• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Simbolik Dalam Upacara Panggih Pada Pernikahan Adat Suku Jawa : Kajian Antropolinguistik Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makna Simbolik Dalam Upacara Panggih Pada Pernikahan Adat Suku Jawa : Kajian Antropolinguistik Chapter III V"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Jln. Sicanang No.8 Kec. Medan Belawan.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian terhadap makna simbolik teks pada upacara panggih dalam pernikahan suku adat Jawa dilakukan pada tanggal 18 Maret 2017.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

(2)

3.2.2 Sumber Data

Peneliti mencari sunber data yang sudah ada seperti buku, jurnal, video pernikahan upacara panggih dan internet.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 2009 : 890).

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak (Sudaryanto, 2015 :133) yaitu metode yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara menyimak atau memperhatikan teks-teks yang terdapat dalam upacara panggih.

Data yang dibutuhkan dikumpulkan dengan cara memperhatikan proses yang terjadi pada saat berlangsungnya upacara pernikahan berlangsung. Teks yang digunakan pelaku dalam upacara pernikahan disimak dalam bentuk tulisan, terutama yang memiliki makna khusus.

Selanjutnya untuk mewujudkan metode tersebut digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar, yaitu menyadap simbol. Si peneliti mendapatkan data harus dengan melakukan penyadapan pembicaraan dalam arti menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Kegiatan menyadap ini disebut dengan teknik sadap. (Sudaryanto, 2015 : 133).

Tenik sadap dilakukan dengan :

(3)

Dalam teknik ini, peneliti sebagai pemerhati memperhatikan secara seksama simbol-simbol yang terdapat dalam teks pada saat upacara pernikahan tersebut.

2. Teknik Lanjutan II : teknik rekam

Pada teknik ini peneliti meminta informasi dari informan melalui wawancara sambil melakukan perekaman dengan audio visual dengan kamera telepon genggam sebagai alat perekamnya.

3. Teknik Lanjutan III : teknik catat

Setelah teknik I dan II selesai dilakukan, dilanjutkan dengan teknik catat. Data yang sudah dikumpulkan dicatat dan diklasifikasikan agar mudah dianalisis.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Sudaryanto(2015: 13) menyatakan, data yang sudah dikumpulkan, dianalisis dengan metode padan. Metode padan yaitu metode yang alat penentunya di luar dari bahasa lain selain bahasa Jawa, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa Jawa tersebut. Metode padan yang digunakan dalam pengkajian data adalah metode referensial. Metode referensial yaitu metode padan yang alat penetunya berupa kenyataan yang ditunjukan oleh bahasa Indonesia yang menggunakan bahasa Jawa sebagai referensinya.

(4)

menyamakan. Peneliti menganalisis data dengan menghubungkan serta membandingkan suatu simbol dengan makna yang dikandungnya serta melihat persamaan teks dengan kenyataan.

Dalam menginterpresentasikan data pada upcara panggih dalam pernikahan adat suku Jawa, penulis menerjemahkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar hubungan antar kalimat yang terdapat dalam makna simbolik teks tersebut yang disampaikan pada saat tradisi berlangsung dapat diperoleh maknanya serta dapat ditemukan nilai budayanya.

Contoh :

Upacara panggih ini memiliki makna dari simbolik yang disampaikan pada saat berlangsungnya beberapa prosesi dalam upacara panggih. Pada uraian berikut banyak memiliki makna tetapi yg paling tepat adalah makna ketuhanan.

Pada data 1 prosesi kembar mayang yang diiringi lagu Lir-ilir dengan alunan musik gamelan yang mengitarinya.

