• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan

2.1.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

“Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa.” (Sawir, 2001:2). Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang berisikan data-data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),

(2)

2.1.2 Komponen Laporan Keuangan Lengkap Menurut PSAK No.1 Paragraf 8 (Revisi 2009);

laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:

(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode; (b) laporan laba rugi komprehensif selama periode (c) laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) laporan arus kas selama periode;

(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan (f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

a. Laporan posisi keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf 52 (Revisi 2009):

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

(a) aset tetap;

(b) properti investasi; (c) aset tidak berwujud;

(d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i));

(e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas; (f) aset biolojik;

(g) persediaan;

(h) piutang dagang dan piutang lainnya; (i) kas dan setara kas;

(j) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

(k) utang dagang dan terutang lainnya; (l) kewajiban diestimasi;

(m)laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));

(3)

(o) laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;

(p) laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

(q) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan

(r) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.”

b. Laporan Laba Rugi

Menurut PSAK No.1 Paragraf 79, (Revisi 2009):

Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode:

(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau (b) dalam bentuk dua laporan:

(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan

(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi danmenunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).

Menurut PSAK No.1 Paragraf 80, (Revisi 2009):

Laporan laba rugi komprehensif, sekurangkurangnya mencakup penyajian jumlah pos-posberikut selama suatu periode:

(a) pendapatan; (b) biaya keuangan;

(c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

(d) beban pajak;

(e) suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

(i) laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan (ii) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui

dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan; (f) laba rugi;

(4)

(h) bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan

(i) total laba rugi komprehensif.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut PSAK No.1 Paragraf 107, (Revisi 2009):

Perubahan ekuitas entitas di antara awal dan akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. Kecuali untuk perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (seperti kontribusi modal, akuisisi kembali instrumen ekuitas entitas dan dividen) dan biaya transaksi yang secara langsung berkaitan dengan tranksaksi tersebut, perubahankeseluruhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total pendapatan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut.

Menurut PSAK No.1 Paragraf 104, (Revisi 2009):

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: (a) total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang

menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;

(b) untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25;

(c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah

mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: (i) laba rugi;

(ii) masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan (iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan

(5)

d. Laporan Arus Kas

“Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna

laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam

menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk

menggunakan arus kas tersebut.”PSAK No. 2,(Revisi 2009).

“Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.” PSAK No.2, Paragraf 10 (Revisi 2009).

e. Catatan atas Laporan Keuangan

“Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas masing-masing pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.” (PSAK No.1 Paragraf 111, Revisi 2009).

Didalam PSAK No.1 Paragraf 111 (Revisi 2009) Catatan atas laporan keuangan:

(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115 – 122;

(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan

(6)

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Supaya laporan keuangan menjadi lebih berarti dan dimengerti oleh beberapa pihak maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan pihak pemilik dan manajemen mengetahui pencapaian target yang sudah ditentukan dan informasi mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

“Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan.” Van Horne & Waschowicz (2012; 154).

Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti;

(7)

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, serta memprediksi dan menggambarkan kemungkinan kondisi kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Kasmir, (2014; 68):

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:

1. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;

2. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;

3. untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;

4. untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;

5. untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; 6. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.

2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Analsis laporan keuangan memerlukan metode dan teknik analisis yang tepat supaya diperoleh hasil yang maksimal. Menurut Kasmir (2014; 69)

Terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Vertikal (Statis)

(8)

antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode lain.

b. Analisis Horisontal

Analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan menurut kasmir (2014;99) adalah:

1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan

Analisis perbandingan antara laporan keuangan yaitu analisis yang membandingkan laporan keuangan leih dari satu periode (minimal dua periode)

2. Analisis trend

Analisis trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari periode ke periode.

3. Analisis persentase perkomponen

Analisis persentase perkomponen merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing komponen yang ada dalam laporan keuangan.

4. Analisis sumber dan penggunaan dana

Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan, serta, penggunaan dana dalam suatu periode. Juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.

5. Analisis sumber dan penggunaan kas

Analisis sumber dan penggunaan kas digunakan untuk mengetahui sumber dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas.

6. Analisis Rasio

Analisis rasio digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, antara lain;

a. Rasio Liquiditas (Liquidity Ratio)

(9)

membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen dipassiva lancar.

b. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola aset yang dimilikinya.

d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya.

e. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan persaham dan dividen persaham.

f. Rasio Penilaian

Rasio penilaian yaitu memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

7. Analisis Kredit

(10)

8. Analisis Laba Kotor

Analisis laba kotor digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian, untuk mengetahui sebab sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.

9. Analisis Titik Pulang Pokok

Analisis titik pulang pokok (break even point) digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

2.3 Kinerja Keuangan

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu.

“Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi. Itu berarti kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.” Rudianto (2013:189)

Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

(11)

informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam perusahaan.

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan

Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:188) adalah sebagai berikut:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.

b. Membantu pegambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerjanya.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargan.

2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan

Tujuan penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:187) adalah sebagai berikut:

a. Tujuan umum penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematui standar dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.

(12)

2.4 Analisis Metode Du Pont

Analisi Du Pont pertama kali dikembangkan oleh Donaldson Brown kepala keuangan Du Pont Corporation. Perusahaan Du Pont memperkenalkan suatu metode analisis keuangan yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian besar di Amerika dan kemudian analisis tersebut dikenal dengan nama analisis Du Pont.

Analisis metode Du Pont merupakan pendekatan terpadu analisis rasio keuangan. Termasuk salah satu alat untuk mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan komposisi laporan keuangan di mana pos-pos laporan keuangan diurai secara mendetail.

Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2008:88) memberikan definisi

sebagai berikut : ”Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas.”

Metode analisis Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika Return on investment untuk divisi tertentu berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui Metode Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya penurunan return on investment (ROI).

(13)

Ia menguraikan hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Metode Du Pont

Sumber: Buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Harahap (2013:334)

Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont terdapat beberapa komponen yang digunakan antara lain, sebagai berikut:

1. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)

“Margin laba bersih (Net ProfitMargin) adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.” Rudianto (2013:192). Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan. Semakin

Surat

(14)

tinggi Net Profit Margin, maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin dapat dicari dengan rumus:

Keterangan:

NPM = Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

NI = Net Income (Laba Bersih)

S = Sales (Penjualan)

2. Perputaran Total Asset atau Total Assets Turnover

“Rasio ini menunjukkan kecepatan perputaran asset yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, perputaran total aset mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan.” Rudianto (2013:194). Semakin tinggi rasio Total Assets Turnover berarti semakkin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan:

TATO : Total Asset Turnover (Perputaran Total Asset)

S : Sales (Penjualan)

(15)

3. Return of Investment (ROI)

Return of Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.” Kasmir (2014:202). Berikut adalah cara mencari hasil pengembalian investasi dengan pendekatan Du Pont:

Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset terhadap laba bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar total harta dimanfaatkan atau digunakan untuk mendapatkan keuntungan.

4. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.” Kasmir (2014:204). Berfungsi untuk melihat efektifitas penggunaan modal sendiri terhadap laba atau keuntungan

bersih perusahaan setelah pajak, dimana setiap rupiah modal yang ditanamkan

dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Untuk mencari hasil Return On

Equity dengan pendekatan metode Du Pont adalah sebagai berikut:

(16)

2.5 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Dr Ahmed

The DuPont system of financial analysis shows the performance of The Arab Bank over the years from 2000-2009

and the impact of the world financial crisis that hit the region in the recent years. Though there was a negative

impact of the recent financial crisis on most banks of the world but this impact hit slightly the performance of Arab Bank of Jordan.

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan mengalami fluktuasi pada ROI selama periode 2003-2006. Tahun 2003 ROI menurun disebabkan terjadinya penurunan pada NPM meskipun TATO meningkat. Penurunan pada NPM terjadi karena

(17)

Theresia

NPM dan TATO. Peningkatan NPM dan TATO disebabkan karena terjadi peningkatan perolehan laba bersih dan penjualan. Tahun 2005 ROI menurun karena adanya

penurunan pada NPM dan TATO. Tahun 2006 ROI menurun disebabkan adanya penurunan pada NPM dan TATO

Hasil perhitungan dengan menggunakan Du Pont System (ROI) diperoleh informasi bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk yang mampu menghasilkan ROI yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin

(18)

Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan sekarang adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan metode Du Pont System dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber data yang digunakan dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan perusahaan makanan dan minuman, sedangkan penelitian sekarang pada perusahaan penghasil pakan ternak (feedmill).

2.6 Kerangka Konseptual

Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan oleh manajemen perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi keuangan, perkembangan suatu perusahaan, dan penilaian dari pencapaian perencaan yang ditetapkan. Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Analisis pada pos-pos neraca akan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.

(19)

menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva.

Net profit margin menunjukkan ukuran besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar net profit margin akan semakin menunjukkan efisiensi perusahaan. Jika marjin laba bersih (net profit margin) dikalikan dengan perputaran total aktiva (total asset turnover) maka akan didapatkan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment).

(20)

Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

(21)

2.7 Hipotesis

Hipotesis dari perumusan masalah yang dikemukakan di atas adalah :

Ho : Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) dan Tingkat pengembalian Ekuitas (Return On Equity) antara ketiga perusahaan tidak berbeda secara signifikan atau memiliki kesamaan.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Metode Du Pont
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya teknologi dibidang komputer, maka pembuatan aplikasi ini didesain lebih menarik agar mudah digunakan oleh siapa saja dan agar

(2) Dalam hal penggunaan Narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengumpulan data, analisis, mobilitas dan persebaran penduduk sebagai bagian dari perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

Agar jemaah haji Indonesia tetap dapat melaksanakan ibadah haji, dan terdapat kepastian hukum dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji, khususnya terkait dengan penggunaan paspor

(1) Selain pejabat Umum dapat juga dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik

Pekerjaan Dulu dan Sejarah Migrasi (Pertanyaan untuk anggota keluarga berusia > 12 tahun, bekerja ataupun tidak bekerja, termasuk yang sedang sekolah)

menghadapi proses yang tidak mudah untuk bisa sampai pada resolution to infertility. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa informan

Desa wonosari Kelurahan Randusari merupakan salah satu desa yang terkenal dengan lingkungan yang kurang bersahabat bahkan bisa dikatakan sebagai lingkungan para preman.