1.1 Latar Belakang
Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap keuangannya karena pengelolaan keuangan berkaitan erat dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam pengelolaan keuangan tersebut, perilaku keuangan yang baik tentu sudah menjadi hal yang harus diterapkan. Perilaku keuangan merupakan isu penting yang banyak dibahas pada saat ini. Hal ini berkaitan dengan perilaku masyarakat di Indonesia dalam mengelola keuangannya. Mereka cenderung berpikir jangka pendek dan identik dengan praktik belanja impulsif sehingga seringkali individu dengan pendapatan yang cukup masih mengalami masalah finansial karena perilaku keuangan yang kurang bertanggung jawab.
mengidentifikasi dan menggunakan informasi yang relevan sehingga mampu membuat keputusan yang optimal.
Di Indonesia banyak orang yang mengalami masalah keuangan yang ditandai dengan beberapa fakta, antara lain pada hutang rumah tangga atau individu yang semakin meningkat, semakin kurangnya kegiatan menabung dan penganggaran dana untuk masa depan, semakin berkembangnya bisnis kosultasi kredit konsumen, dan ketergantungan akan kartu kredit meningkat. Selain itu, 46 persen kenakalan remaja adalah tindakan pencurian dengan alasan faktor ekonomi (www.youthfinanceindonesia.org). Individu yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan memiliki masalah keuangan di masa depan dan dapat menunjukkan perilaku keuangan yang sehat. Perencanaan keuangan menjadi salah satu perilaku keuangan yang dapat mengantisipasi munculnya masalah keuangan di masa yang akan datang.
dibandingkan Malaysia dan Thailand. Pada tahun 2013, hanya 21,84 persen masyarakat Indonesia yang memiliki pemahaman yang baik tentang finansial (www.ojk.go.id).
Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang finansial menyebabkan banyak masyarakat yang mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi perekonomian dan inflasi atau karena berkembangnya sistem ekonomi yang cenderung boros karena masyarakat semakin konsumtif. Masyarakat banyak yang memanfaatkan kredit rumah dan kartu kredit, tetapi karena pengetahuannya minim, tidak sedikit yang mengalami kerugian atau sering terjadi perbedaan perhitungan konsumen dan bank. Banyak masyarakat yang tidak berinvestasi ataupun tidak bisa mengakses pasar modal dan pasar uang karena memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal tersebut.
Tascano,et al. (2006) menyatakan bahwa income merupakan penghasilan bersih uang yang diterima dalam periode waktu tertentu. Income yang diperoleh dapat digunakan untuk membeli barang-barang yang merupakan kebutuhan hidup maupun untuk barang-barang yang diinginkan. Besar kemungkinan bahwa individu dengan pendapatan yang lebih akan menunjukkan perilaku keuangan yang bertanggung jawab, mengingat dana yang tersedia bagi mereka memberi kesempatan untuk bertindak secara bertanggung jawab. Menurut Mahdzan dan Tabiani (2013), semakin tinggi besarnya pendapatan seseorang maka orang tersebut akan berusaha memperoleh pemahaman bagaimana cara memanfaatkan keuangan dengan cara yang lebih baik.
Pendidikan orang tua merupakan jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh orang tua. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang didapatnya. Seseorang yang berpendidikan tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang berpendidikan menengah dan rendah (Notoatmojo, 2010:28). Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan semakin mampu menciptakan anak yang memiliki pribadi yang terbina dan terdidik. Dengan pengetahuan tersebut, orang tua juga mampu membantu anak untuk lebih memahami cara mengelola dan mengambil keputusan yang tepat menyangkut keuangan.
Menengah Atas dianggap sudah mulai mampu bertanggung jawab atas keuangan pribadinya. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan merupakan sekolah yang berlokasi di Jalan Pelajar No.17, Medan. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan merupakan salah satu sekolah yang memiliki banyak prestasi diantaranya sekolah ini termasuk dalam Sekolah Menengah Atas di Sumatera Utara yang termasuk memiliki nilai Ujian Nasional peringat ke tiga di Indonesia. Berikut ini adalah data jumlah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan Tahun 2017:
Tabel 1.1
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 5 Medan, 2017
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang siswa, diperoleh data bahwa uang saku per bulan untuk setiap siswa beragam. 2 orang siswa memiliki uang saku lebih kecil dari Rp.500.000,- per bulan, 8 orang siswa memiliki uang saku antara Rp.500.000 sampai Rp.600.000,- per bulan, 7 orang siswa memiliki uang saku antara Rp.600.000,- per bulan sampai Rp.700.000,- per bulan, 12 orang memiliki uang saku antara Rp.700.000,- per bulan sampai Rp.800.000,- per bulan, dan 1 orang memiliki uang saku diatas Rp.800.000,- per bulan.
Amerika Serikat. Namun penelitian yang dilakukan Al-Kholilah dan Iramani (2013) menyatakan bahwa pengetahuan keuangan tidak berpengaruh langsung terhadap financial management behavior. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Herdijono dan Damanik (2013) yang menyatakan bahwa pengetahuan keuangan tidak berpengaruh terhadap financial behavior.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Robb dan Woodyard (2011) menyatakan bahwa financial satisfaction berpengaruh signifikan terhadap financial behavior. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Joo dan Grable (2004), menyatakan bahwa responden dengan tingkat kepuasan keuangan yang rendah belum tentu tidak siap untuk mengelola keuangan dengan financial behavior yang baik.
menyatakan bahwa pendidikan orang tua berpengaruh terhadap financial behavior pada mahasiswa di Malaysia. Sedangkan menurut Grohmann dan Menkhoff (2015), latar belakang pendidikan orang tua tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku keuangan seseorang.
Mengacu pada peneltian sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi financial behavior. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Financial Behavior Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah financial literacy berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan?
2. Apakah financial satisfaction berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan?
3. Apakah income berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan?
4. Apakah pendidikan orang tua berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh financial literacy terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh financial satisfaction terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh income terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan orang tua terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh financial literacy, financial
satisfaction, income, dan pendidikan orang tua secara serempak terhadap financial behavior siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi pihak-pihak berikut:
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Siswa
Sebagai sarana untuk dapat membantu siswa mengetahui pentingnya perilaku keuangan ditengah kompleksitas kebutuhan individu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya