• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU | Sukmana | eDimensi Arsitektur Petra 1648 3039 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU | Sukmana | eDimensi Arsitektur Petra 1648 3039 1 SM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AbstrakMuseum Transportasi Darat di Batu ini merupakan fasilitas edukasi, wisata yang berada di jalan Abdul Gani, Batu.

Proyek ini merupakan perkembangan dari Jawa Timur Park Grup yang telah mendirikan banyak tempat wisata di Jawa Timur. Museum Transportasi ini didesain menggunakan pendekatan sirkulasi. Dimana sirkulasi pada museum ini didesain secara terekspose menyerupai jalan raya. Sirkulasi tidak berakhir hanya sebagai sistem tetapi juga muncul sebagai pendukung konsep sehingga bentukan terbentuk dengan konsep yang lahir dari sirkulasi

Kata KunciMuseum, Transportasi, Darat, Batu

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

royek ini merupakan perkembangan dari Jawa Timur Park Grup yang bergerak dalam bidang pariwisata di kota Batu. Mereka telah banyak

menghadirkan tempat wisata di kota batu seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2,dan Batu Night Spectacular.

B. Deskripsi Proyek

Museum Transportasi ini merupakan museum pertama di jawa timur yang menghadirkan banyak pengetahuan tentang perkembangan transportasi darat dari pertama kali ditemukan hingga sekarang yang banyak kita jumpai di jalan-jalan.

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI

BATU

Danny Tedja Sukmana, dan Ir. Bisatya W. Maer, M.T

Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

E-mail:

dannytedja@yahoo.com

P

(2)

C. Lokasi

Lokasi Proyek ini berada di Kota Batu, Jawa Timur. Tepatnya di Jalan Abdul Gani, kelurahan Ngaglik.

Keterangan: A : Lokasi Site B : Agro Kusuma C : Jatim Park 1 D : Jatim Park 2

Batas-batas Site Utara : Pemukiman Selatan : Pemukiman Timur : Jln. Abdul Gani Barat : Tanah Kosong

Data Site

Batas GSB : 10m Luas Lahan 31.000m2 KDB : 30%

II. PERANCANGAN

A. Rumusan Masalah

Merancang Museum yang memungkinkan pengunjung bersirkulasi dan melihat benda pamer dengan nyaman, dan dapat merasakan perbedaan suasana setiap ruang.

B. Tujuan Perancangan

Memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai transportasi darat.

C. Kerangka Berpikir

D. Analisa tapak

Analisa Site :

Jalur Sirkulasi Kendaraan dari jalan utama

Karena site berkontur dari tinggi ke rendah sehingga air hujan mengalir mengikuti kontur

Arah view A

B C

D

Gambar 2. Lokasi di Kota Batu

Sumber : Google Earth Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir

(3)

E. Zoning

Area Lobby

Area Selasar

Area Pamer

Area Parkir

Area Parkir Servis

Area Pamer Outdoor

F. Konsep dan Pendekatan

Konsep yang diangkat untuk Museum transportasi ini adalah prasarana paling mendasar yang dibutuhkan dalam transportasi yakni sirkulasi. Jalan secara fungsi terbagi menjadi Jalan Arteri dan Jalan Kolektor. Konsep ini akan diterapkan dalam sirkulasi pengunjung dan bentuk bangunan.

Konsep yang kedua adalah memanfaatkan View dan suasana Alam kota batu diusahakan masuk ke dalam desain dengan adanya ruang pamer yang bersifat Outdoor.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Sirkulasi. Dimana sirkulasi tidak hanya tampil sebagai sistem tetapi juga terekspose ke dalam bentuk bangunan.

G. Sirkulasi

Sirkulasi pada bangunan ini menggunakan sirkulasi semi-linear. Dimana pengunjung masuk dan keluar berada pada 1 titik. Tetapi ketika dalam zona ruang pamer, pengunjung yang merasa bosan atau ada kepentingan lain dapat langsung putar balik menuju pintu keluar. Sirkulasi pada bangunan ini terpengaruhi oleh konsep Jalan arteri dan jalan Kolektor untuk zona ruang pamernya.

Gambar 5. Analisa Zoning

Gambar 6. Skema Jalan Arteri dan Jalan Kolektor

Gambar 7. Konsep Ruang Pamer Outdoor

(4)

H. Pendalaman

Pendalaman yang dipilih pada bangunan ini adalah pendalaman karakter ruang. Karena setiap ruang pamer pada bangunan ini memiliki kesan ruang yang berbeda. Ruang yang didalami adalah ruang pamer zona Jalan Raya. Konsepnya adalah ingin menghadirkan nuansa jalan raya ke dalam bangunan beserta dengan kendaraan yang merupakan bagian dari Museum Transportasi. Untuk mendapatkan suasana tersebut dibutuhkan elemen-elemen yang mendukung nuansa jalan tersebut, yaitu ada lampu merah, lampu penerangan jalan, marka jalan, dan jalan(aspal).

