• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Preferensi Siswa SMA Negeri di Pematangsiantar terhadap Bimbingan Belajar dengan Metode Analisis Konjoin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Preferensi Siswa SMA Negeri di Pematangsiantar terhadap Bimbingan Belajar dengan Metode Analisis Konjoin"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan belajar siswa/siswi zaman sekarang sangat berbeda pada zaman era

tahun 1970-an. Di era zaman tersebut siswa dan guru sangat sejalan didalam bidang

pendidikan. Guru betul-betul menunjukkan jati dirinya sebagai guru dalam

mengajar sehingga siswa/siswi dapat mengikuti pembelajaran dan siswa

menunjukkan jati dirinya sebagai siswa sehingga terjadi sinkronisasi antara guru

dan siswa.

Jika dibandingkan dengan zaman sekarang ini dengan perkembangan belajar

siswa serta fasilitas sekolah yang hampir mencukupi, namun tidak sesuai dengan

hasil yang diharapkan. Pada umumnya faktor yang mempengaruhi rendahnya

kualitas pendidikan di Indonesia antara lain masalah efektifitas, efisiensi dan

standarisasi pengajaran. Efektifitas pendidikan di Indonesia masih tergolong

rendah, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas

sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Pada hakekatnya masalah efisiensi

adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan

sumber daya manusia, masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana

suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai

tujuan pendidikan. Di Indonesia kualitas pendidikan diukur oleh standard dan

kompetensi di dalam berbagai versi, sehingga dibentuk badan-badan baru untuk

melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi

Nasional Pendidikan (BSNP). Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi

untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa adanya bahaya yang

tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terobsesi oleh standard

kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini memberikan

tuntutan kepada semua pihak untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas

(2)

maupun di luar negeri. Salah satunya adalah dengan meneruskan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Saat ini, masyarakat Indonesia

masih beranggapan bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) masih lebih baik

ditinjau dari segi biaya dan kualitas daripada Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

sehingga orang tua dan siswa mengaharapkan agar masuk Perguruan Tinggi Negeri

(PTN). Di SMA Negeri Pematangsiantar masih banyaknya nilai siswa yang relatif

rendah (55,4 : Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional TA 2014/2015) dan sedikitnya

siswa yang masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) (5,9% : TA 2015/2016) merupakan

hal yang tidak diharapkan. Ini disebabkan bahwa tidak ada sinkronisasi antara guru

dan siswa. Kepanikan inilah yang membuat orang tua memasukkan anak-anaknya

ke pendidikan non formal.

Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,

dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat. (Depdiknas 2009). Sesuai dengan UU Sisdiknas No.20 tahun

2003, Pemerintah memberikan solusi bagi siswa yang ingin melakukan bimbingan

belajar untuk membantu mengatasi kesulitan belajar dan mendukung prestasi

belajar siswa.

Pematangsiantar merupakan salah satu kota di Sumatera Utara yang

memiliki penyebaran bimbingan belajar yang cukup tinggi. Terdapat beberapa

nama lembaga bimbingan belajar yang tersebar di setiap sudut kota

Pematangsiantar. Fenomena lembaga bimbingan belajar yang semakin marak juga

dibarengi oleh antusias para siswa yang ingin mendapatkan pelajaran tambahan

diluar sekolah untuk membantu para siswa dalam proses belajar. Di

Pematangsiantar, terdapat 270 Sekolah dari tingkat SD sampai SMA

(dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id). Dari banyaknnya sekolah-sekolah di

Pematangsiantar, tercatat sebagian besar para siswa telah memakai jasa bimbingan

belajar mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Namun dewasa ini kebanyakan dari siswa yang menggunakan jasa bimbingan

(3)

diri untuk menghadapi Ujian Nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri

ataupun perguruan tinggi kedinasan.

Dalam memilih lembaga bimbingan belajar sebagai tempat bimbingan

belajar tentunya para siswa memiliki pilihan dan kriteriteria tertentu yang

diinginkannya. Kriteria tersebut lahir dari produk atau jasa yang dimiliki lembaga

bimbingan maupun dari faktor diluar produk atau jasa yang ditawarkan bimbingan

belajar. Untuk itu pihak bimbingan belajar diharapkan dapat mengerti keinginan

siswa sebagai konsumen dengan memperhatikan ketertarikan siswa dalam menilai

produk untuk menciptakan sebuah produk baru sesuai keinginan dan ketertarikan

siswa tersebut. Strategi lembaga bimbingan belajar adalah selalu berusaha untuk

memuaskan konsumen sehingga suatu lembaga bimbingan belajar akan berhasil

dalam pemasaran. Oleh karena itu, setiap lembaga bimbingan belajar harus mencari

tahu informasi keinginan konsumen secara langsung ke pasar yang diwujudkan

dengan riset pemasaran.

Terkait dengan analisis preferensi tentu saja banyak metode statistik yang

dapat digunakan sebagai alat. Namun salah satu metode yang cukup baik dalam

mengatasi masalah presepsi dan preferensi tersebut adalah analisis konjoin

(Conjoint Analysis). Analisis ini digunakan untuk mambantu mendapatkan

kombinasi atau komposisi faktor-faktor berupa atribut suatu produk atau jasa baik

baru maupun lama yang paling disukai konsumen. Dengan kata lain, metode ini

dapat mengetahui bagaimana presepsi dan preferensi seorang terhadap suatu objek

yang terdiri atas satu atau banyak bagian dan taraf. Metode ini juga mampu

mengurangi jumlah kombinasi atribut yang harus dievaluasi responden,

dibandingkan metode lain. Didalam riset pemasaran analisis konjoin digunakan

untuk mengetahui bagaimana ketertarikan konsumen terhadap berbagai desain

produk ataupun jasa misal pemilihan siswa dalam memilih bimbingan belajar

dengan segala macam produk yang ditawarkan bimbingan belajar untuk memikat

siswa agar mau memilih di bimbingan belajar tersebut. Dengan melihat penjelasan

(4)

1.2. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana mengetahui

preferensi siswa terhadap sebuah bimbingan belajar dengan atribut-atribut yang

ditawarkan bimbingan belajar kepada siswa sehingga akan didapat sebuah

kombinasi baru tentang produk ataupun jasa yang sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan siswa.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian adalah Siswa SMA Negeri di Pematangsiantar, yaitu SMAN 1,

SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5 dan SMAN 6.

2. Siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas XII IPA.

3. Atribut yang menjadi penelitian adalah biaya, lokasi, waktu bimbingan,

pendidikan terakhir pengajar, fasilitas ruang, materi pelajaran, jumlah siswa

perkelas.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu hasil kombinasi atribut

yang paling disukai siswa serta mengetahui nilai kegunaan (utility) dan kepentingan

relative (relative importance) dari setiap atribut bimbingan belajar didalam

pemilihan oleh siswa.

1.5. Kontribusi Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai

berikut:.

1. Menambah wawasan dan memperkaya literature dalam bidang statistika yang

(5)

2. Sebagai evaluasi bagi lembaga bimbingan belajar untuk mempertimbangkan

atribut-atribut yang akan dipertahankan atau diganti untuk meningkatkan kualitas

bimbingan belajar.

3. Memberi gambaran bagi Bimbingan Belajar untuk menghasilkan konsep baru

bimbingan belajar yang sesuai minat siswa.

1.6. Metodologi Penelitian

Dalam Penelitian ini tahapan-tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan atribut dan level atribut

a. Menentukan atribut atau faktor penting yang akan diteliti yaitu biaya, sistem

pembayaran, waktu bimbingan, materi pelajaran, jumlah siswa per kelas,

lokasi, pendidikan terakhir pengajar, fasilitas ruang.

b. Menyusun level dari setiap atribut bimbingan belajar

2. Merancang kombinasi stimuli menggunakan konsep Orthogonalitas dalam

mereduksi kombinasi atribut dengan setiap levelnya sehingga responden lebih

mudah memberikan pendapat pada setiap stimuli, dengan menggunakan bantuan

perintah Orthoplan pada SPSS

3. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden

4. Melakukan uji validitas dan Reliabilitas dari pendapat (Kuesioner) responden

5. Evaluasi utilitas untuk tiap faktor dan level.

a. Menentukan nilai utilitas tiap level untuk masing-masing atribut

b. Menentukan nilai kepentingan relative tiap faktor dan membandingkannya

dengan total kepentingan seluruh atribut tiap responden

6. Interpretasi hasil melalui pengelompokkan responden yang memiliki nilai utilitas

Referensi

Dokumen terkait

A diduga sesuai dengan perubahan bukaan mulut larva ikan betok, sehingga mempengaruhi pemanfaatan nutrisi bagi larva ikan betok untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan

Data yang telah didapatkan dari hasil survei diolah berdasarkan MKJI 775 untuk menganalisis arus lalu lintas, waktu sinyal, kapasitas simpang, dan panjang antrian jumlah kendaraan

Indonesia I : Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Djambatan: Jakarta..

Artinya siswa mengalami sendiri konsep IPA yang dipelajarinya (hands-on). Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran Inkuiri. 85), model pembelajaran

Pada pelajaran selanjutnya, kita akan melihat bagaimana cara menghitung jarak terdekat sepan- jang jalan dari satu titik ke titik yang lain.... Quantum GIS Training Manual,

7. Mendapatkan pengetahuan baru mengenai berbagai konsep serta keterampilan IPA sebagai bekal dalam menunjang pendidikan selanjutnya. Berdasarkan pemaparan tersebut, jelas

Metode ini dilakukan untuk mengamati secara langsung daerah tempat penelitian untuk mendapatkan informasi data yang dibutuhkan, teknik yang dipergunakan penulis

Penjumlahan dua buah vektor dilakukan dengan mengimpitkan kedua pangkal vektor tersebut, kemudian buat garis yang panjangnya masing-masing sama dengan panjang