• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Biologi Reprodusi Ikan Selar Kuning (Selariodes leptolepis) di Perairan Selat Malaka Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aspek Biologi Reprodusi Ikan Selar Kuning (Selariodes leptolepis) di Perairan Selat Malaka Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis)

Ikan Selar Kuningmerupakan salah satu ikan yang banyak diminati masyarakat. Permintaan yang banyak dan harga yang cukup tinggi akan mendorong peningkatan penangkapan pada ikan ini . ikan Selar kuning hidup bergerombol di perairan lepas pantai, daerah-daerah pantai laut dalam, kadar garam tinggi, panjang ikan dapat mencapai 20 cm, umumnya 15 cm termasuk ikan pelagis kecil, pemakan plankton. Penangkapan dengan purse seine, payang, jaring insang, pukat beton, jala lompo (Febrianti dan asih, 2013).

Ikan selar kuning memiliki bentuk tubuh yang memanjang dan pipih tegak atau yang biasa disebut fusiform, pangkal ekor kecil. Bentuk mulut ikan ini adalah subterminal. Mempunyai sisik-sisik kecil tipis jenis sikloid. Terdapat bintik hitam besar dibagian atas tutup insang. Sisi tubuh dan perut berwarna keperakan. Bagian punggung ikan berwarna biru dan terdapat garis kuning di bagian punggung. Rumus sirip ikan D. VIII. I. 25; A. II. I. 20; 26.

(2)

Adapun Klasifikasi menurut Mas‟ud (2015) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub-phylum : Vertebrata Class : Actinopterygii Ordo : Perciformes Family : Carangidae Genus : Selaroides

Species : Selaroides leptolepis.

Ikan selar kuning merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting. Ikan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku produk olahan perikanan seperti ikan asin, ikan bakar, pindang, tepung ikan dan surimi. Selain itu ikan ini juga diperdagangkan dalam keadaan segar. Berdasarkan statistik perikanan tangkap Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan tahun 2003-2013 terjadi penurunan produksi dan peningkatan upaya penangkapan ikan yang mengakibatkan catch per unit effort (CPUE) ikan selar kuning menurun. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengganggu kelestarian sumberdaya ikan selar kuning, sehingga diperlukan adanya dasar pengelolaan ikan selar kuning agar tetap optimal, lestari dan berkelanjutan antara lain melalui pendekatan dinamika populasi dan biologi reproduksi.

(3)

hubungan panjang berat, faktor kondisi, ukuran pertama kali matang gonad, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), diameter telur dan fekunditas (Sharfina, 2014).

Ikan selar kuning (S. leptolepis) merupakan salah-satu jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan salah-satu tangkapan di Perairan Kepulauan Riau. Mencermati pentingnya sumberdaya ikan bagi kebutuhan manusia baik untuk pemenuhan gizi maupun kegiatan perekonomian, mendorong manusia untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan sebanyak banyaknya, termasuk ikan selar kuning. Kegiatan penangkapan ikan ini dapat mempengaruhi dan mengubah status stok sumberdaya ikan selar kuning terutama di laut Trikora. Hal inilah yang mendorong perlunya pengkajian stok dan upaya pengelolaan terhadap sumberdaya ikan selar kuning (Sapira, dkk., 2013)

Ikan selar kuning merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis penting. Dengan semakin meningkatnya permintaan komoditas dan semakin bertambahnya angkatan kerja disektor penangkapan mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penangkapan terhadap sumberdaya ikan karang. Penambahan jumlah upaya penangkapan pada batas waktu tertentu akan menyebabkan peningkatan produksi, tetapi apabila terus terjadi penambahan upaya, maka pada suatu saat akan terjadi penurunan stok. Apabila kondisi pola pemanfaatan sumberdaya ikan selar kuning yang ada pada saat ini tetap berjalan, diduga dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penurunan stok sumberdaya bahkan dapat terancam punah (Mas„ud, 2015)

(4)

(banjir),ikan pada umumnya memasuki perairan pedalaman hingga ke daerah rawa-rawauntuk melakukan pemijahan. Pemijahan adalah salah satu dari proses reproduksi ikan, dan proses lainnya meliputi seksualitas, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG) dan fekunditas. Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting untuk melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Penangkapan ikan seluang di perairan umum cenderung tidak terkendali, karena hasil tangkapan merupakan prioritas bagi nelayan. Tidak jarang pada ikan yang matang gonad dan siap berpijah juga ikut tertangkap. Hal ini dapat menyebabkan penuruna pertumbuhan populasi. Dikhawatirkan pada masa yang akan datang keberadaan ikan seluang akan terancam, seperti berupa kepunahan atau terjadi penurunan genetik. Oleh sebab itu jenis ikan ini perlu dilestarikan melalui pengelolaan habitat dan populasi yang rasional. Untuk hal tersebut diperlukan informasi dan data tentang keadaan reproduksinya (Lisna, 2011).

Distribusi Ikan selar kuning

(5)

perairan Laut Cina Selatan menunjukkan adanya pengelompokan jenis ikan tertentu.Pengelompokan tersebut diduga erat hubungannyan dengan variasi faktor lingkungan perairan tersebut (Ridho, dkk., 2010).

Daerah penyebaran ikan selar dapat dilihat pada Gambar 3 yaitu meliputi Pasifik bagian barat, tersebar hampir di seluruh Indonesia, Persian, Philippina, Jepang bagian utara, Arafuru bagian selatan dan Australia. Ikan selar hidupnya di berada di kedalaman 1-25 di wilayah perairan Indonesia yang dapat dilihat pada Gambar 3.

(6)

Weh, Singapura, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi (Makasar, Bulukumba dan Manado), dan Laut Banda (Nontji, 1993).

Selat Malaka secara geografis membentang sepanjang 500 mil laut berada diantara sepanjang Malaya dan Pulau Sumatera. Lebar alur masuk di sebelah utara adalah sekitar 220 mil laut dan berakhir pada ujung sebelah selatan yang merupakan wilayah tersempit yaitu sekitar 8 mil laut. Selat Malaka juga tersambung dengan selat Singapura yang mempunyai panjang selat 60 mil, dan sejak jaman dahulu Selat Malaka merupakan jalur transportasi yang dilayari kapal-kapal. Estimasi potensi sumberdaya ikan di perairan Selat Malaka menurut hasil survey Direktorat Jendral Perikanan Tangkap (2011) adalah 276.000 ton/tahun. Terdiri atas ikan pelagis besar 27.700 ton/tahun, ikan pelagis kecil 147.300 ton/tahun, ikan demersal 82.400 ton/tahun, dan ikan karang konsumsi 5.000 ton/tahun. Status tingkat eksploitasi kelompok sumberdaya ikan pelagis kecil termasuk dalam kategori fully-exploited. Ikan Selar Kuning (Selaroides leptolepis) memiliki nilai gizi yang tinggi dan merupakan salah satu bahan pangan

yang perlu dijaga dan dilestarikan untuk menunjang kebutuhan masyarakat yang

(7)

Alat Tangkap Ikan selar kuning

Nelayan di Belawan dalam melakukan operasi penangkapan ikan menggunakan berbagai alat penangkapan ikan. Ikan Selar Kuning biasanya ditangkap dengan menggunakan alat tangkap Pukat layang.

Aktivitas perikanan di daerah Belawan tergolong tinggi. Hasil tangkapan purse seine mendominasi jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan. Secara umum, hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Belawan masih cukup baik dan layak dikonsumsi. Hal ini disebabkan operasi penangkapan kapal purse seine umumnya cukup lama (Ismy dkk., 2014).

Purse seine digolongkan dalam jenis jarang lingkar yang cara operasinya adalah dengan melingkarkan jaring pada suatu kelompok ikan di suatu perairan, kemudian ditarik ke kapal. Alat ini merupakan jaring lingkar yang telah mengalami perkembangan setelah beach seine (jaring tarik pantai) dan ring net. Disebut pukat cincin, karena alat ini dilengkapi dengan cincin dan juga termasuk didalamnya tali cincin dan tali kerut ini penting terutama waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada saat akhir penangkapan (Genisa, 1998).

(8)

Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berupa jaring yang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring (mesh size) yang sama pada seluruh badan jaring, di mana jumlah mata jaring ke arah panjangnya lebih banyak daripada jumlah mata jaring ke arah lebarnya atau dalamnya. Jaring insang dikenal dengan sebutan gill net, hal ini karena ikan-ikan yang tertangkap bagian insangnya atau operkulumnya terjerat atau terpuntal pada mata jaring tersebut (Efkipano, 2012).

(9)

Gambar5. Jaring Insang

Pengoperasian alat ini dilakukan pada pagi hari atau menjelang matahari terbit dan selesai pada sore hari hari atau menjelang matahari terbenam. Sekitar pukul 07.00 kapal berangkat dari dermaga kapal, sekitar sekitar pukul 17.00 kapal sudah berada dilokasi fishing base yang kemudian bersiap untuk melakukan setting. Penebaran jaring (setting) dilakukan 2 kali dalam 1 malam untuk 1 ukuran mata jaring (mesh size) (Tambunan dkk., 2010).

Jaring payang termasuk jenis jaring lingkar tradisionil, banyak dipergunakan di perairan laut Jawa. penangkapan ikan dengan payang ini dapat dikatakan belum mengalami perubahan karena menurut sekelompok nelayan alat ini masih dianggap produktif.Alat payang adalah berupa jaring yang terdiri dari sebuah kantong yang panjang dan dua buah saya (Genisa, 1998).

(10)

Payang dioperasikan pada lapisan permukaan air (water surface) dengan tujuan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang membentuk kelompok (schooling). Operasi penangkapan ikan dengan payang dapat dilakukan baik pada malam hari maupun siang hari. Pengoperasian pada malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu lampu petromak (kerosene pressure lamp) sebagai Fish Agregating Device (FAD). Selain menggunakan alat bantu penangkapan ikan, pengoperasian payang juga melihat tanda-tanda keberadaan gerombolan ikan (Rachman, dkk., 2013).

Pertumbuhan

Pertumbuhan pada ikan adalah suatu proses pertambahan panjang dan bobot dengan semua aspek yang mendukung pertumbuhannya. ikan Ikan-ikan muda akan memiliki pertumbuhan yang relatif cepat sedangkan ikan-ikan dewasa akan semakin lambat untuk mencapai panjang asimptot atau panjang maksimumnya, selanjutnya akan terhenti pada saat mencapai panjang asimptotnya. Hal ini disebabkan karena energi yang diperoleh dari makanan tidak lagi dipergunakan untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak dan kematangan gonad (Nikolsky, 1963).

(11)

fotoperiod (panjang hari). Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama‐sama dengan faktor‐faktor lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan, umur, serta tingkat kematian yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan (Effendie, 1997).

Analisis hubungan panjang berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan dengan menggunakan parameter panjang dan berat. Berat dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari panjang. Nilai yang didapat dari perhitungan panjang berat ini adalah untuk menduga berat dari panjang atau sebaliknya. Selain itu juga dapat diketahui pola pertumbuhan, kemontokan, dan pengaruh perubahan lingkungan terhadap pertumbuhan ikan (Effendie, 1997).

Hubungan panjang berat sangat penting dalam biologi perikanan, karena dapat memberikan informasi tentang kondisi stok. Data biologi berupa panjang dan bobot melalui proses lebih lanjut akan menghasilkan keluaran terakhir berupa tingkat penangkapan optimum dan hasil tangkapan maksimum lestari (Sparre dan Venema, 1998).

Hasil analisis pertumbuhan panjang-bobot akan menghasilkan suatu nilai konstanta (b), yang akan menunjukkan laju pertumbuhan parameter panjang dan bobot. Ikan yang memiliki nilai b=3 (isometrik) menunjukkan pertambahan panjangnya seimbang dengan pertambahan bobot. Sebaliknya jika nilai b≠3

(12)

bobot (b<3), maka disebut sebagai pertumbuhan allometrik negatif (Effendie, 1997).

Reproduksi ikan

Reproduksi merupakan suatu siklus penting yang dijalani oleh seluruh makhluk hidup, begitu pula dengan ikan. Ikan melakukan reproduksi secara internal dan eksternal. Ikan akan melakukan reproduksi bila gonadnya telah matang, dimana kematangan gonadnya dapat ditentukan melalui pengamatan TKG. Penentuan TKG dan fekunditas sangat penting dilakukan, karena dapat digunakan untuk mengetahui kematangan gonad pada ikan yang tertangkap, ukuran pertama kali matang gonad, ukuran pemijahan, musim pemijahan, dan pola pemijahan ikan (Effendie 2002). Potensi pemanfaatan ikan selar kuning cukup besar. Akan tetapi laju penangkapan juga cukup tinggi terutama yang didaratkan di PPP Labuan Banten. Kondisi tangkap lebih pada sumberdaya ikan selar kuning telah terjadi pada perairan India dan perairan Rembang (Sharfina 2014).

Dalam proses mempertahankan eksistensinya, masingmasing spesies mempunyai strategi reproduksi. Strategi reproduksi adalah semua pola dan ciri khas reproduksi yang diperlihatkan oleh individu dari suatu spesies termasuk sifat bawaan yang kompleks, misalnya ukuran atau umur pertama kali matang gonad, fekunditas, diameter telur, diameter gamet. Tingkat kematangan gonad dapat diketahui melalui pengamatan morfologi dan hostologi goand.

(13)

hubungan dengan pertumbuhan dan pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi reproduksinya. Ikan yang mengalami tekanan karena tangkap lebih gonad pada ukuran lebih kecil (Trippel et al. 1997).

Nisbah kelamin merupakan salah satu aspek biologi reproduksi yng berhubungan dengan kondisi pupolasi ikan dalam perairan. Nisbah kelamin merupakan perbandingan antara jumlah ikan jantan dan ikan betina dalam suatu populasi , yang mana rasio 1:1 merupakan kondisi ideal.

Namun menurut Nikolsky (1969) seringkali terjadi penyimpamhan dari pola 1:1, antar lain karena adanya perbedaan pola tingkah laku bergerombol, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhan antara jantan dan betina. Penelitian Ekosafitri (2003) menunjukkan nisbah kelamin jantan (Parocryptes serperaster) di perairan ujung pangkah secara keseluruhan dalam keadaan seimbang antara jantan dan betina yaitu 1,45:1. Lain hlnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhono (2005), ikan lidah lumpur (Cynoglossus bilneatus) di perairan Mayangan memiliki nisbah kelamin yang tidak seimbang (Febianto, 2007).

Tingkat Kematangan Gonad

(14)

Perkembangan gonad ikan menjadi perhatian para peneliti reproduksi yang meninjau perkembangan yang terjadi termasuk proses-proses pada gonad baik secara individu maupun ikan sebelum terjadi pemijahan. Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara yaitu histologi dan morfologi. Secara morfologi dilakukan dengan cara mengamati bentuk, ukuran dan warna gonad tersebut (Fandri, 2012).

Tingkat kematangan gonad akan berkembang seiring dengan bertambah dewasanya ikan tersebut. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan mencapai matang gonad yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi antara lain adalah perbedaan spesies, kebiasaan makanan, umur dan ukuran serta sifat-sifat fisiologi dari ikan tersebut. Sedangkan faktor luar yang berpengaaruh adalah hbugan antara lamanya terang dan gelap, suhu, arus dan keberadaan dari jenis kelamin yang berbeda (Lagler et al., 1962).

Menurut Effendi (1997) pengamatan gonad dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu histologi dan morfologi. Cara histologi dapat dilakukan di laboratorium, sedangkan cara morfologi dapat dilakukan di laboratorium dan dilapangan. Kelebihan cara histologi yaitu dapat diketahui anatomi perkembangan gonag dengan lebih jelas dan mendetail dibandingkan dengan cara morfologi. Tabel 1. Penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan secara morfologi.

(15)

Sumber : Effendie 1997

Indeks Kematangan Gonad

Indeks Kematangan Gonad (IKG) atau GSI (Gonado Somatik indeks) adalah nilai dalam persen (%) sebagai hasil perbandingan berat gonag dengan berat tubuh ikan. Nikolsky (1963) menanamkan indeks kematangan gonad sebagai “koefisien kematangan” yang dinyatakan dalam persen. Sedangkan menurut

(16)

Johnson dalam Effendi (1997), indeks kematangan gonad dapat mengetahui perubahan dalam gonad secara kumulatif (Febianto, 2007).

Indeks Kematangan Gonad (IKG) merupakan aspek biologi reproduksi yang erat kaitannya dengan Tingkat Kematangan Gonad (TKG). Pertumbuhan IKG berbanding lurus dengan TKG, artinya semakin tinggi nilai TKG maka semakin tinggi juga nilai IKG. Menurut Effendie (1997), indeks kematangan gonad akan meningkat semakin nilainya dan akan mencapai nilai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan.

Fekunditas dan Diameter Telur

Penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang matanggonad pada TKG III, IV dan V. Fekunditasdiasumsikan sebagai jumlah telur yang terdapatdalam ovari pada ikan yang telah mencapaiTKG III, IV dan V. Fekunditas total dihitungdengan menggunakan metode sub-contoh bobotgonad atau disebut metode gravimetrik. Caramendapatkan telur yaitu mengambil telur ikanbetina dengan mengangkat seluruh gonadnyadari dalam perut ikan dan ditimbang. Kemudiangonad tersebut diambil sebagian untukditimbang dengan menggunakan timbanganelektrik, selanjutnya butiran telur dihitung.Gonad tersebut diawetkan dengan larutanGilson untuk melarutkan dinding gonadsehingga butiran telur terlepas. Larutan Gilsondapat melarutkan jaringan-jaringan pembungkustelur sehingga memudahkan dalam perhitunganbutir-butir telur (fekunditas) (Harianti, 2012).

(17)

lainnya yaitu fekunditas nisbi dan fekunditas total. Menurut Royce (1972) fekunditas total ialah fekunditas ikan selama hidupnya. Sedangkan fekunditas nisbi adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang. Terdapat beberapa kegunaan menentukan fekunditas diantaranya, sebagai studi sistemtik atau studi mengenai ras, dinamika populasi, produktivitas, potensi reproduksi dan sebagainya.

Pengetahuan fekunditas dan indeks gonad somatik (IGS) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana fekunditas berkaitan erat dengan studi dinamika populasi,produksi serta stock recruitment sedangkan nilai IGS digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut akan siap dilakukannya pemijahan. Nilai IGS tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung pada keberhasilan pemijahan (Patriono, dkk., 2010)

(18)

Moyle dan Cech (1998) menyatakan bahwa fekunditas merupakan ukuran yang umum dipergunakan untuk mengetahui potensi produksi suatu ikan. Secara umum, fekunditas akan meningkat sesuai dengan ukuran tubuh ikan. Lagler dkk., (1962) menyatakan bahwa jumlah telur yang diproduksi oleh induk betina sangat dipengaruhi oleh umur induk, ukuran, kondisi dan jenis ikannya, serta pola pemijahan dispersal atau dierami.

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang dikukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa telur yang berukuran besar menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih tinggi. Sementara itu ukuran larva lebih besar berasal dari telur besar daripada yang berasal dari telur kecil merupakan fenomena yang telah diketahui dengan baik. Ini terwujud baik pada tingkat intra maupun interspesifik dengan kekecualian viviparitas pada beberapa teleostei (Tang dan Affandi, 2004).

Histologi Ikan

(19)

Analisa histologi dapat menjadi parameter yang sangat sensitif dan menjadi sangat penting didalam menentukan perubahan struktur sel yang terjadi di organ dalam seperti ginjal, hati dan gonad (Suparjo, 2010).

Anatomi mikro atau histologi adalah ilmu yang mempelajari suatu organ atau bagian tubuh hewan atau tumbuhan secara cermat dan rinci. Usaha atau cara untuk dapat mengamati, mempelajari dan meneliti jaringan-jaringan tertentu dari suatu orgnisme dapat ditempuh dengan jalan penyiapan spesimen histology. Pemeriksaan ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap perubahan-perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan tentang gambaran histologi normal jaringan, respon jaringan terhadap etiologi dan patologi komparatif terhadap hewan-hewan kelas tinggi. Kepentingan pemeriksaan histopatologi dalam diagnosa penyakit infeksi selain diketahui kemungkinan penyebab infeksinya, juga dapat dilakukan klasifikasi penyakit berdasarkan waktu dan distribusi penyakit. Dalam penentuan penyebaran infeksi dan tingkat keberlangsungan infeksi dapat dilihat dari peradangan dan infiltrasi sel radang yang ada (Pratiwi, 2015).

Kualitas Air

(20)

Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar. Berbagai usaha pembangunan di bidang kelautan dan perikanan gencar dilakukan untuk meningkatkan produktivitas serta meningkatkan taraf ekonomi nelayan sekitar. Pemerintah telah membangun beberapa pelabuhan perikanan yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendaratan hasil tangkap nelayan dan pemasaran hasil laut demi memenuhi kebutuhan ikan nasional yang terus mengalami peningkatan (Fakhrunnisa, 2015).

Adapun parameter yang diukur berupa suhu, kedalaman, kekeruhan dan kecepatan arus. Pengukuran ini dilakukan secara langsung (in situ) di perairan selat Malaka. Sementara itu parameter kimia yang diukur berupa PH dan DO.

Setelah itu sampel ikan yang sudah didapat diteliti. Adapun dua aspek yang diteliti tersebut yaitu aspek pertumbuhan dan aspek reproduksinya. Untuk meneliti aspek pertumbuhanya dilakukan pengukuran panjang serta bobot dari ikan sampel. Pengukuran ini bertujuan untuk dapat mendapatkan nilai dari sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang dan bobot ikan, faktor kondisi, koefisisen pertumbuhan serta pola pertumbuhan dari ikan selar kuning.

Gambar

Gambar 2. Ikan Selar Kuning (S. Leptolepis).
Gambar 3.
Tabel 1. Penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan secara morfologi.

Referensi

Dokumen terkait

Didasarkan pada fenomena dan hasil penelitian sebelumnya perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan yang harga saham, kinerja keuangan (ROA), Ekonomi Makro (KURS)

Dewi Anjasmoro Nurbani Afifi/ UIN Malang/ 2013 Penentuan Nisbah Bagi Hasil pada Akad Mudharab ah Deposito Plus di Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang

Dalam artikel ini ingin difokuskan pada kajian tentang tahapan pengembangan kolek- si agar dalam proses pengadaan melahirkan koleksi yang berkualitas sesuai dengan kebu-

Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA yaitu 70 dan skor..

Belajar menurut Gagne dalam buku Dahar (2006: 2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilaku sebagai akibat

Menurut Widyastuti, dkk (2004) motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk, sedangkan pada penelitian Safitri

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh cara penyimpanan sayur dan buah di Cold Kitchen Shangri-la Hotel Surabaya” yang dapat dinikmati

Bentuk dapat mempengaruhi kemungkinan dicernanya mikroplastik oleh organisme pelagis (Boerger et al. Untuk kandungan mikroplastik berdasarkan tipe mikroplastik yang