• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan Chapter III V"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat (karakteristik), dari suatu keadaan atau objek penelitian, yang digunakan melalui pengumpulan data dan analisis data kuantitatif serta pengujian statistik.

Hal tersebut dipertegas oleh Sugiyono (2010:17) bahwa penelitian kuantitatif bersifat linier, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipoteses, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan dan saran.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Tjipta Rimba Djaja yang beralamat di Jalan H.M.Yamin No. 54, Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei 2016.

3.3. Batasan Operasional

(2)

a. Yang menjadi variabel dependen (X) adalah Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja(X2).

b. Dan yang menjadi variabel dependen (Y) yaitu Kepuasan Kerja.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variable yang sama. Definisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

rasio

1. Meminta saran dari karyawan

(3)

Lanjutan Tabel 3,1:

No Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala rasio 2 Motivasi 1. Mutu pengawasan 2. Hubungan atasan

2. Pengembangan karir 1. Kesesuaian gaji 2. Jumlah gaji mampu

memenuhi hidup

LIKERT

Sumber:Dubrin(2005),Herzberg(2000),Fathoni(2006)(diolah)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

(4)

masing-masing item diberi range skor. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 TIdak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, (2012:133)(diolah)

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan di departemen 1 PT. Tjipta Rimba Djaja, Medan, yang berjumlah 100 orang.

3.6.2 Sampel Penelitian

(5)

anggota populasi sebagai sampel. Jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti adalah 100 orang karyawan yang bekerja di departemen 1 PT.Tjipta Rimba Djaja.

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer

Merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian dan diukur sendiri oleh peniliti. Pengumpulan data direncanakan dilakukan melalui kuisioner yang dikirimkan secara langsung ke perusahaan tempat karyawan bekerja. 2. Data sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh melalui profil organisasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

3.8. Metode pengumpulan data :

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut :

1. Wawancara yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

(6)

3. Studi dokumentasi yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari perusahaan.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel

2. Jika r

maka pertanyaan dinyatakan valid.

hitung negatif atau rhitung < rtabel

3. R

maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

hitung

Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang responden diluar dari responden penelitian yang dilakukan pada karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja. Nilai rtabel dengan ketentuan jumlah responden 30 orang dan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka angka yang diperoleh adalah 0,361. Jika nilai r

dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

(7)

Ada kemungkinan pernyataan kuesioner kurang baik susunan kata atau kalimatnya, sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda. Pernyataan yang tidak valid harus dikeluarkan dan tidak dianalisis, sedangkan pernyataan yang valid akan dilanjutkan ke tahap pengujian kehandalan (uji reliabilitas). Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3.

(8)

P23 93.8000 127.752 .767 .893 valid

P24 93.7667 132.047 .587 .897 valid

P25 94.2667 133.168 .439 .902 valid

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (Mei 2016)

(9)

P21 75.0667 117.306 .413 .912 valid

P22 75.4333 102.461 .865 .901 valid

P23 75.2333 105.978 .784 .903 valid

P24 75.2000 110.648 .567 .909 valid

P25 75.7000 112.010 .407 .915 valid

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (Mei 2016)

Pada Tabel 3.4 terlihat seluruh butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari rtabel, yaitu 0,361, sehingga semua butir pernyataan dinyatakan valid. Interprestasi Item-Total Statistics, yaitu :

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel (P) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan (P) item 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 75.3000. Jika pernyataan (P) item 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 75.1333 dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel pernyataan tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan (P) item 1 dihapus maka besarnya variance sebesar 113.803. Jika pernyataan (P) item 2 dihapus maka besarnya variance adalah 114.395 dan seterusnya.

(10)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2010:54), pengujian reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk meguji kehandalan atau kepercayaan pengungkapan data. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil yang dipercaya (reliabel).

Menurut Umar (2010:59), kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,8 maka reliabilitas sangat baik 2. Jika nilai 0,7 < Cronbach Alpha < 0,8 maka reliabilitas baik

3. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,7 maka reliabilitas kurang meyakinkan

Hasil pengolahan uji reliabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.914 20

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (Mei 2016)

(11)

bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,914 > 0,8 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada karyawan di departemen 2 PT. Tjipta Rimba Djaja Medan, dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang karyawan sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebagai responden. Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS for windows.

