• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDENT LEARNINGDIFFERENCES INTHEPROCESSOFUSINGLEARNINGCOOPERATIVE LEARNING MODELTHEPOWEROFTWOANDTHINKPAIRSHAREINSUBSYSTEMCON CEPTS INHUMANEXCRETION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDENT LEARNINGDIFFERENCES INTHEPROCESSOFUSINGLEARNINGCOOPERATIVE LEARNING MODELTHEPOWEROFTWOANDTHINKPAIRSHAREINSUBSYSTEMCON CEPTS INHUMANEXCRETION"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 STUDENT LEARNINGDIFFERENCES INTHEPROCESSOFUSINGLEARNINGCOOPERATIVE LEARNING MODELTHEPOWEROFTWOANDTHINKPAIRSHAREINSUBSYSTEMCON CEPTS INHUMANEXCRETION

(Experimental Study inClassXI ScienceSMAN 4Tasikmalaya City) Lelih Solihatin Nisa, Rakatika

ABSTRACK

Excretory system in humans is the subject matter of biology at the high school level to learn about the process of spending the rest of the metabolism of substances in the body such as carbohydrates and fats that will produce CO2 and

H2O, as well as protein in the form of amino acids, NH3, urea, and uric acid. At

the core competencies which include subsystems concept excretion in humans are still an obstacle to the achievement of learning outcomes are satisfactory, one of the problems faced by students is difficult to understand the material, because the learning process is most rarely use variations of the learning model. Therefore, the learning process required learning model that aims to improve student learning outcomes, selecting appropriate learning model will help students more easily understand the material in the human excretory system, one using cooperative learning model the power of two and think pair share. Cooperative learning model the power of two has the advantage that is to train students in the discussion, so that would make students passive to active, more responsible in collaboration with his partner, and can enhance students' learning ability, whereas cooperative learning model train think pair share students to collaborate with their partners and students have the opportunity to present the results of discussions with all students so that existing ideas spread.The problem that arises is "whether there is a difference in student learning outcomes learning process using cooperative learning model the power of two and think pair share on the subconcept of the human excretory system?".The study concluded that there are differences in student learning outcomes learning process using cooperative learning model the power of two and think pair share on the subconcept of the excretory system in humans.

Key words: the power of two, think pair share, learning outcomes, excretory system in humans.

(2)

2

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES BELAJARNYA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE

POWER OF TWO DAN THINK PAIR SHAREPADA SUB KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya) Lelih Solihatin Nisa, Rakatika

ABSTRAK

Sistem ekskresi pada manusia merupakanmateri pelajaran biologi pada jenjang SMA yang mempelajari tentang proses pengeluaran zat sisa hasil metabolisme pada tubuh seperti karbohidrat dan lemak yang akan menghasilkan CO2 dan H2O,

serta protein yang berupa asam amino, NH3, urea, dan asam urat. Dalam proses

pembelajaranyang mencakup sub konsep sistem ekskresi pada manusia masih terdapat suatu kendala dalam pencapaian hasil belajar yang memuaskan, salah satu permasalahan yang dihadapi siswa yaitu sulit untuk memahami materi, karena dalam proses pembelajarannya kebanyakan jarang menggunakan variasi model pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar diperlukan model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membantu siswa lebih mudah memahami materi sistem ekskresi pada manusia, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share.Model pembelajaran kooperatif tipe the power of twomemiliki keunggulan yaituuntuk melatih siswa dalam berdiskusi,sehingga akan menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif, lebih bertanggung jawab dalam bekerjasama dengan pasangannya, dan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share melatih siswa untuk bekerjasama dengan pasangannya dan siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. Permasalahan yang timbul adalah “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia ?”.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia.

Kata kunci: the power of two, think pair share, hasil belajar, sistem ekskresi pada manusia.

(3)

3 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah, yaitu pendidik mempunyai tugas pokok dalam melaksanakan pengajaran atau pembelajaran untuk keberhasilan siswa belajar di sekolah. Keberhasilan belajar siswa sering dikaitkan dengan hasil belajar yang dicapai. Dalam pencapaian hasil belajar tentunya ada suatu proses kegiatan pembelajaran yaitu adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau siswa, dan siswa memiliki tugas pokok yaitu berusaha untuk memperoleh perubahan perilaku berdasarkan pengalaman belajarnya yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi pada bulan November 2013 di SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya, didapat bahwa dalam mata pelajaran Biologi khususnya di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya pada kompetensi dasar yang mencakup sub konsep sistem ekskresi pada manusia masih terdapat suatu kendala dalam pencapaian hasil belajar yang memuaskan.