Lir-ilir

(bangunlah, bangunlah)

Lir-ilir , Lir-ilir

(bangunlah, bangunlah)

Tandure wis sumilir

(tanaman sudah bersemi)

(5)

(demikian menghijaukan bagaikan pengantin baru)

Cah angon , cah angon

(anak gembala, anak gembala)

Penekno blimbing kuwi

(panjatlah pohon belimbing itu)

Lunyu-lunyu yo penekno kango mbasuh dodotro

(biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu)

Dodotro-dodotro

(pakaianmu, pakaianmu)

Kumitir bedhar ing pinggir

(terkoyak-koyak di bagian samping)

Dondomono jlumatono kongo sebo mengko sore

(jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore)

Mumpung pandhang nembulane

(mumpung bulan bersinar terang)

Mumpung jembar kalangane

(mumpung banyak waktu luang)

Yu surako....surak iyo

(6)

Kalimat yang tepat pada kata lir-ilir yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘bangunlah’. Pada kalimat Lir-ilir, lir-ilir (bangunlah, bangunlah), yang berarti bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan kita yang ditanamkan oleh Allah SWT. Pada data 1 yang juga terdapat pada kalimat Cah angon , cah angon (anak gembala, anak gembala) memiliki makna ketuhanan. Data tersebut memiliki arti

(7)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tatacara Upacara Panggih pada Pernikahan Suku Adat Jawa di Jln. Sicanang no.8

kec. Medan Belawan.

Adat istiadat pernikahan adat suku Jawa adalah segala kegiatan dan kebiasaan yang dilazimkan dalam suatu masyarakat yang mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan pernikahan.

(8)

sekitar satu meter atau lebih. Dengan dibantu dukun manten atau pamaes kembar mayang ditukar. Kembar mayang yang dibawa pengantin pria ditukar dengan kembar mayang dari pengantin wanita.Selama upacara pernikahan kembar mayang dibawa ke luar rumah dan diletakan di sisi kanan dan kiri kursi pengantin. Ada juga kembar mayang yang diletakkan di persimpangan jalan.

Pada pelaksanaaanya, pernikahan adat Jawa dibagi atas tiga bagian upacara yaitu upacara sebelum pernikahaan, upacara pelaksanaan pernikahan dan upacara sesudah pernikahan. Upacara sebelum pernikahan adalah upacara yang dilakukan antaranya pemasangan tarub, pembuatan kembar mayang, sesaji, upacara paning setan, upacara ngerik, upacara midodareni, dan uapacara siraman. Upacara pernikahan adalah upacara yang berlangsung pada saat upacara itu sendiri berlangsung yaitu upacara panggih (nemokke manten), yang diawali dengan keluarnya pengangtin yang didahului oleh kembar mayang,

atau lempar sirih, prosesi wiji dadi atau injak telur, prosesiProsesi Wijik Sekar Setaman atau Sindur Binayang, Prosesi Pangkon Timbang atau Timbangan Manten, Prosesi Tanem Jero, Prosesi Ngunjuk Rujak Degan dan prosesi upacara sungkeman. Upacara sesudah pernikahan adalah upacara yang dilakukan setelah upacara pernikahan selesai yaitu upacara ngunduh manten.

(9)

mempersingkat waktu. Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka ada beberapa upacara pelaksanaan pernikahan adat suku Jawa yang tidak lagi dilakukan di Kecamatan Medan Belawan. Walau demikian, dapat dihilangkannya beberapa upacara pelaksanaan pernikahan adat suku Jawa tersebut tidak merubah makna dan kesakralan dari pernikahan itu sendiri.

Dari hasil poengamatan terhadap upacara pernikahan adat suku Jawa di Jln. Sicanang Kecamatan Medan Belawan ditemukan tujuh tata cara dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa yaitu :

4.1.1 Prosesi kembar mayang atau Lempar Sirih

Dalam upacara lempar sirih yaitu terdiri dari daun sirih yang setiap lembarnya diberi kapir sirih yang kemudian diikat benang putih. Pada data 1 prosesi lempar sirih yang diiringi lagu Lir-ilir dengan alunan musik gamelan yang mengitarinya.

Lir-ilir

(bangunlah, bangunlah)

Lir-ilir , Lir-ilir

(bangunlah, bangunlah)

Tandure wis sumilir

(tanaman sudah bersemi)

Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar

(demikian menghijaukan bagaikan pengantin baru)

(10)

(anak gembala, anak gembala)

Penekno blimbing kuwi

(panjatlah pohon belimbing itu)

Lunyu-lunyu yo penekno kango mbasuh dodotro

(biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu)

Dodotro-dodotro

(pakaianmu, pakaianmu)

Kumitir bedhar ing pinggir

(terkoyak-koyak di bagian samping)

Dondomono jlumatono kongo sebo mengko sore

(jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore)

Mumpung pandhang nembulane

(mumpung bulan bersinar terang)

Mumpung jembar kalangane

(mumpung banyak waktu luang)

Yu surako....surak iyo

(11)

Kalimat yang tepat pada katalir-ilir yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘bangunlah’. Pada kalimat Lir-ilir, lir-ilir (bangunlah, bangunlah), yang berarti bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan kita yang ditanamkan oleh Allah SWT. Pada data 1 yang juga terdapat pada kalimat Cah angon , cahangon (anak gembala, anak gembala) memiliki makna ketuhanan. Data tersebut memiliki

(12)

4.1.2 Prosesi Wiji Dadi atau injak telur

Dalam upacara wiji untuk melaksanaakan upacara tersebut terdiri dari air, telur, kain dalam wadah yang berupa gentong atau kendi kalau pada masa sekarang diletakan di wadah plastik. Pengantin pria berdiri dengan kaki diposisikan menginjakl telor yang ditaruh di atas baki atau nampan, sementara pengantin wanita jongkok didepannya. Pada saat pengantin pria menginjakan telor tersebut si pengantin pria mengucapkan ambedaning koroning kasuwargan yang artinya akulah sebagai suamimu yang akan membawamu ke surga.

a) Makna kepemimpinan

Kalimat tersebut mempunyai makna ‘saya seorang laki-laki yg telah menjadi suami mu, aku adalah seorang imam di hidupmu yang akan membawamu ke surga dengan segala prilakumu yang akan aku bimbing menuju surganya Allah SWT’. Kalimat tersebut memiliki makna kepemimpinan.

Kalimat tersebut bermakna bahwa seorang suami adalah pemimpin dalam rumah tangga. Dia memimpin segala prilaku seorang istri dan istri tersebut harus patuh pada seorang suami karena suamilah yang akan menangung dosa istrinya apapun yang dilakukan istrinya meskipun baik atau pun buruk. Jika istri berprilaku baik dan patuh terhadap perkataan sang suami maka sang suami bisa menuntun istri meraih surganya Allah .

b) Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa

Dari kalimat tersebut memliki nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya adalah :

1. Nilai budaya komitmen

(13)

pasangan hidup satu sama lain hingga maut memisahkan mereka. Jika ingin mengarungi kehidupan berumah tangga, maka kedua pengantin harus saling berkomitmen apapun yang terjadi baik atau buruk di kehidupan mereka kedepannya. Jika mereka tidak berkomitmen maka mereka tidak akan bisa menjadi suami istri yang bisa mengarungi bahtera rumah tangga. Dalam kehidupan berumah tangga harus berterima dan komitmen bahwa suami adalah pemimpin dalam rumah tangga.

4.1.3 Prosesi Wijik Sekar Setaman atau Sindur Binayang

Dalam upacara panggih, sindur binayang adalah pasangan pengantin berjalan dibelakang ayah pengantin putri sedangkan ibu pengantin putri berada dibelakang pengantin pria dan pengantin wanita. Sindur dalam bahasa Jawa yang artinya kain panjang baru yang bercorak batik, bunga , tidak bermotif, atau yang polos. Namun, di Jln. Sicanang kec. Medan Belawan melaksanakan upacara sindur binayang itu menggunakan kain bercorak batik yang melambangkan ciri khas dari adat suku Jawa. Dalam bahasa Jawa wijik sekar setaman atau sindur binayang memiliki arti (malu untuk mundur). Sambil menuntun kedua mempelai menuju kursi pelaminan, sang ayah mengucapkan ing madyo mbangun karso. Dalam bahasa indo nesia memiliki arti tut wuri handayani yang memiliki makna seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi istri yang akan dipimpinnya.

a) Makna kepemimpinan

(14)

dengan tujuan hidup yang lebih baik. Sambil menuntun kedua mempelai menuju kursi pelaminan, sang ayah mengucapkan ing madyo mbangun karso. Dalam bahasa indonesia memiliki arti tut wuri handayani yang memiliki makna seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi istri yang akan dipimpinnya. Kalimat tersebut memiliki makna yang lebih mendalam lagi yaitu seseorang harus memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Dukungan dan moral dari orang-orang di sekitarnya ini sangat berguna bagi pemimpin rumah tangga yang akan dijalankan oleh kedua mempelai pengantin. Dukungan dan moral itu sangat diperlukan dalam mengarungi sebuah bahtera rumah tangga. Jika seorang suami tidak mendapatkan dukungan dari seorang istri maka tidak akan adanya keterbukaan antara suami dan istri dalam menghadapi masalah yang akan menerpa mereka dikehidupan setelah menikah nanti. Nilai moral juga terkandung didalam sebuah rumah tangga. Prilaku sehari-hari mempengaruhi norma yang dialkukan sepasang suami-istri tersebut. Jika suami melanggar suatu norma maka istri berhak marah atau memberitahu apa kesalahan suaminya begitu juga sebaliknya. Jika mereka menaati dukungan dan moral yang berlaku. Maka kehidupan rumah tangga mereka bisa berjalan dengan baik-baik saja tanpa adanya hambatan dalam menjalankan sebuah kehdiupan berumah tangga.

b) Nilai gotong royong

(15)

panutan bagi anak-anaknya atau contoh dalam mengambil suatu keputusan dan mencontoh segala prilaku orang tua yang akan ditiru oleh kedua mempelai pengantin. Dengan nilai gotong royong yang diterapkan dalam sebuah keluarga, maka apapun masalah yang terjadi dalam kehidupan berumjah tangga jika dikerjakan secara bersama-sama maka akan mencapai suatu hal yang baik. Kehidupan berumah tangga pun tidak akan terasa berat jika dikerjakan bersama-sama baik pekerjaan rumah atau pekerjaan yang lainnya.

4.1.4 Prosesi Pangkon Timbang atau Timbangan Manten

Prosesi timbangan manten ini yaitu bapak penganten wanita mempersilahkan mempelai pengantin untuk duduk dipangkuan sang ayah untuk menimbang manakah yang lebih berat pengantin pria atau pengantin wanita. Pengantin pria duduk di di paha kanan sang ayah mertuanya, sementara pengantin wanita duduk di paha kiri ayahnya. Ibu pengantin wanita berdiri didepannya dan bertanya, pak, timbangane abot endi?, lalu sang ayah menjawab podo abote, bu!. Maka setelah menimbang kedua mempelai pengantin, kedua mempelai pengantin dapat duduk dikursi pelaminan dan menunggu prosesi selanjutnya.

a) Makna pengharapan

(16)

baik atau pun buruk. Dari kalimat tersebut sang ayah berharap kehidupan kedua mempelai pengantin dapat akur dan menjalankan kehidupan sesuai dengan peranya masing-masing baik tugas menjadi istri dan tugas menjadi suami

b) Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa

Banyak nilai budaya yang terkandung dalam kalimat tersebut yaitu:

(1) Nilai kesopansantunan. Nilai kesopansantunan sangat berpengaruh dalam kehidupan berumah tangga. Kedua mempelai pengantin harus bersikap sopan dan santun kepada semua orang yang ada di keluarga kedua pengantin baik itu saudara, sepupu bahkan orang tua. Jika mereka tidak memiliki nilai kesopansantunan maka mereka akan dipandang buruk oleh keluarga wanita maupun keluarga pria.

(2) Nilai kejujuran. Nilai kejujuran sangat berpengaruh dalam kehidupan berumah tangga. Nilai ini harus dijalankan seumur hidup dalam membina sebuah rumah tangga kedua pengantin harus jujur satu sama lain apapun masalah yang ada di dalam diri kedua pasangan ini. Kalau kedua pasangan pengantin ini jujur maka masalah apapun yang menimpah mereka dapat diselesaikan dengan baik dan cepat. Jika mereka tidak memiliki nilai kejujuran ini, maka masalah yang menerpa kehidupan mereka tidak akan bisa diselesaikan karena masih tersimpan masalah di satu pasangan karena tidak adanya kejujuran sehingga bisa menyebabkan keretakan dan cekcok dalam hubungan suami dan istri.

(17)

perbedaan status antara suami dan istri. Baik perbedaan status sebagai seorang istri atau seorang suami maupun perbedaan status anak kandung atau anak menantu bagi orang tua tersebut. Masalah pengelolahan gender ini sangat sensitif, jika tidak disikapi dengan baik maka akan menjadi masalah yang besar bagi orang tua untuk menyelasikan masalah anak mereka yakni kedua mempelai pengantin.

4.1.5 Prosesi Tanem Jero

Sesampainya di pelaminan, kedua mempelai tetap berdiri berdampingan dengan posisi membelakangi pelaminan atau menghadap tamu undangan. Dengan disaksikan ibu mempelai wanita, ayah mempelai wanita mendudukan kedua mempelai ke kursi pengantin sambil memegang dan menepuk-nepuk bahu kedua mempelai. Sambil menepuk-nepuk pundak kedua mempelai pengantin sang ayah mengucapkan slamet yo podo singh rukun!. Upacara sejenak itu disebut tanem jero atau nandur (menanam).

a) Makna terima kasih

(18)

dalam mengurus pengantin dari bayi hingga sekarang yang rela melepas anak-anaknya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

b) Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa

Nilai budaya yang terkandung didalam teks tersebut yaitu:

(1) Nilai kerukunan. Nilai kerukunan adalah harapan bagi orang tua agar anak-anaknya hidup rukun dan berjalan berdampingan, karena menyatukan dua orang yang sebelumnya belum pernah hidup satu rumah sangat susah jadi harapanya agar mereka tetap menetapkan prinsip hidup rukun dalam berumah tangga agar masalah-masalah yang datang dalam ke kehidupan mereka dapat terselesaikan dengan baik tanpa merepotkan kedua orang tua untuk menyelasikan sebuah masalah.

(2) Nilai rasa syukur. Nilai rasa syukur sangat dominan terlihat dari ucapan sang ayah. Sang ayah sangat bersyukur bahwasannya ank perempuannya telah mendapakan jodoh yang baik sesuai dengan pilihan anak perempuannya dan sang ayah juga bersyukur bahwasannya anak perempuannya telah ada yang membimbing kehidupannya setelah menikah.

4.1.6 Prosesi Ngunjuk Rujak Degan

Acara selanjutnya adalah ngujuk rujak degan yang mempunyai makna sikap puas ayah mapun ibu pengantin wanita atas pesta perkawinan tersebut. Diawali oleh sang ayah pengantin wanita. Ibu pengantin wanita pun bertanya Rasane kepiye, pak? (rasanya gimana pak)? sang ayah pun langsung menjawab wah seger sumyah, mugo-mugo sumrambah menyang wong sak omah(wah seger sumpah, semoga bermanfaat dan bikin kenyang orang

(19)

yang tersaji di pesta pernikahan tersebut terasa nikmat dan bermanfaat bagi seluruh keluarga yang membantu dalam pelaksaan perta pernikahan tersebut.

a) Makna terima kasih

Kalimat tersebut bermakna semua keluarga saling merangkul, bahu membahu membantu keluarga yang sedang melaksanakan sebuah perta pernikahan untuk adi atau saudara yang akan menikah. Jika pekerjaan membuat pesta pernikahan tersebut dilakukan bersama-sama dalam sebuah keluarga maka pesta pernikahan tersebut menjadi berkah dan bermanfaat bagi para tamu undangan ataupun keluarga yang datang untuk memberi restu kedua mempelai pengantin. Keluarga kedua pengantin berterima kasih kepada sanak saudara maupun tetangga yang telah membantu melaksanakan proses upacara pernikahan dari awal sampai akhir baik bantuan dari materil, dan in-materil.

b) Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa

Nilai-nilai budaya yang terkandung didalam kalimat tersebut yaitu:

(1) Nilai kesetiakwanan sosial. Nilai kesetiakawanan sosial adalah nilai yang bersatu padu antara perkawanan atau kekeluargaan dan prilaku sosial yang ada di masyarakat. Nilai tersebut berpengaruh pada kalimat diatas dengan mengartikan bahwa nilai-nilai yang dibagun dalam sebuah keluarga dapat berjalan dengan baik dengan melaksanakan sebuah pesta pernikahan yang digelar oleh salah satu keluarga atau tetangga dan kita sebagai makhluk sosial harus saling membantu dalam sebuah acara pesta pernikahan. Baik membantu dari segi ekonomi, segi tenaga ataupun yang lainnya yang dapat membantu sebuah keluarga melaksanakan pesta pernikahan.

(20)

undangan yang mendukung untuk terlaksananya sbuah pesta pernikahan dan acara tersebut bermanfaat bagi keluarga atau tetangga karena dapat menyatukan makhluk bersosial di kehidupan bermasyarakat.

4.1.7 Upacara Sungkeman

Upacara sungkeman dilakukan di pelaminan. Upacara sungkeman adalah upacara yang dilakukan kedua pengantin untuk memohon doa restu dari orang tua mereka dengan bersujud. Pertama pengantin sungkeman kepada orang tua pengantin wanita. Hal ini bermakna sebuah pengharapan.

Bu, aku berkah kanggo manggon urip dadi somahe. bu, nuntun aku supaya dadi wong

apik lan dadi bojo sing Soleha kanggo bojoku. Aku ndedonga kanggo dadi kulawarga bu

sakinah, mawadah lan warohma bu. ngapura kula yen digunakake kanggo dadi bocah sing

ora ibu nurut padha. Makasih bu wis dadi ibu paling apik kanggo kula.

Dengan artinya bu, aku minta restu untuk menjalankan kehidupan sebagai seorang istri. bu, bimbing aku untuk menjadi orang yang baik dan menjadi istri yang soleha untuk suamiku. doakan aku bu untuk menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohma bu. maafkan aku kalau dulu aku menjadi anak yang tidak nurut sama ibu. terimakasih bu sudah menjadi ibu terbaik untuk aku.

Sang ibu juga berucap Ya anak, wong iku ora sarujuk saka hubungan sing wis dadi bojone. tetep bojomu, njupuk care saka anak, lan supaya kulawarga. bojo obedient

marang somahé lan perinta Allah supaya kulawarga dadi rahayu dewa kulawarga. Dengan

(21)

a) Makna terima kasih dan makna pengharapan

Pada teks tersebut bermakna yaitu harapan dan restu yang diberikan oleh orang tua untuk anak perempuannya. Sang anak perempuannya berharap orang tua memberikan restu serta doa dan harapan yang diberikan kepada sang anak agar kehidupan anak perempuannya dalam membina sebuah rumah tangga dapat berjalan dengan baik serta mawadah, waromah dan sakinah. Sang anak perempuannya juga meminta maaf atas kesalahan yang pernah dibuat sang anak kepada sang ibu selama menjadi anak perempuan yang dibimbingnya tanpa yang dulunya belum memiliki seorang suami. Perngharapan tersbut bermakna agar sang anak menjadi istri yang soleha, patuh terhadap perintah suami dan menaati semua aturan agama tentang menjadi istri yang soleha untuk suami dan keluarganya. Sang ibu berharap kepada sang anak agar dapat menjalankan perintah tersebut sesuai syariat Islam. Sang anak juga harus mengamanahkan tugas dan harapan yang diberikan oleh sang ibu kepada anak perempuannya karena biasanya anak perempuannya tidak tinggal bersama ibu dan ayahnya.

b) Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa

1) Nilai kesopansantunan. Nilai kesopansantunan yang terdapat dalam teks tersebut memiliki nilai kesopansantunan yang sangat tinggi terhadap orang tua yang harus kita patuhi dan kita sopan terhadap beliau. Karena kedua orang tua merupakan orang yang lebih tua yang harus kita hargai, sayangi dan kasihi dan doakan agar berumur panjang.

(22)

Kedua sang pengantin wanita mulai bersungkem kepada sang bapak. pak i nyuwun berkah dadi bojo lan miwiti urip karo bojone. pak syukur kanggo kurban sing wis ngrawat

anak saka tasih bayi kanggo adulthood lan milih bojo dadi imam ing Pak urip. tuntun kula

ing mlaku sakinah urip kluwarga, mawadah lan warohmah Pak. Dengan artinya yaitu: pak saya mohon restu untuk menjadi istri dan mulai hidup bersama suami. pak terimakasih atas pengorbanan mu yang selama ini merawat anakmu ini dari bayi hingga dewasa dan memilih seorang suami untuk menjadi imam di hidup saya pak. pak tuntun saya dalam menjalankan kehidupan berumah tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah pak.