3.10. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.10.1. Analisis Deskriptif

Model analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

3.10.3 Uji Asumsi Klasik

(12)

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

a. Uji Normalitas

Menurut Umar (2010:77), mengemukakan bahwa uji Normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, maka analisis nonparametrik dapat digunakan.

Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal

probability plot yang membendingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residua l normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Selain menggunakan grafik, untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa juga dilakukan dengan menggunakan uji statistic non parametric

kolmogrov-smirnov, yaitu dengan menggunakan table kolmogrov-smirnov

Test (Ghozali,2006:151). b. Uji Heteroskedastisitas

(13)

ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertuntu yang beratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gejala heteroskedastisitas juga dapat diuji dengan menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2009:129). Heteroskedastisitas dengan uji Glejser tidak terjadi apabila tidak satupun variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel nilai absolute Ut (AbsUt).

c. Uji Multikolinearitas

(14)

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance > 0.10 atau nilai VIF < 10 berarti tidak terdapat multikolinearitas.

3.10.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Peneliti menggunakan analisi regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan

SPSS for Windows agar hasil yang diperoleh lebih terarah. Persamaan regresi

berganda yang digunakan adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2

Dimana:

Y = Kepuasan Kerja X

+ e

1 =Kepemimpinan X2 = Motivasi a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi Kepemimpinan b2 = Koefisien Regresi Motivasi

Fungsi dari analisis regresi ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel bebas (X

e = standar Error

(15)

hal ini yaitu pengaruh antara kepemimpinan dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F statistik dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

H0 : b

) terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam uji F statistik ini adalah :

1,b2 = 0, artinya variabel bebas (X1 dan X2

Ha : b

) yaitu berupa variabel perilaku pemimpin dan komitmen karyawan secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu prestasi kerja.

1, b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1 dan X2

Kriteria pengambilan keputusan :

) yaitu berupa variabel perilaku pemimpin dan komitmen karyawan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y), yaitu prestasi kerja.

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel Ha diterima jika F

pada α = 5%

hitung > Ftabel

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

pada α = 5%

(16)

Kriteria uji yang digunakan :

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

Ha : b

) yaitu berupa variabel perilaku pemimpin dan komitmen karyawan terhadap variabel terikat (Y) yaitu prestasi kerja.

1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

Kriteria pengambilan keputusan :

) yaitu berupa variabel perilaku pemimpin dan komitmen karyawan terhadap variabel terikat (Y) yaitu prestasi kerja.

H0 diterima jika thitung < ttabel Ha diterima jika t

pada α = 5%

hitung > ttabel 3. Koefisien Determinasi (R

pada α = 5%

2

Koefisien Determinasi (R )

2

(17)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT.Tjipta Rimba Djaja Medan

PT. Tjipta Rimba Djaja Medan didirikan dengan Akte Notaris Nj. Jo Kian Tjaij, SH No. 2 tanggal 1 Juni 1970. Perusahaan ini terdaftar dalam Lembaran Negara No : 71, pada tanggal 3 September 1971 dan terdaftar pada Panitia Teknis Penanaman Modal Sub Penanaman Modal Dalam Negeri dengan surat izin No 1675/SKRS/SP PMDN/70. PT. Tjipta Rimba Djaja secara resmi berdiri tanggal 4 Mei 1973. PT. Tjipta Rimba Djaja memiliki pabrik yang didirikan pada areal tanah seluas ± 4 hektar berlokasi di Jl. Kom. Laut Yos Sudasrso KM. 7,5 Desa Tanjung Mulia Medan dan berkantor pusat di Jl. Prof. H.M. Yamin S.H, No. 46 Medan.

(18)

Pada awal tahun 1973, pabrik mereka mulai berjalan secara sederhana hanya dengan menggunakan satu mesin. Selanjutnya perusahaan menambah satu line mesin lagi pada tahun 1977 untuk manambah kapasitas produksi. Pada tahun 1981, pabrik mulai dibangun di areal yang sama dan pada tahun 1985 telah ditambah menjadi lima line mesin sampai saat ini.

PT. Tjipta Rimba Djaja bergerak di bidang industri kayu, dimana produk utamanya adalah kayu lapis (plywood). ukuran tebal dan luas kayu lapis yang diproduksi juga bervariasi, yaitu: kayu berlapis tiga(triplex), kayu berlapis lima dan kayu berlapis tujuh. Selain plywood, PT. Tjipta Rimba Djaja juga menghasilkan kayu gergajian yang digunakan untuk industri kusen dan sejenisnya. PT. Tjipta Rimba Djaja menghasilkan ribuan m3 kayu lapis per bulannya. Sebagian besar hasil produksi nya, yaitu 82%, diekspor ke negara tujuan seperti Singapura, Inggris, Eropa, Cina, Jepang, Amerika Serikat, Negara-Negara Timur Tengah, Mesir, Korea, dan 18% sisa produksi dijual ke lokal. Sedangkan kayu hasil gergajian dijual ke lokal untuk bahan bangunan seperti kusen dan lainnya.

(19)

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Tjipta Rimba Djaja menggunakan struktur organisasi berbentuk fungsional dimana pemimpin perusahaan membagi pekerjaan berdasarkan fungsi tertentu. Struktur organisasi tersusun sehingga terlihat batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi. Adapun rincian tenaga kerja yang ada pada PT. Tjipta Rimba Djaja dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan bagan struktur organisasi PT.Tjipta Rimba Djaja Medan yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 pada Lampiran 2.

Tabel 4.1.

Rincian Tenaga Kerja pada PT. Tjipta Rimba Djaja

No. Posisi Jumlah (orang)

1 Direktur 1

2 Wakil Manajemen 1

3 Manajer Sekretaris dan Pembantu Umum 1

4 Manajer Personalia 1

5 Manajer Keuangan 1

6 Manajer Eksploitasi Hutan 1

7 Manajer Produksi 1

8 Kepala Keamanan 1

9 Kepala Pembukuan dan Administrasi 1

10 Kepala Akuntansi 1

16 Kepada Administrasi Pabrik 1

17 Kepala Teknik 1

18 Kepala Quality Control 1

(20)

20 Satpam 8

21 Kepala Sub Bagian 10

22 Mandor 20

23 Karyawan 43

Jumlah 100

Sumber: PT.Tjipta Rimba Djaja Medan(diolah)

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada PT. Tjipta Rimba Djaja Medan adalah:

1. Direktur

Merencanakan dan mengawasi kegitan utama perusahaan agar berjalan secara efektif dan seefisien mungkin. Juga untuk membuat peraturan dan kebijakan sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan mengembankan serta berusaha mencapai sasaran perusahaan.

2. Wakil manajemen

Menjalankan semua kegiatan yang berhubungan dengan penjualan produk perusahaan dan perolehan pendapatan serta bertanggung jawab menyusun anggaran penjualan dan laporan realisasi penjualan.

3. Manajer Sekretaris dan Pembantu Umum

Bagian ini bertanggung jawab mengelola administrasi, kepegawaian dan kesejahteraan karyawan serta yang menyangkut urusan surat-menyurat (dokumen) baik ke dalam perusahaan maupun ke luar perusahaan.

(21)

Bagian ini bertanggung jawab dalam memperkerjakan dan mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan bsumber daya manusia yang terdapat dalam perusahaan, seperti: kepala bagian-bagian tertentu dan karyawan-karyawan.

5. Manajer keuangan

Bagian ini bertanggung jawab dalam mengelola keuangan perusahaan seperti arus kas masuk dan arus kas keluar serta bertanggung jawab dalam pengkoordinasoan kegiatan penyusunan anggaran perusahaan (Master Budget) secara keseluruhan.

6. Manajer Eksploitasi Hutan

Bagian ini bertanggung jawab dalam pencarian informasi seputar keadaan hutan dan peraturan lingkungan hidup serta bertanggung jawab dalam pengadaan sumber bahan baku kayu dari hutan dan sumber lain dalam memenuhi kebutuhan produksi.

7. Manajer Produksi

Bagian ini bertanggung jawab dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan produksi serta membuatanggaran produksi dan laporan produksi mingguan dan bulanan secara rutin

8. Kepala Pemasaran

(22)

bertanggung jawab dalam menyusun anggaran penjualan dan laporan realisasi penjualan secara rutin.

9. Kepala Pembukuan dan Administrasi Umum

Bagian ini bertugas untuk melakukan pembukuan dan pekerjaan akuntansi umum sehari-harinya dan meyusun laporan keuangan, perhitungan bahan masuk, bahan keluar dan hasil produksi.

10.Kepala Bagian Akuntansi

Bagian ini bertanggung jawab untuk kegiatan penerimaan pesanan dan pembuatan faktur ke pelanggan, melakukan pengelolaan uang masuk dan pembayaran biaya dan pengeluaran, serta menyiapkan ikhtisar laporan dari bagian pemasaran.

11.Kepala Pengadaan Bahan

Bagian ini bertanggung jawab terhadap penyediaan dan pengelolaan bahan baku yang akan masuk maupun bahan baku yang akan digunakan.

12.Kepala Perkapalan

Bagian ini bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi pengangkutan bahan baku, bahan pembantu dan distribusi hasil produksi serta menyelesaikan segala urusan yang menyangkut izin dari departemen kelautan. 13.Kepala Ekspor

(23)

14.Kepala Impor

Bagian ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan urusan impor(pembelian) bahan pembantu, peralatan, kebutuhan lain dari luar negeri yang diperlukan dalam produksi.

15.Kepala Teknik

Bagian ini bertanggung jawab terhadap kestabilan mesin-mesin yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses produksi di pabrik.

16.Kepala QC

Bagian ini bertanggung jawab dalam pengawasan apakah produk hasil produksi sesuai dengan standard dan mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

17.Kepala Pabrik

Bagian ini bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengawasan pabrik, mesin-mesin maupun buruh-buruh yang bekerja di pabrik tersebut.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Berikut ini adalah karakteristik responden ditinjau dari jenis kelamin, dari segi usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.

(24)

Tabel 4.2

Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi

(Orang)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Pada Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 70 responden yang diteliti, responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 42 responden, yaitu sebanyak 60% dan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 28 responden, yaitu sebanyak 40%. Hal ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan hampir sama banyak dikarenakan pekerjaan kantoran yang tidak memerlukan banyak kekuatan fisik dan bisa dikerjakan laki-laki maupun perempuan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

(25)

keseluruhan sebanyak 34 responden. Responden dengan usia 31-40 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 responden dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 responden dengan total keseluruhan 27 responden. Responden dengan usia 41-50 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 reponden dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 responden dengan total keseluruhan 9 responden. Hal ini menunjukkan bahwa usia 20-30 tahun adalah responden yang paling dominan dikarenakan mayoritas karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan banyak menerima karyawan yang baru lulus sekolah maupun kuliah.

c. . Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4

Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan

Terakhir

Frekuensi

(Orang) Persentase (%)

SMA/SLTA 20 28,5

D3 17 24,5

S1 33 47

Jumlah 70 100

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

(26)

walaupun masih menerima karyawan dengan lulusan D3 maupun lulusan SMA sederajat. Perusahaan lebih banyak menerima lulusan Sarjana karena diharapkan lebih mampu melakukan pekerjaan yang diberikan dengan lebih baik.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.5

Lama Bekerja Responden

Lama Bekerja Frekuensi

(Orang) Persentase (%)

1-10 34 48,5

11-20 28 40

21-30 8 11,5

Jumlah 70 100

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

(27)

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan yang berjumlah 70 orang responden. Terdapat 20 (dua puluh) butir pernyataan; 7 (tujuh) butir pernyataan untuk variabel Kepemimpinan (X1), 5 (lima) butir pernyataan untuk variabel motivasi kerja (X2

Kuesioner disebar ke 70 orang sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.

), dan 8 (delapan) butir pernyataan untuk variabel kepuasan kerja (Y).

4.2.2.1 Variabel Kepemimpinan (X1

Tabel 4.6 )

Distribusi Pendapat Responden Kepemimpinan (X1

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

(28)

- 1,9 - 2,6 (buruk) - 2,7 - 3,4 (cukup baik) - 3,5 - 4,2 (baik) - 4,3 - 5 (sangat baik)

Pada Tabel 4.6 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kepemimpinan (X1

a. Pada pernyataan pertama “Pemimpin memberikan pembagian tugas yang baik kepada para karyawan”, terdapat 62% responden yang menyatakan setuju dan 38% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,5 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin mampu membagi tugas dengan baik.

) yang diperoleh dari 70 responden.

b. Pada pernyataan kedua “Terjadinya hubungan komunikasi yang baik dengan pemimpin”, terdapat 55% responden yang menyatakan setuju dan 45% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,5 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan mampu berkomunikasi dengan karyawannya dengan baik.

(29)

d. Pada pernyataan keempat “Dalam menerapkan kebijakan, pimpinan juga turut meminta saran dari para karyawan”, terdapat 74% responden yang menyatakan setuju dan 26% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,9 dan berketerangan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan mampu menerapkan kebijakan yang berdasarkan saran dari para karyawannya dengan sangat baik.

e. Pada pernyataan kelima “Penempatan karyawan pada posisi yang sesuai dengan keahliannya”, 34% responden yang menyatakan setuju dan 66% yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,2 dan berketerangan cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan kurang baik dan perlu lebih mempertimbangkan keahlian karyawan untuk menempatkan karyawan dalam suatu posisi.

f. Pada pernyataan keenam “Untuk setiap pengambilan keputusan, pimpinan melibatkan karyawan”, terdapat 39% responden yang menyatakan setuju dan 61% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,2 dan berketerangan cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan kurang baik dan perlu meningkatkan keterlibatan karyawannya dalam mengambil keputusan.

(30)

bahwa pimpinan kurang baik dan perlu lebih mempertimbangkan kemampuan karyawannya untuk melaksanakan tugas sebelum mengambil keputusan.

4.2.2.2 Variabel Motivasi (X2

Tabel 4.7 )

Distribusi Pendapat Responden Motivasi (X2

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

)

Pada Tabel 4.7 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel motivasi (X2

a. Pada pernyataan pertama “Memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi dalam bekerja”, terdapat 43% responden yang menyatakan setuju dan 57% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,4 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik

) yang diperoleh dari 70 responden.

(31)

Rata-dan perlu memberikan bonus yang lebih sesuai dengan prestasi yang diraih karyawan dalam bekerja.

b. Pada pernyataan kedua “Tersedianya fasilitas yang sangat membantu kinerja para karyawan”, terdapat 60,5% responden yang menyatakan setuju dan 39,5% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,6 dan keterangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memberikan fasilitas yang baik dan cukup untuk membantu menunjang kinerja para karyawannya sehingga para karyawan menjadi lebih termotivasi dalam bekerja.

c. Pada pernyataan ketiga “Terjalin hubungan yang baik antar sesama rekan kerja”, terdapat 74% responden yang menyatakan setuju dan 26% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,7 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara sesame rekan kerja didalam perusahaan tersebut terjalin dengan baik.

d. Pada pernyataan keempat “Para karyawan memiliki tanggung jawab dengan pekerjaan masing-masing”, terdapat 66% responden yang menyatakan setuju dan 34% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,9 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki tanggung jawab yang baik dengan pekerjaan masing-masing.

(32)

rata-rata 3,1 dan berketerangan cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang baik dalam memberikan pengembangan keahlian yang dapat membantu karyawan untuk mendapatkan kemajuan dalam bekerja.

