennya (75 juta) adalah KTD, karna

kegagalan pemakaian KB, Dua pertiga dari 75 juta kehamilan itu berakhir dengan

aborsi disengaja, 20 juta di antaranya dilakukan secara tidak aman. Aborsi tidak

aman tersebut 95 persen terjadi di negara berkembang (Kompas,2009).

Menurut Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun

2012, dalam 10 tahun terakhir, trend Angka Kelahiran Total (TFR) Indonesia dari

tahun 2002 sampai dengan 2012 menunjukkan stagnansi yakni masih diangka 2,6.

Permasalahan lain adalah pemakaian alat kontrasepsi yang baru mencapai 62 persen

(yaitu 58 persen menggunakan kontrasepsi modern) dan 4 persen menggunakan

kontrasepsi tradisional. Selain itu, masyarakat masih banyak menggunakan alat

Kontrasepsi jangka pendek, Padahal alat KB jangka pendek resiko kegagalannya

cukup tinggi. Misalnya pengguna kontrasepsi pil atau suntik lupa mencatat, sehingga

menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan. SDKI 2012 juga mencatat bahwa

angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per 100.000 ibu

(4)

Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga

oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi

tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Penggunaan

Kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu Tahun 2015.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini di batasi hanya sebatas tahu tentang

pengetahuan dan sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi. Berdasarkan latar

belakang di atas penulis merumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi di Klinik Kasih

Ibu Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan

Kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu Tahun 2015.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik demografi ibu nifas dalam penggunaan

kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi

di Klinik Kasih Ibu

c. Untuk mengetahui sikap ibu nifas dalam penggunaan kontrasepsi di

(5)

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat serta pedoman dalam menjalankan praktek kebidanan Tentang

Penggunaan Kontrasepsi .

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Bagi pendidikan kebidanan dapat dijadikan sebagai masukan serta

pedoman dalam memberikan penyuluhan dan menindak lanjuti hasil

penelitian tersebut dan menerapkan layanan kesehatan yang efisien dan

efektif.

3. Bagi Penelitian kebidanan

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan demi penerapan Ilmu yang

diperoleh peneliti selama pendidikan di Bidan Pendidik dan pengalaman

Referensi

Dokumen terkait

We investigated the relationship between Lp(a), fibrinolytic parameters and anticardiolipin antibodies (aCL) and the occurrence of clinical recurrence owing to restenosis after

[r]

Untuk memaksimalkan dan membantu kelancaran dalam pengelolaan Data Lembaga Pendidikan Islam Lembaga RA/Madrasah di Lingkungan Kementerian Agama, maka mohon Saudara

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B8, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012,

Figure 3 shows multi-spectral signatures (in terms of mean spectral radiance of randomly selected thirty pixels for each group) of five distinct reef categories obtained from

Raden Patah dikenal seorang yang toleransi kepada pemeluk agama lain terbukti dengan membiarkan tempat ibadah agama lain berdiri, tempat tersebut bernama kuil ….. Perhatikan

Seorang penemu yang dijuluki sebagai Bapak Listrik adalah …1. Perhatikan gambar

Peraturan Pemerintah Nomor 2A Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun L967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara