V-19
ABSTRAK
UKM Melati Indah merupakan usaha perorangan yang bergerak dibidang seni kerajinan yang ikut berperan melestarikan kerajinan budaya nusantara berupa aneka sulam bayangan seperti baju wanita-pria, mukenah, taplak meja, sprei, jilbab dll. Persaingan harga jual dengan produk sejenis mengharuskan pelaku usaha untuk menekan biaya produksi sekecil mungkin. Tujuan penelitian ini adalah membantu pemilik usaha menerapkan konsep activity based management
(ABM) dan melakukan analisis terhadap aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) untuk mengendalikan biaya produksi sulam bayangan. Berdasarkan studi pendahuluan, didapatkan pembebanan biaya produksi hanya didasarkan pada jumlah pesanan tanpa melihat aktivitas yang dilakukan selama proses produksi. Akibatnya beberapa aktivitas yang tidak bernilai tambah yang seharusnya dapat dihilangkan masih terindikasi dan memicu meningkatnya biaya produksi yang harus dikeluarkan. Untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya produksi UKM Melati Indah dapat menerapkan metode activity based management. Analisis proses bisnis dengan value chain menunjukan aktivitas paling banyak terjadi yaitu pada bagian produksi, dimana tujuan perusahaan adalah memproduksi sulam bayangan dengan low cost production. Sehingga yang menjadi pembahasan selanjutnya adalah bagian produksi. Hasil pengolahan
process value analisis menunjukan terdapat 2 aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu kegiatan pemeriksaan I (motif) dan II (sulaman dan potong benang). Pengukuran kinerja dilakukan terhadap kinerja keuangan dan non keuangan. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan melihat pengurangan biaya produksi akibat analisis aktivitas dan process improvement. Biaya produksi yang harus dikeluarkan UKM Melati Indah dengan menggunakan metode tradisional sebesar Rp.278.205.000 sedangkan dengan metode Activity based management
(ABM) biaya produksi menurun menjadi Rp. 264.593.316. Maka Penghematan yang dapat dicapai dengan penerapan ABM sebesar Rp. 13.611.684 yang merupakan pengurangan biaya overhead pabrik dari eliminasi aktivitas pemeriksaan I dan II, maka efisiesi biaya produksi yang dapat dicapai sebesar 4,89%. Pengukuran kinerja non keuangan dilakukan dengan pengurangan waktu produksi akibat analisis aktivitas dan process improvement terhadap aktivitas pemeriksaan I dan II hasil perhitungan menunjukkan bahwa terjadi pengurangan waktu sebesar 2,18 jam maka efesiensi waktu produksi yang diperoleh sebesar 8,19% .