BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingkat roduktivitas merupakan faktor yang penting dalam menentukan apakah suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami kemajuan atau kemerosotan. Ketika tingkat produktivitas meningkat, maka perusahaan dikatakan mengalami kemajuan dan sebaliknya jika tingkat produktivitas menurun maka perusahaan dikatakan mengalami kemerosotan. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu melakukan pengukuran tingkat produktivitas sebagai penilaian manajemen terhadap capaian produktivitas itu dan bila capaian tersebut dinilai masih sangat rendah maka perlu dilakukan perbaikan produktivitas.
Pendekatan perbaikan produktivitas yang sering dilakukan adalah pendekatan yang berbasis teknologi yang sering juga disebut sebagai pendekatan metode ilmiah dalam mengatasi masalah produktivitas, memberikan dampak perbaikan produktivitas yang paling signifikan dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lainnya. Salah satu metode ilmiah dari pendekatan-pendekatan berbasis teknologi ini adalah maintenance management. Maintenance management merupakan suatu pendekatan formal dalam pemeliharaan mesin dan peralatan untuk mendapatkan situasi dimana mesin dan peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan karakteristik maintenability dan reliability yang dimilikinya.
berpusat di Ancol Jakarta dan bergerak dalam bidang industri makanan berupa mie instan. Perusahaan ini memiliki anak cabang di Medan. Dalam kegiatan produksinya, PT Wicaksana Overseas Internasional ini didukung oleh sejumlah mesin dan peralatan produksi untuk mencapai produktivitas yang optimal, seperti: mesin mixer, mesin feeder, mesin press, mesin slitter, mesin steam box, mesin
cutter, mesin fryer, mesin dryer dan mesin packaging. Faktor-faktor produksi
tersebut diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien sehingga kelancaran produksi perusahaan dapat terjaga dengan baik dan target perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dapat tercapai. Dalam kenyataannya, perusahaan mengalami kehilangan waktu produksi akibat tingginya tingkat downtime mesin yang terjadi selama periode Januari 2013 hingga Desember 2013 dan menyebabkan kelancaran produksi menjadi terganggu. Tingginya tingkat
downtime mesin yang terjadi selama tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Mesin
Tabel 1.1. Tingkat Downtime Mesin Periode Januari 2013 - Desember 2013
Lini Total
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mesin lini produksi II memiliki jam kerja tertinggi dan tingkat kerusakan yang tinggi yaitu mencapai 6.68 % atau 8.795 jam untuk setiap bulannya.
Oleh karena itu, walaupun menurut perusahaan sistem perawatan yang ada cukup baik, perlu dilakukan analisis keandalan mesin dan peralatan sehingga dapat meminimisasi waktu downtime, mengusulkan jadwal kegiatan perawatan mesin yang lebih terjadwal sehingga terjadi peningkatan produktivitas pada perusahaan tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah metode Reliability
Centered Maintenance (RCM). Pencarian solusi dengan pendekatan RCM ini
dianggap relevan terhadap masalah yang ada di lantai produksi PT Jakarana Tama karena RCM adalah sebuah pendekatan sistematis untuk mengevaluasi sebuah fasillitas dan sumber daya untuk menghasilkan kehandalan mesin dan peralatan yang tinggi.1 Konsep pemeliharaan ini juga telah berhasil diterapkan dalam industri proses untuk mengurangi tindakan pemeliharaan preventive yang tidak diperlukan, dapat memfokuskan kegiatan perawatan pada komponen-komponen kritis, dapat meningkatkan reliability komponen dan menghasilkan perencanaan perawatan yang sistematis dan lebih efisien dengan biaya yang lebih rendah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas perusahaan tersebut2
1
Mariam Altaf Tarar, Study Reliability Centered Maintenance (RCM) of Rotating Equipment
Through Predictive Maintenance, International Journal of Industrial Engineering Research and
Development (IJIERD), 2014 2
Amit Chopra, Dr. Anish Sachdeva, Dr. Arvind Bhardwaj, Importance of Training and Data
1.2. Perumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan dapat dirumuskan bahwa mesin-mesin produksi di PT Jakarana Tama memiliki downtime yang relatif tinggi sehingga penggunaannya belum optimal. Hal ini dapat disebabkan karena sistem
maintenance yang dimiliki perusahaan saat ini belum sesuai.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan konsep sistem perawatan preventive yang efektif dengan menggunakan metode Reliability
Centered Maintenance untuk menggantikan sistem perawatan corrective sehingga
menurunkan tingkat downtime mesin dan meningkatkan reliability dan profit.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa
Mampu menguasai metode perawatan mesin dengan metode RCM, mengaplikasikannya dan memberikan masukan kepada perusahaan dalam menyusun jadwal perawatan sehingga kerusakan mesin dapat dicegah sebelum mesin tersebut mengalami kerusakan.
2. Bagi Perusahaan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan disiplin ilmu Teknik Industri dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.
b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Adapun batasan permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada mesin yang memiliki frekuensi kerusakan dan
downtime paling tinggi dalam diagram pareto.
2. Data kerusakan mesin yang digunakan merupakan data periode Januari 2013 hingga Desember 2013.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Selama penelitian dilakukan, tidak terjadi penambahan mesin baru. 2. Keadaan perusahaan tidak berubah selama penelitian.
3. Pola kerusakan mesin tidak mengalami perubahan.
4. Operator dianggap telah menguasai pekerjaannya dalam proses produksi dan dianggap sebagai operator normal.