Material dasar yang digunakan yaitu stone granite midnite, sebagai pengganti aspal, kaca, paving stone, dan baja(metal).

Penataan barang pamer berawal dari jaman kuno hingga paling ujung jaman modern. Pemberian dasar lingkaran menjadikannya sebagai barang pamer utama dari zona tersebut dan mendapat ruang sekitar yang lebih lebar sehingga pengunjung dapat melihat lebih dekat dan lengkap.

Barang pamer mobil ditinggikan dan dimiringkan berguna untuk memudahkan pengunjung untuk melihat mobil secara keseluruhan dengan hanya dari 1 sisi dan dapat mendekat untuk melihat detail dari mobil.

Menurut Paul Rudolph,”Unused space dapat mempengaruhi psikologi orang sehingga membuat perasaan orang dalam melihat benda menjadi berbeda”. Sehingga hal ini dapat diterapkan pada benda pamer yang ada pada museum transportasi.

I. Struktur

Struktur pada bangunan ini menggunakan kolom balok baja dan terbagi menjadi 3 bagian :

1. Struktur Lobby 2. Struktur Selasar 3. Struktur Area Pamer Gambar 9. Skema Sirkulasi pada Bangunan

Gambar 10. Elemen-elemen pendukung nuansa jalan

Gambar 11. Material Dasar pada Ruangan

Gambar 12. Penataan Barang Pamer

(5)

Penyaluran Beban dari Atap – Rangka atap – Balok – Kolom – Diteruskan ke tanah. Terdapat 3 siar pada sistem struktur bangunan :

1. Siar kolom-kolom 2. Siar Balok-Balok 3. Siar Balok-Kolom

J. Sistem Utilitas

Air Bersih menggunakan sistem Up Feed (PDAM – Meteran - Pompa - Tandon Bawah - Pompa – Distribusi). Kotoran menggunakan Septictank dan Sumur Resapan.

Sistem penghawaan pada bangunan ini memakai penghawaan buatan untuk area pamer dan penghawaan alami untuk area selasar. Penghawaan buatan menggunakan sistem AC VRV split.

III. UCAPANTERIMAKASIH

Penulis D.T. Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menuntun dari awal hingga akhir. Dan juga orang tua beserta kakak yang selalu mendoakan dan mendukung penulis.

Penulis D.T juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir.Bisatya W. Maer, M.T selaku mentor utama penulis yang dengan sabar memberikan masukan dan dukungan kepada penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

2. Ir. Benny Poerbantanoe, Msp dan Anik Juniwati S.T., M.T. selaku mentor pembimbing penulis yang selalu membantu dengan sabar memberikan masukan dan dukungan kepada penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir.

3. Agus Dwi Hariyanto, S.T., M.Sc selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra.

4. Ir. Riduan Sukardi selaku wali dosen penulis selama di Universitas Kristen Petra

5. Anik Juniwati S.T. selaku coordinator TA 69 dan Ibu Jeanny selaku pengawas studio sehingga dapat berjalan dengan baik

6. Pak Harianto selaku pengurus dari Jatim Park Grup yang telah memberi ijin dan data untuk proyek yang digunakan

7. Teman-teman Arsitektur ’09 UK Petra khususnya TA 69.

Gambar 14. Aksonometri Struktur

Gambar 15. Sistem Utilitas Air

(6)

DAFTARPUSTAKA

Neufert, Ernest. Architects’ Data 3rd edition. Oxford : Blackwell

Science, 2002

Ching, Francis D.K. 1996. Arsitektur bentuk ruang dan

susunannya, dialih bahasakan oleh Ir. Paulus Hanoto Adjie. Jakarta: Erlangga

De Chiara, Joseph & Hancock. Time Saver Standards for

Building types 3. 1990. New York: Mcgraw-Hill Book Company.

Direktorat Museum, 2007. Pengelolaan Koleksi Museum

Gambar

Gambar 1. Museum Transportasi Darat
Gambar 2. Lokasi di Kota Batu
Gambar 5. Analisa Zoning
Gambar 12. Penataan Barang Pamer
+2

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B8, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague,

ian (with AusAID and DFAT) and Indonesian governments, the World Bank, the Asian Development Bank, and several United Nations agencies—again mostly on Indonesian economic

Demikian, surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan seperlunya.. November

dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan.. norma

b) In cases where category 2 NCRs are not closed satisfactorily within 3 months from the date of assessment, Standards Malaysia shall initiate suspension or withdrawal by

[r]

As igure 1 shows, this is particularly true for the year immediately after the crisis and for the very early recovery period (from 1999 to 2001–2), in which the value of relative

[r]