Dengan demikian, salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang memungkinkan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif membantu dalam pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif tipe thepower of two dan think pair share, dimana proses pembelajarannya siswa saling bekerjasama dan selain itu, model ini berguna untuk memecahkan suatu persoalan dengan berpasangan atau kegiatan menemukan suatu jawaban dengan berpasangan. Dengan kegiatan inilah yang memungkinkan hasil belajar siswa akan lebih baik sehingga sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, masalah dalam penulisan ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

the power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipethe power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia.

Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis

Kegunaan teoretis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan informasi, sumbangan pemikiran tentang model pembelajaran kooperatif tipe

(4)

4

the power of two danthink pair share sebagai pembelajaran yang efektif serta dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran biologi.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan model-model pembelajaran yang selama ini telah dipelajari.

b. Bagi Siswa

Memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih aktif dalam proses pembelajaran biologi dan membantu siswa memahami materi khususnya pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia. Serta membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

c. Bagi Guru

Memberikan informasi dan pengetahuan serta gambaran bagi guru bagaimana proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe thepower of two danthink pair share, dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pilihan dan penerapan sewaktu mengajar.

d. Bagi Sekolah

Membantu sekolah dan memberikan bahan masukan untuk menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi yang dianggap bisa meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran biologi.

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Pada metode pre experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, disebut juga dengan istilah quasi-experimental

atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Variabel Penelitian

1. Variabel bebasdalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

the power of two danthink pair share.

2. Variabel terikatdalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada sub konsep sistem eskresi pada manusia.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 4 kelas yaitu dari kelas XI IPA 1 sampai dengan kelas XI IPA 4, dengan jumlah siswa sebanyak 124 siswa. Populasi dianggap homogen berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian semester satu.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling.

(5)

5 Disain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study, artinya penulis mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh, yang selanjutnya diadakan post test atau evaluasi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan adalah tes akhir belajar (post test) yang berupa pilihan majemuk dengan 5 option, dan berjumlah 40 butir soal yang dilakukan setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Tujuan dari pelaksanaan tes akhir belajar ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai siswa.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia dengan jumlah soal sebanyak 40 butir soal. Tes berbentuk pilihan majemuk dengan 5 option.Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada tingkat mengingat (C1), mengerti (C2), dan memakai (C3).Kemudian dilakukan uji coba

instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas intrumen penelitian yang akan digunakan.Berikut ini rumus dari perhitungan validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Butir Soal

rxy =



2 2

2

2

Y Y N X X N Y X XY N           2. Uji reliabilitas r11 =               t t V pq Σ V 1 k k TeknikAnalisis Data

Setelahdata hasil penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t (uji stastistik parametrik) untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil post testdan uji t deskriptifuntuk mengetahui apakah nilai post test

sudah mencapai KKM atau belumpada sub konsep sistem ekskresi pada manusia antara proses belajarnya yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

the power of two dan think pair share.

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengacu pada kebersamaan, yang mana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar dan bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok untuk mempelajari materi itu sendiri.

(6)

6

Suprihatiningrum, Jamil (2013:193) mengatakan bahwa “Di dalam pembelajaran kooperatif, kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil.Setiap kelompok biasanya terdiri dari 2-6 siswa dengan kemampuan berbeda, yakni tinggi, sedang, dan rendah”.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada siswa yang saling bekerjasama atau gotong royong yang akan membentuk kelompok yang terdiri dari dua oarng saja atau lebih dari dua orang.

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power Of Two

Menurut Djamarah, Syaiful Bahri (2010:395) bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe the power of two merupakan strategi yang mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik daripada berpikir sendirian”.

Menurut Zaini, Hisyam, et.al. (2008:52) langkah-langkah yang harus dilakukan pada model pembelajaran kooperatif tipe the power of two, yaitu:

a. mengajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran;

b. peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut secara individual;

c. setelah semua peserta didik menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya;

d. mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan, sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka; dan

e. ketika semua pasangan telah menulis jawaban-jawaban baru bandingkan jawaban setiap pasangan di dalam kelas.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Menurut Isjoni (2013:78) “Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yaitu teknik yang dikembangkan oleh Frank Lyman, teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain”.

Menurut Suprijono, Agus (2010:91) langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memiliki 3 tahapan yaitu:

a. tahap 1 (thinking)

1) guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik; dan

2) guru memberi kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabannya secara individu.

b. tahap 2 (pairing)

1) guru meminta peserta didik berpasang-pasangan; dan

2) memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna

(7)

7

dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.

c. tahap 3 (sharing)

1) hasil diskusi dari tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab; dan

2) guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan tentang sebuah konsep yang dipelajarinya.

Hasil Penelitian Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Belajarnya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power Of Two dan Think Pair Share pada Sub Konsep Sistem Ekskresi pada Manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia.

Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat, menunjukan data hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two diperoleh χ2hitung = 2,90 dan χ2tabel = 7,81 maka χ

2

hitung< χ

2

tabel, begitu pula data hasil belajar siswa yang proses belajarnya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share diperoleh χ2

hitung = 6,45 dan χ2tabel = 7,81 maka χ2hitung< χ

2

tabel, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum,diperoleh Fhitung= 1,15 dan Ftabel = 1,84 maka Fhitung<Ftabel, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut variansnya homogen.

Dari pengujian uji t komparatif didapat nilai thitung = 5,85 dan ttabel = 2,00,

dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel dan berada di daerah penolakan H0, dengan

demikian, hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of twodan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia, dapat diterima.

Selain pengujian dengan uji t komparatif dilakukan juga dengan uji t deskriptif.Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung = 2,67yang terletak di

daerah penerimaan H0.Dengan demikian, nilai tes akhirsiswa kelas XI IPA 1 SMA

Negeri 4 Kota Tasikmalaya yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran koopereatif tipe the power of two pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia telah mencapai KKM. Sedangkan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair sharediperoleh nilaithitung = -3,64yang terletak di daerah penolakan H0.Dengan

demikian nilai tes akhirsiswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusiabelum mencapai KKM.

(8)

8

Berikut ini diagram nilai rata-rata hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two

dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia.

Diagram Nilai Rata-Rata Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power Of Two dan Think Pair Share

Dari data hasil statistik disimpulkan bahwa nilai rata-rata post testmodel pembelajaran kooperatif tipe the power of twoadalah 31,63 dan nilai KKM yang ditentukan adalah 30. Ini berarti bahwa nilai rata-rata model pembelajaran kooperatif tipe the power of twotelah mencapai KKM, yang berarti pula model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Sedangkan nilai rata-rata posttest model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah 28 dan nilai KKM yang ditentukan adalah 30. Ini berarti bahwa nilai rata-rata model pembelajaran kooperatif tipe think pair share belum mencapai KKM, yang berarti pula model pembelajaran kooperatif tipe think pair sharetidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Kota Tasikmalaya.

Terdapatnya perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia, hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dapat memberikan motivasi kepada siswa sehingga akan memicu siswa lebih aktif dalam proses pembelajarannya, memudahkan siswa untuk mengeluarkan idenya, serta saat melakukan diskusi dengan pasangannya, setiap pasangan mendiskusikan dan membandingkan jawaban dengan pasangan yang lainnya, sehingga dalam proses pembelajarannya lebih bermakna.

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, pada dasarnya model ini memiliki kesamaan untuk memberikan motivasi kepada seluruh siswa untuk lebih aktif, tetapi pada saat mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangan yang lainnya didepan kelas, sebagian siswa ada yang memperhatikan dan ada yang tidak memperhatikan hal inilah yang menjadi kesulitan siswa untuk mengingat secara jelas materi yang disampaikan.

0 5 10 15 20 25 30 The Power Of Two Think Pair Share

Think Pair Share The Power Of Two 28

(9)

9

Dari hasil pengamatan dilapangan peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan pada model pembelajaran kooperatif tipe the power of two

danthink pair share.

Kelebihan pada Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe The Power Of Twodan Think Pair Share The Power Of Two Think Pair Share

1. Dapat meningkatkan belajar berkolaboratif, artinya siswa dapat belajar dan berdiskusi dengan setiap pasangannya. 2. Siswa lebih aktif, karena

semuanya siswa bekerjasama melakukan diskusi dengan pasangannya maupun dengan pasangan yang lainnya.

3. Siswa lebih bertanggung jawab. 4. Dalam pengelompokkan tidak

terlalu lama.

5. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir

menjawab, dan saling

membantu satu sama lain. 6. meningkatkan kemampuan

belajar (pencapaian akademik).

1. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya. 3. Siswa memperoleh kesempatan

untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan seluruh murid sehingga ide yang ada menyebar.

Kekurangan pada Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe The Power Of Two dan Think Pair Share The Power Of Two Think Pair Share

1. Dalam proses pembagian kelompok yang tidak heterogen ini memungkinkan anggota kelompoknya lemah.

2. Dalam proses diskusi dengan pasangannya jika ada perseruan tidak ada penengah.

3. Sebagian siswa mengantungkan kepada pasangannya.

4. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.

1. Menggantungkan pada

pasangan.

2. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.

3. Sebagian siswa tidak mau hasil diskusinya dipresentasikan, karena siswa berpikiran bahwa hasil diskusi dengan pasangannya belum maksimal.

4. Pada saat presentasi, sebagian siswa ada yang memperhatikan, ada yang tidak memperhatikan.

5. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

(10)

10

Selama pelaksanakan penelitian, penulis menemukan ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share, sebagai berikut:

1. pada saat pembagian kelompok, sebagian siswa meminta untuk sekelompok dengan teman dekatnya;

2. siswa belum terbiasa dengan kelompok yang terdiri dari dua orang, sehingga sebagian siswa meminta untuk ditambahkan lagi anggota kelompoknya; 3. pada saat KBM fasilitas media pembelajaran seperti proyektor terbatas; dan 4. pada saat diskusi sebagian siswa ada yang menggantungkan pada pasangannya.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala pada saat proses pembelajaran dilapangan, peneliti menyarankan bahwa:

1. sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share inilebih dikenali pada siswa, karena siswa hanya tahu kalau kelompok itu terdiri dari 6-8 orang setiap kelompoknya;

2. dalam pembagian kelompok harus heterogen, yang dilihat dari peringkat siswa, sehingga dalam pelaksanaan diskusi tidak ada yang lemah; dan

3. lebih dioptimalkan lagi pada proses pembelajarannya.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share pada sub konsep sistem ekskresi pada manusia; dan

2. hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dinilai lebih baik daripada hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Dilihat dari nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan:

1. guru harus memilih model dan media pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan materi yang akan disampaikan; 2. guru lebih bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran untuk

mengurangi bahkan menghilangkan tingkat kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran;

3. dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan

think pair sharediperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan; dan

(11)

11

4. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba untuk lebih mengoptimalkan model pembelajaran kooperatif khususnya pada model pembelajaran kooperatif tipe the power of two dan think pair share.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Renika Cipta.

Isjoni.(2013). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Startegi Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-ruzz

Media.

Zaini, Hisyam, et.al. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Riwayat Hidup

Lelih Solihatin Nisa, adalah mahasiswa angkatan 2010 pada Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2014).

Gambar

Diagram Nilai Rata-Rata Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe The Power Of Two dan Think Pair Share

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di

Hipotesis diuji menggunakan Anava (Analisis variansi). Dari hasil analisis dapat disimpulkan: 1) ada pengaruh metode siklus belajar 5E dan inkuiri terbimbing terhadap

Hal ini ditunjukan dari proses pembelajaran kedua kelas, dimana kelas eksperimen lebih aktif dalam bertanya dan memberi umpan balik kepada guru dibandingkan kelas

Insektisida kesehatan masyarakat adalah insektisida yang digunakan untuk pengendalian vektor penyakit dan hama permukiman seperti nyamuk, serangga pengganggu lain

1) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan ibadah serta akhlakul karimah menjadi pedoman hidup. 2) Menumbuhkembangkan nilai sosial dan budaya bangsa