a) Makna terima kasih dan pengharapan

Pada teks tersebut bermakna yaitu harapan dan restu yang diberikan oleh orang tua untuk anak perempuannya. Sang anak perempuannya berharap orang tua memberikan restu serta doa dan harapan yang diberikan kepada sang anak agar kehidupan anak perempuannya dalam membina sebuah rumah tangga dapat berjalan dengan baik serta mawadah, waromah dan sakinah. Sang anak perempuannya juga meminta maaf atas kesalahan yang pernah dibuat sang anak kepada sang bapak selama menjadi anak perempuan yang dibimbingnya tanpa yang dulunya belum memiliki seorang suami. Perngharapn tersbut bermakna agar sang anak menjadi istri yang soleha, patuh terhadap perintah suami dan menaati semua aturan agama tentang menjadi istri yang soleha untuk suami dan keluarganya. Sang bapak berharap kepada sang anak agar dapat menjalankan perintah tersebut sesuai syariat Islam. Sang anak juga harus mengamanahkan tugas dan harapan yang diberikan oleh sang bapak kepada anak perempuannya karena biasanya anak perempuannya tidak tinggal bersama ibu dan ayahnya.

b) Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa

(23)

dan kita sopan terhadap beliau. Karena kedua orang tua merupakan orang yang lebih tua yang harus kita hargai, sayangi dan kasihi dan doakan agar berumur panjang.

2) Nilai rasa syukur. Nilai rasa syukur yang terdapat dalam teks tersebut memiliki nilai rasa syukur terhadap kehadiran orang tua yang telah merawat kita dari bayi hingga dewasa sekarang dan merelakan anaknya untuk menjadi milik orang lain yaitu menjadi milik suami nya. Sang anak juga bersyukur bahwa selama ini telah dirawat oleh ibu dan bapaknya dari bayi hingga sampai dewasa dan siap untuk menikah dan memilih sendiri seorang suami tanpa campur tangan sang ibu untuk menjodohkannya dengan orang lain.

(24)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian tentang makan simbolik teks dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat jawa dapat disimpulkan bahwa:

1. Makna yang tersirat dalam teks di upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa berupa makna ketuhanan, makna pengharapan, makna kebahagiaan, dan makna penghormatan, makna menasehati, makna kepemimpinan, makna terimakasih.

2. Nilai-nilai yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa yaitu: nilai komitmen, nilai gotong-royong, nilai kesopansantunan, nilai kejujuran, nilai pengelolahan gender, nilai kerukunan, nilai rasa syukur, nilai kesetiakawanan sosial.

5.2 SARAN

(25)

semua agar adat yang mencerimnkan kebudayaan bangsa kita tetap terjaga. Perlu adanya pembelajaran bagi generasi muda mengenai adat, khususnya adat Jawa.

Referensi

Dokumen terkait

Terkait metodologi, kelemahan dalam studi ini adalah tidak diberinya kesempatan peneliti dapat face to face dengan sumber data kunci (Sultan bertahta), meskipun

Masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah belum adanya media yang mendukung sebagai sarana penyampaian informasi, pendidikan dan promosi secara cepat di sekolah

Pada penelitian ini akan melayani VoIP pada Open IMS Core, memadukan antara Open IMS Core dengan server ENUM yang dikombinasikan dengan menggunakan jaringan wireless LAN

Metode penelitian ini menggunakan Research & Development (R&D) dengan metode pengumpulan data berupa wawancara pada pakar materi, pakar media, dan guru biologi, dan

Untuk menghitung konsumsi Solar & LNG yang akurat untuk dijadikan acuan pedoman dalam operasi mobil tangki, diperlukan data yang cukup untuk dianalisa

Microsoft Excel banyak digunakan dalam pengolahan data dengan beberapa.. rumus yang digunakan dan bisa disimpan dalam bentuk

Pengelolaan diet nutrisi pada pasien DM tersebut akan berhasil apabila penderita memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalankan diet, untuk itu penderita DM

asbestos/chrysotile, jika tidak sesuai maka bahan baku semen dikembalikan ke supplier dan jika bahan baku sesuai maka Bagian Gudang mencetak Tanda Terima Barang