4.2.2.3 Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Tabel 4.8

Distribusi Pendapat Responden Kepuasan Kerja (Y)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Keterangan:

Pada Tabel 4.8 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel kepuasan kerja (Y) yang diperoleh dari 70 responden.

a. Pada pernyataan pertama “Tugas yang diberikan memampukan saya untuk lebih meningkatkan kemampuan saya”, terdapat 66% responden yang

(33)

Rata-menyatakan setuju dan 34% responden yang Rata-menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,5 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa tugas yang diberikan kepada karyawan mampu membantu meningkatkan kemampuan mereka.

b. Pada pernyataan kedua “Dalam bekerja mutu pengawasan selalu baik untuk membantu agar hasil pekerjaan menjadi lebih maksimal”, terdapat 69% responden yang menyatakan sangat setuju dan 31% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,8 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pengawasan yang diberikan kepada karyawan dalam melakukan pekerjaannya baik.

c. Pada pernyataan ketiga “Pengembangan kerja yang saya kerjakan mempunyai hasil sehingga membuat saya selalu semangat”, terdapat 86% responden yang menyatakan setuju dan 14% responden menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 4,1 dengan keterangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan kerja yang dikerjakan karyawan memiliki hasil yang baik sehingga karyawan merasa semakin bersemangat dan semakin merasa puas. d. Pada pernyataan keempat “Terjalin kerja sama yang baik antar sesama

(34)

e. Pada pernyataan kelima “Memberikan kesempatan yang sama untuk maju menempati posisi tertentu”, terdapat 16% responden yang menyatakan setuju dan 84% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,9 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memberikan kesempatan yang sama kepada karyawannya untuk mendapatkan promosi. f. Pada pernyataan keenam “Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap

karyawan untuk mengembangankan karirnya”, terdapat 77% responden yang menyatakan setuju dan 23% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 3,9 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan baik memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan untuk mengembangkan karirnya.

g. Pada pernyataan ketujuh “Memberikan jumlah gaji yang sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama”, terdapat 85% responden yang menyatakan setuju dan 15% responden yang menyatakan tidak setuju dengan nilai rata-rata 4,1 dan berketerangan baik. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah yang disepakati bersama.

(35)

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS (Mei 2016) Gambar 4.1 : Histogram Uji Normalitas

(36)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016) Gambar 4.2 : Plot Pengujian Normalitas

Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov pada tingkat signifikan 5% (0,05).

Hasil uji kolmogrov-smirnov dapat dilihat Tabel 4.9 pada berikut ini:

Tabel 4.9

Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 3.38316649

Most Extreme Differences

Absolute .064

Positive .063

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .538

(37)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

1. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,934 di atas tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. Atau Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

(38)

Tabel 4.10 Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.098 1.769 1.751 .085

kepemimpinan -.094 .070 -.221 -1.345 .183

motivasi .094 .093 .166 1.012 .315

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa tidak terdapat satu pun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat. Hal ini terlihat dari probabilitas variabel bebas yang terdiri dari kepemimpinan dan kepuasan kerja di atas signifikansi 5%. Jadi dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Berikut ini grafik heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

(39)

c. Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran inin menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel terikat lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF < 1, maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.11 Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 21.138 3.180 6.647 .000

kepemimpinan .266 .126 .285 2.113 .038 .540 1.851 motivasi .433 .166 .351 2.602 .011 .540 1.851 a. Dependent Variable: kepuasan_kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :

1. Nilai VIF dari variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antar independen dalam model regresi.

(40)

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda

a. Uji Serempak (Uji-F)

Uji F (uji serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X1, X2

a. H

) berupa variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dan variabel terikat (Y) berupa Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut :

0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2

b. H

) berupa variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dan variabel terikat (Y) berupa Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan.

0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2

H

) berupa variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dan variabel terikat (Y) berupa Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan. Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F tabel p ada ting k at α = 5 % d eng an k riteria sebagai berikut :

0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel

H

pada α = 5%

(41)

Tabel 4.12 Uji Serempak (Uji-F)

ANOVA

Model

a

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 407.682 2 203.841 17.293 .000b Residual 789.761 67 11.787

Total 1197.443 69 a. Dependent Variable: kepuasan_kerja

b. Predictors: (Constant), motivasi, kepemimpinan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

1. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F pada Tabel 4.12 memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 17,293 dengan Sig 0,000. Dengan mencari pada Tabel F, dengan df1 =2 dan df2 = 67, diperoleh nilai F-tabel. Dengan kondisi F-hitung lebih besar daripada F-tabel (17,293 > 3,25) dengan nilai Sig 0,000 yang berarti lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah H0 ditolak yang berarti bahwa variabel bebas yang terdiri dari kepemimpinan (X1), motivasi (X2

2. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi, yaitu sebesar 407.682 sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi yaitu sebesar 789.761.

(42)

b. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari variabel Kepemimpin (X1), Motivasi Kerja (X2

H

) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan. Model hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

0 : b1 = b2 = 0, yang berarti variabel bebas yang terdiri dari variabel Kepemimpin (X1), Motivasi Kerja (X2

H

), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan.

0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari variabel Kepemimpin (X1), Motivasi Kerja (X2

Kriteria pengambilan keputusan :

), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan.

H0 diterima atau Ha ditolak jika thitung ≤ ttabel H

pada α = 5%

(43)

Tabel 4.13 a. Dependent Variable: kepuasan_kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2016)

Dari Tabel 4.13 dapat dilihat: a. Variabel Kepemimpinan

Variabel Kepemimpinan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,038) dibawah (lebih kecil dari) 0,05. Nilai thitung variabel kepemimpinan adalah 2,113 dan nilai ttabel sebesar 1,670 maka nilai thitung > ttabel

b. Variabel motivasi kerja

(2,113 > 1,670) sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan.

(44)

> ttabel

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.14 kolom

Unstandardized Coeffisien bagian B diperoleh persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut :

(2,602 > 1,670) sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan.

Y = 21,138+ 0,266X1 + 0,433X2

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

+ e

1. Konstanta (a) = 21,138. ini memiliki arti bahwa kepemimpinan dan motivasi dianggap konstan maka kepuasan kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan (Y) sebesar 12,182.

2. Koefisien X1

3. Koefisien X

= 0,266. Variabel kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,266. Ini memiliki arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel Kepemimpinan sebesar 1 (satuan), maka Kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0,266.

2 = 0,433. Variabel motivasi kerja terhadap kepuasan kerja

(45)

c. Koefisien Determinan(R2

Pengujian koefisien determinasi (R

)

2

) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien deteminasi berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Jika R2

Tabel 4.14

semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Koefisien Determinan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .583a .340 .321 3.433

a. Predictors: (Constant), motivasi, kepemimpinan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Maret 2016)

a. R = 0,583 berarti kepemimpinan dan motivasi kerja sebagai variabel bebas menjelaskan variable terikat yakni kepuasan kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan sebesar 58,3%. Hal ini menunjukkan hubungan antar variabel cukup erat.

(46)

Rimba Djaja Medan sebesar 32,1% dan sisanya 67,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart error of Estimated juga bisa disebut standar deviasi. Dari tabel di atas Standart Error of Estimated adalah 3,433. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja

Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Sesuai dengan pendapat Dubrin (2005) hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dapat direspon dengan positif jika dilakukan dengan baik tetapi dapat juga direspon kurang baik jika dilakukan dengan komunikasi yang kurang baik.

(47)

karyawan dengan pimpinan, pemberian pengarahan pekerjaan yang jelas kepada para karyawan, dan penerapan kebijakan oleh pemimpin yang berdasarkan saran dari karyawannya. Menurut hasil penelitian, pernyataan-pernyataan tersebut mendapatkan respon yang sangat baik dan dilaksanakan dengan baik oleh pemimpin kepada karyawannya.

Tetapi masih terdapat beberapa pernyataan yang kurang sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu dalam hal penempatan karyawan pada posisi yang kurang sesuai dengan keahlian masing-masing karyawan, kurang melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, dan pengambilan keputusan tanpa melihat kemampuan karyawannya. Menurut hasil penelitian, pernyataan-pernyataan tersebut mendapatkan respon yang kurang baik dikarenakan kurangnya perhatian pemimpin terhadap pernyataan-pernyataan tersebut.

