• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis determinan struktur modal dan pengaruhnya Terhadap nilai perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Asia Tenggara Periode 2013-2015)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Peneliti Terdahulu.

Dalam penelitian tesis ini, penulis menggunakan beberapa sumber rujukan yang dipakai sebagai pedoman penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Yuliani, H.M.A. Rasyid Hs. Umrie dan Yuliansyah M. Diah dengan judul “Determinan Struktur Modal dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan pada Pasar yang Sedang Berkembang (Studi pada Sektor Real Estate and Property)”. Tujuan penelitian adalah menjelaskan dan

(2)

mencerminkan perimbangan antara aktiva lancar dan aktiva tetap sebagai representasi dari keputusan investasi. Potensi pertumbuhan mencerminkan prospek perusahaan dengan memberikan sinyal kepada pasar sebagai bentuk informasi kepada investor atau calon investor. Sedangkan skala perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melunasi angsuran dengan melihat total aktiva yang dimiliki. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa struktur modal memberikan kontribusi dalam perubahan peningkatan nilai perusahaan yang tercermin dalan Tobin’s Q. Hal ini dapat diartikan keputusan struktur modal mempunyai relevansi dengan nilai perusahaan. Ketika rasio hutang meningkat, maka nilai perusahaan akan meningkat.

2. Penelitian Werner Ria Murhadi dengan judul “Determinan Struktur Modal: Studi di Asia Tenggara”. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis apakah struktur modal perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Kompas100 periode tahun 2008 sampai tahun 2010 dipengaruhi oleh beberapa determinannya (tangibility, profitability, liquidity, growth potential, firm size, cost of debt, non-debt tax shield, volatility, taxes) baik secara parsial maupun simultan.

(3)

perbedaan praktek yang nyata antara penggunaan utang di keenam negara ASEAN. Penelitian ini secara umum mendukung pecking order theory, dimana perusahaan cenderung untuk menggunakan pendanaan internal dalam membiayai investasinya. Penggunaan utang dan penerbitan ekuitas hanya akan dilakukan bila perusahaan membutuhkannya.

3. Penelitian Dian Sinthayani dan Ida Bagus Panji Sedana dengan judul penelitian “DETERMINAN STRUKTUR MODAL (Studi Komparatif pada Manufacture Multinational Corporation dan Domestic Corporation di BEI)”.

(4)

signifikan terhadap struktur modal manufacture MNc, dan asset tangibility memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal manufacture DMc dan business risk memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal manufacture MNc, dan business risk tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal manufacture

4. Penelitian Dessy Handa Sari, Atim Djazuli, Siti Aisjah (2013) dengan judul penelitian “Determinan Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia)”. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis apa yang menjadi determinan struktur modal dan pengaruh struktur modal tersebut terhadap nilai perusahaan. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 12 perusahaan yang memenuhi syarat sebagai anggota sampel. Rasio yang digunakan sebanyak 7 rasio, dimana 5 rasio merupakan variabel independen dan 2 variabel dependen. Dengan kesimpulan penelitian ini yaitu pada perusahaan makanan dan minuman, meningkatnya laba perusahaan mendorong perusahaan lebih mengutamakan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan, ukuran perusahaan yang besar merupakan akses bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan investor menanamkan modalnya di perusahaan, dan mudah memperoleh pembiayaan yang berasal dari hutang jangka panjang. Pertumbuhan, struktur aktiva dan non debt tax shield tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

(5)

Evidence From The Recent Financial Crisis (2007-2009)”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan swasta diperiode krisis kredit . Model efek tetap digunakan metodologi penelitian studi. Sampel akhir penelitian meliputi 4.973 perusahaan swasta . Rasio yang digunakan sebanyak 4 rasio, dimana 3 rasio merupakan variabel independen dan 1 variabel dependen. Dengan kesimpulan ROA berpengaruh negatif dan signifikan yang terhadap total tutang. ROA juga berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan selama periode krisis. tingkat pertumbuhan (GT) berpengaruh positif terhadap total hutang disaat normal tetapi berpengaruh negatif terhadap total hutang selama krisis. Asset tangibility (PPE) berpengaruh positif terhadap total hutang disaat normal

tetapi berpengaruh negatif terhadap total hutang selama krisis.

6. Penelitian Hamid Ahmad, Bashir A. Fida dan Muhammad Zakaria (2013) dengan judul penelitian “The Co-determinants of Capital Structure and Stock Returns: Evidence from The Karachi Stock Exchange”. Penelitian ini telah menggunakan model struktural untuk menemukan co-faktor penentu struktur modal dan return saham, menggunakan data set panel untuk 100 perusahaan non keuangan yang terdaftar di KSE untuk periode 2006-10. GMM digunakan untuk memperkirakan model dan mengatasi potensi masalah endogeneity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return saham dan leverage

(6)

leverage dan return saham. Profitabilitas mempengaruhi leverage yang negatif dan mempengaruhi saham kembali positif. Pertumbuhan memiliki efek positif dan likuiditas memiliki efek negatif pada variabel leverage dan return saham. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhdap kedua variabel struktur modal atau return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal merupakan yang bisa menjelaskan perilaku pembiayaan perusahaan Pakistan dan perusahaan di pakistan tidak memiliki rasio utang tertentu, perusahaan mengikuti hirarki metode pembiayaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perusahaan di Pakistan sektor non finansial lebih memilih untuk menggunakan sumber-sumber pembiayaan internal dari pada pembiayaan yang sumber eksternal. Jika dilihat dari segi return saham hasil penelitian mendukung teori market timing untuk menjelaskan keputusan pendanaan perusahaan Pakistan: Perusahaan akan mengeluarkan ekuitas ketika pengembalian saham meningkat.

(7)

dependen. Dengan kesimpulan penelitian ini yaitu kepemilikan berpengaruh positif pada rasio leverage. Growth rate (tingkat pertumbuhan), profitabilitas, debt servive coverage ratio, non-debt tax shield, financial cost, free cash flow

to firm, agency cost dan dividen berpengaruh negatif terhadap rasio leverage.

Rasio tangibility dan rasio likuidity berpengaruh positif terhadap utang jangka panjang, tetapi berpengaruh negatif terhadap utang jangka pendek dan total utang. Struktur modal dari berbagai industri di Bangladesh berbeda secara signifikan satu sama lain.

(8)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada sub sektor non batubara. Pada sub sektor batubara menunjukkan bahwa pertumbuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. Sedangkan biaya utang, risiko bisnis, ukuran perusahaan, kebijakan dividen, serta profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap DER. Pada sub sektor non batubara menunjukkan bahwa biaya utang, risiko bisnis, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. Dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Sedangkan variabel pertumbuhan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap DER.

9. Penelitian Asmawi Noor Saarani & Faridah Shahadan (2013) dengan judul penelitian “The Determinant of Capital Structure of SMEs in Malaysia: Evidence From Enterprise 50 (E50) SMEs”. Tujuan penelitian adalah Untuk

menganalisis determinan struktur modal di SMEs in Malaysia. Sampel penelitian ini sebanyak 334 perusahaan. Rasio yang digunakan sebanyak 10 rasio, dimana 7 rasio merupakan variabel independen dan 3 variabel dependen. Dengan kesimpulan penelitian variabel umur menunjukkan pengaruh negatif dan signifikam terhadap struktur modal. Variabel ukuran menunjukkan pengaruh negatif dan tidak significan terhadap struktur modal. Variabel tangibility, hasilnya menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur moda 10. Penelitian Danang Fibriyanto, Fransisca Yaningwati dan Zahroh Za dengan

(9)

property dan realestate yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuim apakah struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan property dan real estate yang go public di BEI periode 2009-2011, dan untuk mengetahui struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan property dan real estate yang go public di BEI periode 2009 – 2011. Jenis penelitian dalam

penelitian ini adalah explanatory research (penelitian eksplanatori) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah Indonesian Capital Market Directory (ICMD) edisi tahun 2009 sampai tahun

2011 terdapat 18 perusahaan property dan real estate. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh dominan terhadap variabel nilai perusahaan. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan.

(10)

The South Central Region of Vietnam”. Tujuan dari penelitian untuk

mengetahui apakah struktur modal dengan optimal mampu memaksimalkan nilai perusahaan. Sampel penelitian menggunakan data 90 perusahaan yang terdaftar usaha pengolahan makanan laut di wilayah Tengah Vietnam Selatan ( SEASCRs ) selama periode 2005-2011. Rasio yang digunakan sebanyak 5 rasio, dimana 1 rasio merupakan variabel independen dan 2 variabel dependen dan 2 variavel kontrol. Dengan hasil penelitian yaitu ukuran perusahaan melalui total aset berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan. Tingkat pertumbuhan penjualan operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian menunjukkan adanya efek pembatas dari rasio utang terhadap nilai perusahaan saat BVE dipilih ke proxy nilai perusahaan. Ketika ROE dipilih untuk nilai perusahaan proxy, hasilnya menunjukkan bahwa ada efek ambang ganda antara rasio hutang dan nilai perusahaan.

(11)

rasio, dimana 4 rasio merupakan variabel independen dan 1 variabel dependen. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu secara simultan struktur modal, likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial profitabilitas yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun struktur modal, likuiditas, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

13. Penelitian Ayu Indira Mega Susanti dan Anak Agung Gede Suarjaya dengan judul “Determinan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan”. Tujuan penelitian untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimal salah satunya dapat dipengaruhi oleh keputusan struktur modal. Penelitian ini fokus pada determinan struktur modal dan dampaknya terhadap nilai perusahaan pada sektor property and real estate. Penggunaan purposive sampling untuk teknik sampling, dengan 28 perusahaan sebagai sampel. Analisis jalur dengan model regresi sebagai teknik analisis. Rasio yang digunakan sebanyak 5 rasio, dimana 3 rasio merupakan variabel independen dan 1 variabel dependen dan 1 variavel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa assets structure berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitability dan growth tidak berpengaruh signifikan, profitability berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth, assets structure, struktur modal tidak berpengaruh signifikan.

(12)

faktor-faktor penentu atau determinan yang mempengaruhi sruktur modal dan bagaimana pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dengan faktor penentu yang akan digunakan adalah likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Analisa dilakukan terhadap 21 perusahaan wholesale dan retail terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012 dengan menggunakan metode analisis jalur untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung variabel bebas (likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan dan struktur modal) serta apakah struktur modal merupakan variabel intervening. Hasil analisa yang dilakukan membuktikan bahwa variabel bebas secara simultan dan parsial signifikan mempengaruhi struktur modal tetapi tidak signifikan mempengaruhi nilai perusahaan dan struktur modal merupakan variabel intervening yang secara simultan dan parsial signifikan mempengaruhi nilai perusahaan.

Ringkasan review peneliti terdahulu disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Werner Ria

1.Faktor yang menentukan kebijakan utang pada perusahaan yang tergabung dalam sektor pertambangan adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, aset nyata dan

tingkatpertumbuhan, sedangkan penghematan pajak yang bukan bersumber dari utang tidak memiliki pengaruh yang signifikan. 2.Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak

ada perbedaan praktek yang nyata antara penggunaan utang di keenam negara ASEAN. 2 Asmawi Noor

1.Variabel umur, tangibility, liquiditas, profitabilitas dan pertumbuhan menunjukkan pengaruh negatif dan signifikam terhadap struktur modal.

(13)

Lanjutan Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

3 Dessy Handa

1. Variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.

2.Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. 3. Variabel pertumbuhan, struktur aktiva dan non

debt tax shield berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal.

4. Variabel struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

4 Hamid Ahmad,

1. Return saham dan leverage mempengaruhi satu sama lain, tetapi bahwa efek leverage terhadap return saham lebih besar dari pengaruh pengembalian saham pada leverage. 2. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

leverage dan berpengaruh positif terhadap return saham

3. Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap leverage dan return saham.

4. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap leverage dan return saham.

5. Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap leverage dan return saham.

1.Secara simultan terdapat pengaruh antara struktur modal, likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang terdaftar ditahun 2008-2011

2.Secara parsial, variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, namun variabel struktur modal, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

1. Biaya utang, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen, serta profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada sub sektor batubara.

2. Biaya utang, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen, serta profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada sub sektor non batubara.

(14)

Lanjutan Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

4. Pada sub sektor non batubara menunjukkan bahwa biaya utang, risiko bisnis, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. Dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Sedangkan variabel pertumbuhan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap DER

1.Assets structure berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitability dan growth tidak berpengaruh signifikan.

2.Profitability berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth, assets structure, struktur modal tidak berpengaruh signifikan.

1. Ukuran perusahaan melalui total aset berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan.

2. Tingkat pertumbuhan penjualan operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan..

3. Temuan penelitian menunjukkan adanya efek pembatas dari rasio utang terhadap nilai perusahaan saat BVE dipilih ke proxy nilai perusahaan.

4. Ketika ROE dipilih untuk nilai perusahaan proxy, hasilnya menunjukkan bahwa ada efek ambang ganda antara rasio hutang dan nilai perusahaan.

5. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hubungan antara modal struktur dan nilai perusahaan memiliki hubungan non linear

1.Tingkat penjualan tidak signifikan sebagai determinan Struktur Modal.

2.Struktur aktiva signifikan dan positif sebagai determinan struktur modal.

3.Potensi pertumbuhan signifikan dan negatif sebagai determinan struktur modal. 4.Profitabilitas tidak signifikan sebagai

determinan struktur modal.

5.Non-debt tax shield tidak signifikan sebagai determinan struktur modal.

6.Kondisi intern perusahaan tidak signifikan sebagai determinan struktur modal. 7.Struktur modal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

(15)

Lanjutan Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

listing di Bursa

2. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh dominan terhadap variabel nilai perusahaan (Y).

1.Struktur modal manufacture MNc berbeda secara signifikan dengan struktur modal manufacture DMc, serta struktur modal manufacture MNc lebih rendah daripada struktur modal manufacture DMc. 2.Profitability memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap struktur modal manufacture MNc, dan profitability tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal manufacture DMc.

3.Liquidity memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal manufacture MNc, dan liquidity memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal manufacture DMc.

4.Asset tangibility memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal manufacture MNc, dan asset tangibility memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal manufacture DMc.

5.Business risk memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal manufacture MNc, dan business risk tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal manufacture DMc.

1. Kepemilikan berpengaruh positif pada rasio leverage.

2. Growth rate (tingkat pertumbuhan),

profitabilitas, debt servive coverage ratio, non-debt tax shield, financial cost , free cash flow to firm, agency cost dan dividen berpengaruh negatif terhadap rasio leverage.

3. Rasio tangibility dan rasio likuidity berpengaruh positif terhadap utang jangka panjang, tetapi berpengaruh negatif terhadap utang jangka pendek dan total utang. 4. Struktur modal dari berbagai industri di

Bangladesh berbeda secara signifikan satu sama lain .

(16)

Lanjutan Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian

13 Shafiq ur

1.ROA berpengaruh negatif dan signifikan yang terhadap total tutang. ROA juga berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan selama periode krisis .

2.Tingkat pertumbuhan (GT) berpengaruh positif terhadap total hutang disaat normal tetapi berpengaruh negatif terhadap total hutang selama krisis.

3.Asset tangibility (PPE) berpengaruh positif terhadap total hutang disaat normal tetapi berpengaruh negatif terhadap total hutang selama krisis.

1. Variabel bebas secara simultan dan parsial signifikan mempengaruhi struktur modal tetapi tidak signifikan mempengaruhi nilai

perusahaan

2. Struktur modal merupakan variabel intervening yang secara simultan dan parsial signifikan mempengaruhi nilai perusahaan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Nilai Perusahaan

(17)

Nilai perusahaan juga dapat diukur dengan menggunakan nilai wajar pasar saham. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai wajar pasar sahamnya ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price. Harga pasar mencerminkan berbagai keputusan dan kebijakan manajemen, sehingga nilai perusahaan merupakan akibat dari tindakan manajemen. Menurut Brigham dan Houston (2006) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown et al., (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas pemegang saham yang beredar.

Dalam mengelola perusahaan para pemegang saham sebagai principal dapat menunjuk para profesional (manajerial) atau sering juga disebut sebagai agen untuk mencapai tujuan perusahaan. Agency theory menyatakan, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976). Terjadinya konflik yang disebut dengan agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait, yaitu principal dan agen mempunyai

keinginan yang saling bertentangan. Agency conflict dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu principal membutuhkan berbagai informasi mengenai tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan.

(18)

pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

Menurut Rakhimsyah dan Barbara (2011) nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Untuk mencapai nilai perusahaan, umumnya para investor menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajer membuat keputusan investasi yang menghasilkan net present value positif.

Nilai perusahaan merupakan net present value dari cash flow yang diharapkan dan discount rate pengembalian yang mencerminkan baik risiko perusahaan dan financing mix yang digunakan. Tujuan normatif perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan yang dikemukakan oleh Ross et. al., (2005 : 14) “The goal of financial management is to maximize the shareholder’s wealth by taking action that incrase the current value per share of exiting stock of

the firm” yang diartikan tujuan manajemen keuangan yaitu untuk

(19)

Tobin s Q = OS X P + D + I − CA Total Asset

Dimana: OS = Outstanding Share P = Stock Price

D = Total Debt I = Total Inventory CA = Current Asset TA = Total Asset

2.2.2. Struktur Modal

Menurut Wild et.al, (2005) struktur modal merupakan komposisi pendanaan antara ekuitas (pendanaan sendiri) dan utang pada suatu perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam menciptakan nilai bagi perusahaan. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk membuat kebijakan pendanaan yang tepat. Salah satu langkah yang diambil perusahaan adalah dengan memiliki manajemen keuangan. Tanggung jawab utama seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan adalah merencanakan sumber dan penggunaan dana untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada utang jangka panjang dan unsur modal sendiri, dimana kedua unsur tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dalam penelitian ini struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER).

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan kelompok rasio Levarage (utang).

(20)

kewajiban jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara total utang dengan total modal. Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.

Menurut Mardiyati, et. al, (2012) kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan utang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang dengan hubungan terhadap nilai perusahaan yaitu:

a. Teori Struktur Modal dari Miller dan Modligiani (Capital Structure Theory) Teori Modigliani & Miller merupakan teori struktur modal modern yang dikenal dengan Teori MM (1958) yang mempublikasikan artikelnya yang berjudul “The Cost of Capital, Corporate Finance and The Theory of Investment” dimana artikel tersebut merupakan artikel keuangan yang paling

berpengaruh yang pernah ditulis oleh Brigham & Daves (2004). Berdasarkan dari serangkaian asumsi yang sangat membatasi artikel tersebut, MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Dengan kata lain, MM menyatakan bahwa tidak menjadi persoalan dalam hal membiayai kegiatan operasional persuhaan dengan menggunakan struktur modalnya. Artinya tidak ada hubungan antara nilai dengan struktur modalnya, dengan demikian struktur modal tidak relevan terhadap nilai perusahaan.

(21)

dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan. Setelah menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang dibayar (karena hutang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan bertambah.

Meskipun beberapa asumsi di atas jelas-jelas merupakan suatu hal yang tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting. Dengan menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tersebut tidak relevan, MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil karya MM menandai awal penelitian struktur modal modern, dengan penelitian selanjutnya berfokus pada melonggarkan asumsi-asumsi MM guna mengembangkan sutau teori struktur modal yang lebih realistis.

1) Pengaruh Perpajakan.

(22)

yang tetap berlaku, perlakuan yang berbeda ini akan mengarah pada terjadinya suatu situasi dimana perusahaan didanai 100 persen oleh hutang.

2) Pengaruh Potensi Terjadinya Kebangkrutan.

Hasil irelevansi MM juga tergantung pada asumsi bahwa perusahaan tidak akan bangkrut, sehingga tidak akan ada biaya kebangkrutan. Namun, kebangkrutan pada praktiknya terjadi, dalam hal ini sangat mahal biayanya. Perusahaan yang bangkrut akan memiliki beban akuntansi dan hukum yang sangat tinggi, dan juga mengalami kesulitan untuk mempertahankan pelanggan, pemasok dan karyawannya. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kebangkrutan kemungkinan besar akan timbul ketika sebuah perusahaan memasukkan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya. Karena itu, biaya kebangkrutan menahan perusahaan mendorong penggunaan hutangnya hingga ke tingkat yang berlebihan.

3) Teori Pertukaran.

(23)

pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Dalam dunia nyata, perusahaan jarang menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah.

4) Teori Persinyalan.

MM berasumsi bahwa investor memiliki informasi yang sama tentang prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya, hal ini disebut informasi simetris (symmetric information). Namun kenyataanya, para manajer seringkali memiliki informasi yang lebih daripada pihak luar. Hal ini disebut informasi asimetris (asymmetric information), dan memiliki pengaruh yang penting pada struktur

modal yang optimal.

5) Menggunakan Pendanaan Hutang untuk Membatasi Manajer.

(24)

untuk mengurangi kelebihan arus kas. Dalam suatu LBO hutang digunakan untuk mendanai pembelian saham sebuah perusahaan, dimana selanjutnya akan dimiliki secara pribadi.

b. Trade off Theory

(25)

c. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan terkait free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang maka manajer akan dipaksa

untuk mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga). Menurut Jensen dan Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya keagenan (agency cost), antara lain:

1) Biaya Bonding (Bonding Cost).

Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang timbul akibat sikap manajer yang berani memberikan jaminan kepada pemilik perusahaan (principal) untuk tidak membuat perusahaan yang dikelola manajer tersebut merugi. 2) Biaya Monitoring (Monitoring Cost).

Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang muncul akibat pemegang saham mengawasi segala tindakan yang dilakukan oleh manajerial di perusahaan. 3) Biaya Kerugian Residual (Residual Loss).

(26)

Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan mengakibatkan para pemakai laporan keuangan membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan seperti investor dan kreditur, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006)

d. Teori Signalling

Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor. Manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan.

Menurut Horne dan Wachoviz (dalam Suharli, 2005), “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm (including current

(27)

kepercayaan investor. Para investor cenderung menghindari saham – saham yang memiliki Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi.

!"# $ %& # DER = Total Utang

Total Ekuitas X 100%

2.2.3. Variabel Determinan Struktur Modal

Berdasarkan teori struktur modal dijelaskan di atas maka tahap selanjutnya yang akan dijelaskan beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan antara lain:

1. Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menentukan alternatif pembiayaan, namun cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan yaitu tergantung pada laba dan aktiva yang dibagikan yaitu laba bersih setelah pajak (net income) yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan di bagi total aktiva (total asets). Dengan adanya profitabilitas suatu perusahaan tidak mengherankan apabila ada beberapa perusahaan yang mempunyai perbedaan dalam menentukan suatu alternatif untuk menghitung profitabilitas. Hal ini bukan suatu keharusan akan tetapi yang paling penting adalah profitabilitas mana yang akan digunakan. Tujuannya adalah semata-mata sebagai alat mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Brigham dan Gapenski (2006), “Profitability is the net results of a number of policies and decisions.” Maksudnya profitabilitas adalah hasil bersih

(28)

yang dihasilkan dengan tidak mengorbankan kepentingan pelanggannya, agar mendapatkan kepuasan. Perolehan profit merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan profit perusahaan, dimana dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Assets (ROA).

Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio proitabilitas ini, maka semakin baik suatu perusahaan.

Variabel profitabilitas yang diproksikan ke Return on Assets (ROA) dapat mempengaruhi struktur modal dan juga nilai perusahaan, yang diukur dengan skala rasio dan besarnya dinyatakan dengan persentase (%), atau dapat dihitung secara manual dengan rumus sebagai berikut:

% "01 1 233 3 ROA =Laba bersih setelah pajak

Total Aktiva X100%

2. Asset Tangibility (FATA)

(29)

Asset tangibility mencerminkan perbandingan antara aktiva tetap (fixed

asset) dengan toal aktiva (total asset) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek di masing-masing negara kawasan Asia Tenggara. Trade off theory menjelaskan bahwa asset tangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal, dan juga penelitian Indrajaya et. al., (2011) mengemukakan hasil penelitiannya yang menyimpulkan bahwa asset tangibility berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Asset tangibility merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam

hal untuk menentukan keputusan terhadap struktur modal, karena besarnya fixed asset dapat dijadikan sebagai jaminan kepada kreditor (Joni dan Lina, 2010).

Karena perusahaan yang memiliki asset tangibility lebih besar akan memiliki posisi yang lebih baik ketika melakukan pinjaman. Asset tangibility tersebut dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh kreditor. Apabila perusahaan gagal dalam hal melunasi kewajibannya terhadap kreditor, maka asset tangibility tersebut akan disita oleh pihak kreditor untuk melunasi segala

kewajiban yang tidak dapat dibayarkan oleh pihak perusahaan kepada pihak kreditor. Namun pihak perusahaan peminjam memiliki asset tangibility yang besar, maka diharapkan perusahaan memiliki risiko kegagalan melunasi kewajiban sehingga dalam hal ini perusahaan memungkinkan untuk menggunakan utang yang lebih besar.

Dalam penelitian indikator yang digunakan untuk variabel asset tangibility adalah aktiva tetap (fixed asset) dibagi dengan total aktiva (total asset).

233 :&1;# #<# $ ==#> ? 233

(30)

3. Tingkat Pertumbuhan (Growth).

Tingkat pertumbuhan merupakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan, dimana perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi maka perusahaan biasanya lebih cenderung senang untuk menggunakan utang yang besar. Karena perusahaan menilai mampu untuk membayar seluruh kewajibannya kepada kreditor, sehingga perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih mudah memperoleh pendanaan dari pihak eksternal yaitu kreditor. Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan kreditor terhadap perusahaan dan kesediaan pemodal untuk memberikan pendanaan melalui utang jangka panjang (Firnanti, 2011). Menurut penelitian Um (2001) yang menyatakan bahwa perusahaan yang sedang bertumbuh akan mendapatkan tekanan untuk membiayai kesempatan investasinya yang melebihi laba ditahan yang ada di perusahaan, sehingga sesuai dengan pecking order theory, maka dalam hal ini perusahaan lebih senang untuk menggunakan utang dari pada ekuitas atau dalam hal ini laba ditahan.

(31)

dikurangi dengan total aktiva tahun lalu dibagi dengan total aktiva tahun lalu dikalikan dengan seratus persen, yang dirumuskan sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan = Total Aktiva t – Total Aktiva t – 1

Total Aktiva t − 1 X 100%

Dimana: Total Aktiva t = Total Aktiva tahun berjalan

Total Aktiva t – 1 = Total Aktiva tahun lalu

4. Ukuran Perusahaan (Size).

Perusahaan yang besar biasanya mempunyai akses yang lebih baik dan lebih mudah ke pasar modal guna meningkatkan dana dengan biaya yang lebih rendah serta lebih sedikitnya masalah dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan besar sangat mungkin mampu membayar dividen lebih besar ke pemegang saham (Juma’h. 2008). Menurut Rashid and Anisur (2007), ukuran perusahaan dinyatakan sebagai logaritma natural dari nilai pasar ekuitas pada awal tahun. Ada beberapa ukuran perusahaan, misalnya jabatan, penjualan, dan aset. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diprediksi akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih tinggi, serta akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002).

(32)

membagikan dividen yang kecil. Hasil dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan yaitu dengan menggunakan logaritma natural Total Aset (Ln. Total Aset).

Ukuran Perusahaan B#C = Ln. Total Aset

5. Non-Debt Tax Shield

Non-debt tax shield merupakan deduksi pajak untuk depresiasi dan tax

credit investasi. De Angelo & Masulis (1980) menyatakan bahwa model struktur

modal yang optimal sehubungan dengan adanya pajak baik personal maupun pajak badan usaha dan non-debt tax shield (penghematan pajak dari akun non – utang). Non-debt tax shield (NDTS) ini muncul karena perusahaan mengeluarkan biaya depresiasi sebagai dampak terhadap penggunaan aktiva terutama aktiva tetap. Keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila menggunakan utang sebagai pendanaan untuk kegiatan investasi perusahaan akan berdampak terhadap penghematan pajak dan biaya bunga yang akan dibayarkan. Begitu juga dengan perusahaan yang mengeluarkan biaya depresiasi yang lebih besar, maka akan mendapatkan keuntungan pajak sebagai dampak dari biaya depresiasi yang dibayarkan. Bukti empiris menyatakan bahwa perusahaan yang non – debt tax shield yang lebih besar akan berdampak terhadap pengurangan utang yang akan

dibayarkan.

(33)

E 1 − :&> Bℎ# <? =Total Biaya Depresiasi dan Amortisasi

Total Aktiva X 100%

2.3. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan masalah tersebut di atas maka peneliti mengembangkan kerangka penelitian dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen yaitu sebagai berikut: profitabilitas, asset tangibility, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan dan non-debt tax shield dan struktur modal sebagai variabel intervening. Adapun kerangka

konsep yang akan diteliti oleh si peneliti adalah sebagai berikut:

Gambar: 2.1. Kerangka Konsep

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Profitabilitas (X1)

Asset Tangibility (X2)

Nilai

Perusahaan (Y) Struktur Modal (Z)

Tingkat Pertumbuhan (X3)

Ukuran Perusahaan (X4)

(34)

H1 : Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas, asset tangibility, tingkat

pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield secara simultan terhadap struktur modal.

H2 : Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas terhadap struktur modal.

H3 : Terdapat pengaruh signifikan asset tangibility terhadap struktur modal.

H4 : Terdapat pengaruh signifikan tingkat pertumbuhan terhadap struktur

modal.

H5 : Terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

H6 : Terdapat pengaruh signifikan non-debt tax shield terhadap struktur modal.

H7 : Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas, asset tangibility, tingkat

pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield dan struktur modal secara simultan terhadap nilai perusahaan.

H8 : Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

H9 : Terdapat pengaruh signifikan asset tangibility terhadap nilai perusahaan.

H10 : Terdapat pengaruh signifikan tingkat pertumbuhan terhadap nilai

perusahaan.

H11 : Terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan.

H12 : Terdapat pengaruh signifikan non-debt tax shield terhadap nilai

perusahaan.

H13 : Terdapat pengaruh signifikan struktur modal terhadap nilai perusahaan.

H14 : Terdapat pengaruh signifikan profitabilitas terhadap nilai perusahaan

(35)

H15 : Terdapat pengaruh signifikan asset tangibility terhadap nilai perusahaan

melalui struktur modal.

H16 : Terdapat pengaruh signifikan tingkat pertumbuhan terhadap nilai

perusahaan melalui struktur modal.

H17 : Terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

melalui struktur modal.

H18 : Terdapat pengaruh signifikan non-debt tax shield terhadap nilai

perusahaan melalui struktur modal.

H19 : Terdapat perbedaaan pengaruh profitabilitas, asset tangibility, tingkat

pertumbuhan, ukuran perusahaan, non-debt tax shield terhadap struktur modal di negara Indonesia dan negara lainnya.

H20 : Terdapat perbedaaan pengaruh profitabilitas, asset tangibility, tingkat

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya tugas yang kompleks pada pekerjaan audit tidak akan memberikan pengaruh terhadap kinerja auditor karena auditor menganggap bahwa

Kencono Wulandari memiliki kapasitas kurang lebih 2000 kg, jadi biaya simpan untuk setiap kg dapat dihitung

15 Ketentuan Perpajakan Atas Transaksi E-commerce dan Surat Edaran SE- 62/PJ/2015 tentang pemotongan dan atau Pemenungutan Pajak Penghasilan atas transaksi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, merumuskan dan mengklasifikasi serta menginterpretasikan data

Kuesioner disebar ke 70 orang sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan pengaruh kepemimpinan dan motivasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu studi pustaka (literature study), studi lapangan (observasi dan wawancara) dan studi dokumentasi. Teknik analisis

Budaya sekolah yang dikembangkan terhadap harmonisasi lingkungan dan kearifan lokal merupakan ciri khas keseharin yang melekat menjadi karakter guru dan siswanya,

Kita sudah tahu bahwa seorang pemain yang melakukan penganiayaan terhadap pemain ataupun wasit didalam pertandingan sepak bola tidak bisa di kategorikan sebuah