• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Pada PT Taspen Persero di Medan) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Pada PT Taspen Persero di Medan) Chapter III V"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan

pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan terhadap suatu

konsep atau gejala serta menjawab pertanyaan sehubungan dengan status subyek

penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai

kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada didalam

kehidupan masyarakat yang menjadi objek dalam penelitian ini dan berupaya

untuk menarik realitas itu ke permukaan sehingga terlihat bagaimana realitas

sosial yang sebenarnya ada dan sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat

(Bungin, 2007).

Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskripsi berupa kata-kata (baik tertulis maupun lisan). Metode penelitian

kualitatif ini dipilih karena dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan

antara peneliti dan responden serta lebih peka dan dapat menyesuaikan diri

dengan pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2000). Hasil penelitian lebih

ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya

dari objek yang diteliti. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti akan

memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam mengenai peranan

pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan di PT Taspen (Persero)

(2)

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Taspen (Persero) Medan. Alasan

peneliti memilih lokasi ini karena peneliti melihat bahwa laporan keuangan pada

PT Taspen (Persero) Medan mengalami beberapa permasalahan yang menjadikan

peneliti tertarik ingin membahas dan menganalisis permasalahan yang ada.

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek dari

keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Bungin, 2007).Dalam

penelitian ini yang menjadi unit analisisnya adalah Kepala Kantor PT Taspen

(Persero) Medan, Kepala Satuan Pengawasan Internal daerah (SPIDA), Kepala

Bidang Keuangan dan Karyawan PT Taspen (Persero) Medan.

3.3.2. Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam

penelitian.Informan dianggap sebagai orang yang menguasai dan memahami data,

informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2008).Adapun yang

menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Wakil Kepala Kantor PT Taspen (Persero) Medan = 1 orang

2. Kepala Satuan Pengawasan Internal Daerah (SPIDA) = 1 0rang

3. Karyawan Satuan Pengawas Internal Daerah (SPIDA) = 2 orang

4. Kepala Bidang Keuangan PT Taspen (Persero) Medan = 1 0rang

5. Karyawan Bidang Keuangan PT Taspen (Persero) Medan = 2 orang

(3)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh

melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data

yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah :

a. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian, dimana data penelitian itu dapat diamati

peneliti. Dalam arti data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti

melalui penggunaan pancaindra (Bungin, 2001). Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan pengamatan langsung ke kantorPT Taspen (Persero)

Medan untuk mendapatkan langsung informasi dalam penelitian ini.

Peneliti selanjutnya melakukan pengamatan langsung kepada para

informan sehingga hasil pengamatan langsung dapat peneliti peroleh.

Pengamatan ini meliputi kinerja dan aktivitas informan.

b. Wawancara mendalam yaitu proses tanya jawab yang dilakukan secara

langsung dan mendalam ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian

dengan draf pertanyaan yang sudah siapkan dan disesuaikan dengan

rumusan masalah yang telah ada, serta menggunakan panduan atau

pedoman wawancara dan alat bantu wawancara seperti tape recorder,

catatan kecil dan lain-lain untuk memperoleh data dan informasi tentang

peranan pengendalian internal terhadap laporan keuangan pada PT Taspen

(4)

3.4.2. Teknik pengumpulan data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek penelitian dan data yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain

yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian

ini dilakukan dengan penelitian perpustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu

menghimpun berbagai informasi dari buku referensi, jurnal, majalah dan internet

yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap

mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah

secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi dilapangan.Menganalisis data

menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data ke dalam susunan-susunan

tertentu dalam rangka penginterpretasikan data (Faisal, 2007).Analisis data

ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap

informasi baik melalui pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya

yang telah ada melalui penelitian terdahulu yang kemudian dipelajari dan

ditelaah.Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuan-satuan yang

kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan

(5)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1.1 Profil PT.TASPEN (Persero)

TASPEN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas

untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun

dan Tabungan Mengelola Hari Tua (THT). Perusahaan ini didirikan pada tanggal

17 April 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 15 tahun 1963 dengan

nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang

disingkat dengan PN TASPEN.

Pendirian PN TASPEN dilatarbelakangi keinginan untuk meningkatkan

kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi

Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil

konferensi tersebut dituangkan kedalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor:

388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya

pembentukan jaminan sosial bagi pegawai negeri dan keluarganya pada saat

mengakhiri pengabdiannya kepada negara.

Tahun 1970, PN TASPEN mendapat peningkatan status menjadi Perusahaan

Umum (PERUM) berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan RI Nomor:

Kep.749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi PERUM TASPEN. Pada tahun 1981,

PERUM TASPEN mendapat peningkatan status menjadi Perseroan Terbatas

(6)

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri,

disingkat PT TASPEN.

Sejak awal berdirinya, TASPEN mengelola Program Tabungan Hari Tua

bagi Pegawai Negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat tugas untuk mengelola

Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan demikian TASPEN telah

sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai dengan PP 25 tahun 1981

yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan THT.

Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang pesertanya bersifat wajib

(compulsory) bagi PNS, saat ini TASPEN juga mengelola Program THT untuk

pegawai BUMN/BUMD yang pesertanyabersifat sukarela (voluntary). Sebagai

upaya untuk memudahkan peserta TASPEN yang tersebar di seluruh Indonesia

dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 TASPEN membuka kantor cabang di

semua propinsi dan beberapa kabupaten/kota yang saat ini seluruhnya berjumlah

42 kantor cabang.

Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan semula adalah

Kantor Perwakilan yang mulai beroperasi pada tahun 1984 di jalan Iskandar

Muda, dengan adanya pelimpahan pembayaran pensiun dari Direktorat Jenderal

Anggaran kepada PT TASPEN (PERSERO) terhitung mulai tanggal 1 Januari

1988. Pembukaan Kantor Cabang Utama PT TASPEN (PERSERO) Medan cukup

strategis, mengingat kondisi geografis Sumatera Utara khususnya kabupaten Nias

yang mempunyai kendala dalam hal transportasi demikian pula dengan kabupaten

lainnya walaupun dapat ditempuh melalui darat namun memerlukan waktu yang

cukup lama dan biaya yang sangat besar, sehingga dengan adanya Kantor Cabang

(7)

dan mempermudah pengajuan permohonan klim serta dapat meningkatkan

pelayanan kepada para pegawai Negeri Sipil di Wilayah Sumatera Utara.

4.1.2 Struktur Organisasi PT. TASPEN (Persero) Cabang Medan

Struktur organisasi adalah susunan atau perwujudan yang mencerminkan

arus atau garis perintah, tugas, kewajiban serta tanggung jawab. Dalam

menjalankan fungsi-fungsi dan tugas masing-masing serta memperlancar aktivitas

arus kerja perusahaan, maka diperlukan struktur organisasi yang jelas dalam

menggambarkan bagian-bagian yang dapat membantu pimpinan dalam mencapai

suatu tujuan serta dapat mengetahui posisi, tugas dan wewenang setiap

bagian-bagian tersebut.

Struktur organisasi PT. TASPEN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai

berikut:

1. Kepala Kantor Cabang Utama

Kepala kantor merupakan pimpinan yang ditunjuk untuk mencapai tujuan

dan sasaran sesuai dengan garis kebijakan direksi, serta merencanakan dan

mengendalikan semua kegiatan Kantor Cabang Utama (KCU) dan

mengkoordinasikan kegiatan Kantor Cabang (KC) dalam wilayahnya. Tanggung

jawab dan wewenang kepala kantor cabang utama adalah:

1) Pembinaan yang dapat mendukung mutu pelayanan demi kepuasan

peserta dan karyawan untuk dari kantor pusat,

2) Pembinaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di unit

kerjanya,

3) Berwenang dalam pengambilan keputusan terhadap tugas-tugas yang

(8)

4) Mengesahkan laporan KCU.

2. Wakil kepala Kantor Cabang Utama

Wakil kepala KCU ditunjuk bertujuan untuk mengendalikan operasional

tugas-tugas dalam bidang pelayanan, personalia, umum dan keuangan yang

didelegasikan oleh Kepala KCU. Tanggung jawab dan wewenang wakil kepala

KCU adalah:

1) Perencanaan dan pengendalian kegiatan KCU,

2) Pengelolaan kegiatan operasional KCU,

3) Penyelanggaraan tugas yang dapat mendukung pelayanan demi

kepuasan peserta untuk KCU, dan

4) Berwenang dalam pengambilan keputusan terhadap tugas-tugas yang

didelegasikan oleh atasan.

3. Kepala Bidang Pelayanan

Kepala bidang pelayanan ditunjuk bertujuan untuk menjamin upaya

peningkatan pelayanan melalui kegiatan proses SPP Klim yang bisa diselesaikan

dengan cepat dan tidak mengabaikan keakuratan serta keabsahan pembayaran

kepada yang berhak, sehingga tujuan perusahaan dapat dipertanggungjawabkan

dengan baik. Tanggung jawab kepala bidang pelayanan adalah:

1) Perencanaan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan,

2) Pengelolaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data

serta program TASPEN,

3) Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan pemasaran atas produk program

(9)

4) Persetujuan atas keabsahan dan pembayaran manfaat klim yang

diajukan,

5) Penetapan besarnya tagihan premi peserta program TASPEN,

6) Pengelolaan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan, verifikasi dan pelaporan kepada Wakil KCU,

7) Peningkatan kualitas pelayanan di KCU, dan

8) Tindak lanjut terhadap keluhan pelayanan yang diterima dengan

tindakan koreksi dan pencegahan guna mamperbaiki mutu palayanan.

4. Kepala Bidang Personalia & Umum

Kepala bidang personalia & umum ditunjuk bertujuan untuk menjamin

kegiatan administrasi personalia perusahaan telah dilakukan dengan baik dan

benar sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku serta menjamin

terselenggaranya kegiatan administrasi aktiva dan sosialisasi perusahaan sehingga

dapat diketahui oleh peserta secara menyeluruh terhadap citra pelayanan TASPEN

dengan baik dan benar. Tanggung jawab kepala bidang personalia & umum

adalah:

1) Pengelolaan kegiatan pengadaan barang dan jasa serta pendistribusian

ke unit-unit kerja di lingkungan KCU sesuai kebutuhan unit kerja,

2) Koordinasi dan evaluasi pengelolaan fasilitas kerja di KCU,

3) Pengelolaan kegiatan kesekretariatan, kearsipan, kehumasan dan

keamanan, pendidikan dan latihan serta non kedinasan lainnya,

4) Penyelenggaraan administrasi daftar gaji dan kompensasi lainnya serta

(10)

5) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan administratif Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di wilayahnya,

6) Penyelenggaraan kualifikasi rekanan terhadap rekanan baru dan entry

database rekanan ke dalam daftar rekanan mampu,

7) Evaluasi rekanan dalam kurun waktu satu tahun anggaran, dan

8) Dokumentasi terhadap seluruh kegiatan sistem mutu yang telah

disepakati.

5. Kepala Bidang Keuangan

Kepala bidang keuangan ditunjuk bertujuan untuk menjamin ketersediaan

dana yang cukup untuk membayar kewajiban kepada peserta dan meningkatan

Time Value of Money perusahaan dan menjamin tersajinya laporan keuangan

dengan baik dan benar sesuai dengan standar kebijakan akuntansi perusahaan

yang berpedoman pada PSAK untuk kepentingan stakeholder. Adapun tanggung

jawab kepala bidang keuangan adalah:

1) Perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan di KCU,

2) Perencanaan dan pengendalian anggaran KCU,

3) Penyelenggaraan kegiatan akuntansi dan penyusunan laporan

keuangan KCU,

4) Penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan KCU,

5) Penyelenggaraan kegiatan verifikasi SPJ2P, dan

6) Manajemen arsip, koordinasi dan penyelenggaraan kegiatan arsip

(11)

6. Kepala Bidang Sistem Informasi

Kepala bidang sistem informasi ditunjuk bertujuan untuk menjamin

terselenggaranya kegiatan operasional layanan dukungan TI di KCU dan KC

untuk tiap fungsi atau bidang dengan baik dan benar sesuai dengan SOP bidang

sistem informasi. Tanggung jawab kepala bidang sistem informasi adalah:

1) Pengoperasian sistem dan teknologi informasi yang telah

dikembangkan oleh Kantor Pusat (KP) serta evaluasi untuk kebutuhan

penyempurnaan,

2) Pengelolaan aset TI yang terdistribusi di KCU dan KC,

3) Penyusunan prosedur penggunaan, pengoperasian serta pemeliharaan

komputer dan kelengkapannya, dan

4) Pengolahan data KCU/KC di wilayahnya.

7. Fungsional Sistem Administrator

Fungsional sistem administrator ditunjuk bertujuan untuk mengendalikan

seluruh kegiatan jaringan komunikasi data pada KCU dan KC di wilayah

lingkungan kerjanya. Tanggung jawab fungsional sistem administrator adalah:

1) Pemeliharaan terhadap sistem komputer yang digunakan di KCU/KC,

2) Penyelesaian masalah yang berhubungan dengan sistem komputer

yang digunakan di KCU/KC,

3) Penyelenggaraan operasional layanan dukungan TI di KCU/KC, dan

(12)

8. Fungsional Database Administrator

Fungsional database adminstrator ditunjuk bertujuan untuk mengendalikan

kegiatan pengelolaan DBMS di KCU dan KC sesuai dengan rancangan sistem

yang telah ditetapkan. Tanggung jawab fungsional database administrator adalah:

1) Pengelolaan back-up/recovery data di KCU/KC,

2) Pengecekan integritas data di KCU/KC,

3) Penyelenggaraan operasional layanan dukungan TI di KCU/KC, dan

4) Pengelolaan performansi/ kapasitas layanan dukungan TI di KCU/KC.

9. Fungsional Pengendali

Fungsional pengendali ditunjuk bertujuan untuk membantu Kepala KCU

dalam mengadakan penilaian atas sistem pengendalian, pengelolaan, pelaksanaan

operasional KCU dan memberikan saran perbaikan serta sebagai pimpinan tim

Audit Mutu Internal. Tanggung jawab fungsional pengendali adalah:

1) Penyelenggaraan/ pelaksanaan audit mutu internal sesuai pedoman

Audit Mutu Internal terhadap keseluruhan operasional KCU,

2) Penelitian dan analisa atas penyimpangan operasional untuk

memberikan saran perbaikan,

3) Evaluasi atas penerapan prinsip GCG dan risk management,

4) Sebagai counterpart audit internal dan eksternal, dan

5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tindak lanjut temuan audit

internal dan eksternal.

10. Kepala Seksi Data Peserta dan Pelayanan (DPP)

Kepala seksi DPP ditunjuk bertujuan untuk menjamin tersajinya data

(13)

pelayanan kepada peserta secara prima dan dapat mengurangi keluhan pelanggan

atau peserta. Tanggung jawab kepala seksi DPP adalah:

1) Administrasi dan pemeliharaan data peserta Program TASPEN,

2) Penyajian data peserta Program Asuransi dan Program Pensiun di

KCU yang akurat dan up-to-date,

3) Koordinasi pengiriman / penerimaan data ke / dari KP dan antar KC

dan / atau instansi terkait,

4) Analisis dan pengendalian data peserta Program TASPEN,

5) Penetapan besarnya tagihan premi peserta Program TASPEN,

6) Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan pemasaran atas produk Program

TASPEN,

7) Penyelenggaraan kegiatan pertanggungan dari calon peserta Program

TASPEN, dan

8) Manajemen arsip, koordinasi dan penyelenggaraan kegiatan alih

media dokumen.

11. Kepala Seksi Penetapan Klim

Kepala seksi penetapan klim ditunjuk bertujuan untuk menjamin

perhitungan hak peserta telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan baik

dan benar, adapun tanggung jawab kepala seksi penetapan klim adalah:

1) Pengesahan kebenaran pengajuan klim manfaat Program TASPEN,

2) Penyelenggaraan perhitungan hak peserta sesuai dengan ketentuan

yang berlaku,

3) Pelayanan pembayaran klim pensiun dan asuransi,

(14)

5) Panagihan pensiun terlanjur dan pengelolaan DAPEM,

6) Pengelolaan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan,

verifikasi dan pelaporan kepada manajemen perusahaan,

7) Peningkatan kualitas pelayanan kepada peserta, dan

8) Tindak lanjut terhadap keluhan pelayanan yang diterima dengan

tindakan koreksi dan pencegahan guna memperbaiki mutu pelayanan.

12. Kepala Seksi Personalia

Kepala seksi personalia ditunjuk bertujuan untuk mengelola kegiatan tertib

administrasi personalia perusahaan dengan baik dan benar sesuai ketentuan

perusahaan yang berlaku sesuai dengan kebijakan dan aturan direksi. Tanggung

jawab kepala seksi personalia adalah:

1) Penyelenggaraan kegiatan administrasi personalia KCU serta

penetapan pemberian fasilitas bagi karyawan dan keluarganya,

2) Penyimpanan dan pemeliharaan keakuratan serta kerahasiaan data /

dosir karyawan,

3) Koordinasi pembayaran hak-hak karyawan di KCU (gaji, tunjangan,

penggantian biaya, dll),

4) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan latihan, pembinaan

karyawan, olahraga serta non kedinasan lainnya, dan

5) Penyusunan daftar gaji dan kompensasi lainnya serta pajak

(15)

13. Kepala Seksi Umum

Kepala seksi umum ditunjuk bertujuan untuk menyelenggarakan tertib

administrasi aktiva dan penyelenggaraan sosialisasi kepada peserta sehingga citra

pelayanan TASPEN dapat memberikan kepuasan pelanggan dan stakeholder.

Tanggung jawab kepala seksi umum adalah:

1) Penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan, kehumasan dan kearsipan

di KC,

2) Koordinasi pemeliharaan, perawatan dan perbaikan atas aset

perusahaan termasuk pengamanan atas semua dokumen milik

perusahaan di KC,

3) Pengendalian pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, distribusi

peralatan kantor dan komputer di KC,

4) Pengelolaan kegiatan operasional dan administrasi Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),

5) Penyelenggaraan tertib administrasi aktiva KC, dan

6) Pelaksanaan kegiatan pengamanan karyawan dan aset perusahaan di

KC.

14. Kepala Seksi Kas

Kepala seksi kas ditunjuk bertujuan untuk mengelola dana untuk

pembayaran kewajiban kepada peserta sehingga kewajiban dapat dibayarkan

secara tepat waktu dan meningkatkan time value of money perusahaan. Tanggung

jawab kepala seksi kas adalah:

1) Perencanaan dan pengendalian anggaran KCU,

(16)

3) Penerimaan dan pembayaran atas perintah kepala bidang keuangan,

4) Verifikasi sebagai langkah pre-audit transaksi keuangan di KC dan

verifikasi SPJ2P,

5) Penyimpanan uang dan surat-surat berharga, dan

6) Rekonsiliasi bank, giro pos dan monitoring penerimaan premi.

15. Kepala Seksi Administrasi Keuangan

kepala seksi administrasi keuangan ditunjuk betujuan untuk

menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan administrasi keuangan dan

laporan keuangan dengan baik dan benar untuk memenuhi kepentingan

perusahaan dan stakeholder. Tanggung jawab kepala seksi administrasi keuangan

adalah:

1) Penyusunan laporan keuangan dan laporan manajemen keuangan

KCU,

2) Penyelenggaraan administrasi aktiva tetap KCU,

3) Kajian dan analisis laporan keuangan KCU,

4) Penagihan premi KCU, dan

5) Manajemen arsip, koordinasi dan penyelenggaraan kegiatan arsip

keuangan (voucher klim/ voucher umum/ berkas SPJ2P).

4.2 Profil Informan

1. Nama : Sunardi

Alamat : Jln. Kemiri II Gang Kelapa No. 5c

Tanggal lahir : 10 agustus 1962

Umur : 55 tahun

(17)

Pendidikan : Sarjana Hukum

Posisi : Wakil kepala PT. Taspen (Persero) Medan

2. Nama : Muhammad Toha

Alamat : Jln. Persatuan No. 42

Tanggal lahir : 27 januari 1966

Umur : 51 tahun

Lama bekerja : 29 tahun

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Posisi : Kepala SPIDA

3. Nama : I Gede Suardana Ngurah

Alamat : Jln. Priuk No. 16

Tanggal lahir : 2 juli 1963

Umur : 54 tahun

Lama bekerja : 29 tahun

Pendidikan : Sarjana ekonomi

Posisi : Kepala bidang keuangan

4. Nama : Mulyawan Agung

Alamat : Gang rela Medan

Tanggal lahir : 27 maret 1963

Umur : 54 tahun

Lama bekerja : 32 tahun

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Posisi : Kepala bidang umum

(18)

Alamat : Gg Rela Medan

Tanggal lahir : 12 febuari 1962

Umur : 55 tahun

Lama bekerja : 29 tahun

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Posisi : Karyawan SPIDA

6. Nama : Yulizar

Alamat : Gang rela Medan

Tanggal lahir : 6 juli 1963

Umur : 54 tahun

Lama bekerja : 28 tahun

Pendidikan : D3

Posisi : Karyawan SPIDA

7. Nama : Trisno

Alamat : Jln. Persatuan No. 42

Tanggal lahir : 17 november 1965

Umur : 52 tahun

Lama bekerja : 32 tahun

Pendidikan : Sarjana

Posisi : Karyawan Keuangan

8. Nama : Ratno

Alamat : Jln. Puri Tanjung Sari Blok B No. 11

Tanggal lahir : 31 agustus 1985

(19)

Lama bekerja : 7 tahun

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Posisi : Karyawan Keuangan

4.3 Pengendalian Internal

Secara umum, pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing

sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman. Sistem Pengendalian

Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi,

berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Di lingkungan

perusahaan, pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses yang

diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan,

dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan.

4.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian Internal pada PT.

Taspen (Persero) Medan

Dalam komponen pengendalian internal terdapat satu aspek penting yaitu

lingkungan pengendalian (control environtment) yang merupakan aspek penting

dalam menentukan ataupun menjalankan pengendalian internal tersebut.

Lingkungan pengendalian akan menetapkan suasana dari suatu organisasi yang

mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal

lainnya yang menyediakan disiplin dan struktur.

Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas

(20)

1. Integritas dan Nilai-Nilai Etis

Sub-komponen ini meliputi tindakan manajemen untuk mencegah

karyawan melakukan tindakan yang tidak jujur, ilegal, atau tidak etis. Caranya

adalah melalui sosialisasi kepada karyawan perihal nilai-nilai entitas yang harus

dijunjung tinggi serta standar perilaku yang harus dipegang teguh dan dijalankan

oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai etis disini yang dimkasud adalah nilai

kejujuran, disiplin dan tanggung jawab. Dan keseluruhan atas nilai-nilai etis yang

dilakukan oleh karyawan khususnya bidang keuangan diawasi oleh kepala kantor

dan SPIDA dalam membuat laporan keuangan yang berkualitas. Berikut kutipan

wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti :

Bapak Sunardi:

“ tindakan yang dilakukan oleh para karyawan khususnya bagian keuangan memang harus diawasi nak, terutama bagi saya sebagai kepala kantor wajib mengawasi dan menilai apakah para karyawan yang bekerja di bidang keuangan bekerja dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etis terutama jujur dan disiplin. Jujur dan disiplin itu kunci utama dalam bekerja, apapun pekerjaannya. Tentu hal ini akan berdampak pada hasil laporan keuangan yang berkualitas dan dapat diandalkan, dapat diandalkan disini maksudnya dapat dipercaya dan sesuai dengan trasnsaksi-transaki yang terjadi”. Maka menurut saya sangat menentukan sekali menjunjung nilai integritas dan kejujuran serta disiplin dalam membuat laporan keuangan “.

Bapak Toha :

(21)

Bapak Trisno :

“ para karyawan disini khusunya kami yang dibagian keuangan memang telah diawasi dan selalu dilihat kinerjanya agar sesuai dengan nilai-nilai yang etis dan terintegrasi dengan hasil pusat. Sejauh ini kami merasa nyaman dan tetap bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kepala kantor dan SPIDA. Biasanya kami membuat laporan keuangan atas pantauan langsung dari SPIDA dan biasnayan jika ada yang salah sudah langsung diaudit sebelum masuk ke pusat laporannya apalagi saat ini PT Taspen sudah menggunakan SAP (system aplikasi produk) dengan menggunakan alat ini kesalahan sekecil apapun langsung terlihat.“

2. Komitmen Pada Kompentensi

Meliputi pertimbangan manajemen tentang persyaratan kompetensi yang

harus dipenuhi bagi pekerjaan tertentu. Setiap karyawan diharapkan dapat

menjalankan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan tingkat keterampilan dan

pengetahuan yang dimilikinya. PT Taspen sejak dulu dalam merekrut karyawan

selalu mengutamakan kesesuaian kompetensi, hal ini dilakukan agar para

karyawan bekerja sesuai dengan kompetensinya agar kualitas kerja yang

dihasilkan juga bagus. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara langsung dengan

informan dalam penelitian ini:

Bapak Sunardi:

Kalau soal penempatan karyawan sesuai kompetensinya sudah lama

(22)

Bapak Mulyawan:

“ Biasanya prekrutan dilakukan secara umum dan terbuka dengan tujuan untuk memperoleh karyawan yang sesuai dengan kebutuhan Taspen. Prekrutan selalu memegang teguh komitmen bahwa karyawan harus sesuai dengan potensinya, maka Taspen tidak pernah melakukan prekrutan yang berisfat tertutup. Selalu melakukan prekrutan dengan sistem terbuka untuk umum”.

Bapak Ratno:

“ kalau saya melihat Taspen memang sangat memegang komitmen bahwa penempatan atau prekrutan karyawan harus sesuai dengan kompetensinya. Hal ini tentu telah menjadi kesepakatan bersama untuk menjaga kualitas dari kinerja para karyawan Taspen. Saya juga dahulu lulus berdasarkan prekrutan secara umum lalu mengikuti pelatihan, dan barulah pihak kantor melihat kompetensi saya ada dibagian mana, maka saya sekarang berada dibagian keuangan mengingat saya juga lulusan S1 Akuntansi. Jadi menurut saya Taspen sangat memegang komitmen untuk kesesuaian akan kompetensi para karyawan sebagai faktor penguat pengendalian internal kantor.”

3. Partisipasi Dewan Komisaris dan Komite Audit

Dewan komisaris mewakili pemegang saham dalam mengawasi jalannya

kegiatan entitas yang dilakukan atau dikelola manajemen. Dewan komisaris

berperan penting dalam memastikan bahwa manajemen telah

mengimplemnetasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan

secara layak. Untuk mengetahui seberapa jauh partisipasi Dewan Komisaris dan

Komite Audit dalam pengendalian internal maka peneliti mewancarai kepala

kantor dan SPIDA, berikut hasil kutipan wawancara:

Bapak Sunardi :

(23)

termasuk menyetujui jasa audit dan nonaudit yang dilakukan oleh para auditor eksternal”.

Bapak Ali :

“ Partisipasi dewan komisaris berupa adanya pembentukan komite audit, tujuannya adalah untuk membantu melakukan pengauditan laporan-laporan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan, dengan adanya komite ini tentu dirasakan oleh kami sangat membantu untuk mengurasi kecenderungan terjadinya kesalahan dalam mengaudit data keuangan Taspen. “

4. Struktrur Organisasi

Struktur organisasi menunjukkan tingkatan tanggung jawab dan

kewenangan yang ada dalam setiap divisi atau bagian. Dengan memahami

struktur organisasi klien, auditor dapat mempelajari perihal pengelolaan entitas

dan unsur-unsur fungsional bisnis serta melihat bagaimana pengendalian atas

pengelolaan tersebut diterapkan. Maka dalam hal ini peneliti melakukan

wawancara dengan orang-orang yang berada dalam SIPDA dan keuangan berikut

hasil wawancaranya:

Bapak Ali :

“ struktur oraganisasi SPIDA dan manajemen kuangan harus memiliki komitmen yang sama, ibaratnya memiliki satu visi dan misi yang sama untuk membuat laporan keuangan yang berkualitas. Maka pihak SPIDA banyak melakukan tindakan berupa pembimbingan serta pengawasan langsung pada saat pembuatan laporan keuangan yang dilakukan manajemen keuangan. Pembimbingan tujuannya untuk meminimalisirkan kekeliruan atau kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan”.

Bapak Yulizar:

biasanya SPIDA sebagai satu organisasi yang fungsional dalam

(24)

kesesuaiannya, sehingga antara kedua struktur organisasi ini saling bekerja sama”.

Bapak Suardana :

“bagian keuangan memiliki tanggung jawab penuh akan kualitas laporan keuangan yang jujur, tepat dan dapat diandalkan. Maka dari itu saya sebagai atasan dibidang ini menekankan kepada tiap karyawan untuk bekerja secara maksimal dan teliti, hal itu dipermudah dengan latar belakang yang sesuai dengan bidang pekerjaan mereka sehingga informasi dan arahan kerja tidak perlu intens dilakukan”.

Bapak Trisno :

“pekerjaan saya bisa dikatakan mudah, kerena saya sudah biasa untuk menangani urusan laporan keuangan dan segala transaksi-transaksi yang berkaitan. Atasan juga selalu memantau segala kinerja kami yang tentunya menjadikan kami untuk selalu membuat yang terbaik. Bagian SPIDA juga rutin ke ruangan kami untuk sekedar tegur sapa ataupun bertanya prihal kinerja kami”.

5. Kebijakan Perihal Sumber Daya Manusia (Karyawan Entitas)

Karyawan yang tidak kompeten atau tidak jujur dapat merusak sistem,

meskipun ada banyak pengendalian yang diterapkan. Karyawan yang jujur dan

berkompeten mampu mencapai kinerja yang tinggi meskipun hanya ada sedikit

pengendalian. Akan tetapi, karyawan yang jujur dan berkompeten bisa juga dapat

terganggu kinerjanya sebagai akibat dari perasaan bosan, tidak puas, ataupun

masalah pribadi lainnya. Karena pentingnya sumber daya manusia bagi

keberhasilan dari sebuah perusahaan, metode atau kebijakan untuk mengangkat,

mengevaluasi, melatih, mempromosikan, dan memberi kompensasi kepada

karyawan merupakan bagian yang penting dari pengendalian internal. Maka dari

itu PT Taspen Medan memiliki kebijaakn sendiri dalam menangani permasalahan

SDM yang Entitas atau tidak berkompeten. Berikut hasil wawancara dengan

(25)

Bapak Sunardi :

“ Kalau soal kebijakan dalam menangani karyawan yang kurang berkompeten atau tidak ada kemajuan, biasannya kami akan melalukan pemanggilan dan teguran jika diperlukan maka akan kami adakan pelatihan untuk mereka. Tetapi jika karyawan tetap tidak menunjukan kerjasama yang baik maka kami akan turunkan jabatan atau posisi kerjanya ke level atau tingkatan yang menurun. Sebagai pelajaran untuk mereka agar tidak mengulangi kembali. Sebenarnya berat kalau harus langsung memecat, maka dari itu biasanya karyawan yang membandel akan diturunkan posisi kerjanya dan apabila berubah jadi baik akan dikembalikan ke posisi semula”.

Bapak Mulyawan:

“ Kebijakannya sama aja seperti perusahaan lain pada umumnya, hanya saja kami masih memerikan pelatihan kembali bagi karyawan yang kami anggap masih memiliki peluang untuk mengembangkan ilmu, tetapi kalau untuk karyawan yang berbuat kesalahan yang masih cukup ringan biasnaya kami turunkan ke tingkat yang lebih rendah tetapi jika kesalahannya sudah level tinggi maka kami akan lakukan pemecatan langsung.”

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung yang telah

peneliti lakukan di PT. Taspen (Persero) Medan, bahwa faktor-faktor diatas

memang sangat mempengaruhi dan menjadi acuan pengendalian internal di PT.

Taspen (Persero) Medan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Hal ini juga

sama dilakukan oleh penelitian terdahulu yakni Erwin Bahtiar (2013) tentang

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan PT

Bank Mega Tbk Cabang Gorontalo. Menyimpulkan bahwa Kualitas laporan

keuangan ditentukan oleh beberapa faktor sebagaimana indikator yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan yang relevan, andal, dapat

dibandingkan serta dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan dalam hal

pengambilan suatu keputusan. Juga sesuai dengan penelitian Tuti Herawati

(26)

yang berpengaruh adalah partisipasi dari dewan komisaris, terintegrasinya

nilai-nilai etis seperti tranparan dan jujur.

4.3.2 Aktivitas Pengendalian Internal pada PT. Taspen (Persero) Medan

Aktivitas pengendalian (control activity) merupakan kebijakan dan

prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah

dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan

yang diperlukan berkenaan dengan resiko telah diambil untuk tujuan pencapaian

entitas. Aktivitas pengendalian internal yang relevan dengan audit laporan

keuangan dapat dikategorikan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah

sebagai berikut:

1. Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas disini maksudnya adalah pemisahan fungsi atau

pembagian kerja. Ada dua bentuk yang paling umum dari penerapan prinsip

pemisahan tugas yaitu, pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh

karyawan yang berbeda pula, dan harus ada pemisahaan tugas antara karyawan

yang menangani pekerjaan pencatatan aktiva dan karyawan yang menangani

langsung aktiva secara fisik (operasonal). Sesungguhnya rasionalisasi dari

pemisahan tugas adalah bahwa tugas atau pekerjaan dari seseorang karyawan

seharusnya dapat memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan

karyawan lainnya. Jadi, hasil pekerjaan seorang karyawan dapat diperiksa silang

(cross check) kebenarannya oleh karyawan lainnya. Ketika seorang karyawan

bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan, biasanya potensi munculnya kesalahan

maupun kecurangan akan meningkat. Oleh sebab itu, sangatlah penting kalau

(27)

2. Otorisasi Yang Tepat Atas Transaksi

Agar pengendalian berjalan dengan baik, setiap transaksi harus diotorisasi

dengan tepat. Karateristik yang paling utama dari pengendalian internal adalah

penetapan tanggung jawab ke masing masing karyawan secara spesifik. Penetapan

tanggung jawab disini agar masing masing karyawan dapat bekerja sesuai dengan

tugas tugas tertentu (secara spesifik) yang telah dipercayakan kepadanya.

Pengendalian atas pekerjaan tentu akan menjadi lebih efektif jika hanya ada satu

orang saja yang bertanggung jawab atas sebuah tugas/pekerjaan tertentu tersebut.

3. Dokumen dan Catatan Yang Memadai

Dokumen dan catatan merupakan objek fisik dimana transaksi akan

dicantumkan serta diikhtisarkan. Contohnya adalah faktur penjualan, surat

pesanan, jurnal penjualan dan pembelian, kartu hadir karyawan, kartu persediaan,

dan laporan penerimaan barang. Dokumen yang memadai sangat pentinguntuk

mencatat transaksi dan mengendalikan aktiva. Dokumen memberikan bukti bahwa

transaksi bisnis atau ekonomi telah terjadi. Dengan membubuhkan atau

memberikan tanda tangan atau inisial kedalam dokumen, orang yang bertanggung

jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan

mudah. Dokumentasi atas transaksi seharusnya dibuat ketika transaksi terjadi.

4. Pengendalian Fisik Atas Aktiva dan Catatan

Untuk menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, aktiva dan

catatan harus dilindungi. Jika tidak diamankan sebagaimana mestinya, aktiva

dapat dicuri, diselewengkan atau disalahgunakan. Demikian juga dengan catatan,

(28)

menggangu proses pencatatan akuntansi dan operasi normal bisnis perusahaan.

Penggunaan pengendalian fisik mekanik dan elektronik sangat lah penting.

5. Pemeriksaan Independen atau Verifikasi Internal

Kebanyakan sistem pengendalian internal memberikan pengecekan

independen atau verifikasi internal. Prinsip ini meliputi peninjauan ulang,

perbandingan, dan pencocokan data yang telah disiapkan. Kebutuhan akan

pengecekan independen meningkat, karena struktur pengendalian berubah setiap

saat. Cara termudah untuk melakukan verifikasi internal adalah dengan

menerapkan pemisahan tugas. Dalam perusahaan besar, pengecekan independen

sering dilakukan oleh auditor internal. Auditor internal disini adalah karyawan

perusahaan yang bertugas.

Keseluruhan aktifitas diatas seharusnya diterapkan dan dilakukan oleh tim

pengendalian internal di setiap perusahaan. Akan tetapi di lingkungan PT. Taspen

yang dibentuk dalam SPIDA tidak kelima-limanya dilakukan atau tidak menjadi

aktifitas oleh SPIDA. Yang menjadi aktifitas adalah : melakukan pemisahan

tugas, pengendalian fisik atas aktiva dan catatan serta melakukan pemeriksaan

independen atau verifikasi internal. Hal ini berdasarkan hasil kutipan wawancara

dengan beberapa informan sebagai berikut:

Bapak Sunardi :

(29)

kesesuaian dan keandalan. Apa yang mereka lakukan ini sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap perbaikan kualitas laporan keuangan kami.”

Bapak Yulizar :

“ aktifitas kami biasa aja dek, dimulai dari pembagian tugas yang tegas lalu di pertanggungjabkan dengan memberikan target selesai tugas itu. Lalu diadakan pengendalian fisik disini maksudnya pengecekan atas apa yang telah dicatat, baru lah diadakan verifikasi secara internal, pokoknya sampai terakhir jika sudah oke diverifikasi baru laporan keuangan akan siap di kirim ke pusat dek. Secara garis besar kami adalah tim audit dari segala kegiatan perusaan, dan kami bertanggunga jawab penuh pada SPI pusat.”

Bapak Ali :

“ biasanya kegiatan atau aktifitas kami ada tiga, pembagian tugas ke bidang masing-masing dengan tujuan mempercepat proses, lalu dicek kembali atau disebut pengendalian fisik, disini yang dicek adalah aktiva dan catatan. Lalu verifikasi, jika oke maka selesai lah menurut kami laporan keuangannya dan siap untuk dikirim ke pusat.”

Bapak Suardana :

“biasanya tim SPIDA itu awal-awal membagi kami dalam kelompok-kelompok untuk dikasih tugas, jadi ada pembagian tugas yang tepat lah sesuai dengan keahlian karyawan, lalu ada pengecekan atas aktiva dan catatan kami, setelah itu biasanya akan di verifiakasi untuk mengecek secara detail. Maka setelah semua selesai dan dinyatakan oke, laporan keuangan akan siap untuk dikirim ke pusat dan tentu kita tinggal nunggu keputusan pusat. Maka menurut kami aktifitas yang dilakukan tim SPIDA sebagau tim yang dibentuk untuk melakukan pengendalian atau audit sangat tepat, karena Taspen Medan telah merasakan dampaknya.”

Berdasarkan kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

aktifitas-aktifitas yang secara umum dilakukan oleh berbagai perusahaan hanya sebatas

pembagian tugas yang jelas, pengendalian internal dalam bidang fisik yakni

mengecek catatan dan aktiva lalu dilakukan verifikasi. Hampir semua perusahaan

(30)

Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintahan Gorontalo Utara. Penelitian ini menjelaskan bahwa aktifitas atau

kegiatan yang dilakukan tim pengendalian internal dalam pemerintahan

merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumberdaya

suatu organisasi, dan juga memiliki peran penting dalam pencegahan dan

pendeteksian penggelapan serta melindungi sumber daya organisasi.

4.3.3 Peranan Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Kualitas

Laporan Keuangan Pada PT. Taspen (Persero) Medan

Berdasarkan observasi langsung dan wawancara yang dilakukan peneliti

ke kantor PT Taspen (Persero) Medan, ditemukan adanya jumlah piutang di dalam

laporan keuangan yang semakin meningkat setiap bulannya pada 2016. Hal ini

tentu saja sangat mengkhawatirkan dikarenakan piutang adalah tagihan yang

ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang

akan diterima dalam bentuk kas. Dengan nama lain bahwa harta PT Taspen

(Persero) berada dipihak lain, seperti pihak Pemkab atau Pemkot.

Hal ini menjadi masalah utama dikarenakan PT Taspen (Persero) juga

harus melakukan investasi untuk mendapatkan laba. Mengingat piutang PT

Taspen (Persero) banyak maka nominal investasi yang seharusnya dikeluarkan

PT Taspen (Persero) tidak maksimal dikarenakan masih banyaknya piutang yang

macet yang mengakibatkan laba tidak dihasilkan secara maksimal. Sedangkan

para ASN yang telah pensiun terus bertambah dan meminta hak pensiunnya.

Ada juga masalah yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan PT

Taspen (Persero) Medan, seperti pada awal tahun baru ini, PT Taspen (Persero)

(31)

pusat. Hal ini dikarenakan laporan keuangan yang akan ditulis tidak memiliki data

yang lengkap untuk dijadikan laporan keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi atau peryataan dari

pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain.

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai

posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan

selama suatu periode pelaporan. Laporan keuangan mengandung informasi bagi

pemakai yang berbeda-beda, seperti anggota legislatif, kreditor, karyawan dan

masyarakat umum. Para pemakai laporan keuangan tersebut membutuhkan

keterangan kebijakan akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang

dibutuhkan, untuk membuat penilaian, keputusan keuangan dan keperluan

lainnya.

Informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan harus bermanfaat dan

sesuai dengan kebutuhan para pemakai. Informasi yang bermanfaat bagi para

pemakai adalah informasi yang mempunyai nilai. Informasi akan bermanfaat

apabila informasi tersebut dapat mendukung pengambilan keputusan dan dapat

dipahami oleh para pemakai. Oleh karena itu, perusahaan wajib memperhatikan

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan,

pengendalian dan pengambilan keputusan. Informasi yang terdapat di dalam

laporan keuangan perusahaan harus mempunyai beberapa karakteristik kualitatif

yang disyaratkan. Maka dengan permasalahan-permasalahan yang muncul ini

perusahaan-perusahaan khususnya Taspen Medan membutuhkan peranan dari

sistem internal untuk membantu membuat laporan keungan agar selesai tepat

(32)

maka peneliti menganalisis peranan dari sistem pengendalian internal di

PT.Taspen adalah sebagai berikut:

4.3.3.1 Keandalan Pembuatan Laporan Keuangan Pada PT. Taspen (Persero) Medan

Keandalan merupakan kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan

secara wajar keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya. Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari pengertian

yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation). Ada beberapa hal

yang diperhatikan oleh tim pengendalian internal Taspen Medan atau biasa

disebut SPIDA dalam membuat Laporan Keuangan , yaitu :

1. Penyajian Jujur. Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan

dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan

atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya,

neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas organisasi pada

tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan. Informasi keuangan

pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang dianggap kurang

jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan

disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih

merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi

serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau

menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna

(33)

2. Dapat diverifikasi. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

dapat diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak

yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda

jauh.

3. Netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai,

dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak

boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan

beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang

mempunyai kepentingan yang berlawanan.

Hal-hal ini lah yang sangat diutamakan oleh PT Taspen (Persero) Medan

untuk tetap mempertahankan kualitas dari hasil laporan keuangan yang telah

mereka buat agar tetap sesuai dengan aturan dan yang mereka lakukan tidak ada

indikasi kecurangan. Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan informan.

Bapak Toha :

“ dalam melakukan tanggung jawab yang besar apalagi kami selalu mengutamaan keandalan dalam membuat laporan keuangan yang akurat, maka kami sangat memegang hakekat jujur, transfaran(dapat diverifikasi secara umum) dan tidak memihak. Biasanya laporan keuangan yang kami buat bersama bidang keuangan murni berdasarkan transaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh Taspen Medan. Tidak ada yang dilebihkan dan tidak ada yang dikurangkan.”

Bapak Ali :

(34)

Bapak Ratno :

“ Taspen Medan sempat mengalami penurunan laba saat munculnya undang-undang baru, dengan terus adanya pendampingan dari tim pengendalian internal perubahan demi perubahan banyak dialami dan dapat menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang baru dan juga sangat manmabah pengetahuan untuk karyawan bidang keuangan. Keandalan dan kepercayaan dalam membuat laporan keuangan kembali dipercayakan secara penuh kepada kami dengan terus dilakukan pendampingan oleh tim SPIDA”.

Hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa peran utama dari tim

pengendalian internal adalah keandalan dalam pendampingan pembuatan laporan

keuangan di PT. Taspen Medan. Tidak hanya di Taspen Medan tetapi hampir

disemua perusahaan sebenarnya peranan dari pengendalian internal itu sama yakni

keandalan dalam pembuatan laporan. Menariknya di PT. Taspen (Persero) Medan

tim pengendalian internal di bentuk dalam sebuah kelompok yakni SPIDA yang

memiliki struktur organisasi yang jelas. Penelitian ini didukung oleh penelitian

terdahulu dari Erwin Bahtiar (2013) tentang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan PT Bank Mega Tbk Cabang Gorontalo.

Menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil analisis statistik jawaban responden

menunjukkan bahwa pegawai dan karyawan di lingkungan PT. Bank Mega Tbk

Cabang Gorontalo telah menerapkan pengendalian intern dengan baik.

Kualitas laporan keuangan ditentukan oleh beberapa faktor sebagaimana

indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan yang

relevan, andal, dapat dibandingkan serta dapat dipahami oleh pengguna laporan

keuangan dalam hal pengambilan suatu keputusan. Berdasarkan hasil analisis

statistik variabel kualitas laporan keuangan menunjukkan bahwa tingkat kualitas

(35)

baik sehingga menghasilkan informasi yang berkualitas. Hasil penelitian

membukt ikan bahwa pengendalian intern berpengaruh positifdan signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan pada PT. Bank Mega, Tbk Cabang Gorontalo.

4.3.3.2 Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku pada PT.Taspen (Persero) Medan

Dalam Peraturan Menteri Keuangan tahun 2007 tentang peraturan

pengadminstrasian, pelaporan, dan pengawasan penitipan dan iuran pensiunan

pegawai negeri sipil dan pejabat negara ini yang dimaksud dengan:

1. PT Taspen adalah PT Taspen (Persero) sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang Pengalihan Bentuk

Perusahaan Umum Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero).

2. Iuran Pensiun adalah iuran bulanan yang dipungut dari setiap Pegawai

Negeri dan Pejabat Negara sebagaimana dimaksud dalam Keputusan

Presiden Nomor 56 Tahun 1974 tentang Pembagian, Penggunaan, Cara

Pemotongan, Penyetoran dan Besarnya Iuran-iuran Yang Dipungut Dari

Pegawai Negeri, Pejabat Negara dan Penerima Pensiun dan perubahannya.

3. Dana Iuran Pensiun adalah kumpulan dana yang merupakan akumulasi

Iuran Pensiun beserta hasil pengembangannya.

4. PT Taspen (Persero) wajib membuat laporan secara berkala sesuai dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Laporan berkala

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari:

a. Laporan Tahunan;

(36)

c. Laporan Bulanan.

5. Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) butir a dan b

sekurang-kurangnya mencakup aspek operasional, keuangan, investasi,

aktuaria dan statistik. Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) butir

c hanya mencakup aspek investasi.

6. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a harus

disusun berdasarkan dan disertai dengan: laporan keuangan yang disusun

oleh PT Taspen (Persero) dan diaudit oleh akuntan publik,

7. Laporan Semesteran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b dapat

disusun berdasarkan dan disertai dengan: laporan keuangan yang disusun

oleh PT Taspen (Persero), dan laporan aktuaris yang disusun oleh aktuaris

internal dari PT Taspen (Persero) berdasarkan laporan aktuaris terakhir

yang disusun oleh aktuaris yang independen.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

adalah “proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan”. Dalam SPKN, istilah yang dipakai

dalam pemeriksaan SPI adalah pengujian SPI, yaitu kegiatan pengujian terhadap

sistem pengendalian intern yang meliputi pengujian terhadap efektivitas desain

(37)

Pengujian SPI ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pemahaman atas

SPI yang dilakukan oleh auditor pada tahap perencanaan pemeriksaan.

Pemahaman SPI dalam perencanaan pemeriksaan dimaksudkan untuk mengkaji

pengendalian intern yang diterapkan oleh entitas dalam menjalankan kegiatannya

secara efektif dan efisien serta mengkaji kemungkinan terjadinya kesalahan dan

kecurangan (misstatment and fraud). Menurut Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan

Keuangan (Keputusan Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia Nomor

04/K/I-XII.2/5/2008) dalam pengujian desain sistem pengendalian intern,

pemeriksa mengevaluasi apakah SPI telah didesain secara memadai dan dapat

meminimalisasi secara relatif salah saji dan kecurangan.

Dalam SPKN dinyatakan bahwa pemeriksa harus merancang pemeriksaan

untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji material

yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan

keuangan. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa pemeriksa telah melakukan

pengujian atas kepatuhan, SPKN mensyaratkan bahwa dalam LHP atas laporan

keuangan harus diungkapkan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh

langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan.

Selain sebagai pertimbangan dalam penetapan opini sebagaimana

disebutkan sebelumnya, pengujian atas kepatuhan harus dimuat dalam LHP

Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan dalam hal pemeriksa

(38)

dalam pemeriksaan keuangan. Laporan atas kepatuhan mengungkapkan: (1)

ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk

pengungkapan atas penyimpangan administrasi, pelanggaran atas perikatan

perdata, maupun penyimpangan yang mengandung unsur tindak pidana, dan (2)

ketidakpatutan yang signifikan. Sama halnya seperti LHP SPI, LHP atas

kepatuhan diterbitkan jika dan hanya jika ditemukan ketidakpatuhan yang

ditemukan oleh pemeriksa selama melakukan pemeriksaan.

Maka dengan hal-hal tersebut PT. Taspen Kota Medan mengupayakan

SPIDA yang merupakan struktur organisasi yang dibentuk sebagai suatu sistem

pengendalian internal yang harus taat kepada hukum. Patuh dan taat kepada

peraturan disini dimaksudkan bahwa pembimbingan dalam pembuatan laporan

keuangan yang dilakukan oleh tim pengendalian internal tidak menimbulkan

kecurigaan atau indikasi kepada hal yang bersifat negatif diluar dari nilai-nilai

yang etis. Hal ini disimpulkan berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakuka n

oleh peneliti sebagai berikut :

Bapak Ali :

“dalam melakukan pengendalian internal ini tidak semata-mata dengan tindakan sesuka hati, kami tim harus bisa menyeseuaikan dengan peraturan yang berlaku. Peraturan Taspen Medan harus sesuai dengan peraturan pusat. Hal ini dilakukan oleh kami agar laporan tidak dianggap menyalahi aturan dan tidak transfaran bahkan cenderung dianggap merugikan negara.”

Bapak Sunardi :

(39)

Bapak Trisno :

“peraturan pasti sangat kami taati lah dek, kalau tidak bisa berbahaya untuk kami dan nama baik dari kepala cabang terhadap pusat. Peraturannya juga tidak terlalu memberatkan. Sejauh ini sejak adanya tim ini dibentuk laporan keuangan kami tidak lagi sering banyak untuk diperbaiki. Maka berbicara peraturan ya memang jelas harus di taati.”

Berdasarkan wawancara langsung oleh para informan maka jelas terlihat

bahwa tim SPIDA sangat menjunjung tinggi peraturan yang berlaku untuk ditaati.

Maka laporan keuangan di Taspen Medan saat ini menjadi lebih baik, tidak terlalu

disuruh untuk ulang dan perbaiki. Sementara itu, pengujian implementasi SPI

dilakukan dengan melihat pelaksanaan pengendalian pada kegiatan atau transaksi

yang dilakukan oleh pihak yang terperiksa. Selanjutnya, pengujian SPI merupakan

dasar pengujian substantif selanjutnya yang akan dilakukan oleh auditor. Selain

berfungsi sebagai salah satu kriteria dalam penetapan opini, hasil pengujian atas

SPI harus dituangkan dalam sebuah LHP SPI dalam hal jika dan hanya jika

ditemukan kelemahan-kelemahan pengendalian intern selama pelaksanaan

pemeriksaan.

4.3.3.3Meningkatkan Efektivitas dan Efesiensi Dalam Tindakan Operasi

Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2009:179)mengungkapkan

pengertian efektivitas adalah sebagai berikut : “Efektivitas adalah tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang

maupun misiorganisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus juga mengacu

pada visi organisasi”. Manajer pada organisasi harus memahami pentingnya

menerapkandan memelihara pengendalian intern yang efektif yang

(40)

keuangan yang reliable tetapi juga menunjukkan bahwa pengendalian seharusnya

efektif untuk semua operasi. Definisimenurut Institute of Internal Auditors (IIA)

di dalam Standar and Guideline for The Profesional Practice of Internal Auditing

menyatakanbahwa pengendalian internal adalah aktivitas yang berusaha

untukmenjamin pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan efesiensi

adalah ketepatan waktu dalam mencapai tujuan tersebut.

Peran yang juga dilakukan oleh tim pengendalian internal PT.Taspen

Medan dalam hal ini SPIDA yang terakhir adalah membuat proses pembuatan

laporan keuangan lebih efektif dan efesien. Artinya laporan keuangan yang dibuat

lebih sesuai dengan tujuan utama, baik tujuan Taspen Medan maupun sesuai

dnegan tujuan dari PT.Taspen Pusat. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan oleh beberapa informan sebagai berikut:

Bapak Sunardi :

“ kalau saya melihat dengan adanya tim pengendalian internal ini, laporan keuangan dalam proses pembuatannnya mengalami banyak perubahan. Paling utama yakni lebih efesien artinya lebih cepat selesai dikerjakan sebelum batas waktu habis. Lalu juga isi laporannya lebih akurat sesuai dengan tujuan dan ketentuan. Tidak banyak kesalahan yang dilakukan dalam laporan keuangan tersebut”.

Bapak Yulizar:

(41)

Bapak Trisno :

“ banyak kali lah dek perubahan yang dilakukan setelah adanya tim pengendalian internal ini. Kami jadi bener-bener terbantu sekali. Terutama dalam proses mengejar waktu pemerikasaan kan, dengan adanya tim ini kami bisa saling memberikan masukan dalam prosesnya setelah itu kami juga diberitahukan kesalahan yang kecil agar laporan keuangan tetap sesuai dengan ketentuan dan tujuan dari PT. Taspen Pusat.”

Berdasarkan kutipan wanwancara tersebut terlihat bagaimana kinerja dari

pengendalian internal dalam mengendalikan dan mengawasi perusahaan dari arah

dalam perusahaan itu sendiri. Hal ini juga terjadi dalam penelitian yang dilakukan

oleh Penelitian yang dilakukan oleh Sahmia Naholo (2009), tentang Pengaruh

Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan

Gorontalo Utara.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dapat terdapat pengaruh yang positif

antara sistem pengendalian terhadap kualitas laporan keuangan yang berarti

semakin baik sistem pengendalian internpemerintah maka kualitas laporan

keuangan yang dihasilkan pemerintah padaDinas Pendapatan Dan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah KabupatenGorontalo Utara akan semakin baik pula.

Pengendalian intern pemerintah merupakan suatu cara untuk mengarahkan,

mengawasi dan mengukur sumberdaya suatu organisasi, dan juga memiliki peran

penting dalam pencegahan danpendeteksian penggelapan serta melindungi sumber

(42)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan hasil penelitian dibab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Faktor-faktor dalam pengendalian internal pada PT Taspen (Persero)

Medan sangat berpengaruh dn menjadi acuan kerja. Faktor-faktor

tersebut meliputi :

a. Integritas dan nilai-nilai etis

b. Komitmen pada kompetensi

c. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit

d. Filosofi dan gaya operasi managemen

e. Struktur organisasi

f. Kebijakan rihal sumberdaya manusia

2. Aktifitas-aktifitas yang secara umum dilakukan oleh PT. Taspen

(Persero) Medan hanya sebatas pembagian tugas yang jelas,

pengendalian internal dalam bidang fisik yakni mengecek catatan dan

aktiva lalu dilakukan verifikasi.

3. Dalam pengendalian internal pada PT. Taspen (Persero) Medan

terdapat tim pengendalian internal yang di bentuk dalam sebuah

kelompok yakni SPIDA yang memiliki struktur organisasi yang jelas.

(43)

5. SPIDA berada di alur yang taat hukum dalam kinerjanya dan sesuai

dengan ketentuan SPI pusat

6. SPIDA mengawasi dan mengendalikan PT. Taspen (Persero) Medan

berjalan dengan semestinya dengan harapan meningkatkan efektivitas

dan efesiensi dalam beroperasi

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan dari kesimpulan dan pemaparan

bab-bab sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Pihak PT. Taspen (Persero) Medan tetap konsisten dengan

pengawasan dan pengendalian yang dilakukan terhadap perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam bahwa akibat perlakuan pemberian pupuk Bioboost menunjukkan pengaruh nyata pada jumlah daun umur 7 mst, dan berat umbi per plot.. Rafiqah

Dalam penelitian ini, perancangan berbasis data dilakukan pada modul penyerap impak mekanisme internal inversion dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dimensi modul

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan

In the section 3 more details about the SISAR orientation model and the results of the stereo pair orien- tation are shown; the results obtained in the orientation step

Sebagaimana dijelaskan pada Catatan ini, selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali atau jumlah imbalan yang diterima

Drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti dialog dalam bentuk prosa atau puisi.. dengan keterangan

Decision of Industrial and Trading Department of Semarang City Number: 55g/Mpp ll2llggg about general requirement of export of lndustrial and Trading Department of Semarang

Thus, the contribution of this research was shown that reverse engineering approach can be used develop design of Emirate Large Plate (Dia- 25cm) which has complete data but