(48)

semakin baik kepemimpinan dari para pimpinan, kepuasan kerja para karyawan di perusahaan tersebut juga akan ikut meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008), yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan” yang dilakukan di PT. Pei Hai Internasional Wiratama Indonesia yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja. Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi, sikap seorang pemimpin dan kebijakan-kebijakan dari pemimpin sangat mempengaruhi kepuasan dari para karyawan. Oleh karena itu, kepemimpinan yang baik juga dapat membantu meningkatkan komunikasi dan kepercayaan antara pimpinan dengan karyawan-karyawannya.

4.5.2. Pembahasan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja.

(49)

Dari hasil analisis penelitian terhadap responden mengenai variabel motivasi kerja, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Terutama dalam hal pemberian fasilitas yang sangat membantu kinerja para karyawan, terjalinnya hubungan yang baik antar sesama rekan kerja, dan para karyawan memiliki tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaan masing-masing.

Tetapi masih terdapat pernyataan yang tidak sesuai denga hasil penelitian ini yaitu dalam hal kurangnya pemberian bonus kepada karyawan yang berprestasi dalam bekerja, dan kurangnya pemberian pengembangan keahlian untuk kemajuan dalam bekerja kepada karyawan. Menurut hasil penelitian, pernyataan-pernyataan tersebut mendapatkan respon yang kurang baik dikarenakan perusahaan kurang memperhatikan hal-hal tersebut dan mengakibatkan kurangnya motivasi para karyawan.

(50)

selalu memberikan motivasi lebih untuk para karyawannya agar ada dorongan dari dalam dirinya untuk mengarahkan dirinya melakukan yang terbaik.

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil Uji-F dapat disimpulkan bahwa faktor kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Tjipta Rimba Djaja Medan.

2. Dari hasil Uji-t dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan terutama pada pemberian pengarahan dan penerapan kebijakan yang melibatkan karyawan yang berpengaruh besar dalam variabel kepemimpinan 3. Dari hasil Uji-t dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja lebih

dominan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan daripada variabel kepemimpinan. Terutama pada pembagian tanggung jawab pekerjaan yang berpengaruh besar dalam variabel Motivasi Kerja.

4. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2), maka diperoleh nilai

Adjusted R Square sebesar 0,321. Angka ini menjelaskan bahwa sebesar

(52)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah :

1. Kepemimpinan menjadi hal yang perlu diperhatikan di PT Tjipta Rimba Djaja Medan melihat hubungan yang positif dan signifikan dan merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih agar dapat lebih meningkatkan kepemimpinan di PT Tjipta Rimba Djaja. Terutama pada penempatan posisi karyawan yang kurang tepat, pengambilan keputusan tanpa melibatkan karyawan dan tanpa mempertimbangkan kemampuan karyawannya. Para pemimpin hendaknya lebih memperhatikan masalah-masalah tersebut dan meningkatkan komunikasi yang baik dengan karyawan-karyawannya.

(53)

meningkatkan pengembangan keahlian para karyawan dan selalu menjaga agar para karyawannya selalu termotivasi dalam melakukan pekerjaannya.

3. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi dapat menghasilkan hasil kerja yang bagus dari para karyawannya dan membantu meningkatkan dan mengembangkan perusahaan. Oleh karena itu, diharapkan PT Tjipta Rimba Djaja selalu mengevaluasi pola kepemimpinan dan meningkatkan motivasi kerja. Terutama pada masalah gaji yang kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pemberian tugas berdasarkan kemampuan karyawan. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan masalah gaji dan pembagian tugas yang diberikan kepada para karyawannya.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas I
Tabel 3.4 Uji Validitas II
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya

α selulosa ( Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang yang tahan dan tidak larut dalam larutan NaOH 17,5 % atau larutan basa kuat dengan DP (Derajat Polimerisasi) 600 –

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya jumlah kasus yang

d) sonstiger Eigenbeitrag des Antragstellers zur Durchführung des Projektes (z.B. Arbeitsleistung, zur Verfügung gestelltes Land oder

Selain itu individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang lebih baik, dapat menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, lebih terampil dalam memusatkan

Pengamatan aspek motivasi yang dilakukan oleh guru saat kegiatan refleksi yaitu senang mencari dan memecahkan soal-soal, membuat siswa termotivasi untuk berani bertanya terkait

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah