• Tidak ada hasil yang ditemukan

respon masyarakat pada program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "respon masyarakat pada program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Respon berasal dari kata response yang berarti balasan atau tanggapan (reaction). Dalam istilah psikologi, respon dikenal dengan proses memunculkan dan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan. Respon pada proses yang didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsangan.(Hudaniah,2009).

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interaksi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport yaitu ada tiga, yaitu:

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah komponen atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.

3. Komponen Konatif

(2)

Sehingga dapat disimpulkan respon terjadi bermula dari adanya suatu tindakan pengamatan yang menghasilkan suatu kesan yang menjadikan kesadaran yang dapat dikembangkan pada masa sekarang. Ataupun menjadi antisipasi pada masa yang akan datang. Jadi jelas bahwa pengamatan dan sikap terjadi sebelum respon. Pengamatan merupakan modal dasar dari respon sedangkan, modal dari pengamatan adalah alat indera yang meliputi penglihatan dan penginderaan

2.1.1 Persepsi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan suatu objek yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya rangsang oleh alat indra, kemudian individu memiliki perhatian, selanjutnya diteruskan ke otak, lalu individu menyadari tentang sesuatu yang diamati. Menurut Morgan, King dan Robinson (dalam Adi,1994) persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia.

2.1.2 Sikap

(3)

(Sunaryo,2005:95).

Sikap dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan meng

harapkan objek tertentu (Adi,1994:178&179). 2.1.3 Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation adalah pengambilan bagian atau keikutsertaan. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, keterlibatan masyarakatdalam mengevaluasi perubahan yang terjadi.

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian Masyarakat

(4)

2.2.2 Model-model Pengembangan Masyarakat

Menurut Jack Rothman(dalam Suharto,2005) ada tiga macam model yang berguna dalam memahami pengembangan masyarakat, yaitu:

1. Pengembangan Masyarakat Total

Pengembangan masyarakat total adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat bukan dipandang sebagai sistem klien yang melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan. Pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat lokal.

2. Perencanaan sosial

Perencanaan sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan, kesehatan masyarakat yang buruk, dan lain-lain. Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas.

3. Aksi sosial

(5)

sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak percaya karena tidak diberdayakan oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan dan keadilan.

2.2.3 Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons dalam Suharto,2005). Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bila warganya ikut berpartisipasi.

(6)

yang dihadapi, sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk hari kedepannya.

Secara garis besar, proses pemberdayaan ini melihat pentingnya mengalirkan daya (kuasa) dari subjek ke objek. Pemberian kuasa, kebebasan, dan pengakuan dari subjek ke objek dengan memberinya kesempatan untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber daya yang ada merupakan salah satu manifestasi dari mengalirnya daya tersebut. Pada akhirnya, kemampuan individu miskin untuk dapat mewujudkan harapannya dengan diberinya pengakuan oleh subjek merupakan bukti bahwa individu dan kelompok memiliki daya.

Mengalirnya daya ini merupakan upaya atau cita-cita untuk mensinergikan masyarakat miskin kedalam aspek kehidupan yang lebih luas. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu atau kelompok yang semula sebagai objek menjadi subjek (subjek baru), sehingga relasi sosial yang ada nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi antara subjek dengan subjek yang lain. Dengan demikian, proses pemberdayaan mengubah pola relasi lama subjek-objek menjadi subjek-subjek. (Nasdian,2015:90-93)

2.3 Program

(7)

1. adanya tujuan yang ingin dicapai

2. adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan 3. adanya aturan-aturan yang dipegang dan prosedur yang dilalui

4. adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5. adanya strategi dalam pelaksanaan

Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program ialah adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan serta peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa ada manfaat, dapat dikatakan bahawa program tersebut gagal dilaksanakan. Berhasil tidaknya suatu program tergantung dari unsur pelaksananya. Unsur pelaksana merupakan unsur ketiga yang memiliki tanggung jawab mengolah dan mengawasi pelaksanaan program, baik organisasi maupun perorangan.

2.4 Desa

2.4.1 Pengertian Desa

(8)

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa.

Pengakuan desa dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 18B ayat 1 dan 2, serta dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah nomor 32 tahun 2004, dimana desa atau yang disebut dengan nama lain(selanjutnya disebut desa) adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki bata-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini kemudian ditegaskan lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 tentang Desa dan Undang-undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014.

2.4.2 Ciri-ciri Desa

Desa-desa di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tepi desa ada pintu dari kayu yang merupakan pintu gerbang untuk masuk ke desa.

b. Tepi desa biasanya dikelilingi dengan tanaman bambu c. Terdapat makam dengan tanaman kamboja

(9)

e. Ditandai adanya lumbung desa

f. Ditandai dengan kehidupan yang tenang dan damai serta keakraban diantara penduduknya

g. Biasanya ditandai dengan model perkampungan yang memanjang sepanjang jalan-jalan yang ada di desa dan pola perkampungan yang saling berhadapan satu sama lain. Pola perkampungan yang terakhir ini biasanya dihuni oleh beberapa rumah tangga/keluarga yang masih memiliki hubungan kerabat.

h. Dipimpin oleh seorang kepala desa dengan beberapa perangkat desa

i. Masyarakat sebagian besar hidup dari tanah pertanian dan pemeliharaan ternak. (Wisadirana,2004:21).

2.4.3 Karakteristik Masyarakat Desa

Redfield dalam Wisadirana 2004 menyatakan masyarakat desa adalah masyarakat tradisional dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Jumlahnya kecil, dengan tempat tinggal yang terpencil jauh dari keramaian kota

b. Relatif bersifat homogen dengan rasa persatuan yang kuat

c. Memiliki sistem sosial yang teratur dengan perilaku tradisionalnya d. Rasa persaudaraan yang sangat kuat

e. Taat pada ajaran-ajaran agama dan menurut kepada pemuka masyarakat f. Masyarakat desa merupakan masyarakat yang dapat diartikan:

(10)

h. Sebagai suatu masyarakat keluarga, artinya masyarakat tersebut ditandai oleh adanya saling kenal mengenal diantara anggotanya, adanya keinginan, memiliki rasa persaudaraan yang tinggi, memiliki jalinan emosional yang kuat dan saling membantu serta tolong menolong.

i. Sebagai masyarakat peternalistik yaitu suatu masyarakat dimana anggota-anggotanya mempunyai sifat pasrah diri terhadap atasan atau orang yang dianggap kedudukan lebih tinggi( pemuka adat/masyarakat dan atau pamong desa). Mereka dianggap sebagai bapak yang dapat melindungi dan harus menghormati serta dipatuhi. Jadi masyarakat ini sifatnya membapakkan pada atasan dan biasanya pada desa yang semakin terpencil, maka sifat tersebut akan semakin nyata (Wisadirana,2004:49&50).

2.4.4 Ruang Lingkup Desa

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup: 1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota diserahkan pengaturannya kepada desa;

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.

(11)

Penyelenggaraan Pemerintah Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD. Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari Sekertaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. Perangkat desa lainnya terdiri atas:

a. Sekertaris Desa

b. Pelaksana teknis lapangan c. Unsur kewilayahan.

Badan Permusyawarahan Desa (BPD) berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan Desa(BPD) memiliki hak untuk meminta keterangan kepada Pemerintah Desa dan menyatakan Pendapat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai wewenang:

a) membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa

b) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaaan peraturan desa dan peraturan kepala desa

c) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa d) membentuk panitia pemilihan kepala desa

(12)

2.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran ( 1 Januari-31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan oleh undang-undang.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terdiri atas: A. Anggaran Pendapatan, terdiri atas :

1. Penerimaan perpajakan

2. Penerimaan negara bukan pajak, yang selanjutnya disingkat PNBP. 3.Penerimaan hibah

B. Anggaran Belanja, terdiri atas :

1)Belanja Pemerintah Pusat menurut organisasi 2)Belanja Pemerintah Pusat Menurut fungsi 3) Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis

4) Transfer ke daerah, adalah pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana penyesuaian.

(13)

a) Dana bagi hasil, yang selanjutnya disingkat DBH, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

b) Dana alokasi umum, yang selanjutnya disingkat DAU, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dihitung dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) neto.

(14)

b. Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

c. Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu Pemerintah dan DPR sesuai peraturan perundangan, yang terdiri atas dana insentif daerah, Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), dana-dana yang dialihkan dari Kementerian Pendidikan Nasional ke Transfer ke Daerah, berupa Tunjangan Profesi Guru dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah, serta Kurang Bayar Dana Sarana dan Prasarana Infrastruktur Provinsi Papua Barat.

2.6 Dana Desa

2.6.1 Pengertian Dana Desa

(15)

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung kedesa ditentukan 10% dari dan luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan,luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung dengan bobot:

1. 30% untuk jumlah penduduk kabupaten/kota 2. 20% untuk luas wilayah kabupaten/kota 3. 50% untuk angka kemiskinan kabupaten/kota

Sedangkan tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh indeks kemahalan konstruksi. Berdasarkan besaran Dana Desa setiap kabupaten/kota, walikota/bupati menetapkan besaran Dana Desa untuk setiap desa di wilayahnya. Tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa setiap desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota. Kabupaten/kota menghitung besaran dana desa untuk setiap desa berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis, dengan bobot:

a. 30% untuk jumlah penduduk desa b. 20% untuk luas wilayah desa c. 50% untuk angka kemiskinan desa

(16)

2.6.2 Tujuan Dana Desa

1. Bidang Pembangunan Desa

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan desa meliputi:

a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan pemukiman;

b. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat;

c. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan, sosial, dan kebudayaan;

d. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana produksi dan distribusi; atau

e. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana energi terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

(17)

a) Peningkatan investasi ekonomi desa melalui pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;

b) Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa ataupun BUM Des bersama, maupun oleh kelompok atau lembaga ekonomi masyarakat desa lainnya;

c) Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan pertahanan pangan Desa;

d) Pengorganisasian masyarakat, fasilitas dan pelatihan paralegal dan bantuan hukum masyarakat desa, termasuk pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan pengembangan kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa (Community Center); e) Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih

dan sehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu, Poskesdes, Polindes dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di Desa;

f) Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan hutan/pantai desa dan hutan/pantai kemasyarakatan;

g) Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan pelestarian lingkungan hidup;

(18)

2.6.3 Prinsip Dana Desa

Adapun prinsip prioritas penggunaan dana desa adalah:

a. Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan;

b. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan kepentingan desa yang lenih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan sebagian besar masyarakat desa; dan

c. Tipologi desa, Dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologis desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.

2.6.4 Mekanisme Penyaluran Dana Desa

Didalam PP Nomor 8 tahun 2016 pasal 16 bahwa Dana Desa tahun 2016 disalurkan secara bertahap oleh pemerintah melalui Rekening Kas Umum Negara (RKUN) kepada pemerintah daerah kabupaten/kota melalui Rekening Kas Umum Daerah(RKUD). Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RUKD dapat dilaksanakan apabila pemerintah daerah kabupaten/kota telah menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut:

1. Perda tentang APBD tahun 2016;

2. Peraturan bupati/walikota tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa; dan

(19)

Penyaluran Dana Desa pada tahun 2015 dilakukan secara bertahap, penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan pada bulan April, sebesar 40%. Tahap II dilakukan pada bulan Agustus sebesar 40%. Pada Tahap III dilakukan pada bulan Oktober, sebesar 20%. Paling lambat dilakukan minggu kedua bulan tersebut dan disalurkan ke desa melalui RKUD ke Rekening Kas Desa paling lambat 7 hari setelahnya.Sedangkan penyaluran Dana Desa pada tahun 2016 dilakukan dengan 2 tahap. Tahap I dilakukan pada bulan Maret sebesar 60% dan tahap II dilakukan pada bulan Agustus sebesar 40%.

2.6.5 Pengawasan Dana Desa

Pemerintah Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi atas pengalokasian, penyaluran,penggunaan dan pelaporan Dana Desa. Pemantauan dilakukan terhadap:

1. Penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa;

2. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD;

3. Penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa;

4. Sisa Dana Desa.

Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap:

a. Penghitungan pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota; dan

(20)

Hal tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 49 tahun 2016 bahwa Menteri Keuangan, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan bersama dengan Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pemantauan atas pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan Dana Desa. Pemantauan ini dilakukan terhadap :

1) penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa,penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD 2) penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan

Dana Desa; dan

3) sisa Dana Desa di RKUD

Pemantauan terhadap penyaluran Dana Desa RKUD ke RKD yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perimbangan memberikan teguran kepada bupati/walikota. Ketidaksesuaian penyaluran tersebut, dapat berupa :

a) keterlambatan penyaluran; dan/atau b) tidak tepat jumlah penyaluran

(21)

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat sebuah penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu dengan jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Siti Aisyah (2016), melakukan penelitian dengan judul “Respon Masyarakat Terhadap Program-Program Pembangunan yang Bersumber Dari Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Johar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang”. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat terhadap program-program pembangunan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yang dari hasil penelitian ini diketahui bahwa respon masyarakat terhadap program-program pembangunan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Johar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang adalah berkategori positif.

(22)

2.8 Kerangka Berpikir

Pembangunan di wilayah pedesaan seharusnya bukan dilihat sebagai objek melainkan subjek pembangunan. Dengan dikeluarkan dan diberlakukannya UU No 6 tahun 2014 disusul dengan UU No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang menekankan pembangunan dan pemberdayaan di wilayah desa. Kebijakan Dana desa difokuskan pada pembangunan sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana dan prasarana dan pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat desa kurang menyadari bahwa mereka lah sebagai objek dan subjek pembangunan padahal pemerintah berharap dengan adanya Dana Desa maka pembangunan dan pemberdayaan antara kota dan desa akan merata. Sehingga masyarakat desa dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki di daerahnya masing-masing.

Pelaksanaan program dana desa yang bersumber dari APBN langsung dikelola utuh oleh pemerintah desa. Pemerintah desa memiliki kewenangan untuk mengelola danmembiayai pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu masyarakat juga berpartisipasi dan berperan aktif dalam program dana tersebut melalui musyawarah desa.

Adapun respon masyarakat meliputi tiga hal, yaitu persepsi masyarakat, sikap masyarakat, dan partisipasi masyarakt terhadap program Dana Desa. Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan hubungan atau konsep-konsep atau variabel-variabel penelitian menjadi suatu skema (Siagian, 2011).

(23)

Bagan Alur Pikir

Respon Masyarakat Desa Kutambaru

(24)

2.9 Defenisi Konsep dan Definisi Operasional

2.9.1 Defenisi Konsep

Perumusan definisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti. Jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian(Siagian,2011:136-138).

Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti akan membatasi konsep yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Respon adalah reaksi ataupun tanggapan dimana tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.

2. Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama yang meliputi kelompok manusia yang kecil sampai dengan kelompok manusia yang besar.

3. Program adalah suatu kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai penyelesaian masalah.

(25)

5. Desa Kutambaru adalah desa yang berada di Kecamatan Munte yang berbatasan dengan Desa Gunung Saribu dan Desa Sarimunte.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Adapun respon masyarakat terhadap program Dana Desa diukur dari :

1. Persepsi masyarakat terhadap program Dana Desa. a. Pengetahuan masyarakat tentang program Dana Desa b. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan program Dana Desa c. Sumber informasi adanya program Dana Desa

d. Pemahaman masyarakat terhadap sosialisasi program Dana Desa 2. Sikap masyarakat mengenai Dana Desa

a. Setuju tidak masyarakat terhadap adanya program Dana Desa

b.Membantu tidaknya program Dana Desa terhadap kesejahteraan masyarakatDesa Kutambaru.

3. Partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kegiatan program Dana Desa. a. Kesiapan dalam keterlibatan program pembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana Desa.

b. Keikutsertaan masyarakat dalam menikmati manfaat program-programpembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana Desa.

Referensi

Dokumen terkait

15 Selain itu penelitian ini dilakukan pada ibu primigravida trimester III, hal ini juga sependapat dengan teori yang menyatakan bahwa stres kehamilan merupakan

Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar sebesar 0,07 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,09 persen dan

Waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.. Perusahaan memberikan

Melalui pertanyaan evaluasi kuesioner nomor 1 (satu), 3 (tiga), dan 8 (delapan), dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan bahwa aplikasi Pocket Event merupakan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan perlu mempercepat dalam proses penetapan zonasi Ketiga, akses masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di dalam

▪ Mengidentifikasi ciri hidup pada sel yang ditunjuk oleh proses yang berlangsung di dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.. ▪ Menjelaskan ciri hidup pada sel

[r]

Respons spektrum dari gempa Aceh akan dihitung berdasarkan pada SNI 03-1726-2012.. Kategori Resiko