• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran dan Peradaban pada Masa Dinast

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemikiran dan Peradaban pada Masa Dinast"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pemikiran dan Peradaban pada Masa Dinasti Umayyah

Dinasti Bani Umayyah berkuasa selama hampir satu abad (661-750 M). Selama rentang waktu tersebut, dinasti ini dipimpin oleh 14 Khalifah yaitu:

1. Muawiyah bin abu Sufyan/Muawiyah I (661-680 M)

2. Yazid bin Muawiyah/Yazid I (680-683 M)

3. Muawiyah bin Yazid/Muawiyah II (683 M)

4. Marwan bin Hakam/Marwan I (683-685)

5. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M)

6. Walid bin Abdul Malik/al-Walid I (705-715 M)

7. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717 M)

8. Umar bin Abdul Aziz/ Umar II (717-720 M)

9.Yazid bin Abdul Malik/Yazid II (720-724 M) 10.Hisyam bin abdul Malik (724-743 M) 11.Walid bin Yazid/Al-Walid II (743-744 M) 12.Yazid binn Walid/Yazid III (744 M)

13.Ibrahim bin Walid (744 M)

14.Marwan bin Muhammad/Marwan II (744-750 M).

Adapun sumbangsih pemikiran yang mewarnai kemajuan peradaban yang dicapai oleh Dinasti Umayyah selama 89 tahun berkuasa adalah sebagai berikut:

a. Bidang Politik (Pemerintahan)

Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang baru untuk memenui tuntutan perkebangna wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin komplek. Salah satunya adalah dengan mengangkat penasehat sebagai pendamping khalifah dan beberapa orang al-kuttab (sekretaris) untuk membantu pelaksanaan tugasnya. Al-kuttab ini meliputi:

a. Katib al-rasail: sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat dengan pembesar-pembesar setempat.

b.Katib al-kharraj: sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara.

c. Katib al-jundi: sekretaris yang bertugas menyelenggarakan

hal-hal yang berkaitan dengan ketentaraan.

d. Katib al-qudat: sekretaris yang bertugas menyelenggarakan

tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hakim setempat.

b. Bidang Keagamaan

(2)

c. Bidang Ekonomi

Dengan bertambah luasnya wilayah Dinasti Umayyah, maka perdagangan juga semakin meluas. Praktik-prakti perniagaan merambah sampai daerah Tiongkok dengan sutera, keramik, obat-obatan dan wangi-wangian sebagai komoditasnya. Lalu meluas ke belahan negeri timur dengan rempah-rempah, bumbu, kasturi, permata, logam mulia, gading dan bulu-buluannya. Keadaan ini membuat kota Basrah dan aden menjadi pusat perdagangan yang ramai. Dengan ramainya perdagangan tersebut mendorong kemakmuran masyarakat di bidang industri.

Selain itu juga menetapkan kebijakan fiskal, yaitu dengan mewajibkan kepada orang Muslim maupun non Muslim yang mempunyai tanah untuk membayar pajak. Sedangkan pajak per individu tidak berlaku pada orang Muslim namun berlaku bagi orang dzimmi. Mereka hidup merdeka asalkan membayar pajak tanah dan pajak per jiwa.

d. Bidang Ilmu Bangunan (Arsitektur)

Dinasti Umayyah mencatat suatu pencapaian yang adi luhung, Dome of The Rock (Qubbah As-Shakhra) di Yerussalem menjadi monumen terbaik yang hinggasekarang dikagumi orang. Bangunan masjid dan gedung-gedung sipil yang arsitekturnya perpaduan Persia, Romawi dan arab. Misalnya, Muawiyah membangun Istana hijau di Miyata pada tahun 704 M. Walid I membangun masjid Damaskus, yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah.

e. Bidang Sosial

Kahlifah Abd al-Malik dan Al Walid Ibn Al Malik membangun panti-panti untuk orang cacat serta mendirikan jalan-jalan yang menghubungkan suatu daerah dengan yang lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintah dan masjid-masjid yang megah. Semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan humanis ini digaji oleh Negara secara tetap.

f. Bidang Militer

Pada masa dinasti Umayyah, organisasi militer terdiri dari angkatan darat (al-Jun), angkatan laut (al-bahriyah), dan kepolisian (as-Surtah). Organisasi militer ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan stabilitas seluruh wilayah dinasti tersebut yang sudah semakin luas.

Kebijakan Umar Bin Abdul Aziz(khalifah ke-8 dinasti ummayah) Dalam Pengembangan Pemikiran dan Peradaban Islam

(3)

menjauhkan dari ketakwaan kepada-Nya. Perbanyaklah mengingat kematian, karena ia pemutus segala kenikmatan (duniawi), maka persiapkanlah diri untuk menghadap kematian dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya (kesesatan dan kehancuran) ummat ini bukan pada perselisihan (dalam pemahaman dan peribadatan) terhadap Tuhan maupun kitab suci tapi lebih pada pertentangan dalam masalah dinar dan dirham (uang/urusan duniawi). Maka sesungguhnya aku tidak akan memberikannya dengan bathil kepada seseorang dan tidak akan menahannya dari seseorang (jika memang ia berhak mendapatkannya).”

Berdasarkan keterangan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa yang menjadi dasar Umar dalam memerintah adalah menjadikan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah sebagai pondasi dasar dan utama dalam membangun pemerintahan. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah sebagai berikut :

1. Sumber Hukum Kebijakan Umar bin Abdul Aziz

Dalam menentukan kebijakan-kebijakan negara Umar selalu merujuk kepada sumber-sumber hukum berikut ini:

a. Al-Qur’an dan as-Sunnah

b. Peninggalan hukum (jurisprudensi) Abu Bakar dan Umar bin

Khatab

c. Ijma’ ulama’.

Ijma’ dilakukan dengan cara mengumpulkan keputusan-keputusan hukum para ulama sebelumnya dan bermusyawarah dengan para ulama’ yang masih hidup pada zamannya. Berikut adalah nama para ulama’ yang masih hidup pada zamannya; Anas bin Malik, Said bin Musayyab, Salim bin Abdullah bin Umar bin Khatab, Muhammad bin Syihab, Maimun bin Mahran, ‘Uwah bin Zubair, Sulaiman bin Yasar, Al-qasim bin Muhammad, Khorijah bin Zaid dan Abullah bin ‘Amir bin Rubai’ah.

Dalam berijtihad Umar bin Abdul Aziz menghormati ijtihad para ulama walaupun mungkin hasilnya bertentangan dengannya. Hal ini dilakukan untuk dapat merangkul semua golongan dan menyatukan umat. Beliau menjadikan musyawarah dengan ulama’ sebagai salah satu cara kontrol pemerintahannya agar selalu berjalan dalam garis-garis yang telah ditetapkan syariat.

2. Kebijakan Keuangan Umar bin Abdul Aziz

(4)

Dalam bidang keuangan Umar melakukan pembenahan dan pengelolaan keuangan Negara secara total, yaitu dengan menghapuskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada era pemerintahan Khalifah sebelumnya, baik dari pengelolaan pemasukan dan pengeluaran maupun pembenahan administrasi Negara secara adil dan transparan.

3. Pembenahan Pengelolaan Keuangan Negara

Umar mewarisi pengelolaan keuangan yang telah jauh menyeleweng dari hukum Islam, yang dilakukan oleh para pendahulunya. Sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pendapatan dan pengeluaran Negara. Ketidakseimbangan yang terjadi kemudian berimbas pada ketidakmerataan distribusi pendapatan Negara, seperti tidak meratanya pembangunan antarkota dan melebarnya kesenjangan antara kondisi rakyat dan pejabat pemerintahan.

Dengan alasan tersebut, Umar memandang bahwa pembenahan secara lebih mendasar merupakan pilihan utama yang tidak dapat dihindari. Maka beliau memerintahkan seseorang untuk mencari Jurisprudensi milik kakeknya Umar bin Khattab kemudian menjadikannya sebagai dasar awal kebijakan-kebijakan pemerintahannya yang tentu dengan ada beberapa perubahan sesuai kebutuhan pada zaman itu.

Untuk menghindari kecurangan dan penyimpangan jabatan dikarenakan gaji yang tidak mencukupi, Umar membuat kebijakan dengan menaikkan gaji para pejabat. Bahkan, karena gaji yang tinggi dianggap lebih dan cukup maka ia melarang para pejabat untuk berdagang atau mempunyai aktifitas lain yang akan mengganggu konsentrasi mereka dalam menjalaknkan roda pemerintahan.

Sebuah keputusan yang cukup mengejutkan adalah Umar II tidak mau menerima gaji yang semestinya ia terima sebagai pemimpin, tapi mencukupkan diri hidup dari tunjangan bait maal yang diterima secara merata bagi seluruh rakyat. Hal ini dikarenakan ia menganggap sudah cukup merasakan dan tumbuh dari harta keluarga yang bersumber dari penyimpangan fai’ (karena semua keluarga mendapatkan keistimewaan dalam hal itu) dan tidak mau lagi merasakannya selamanya.

4. Kebijakan di Bidang Politik dan Pemerintahan

(5)

Pada saat Umar bin Abdul Aziz berkuasa situasi dan kondisi Pemerintahan Umayyah dan sistem keuangan negara berada dalam pintu politik yang gawat dan Riskan. Atas dasar kekuasan Arab atas mawali dan dzimmi, menjadi pokok kebijakan pemerintahan Bani Umayyah. Mereka menerapkan kebijakan pajak yang tidak manusiawi. Maka ketika Umar menjadi khalifah, ia mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk memperbaiki dan mengatur urusan dalam negeri. Kebijakannya lebih dipusatkan untuk membangun negara secara moril dan ia merupakan satu-satunya khalifah Umayyah yang mampu meredam konflik antar golongan dan sekte. Umar II mencurahkan untuk membangun, mengislamkan negara dan rakyat dari pada ekspansi serta mengumpulkan kekayaan. akan tetapi tidak melakukan pembangunan, menegakan hukum dan menjaga keadilan. Saat-saat inilah, masa keemasan dalam hal dakwah Islam. Para da’i, alim-ulama dan sufi berduyun-duyun datang ke berbagai wilayah. Dalam sejarah dinasti ini hanya pada periode Umar, rakyat merasakan keadilan dan pemerataan yang sebelumnya dirampas oleh kebijakan para khalifah dan kepala daerah yang korup.

Umar bin Abdul Aziz berusaha menstabilkan kondisi politik dan keamanan Negara. Salah satunya diwujudkan dengan memanggil pasukan yang mengepung konstantinopel dan merangkul kaum pemberontak yang selalu merongrong pemerintahan.

Dalam bidang administrasi aparatur negara Umar II melakukan reformasi total bagi pejabat-pejabat pemerintahan yang diangkat tidak berdasarkan keahlian pada bidang yang mereka pimpin. Sang Khalifah lebih mengutamakan skill dan keshalihan dalam mengangkat para pejabat pemerintahan, walaupun mereka bukanlah dari bangsa Quraisy, disamping tetap mengutamakan para pejabat yang memegang jabatan strategis dari orang Arab dan menganjurkan perapejabatnya agar mengangkat bawahan dari orang arab muslim.

Secara umum, ada dua jabatan penting yang mendapat perhatian lebih dari Umar yaitu Gubernur dan Qadli. Hal ini dikarenakan sebagai kepala pemerintahan daerah dan pembuat keputusan hukumharuslah orang yang jujur, adil, taqwa, tidak memihak golongan (netral), lemah lembut terhadap orang yang tertindas tapi tegas terhadap pelanggar. Diutamakan muslim serta ahli al-Qur’an karena mereka akan lebih dekat dengan kebenaran dalam kehidupanannya.

(6)

5. Kebijakan di Bidang Ilmu Pengetahuan

Kehidupan intelektual di Basrah dan kufah diantaranya melahirkan tokoh-tokoh intelektual diantaranya adalah Al-Khalil bin ahmad (penyusun kamus Kitab ‘Ayn), sibawaih (penyusun kitab tata bahasa Arab). Sedangkan di bidang hadits khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada Gubernur Madinah dan Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Shihab Az-zuhri untuk mengumpulkan hadits dikarenakan suadah banyak perawi hadits yang meninggal. Dia adalah ulama pertama yang membukukan hadits dan mengenal 70 pribadi sahabat yang ikut perang badar. Selain itu juga ada Hasan Basri yang mengakaji hadits-hadits Nabi dan hukum Islam. Kajian sejarah periwayatan hadits, merupakan embrio lahirnya kajian historiografi Arab yang nantinya melahirkan kitab-kitab maghazy dan sirah.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menggunakan rancangan penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini subjek telah dituntut untuk mendeskripsikan atau mengarang dengan bentuk kata- kata dan bahasa

Pagaden Barat, Perda No.3/2007.. Cidahu

Prevalensi protozoa usus bagi penderita yang tidak patuh terhadap terapi ARV adalah stadium klinis dengan gejala sedang dan berat adalah faktor risiko yang paling

Antusias para pencari kerja / job seeker pada Job Fair 14 UDINUS terhitung sangat tinggi berdasarkan data yang diperoleh yaitu sejumlah 6268 orang yang terdiri

Menurut Manurung (2013:34), ketika dua atau lebih individu akan mengikat kerja sama dalam suatu perjanjian dan salah satu pihak memiliki informasi yang tidak dimiliki

Berdasarkan data survey, dan penelitian terda- hulu serta dikaitkan dengan fenomena dan fakta yang terjadi di perusahaan PT Jatim Indo Lestari, maka penelitian

data sesuai tujuan; memastikan bahwa data dapat diakses dan dibagi dengan mudah; mengem- bangkan peralatan informasi manajemen secara bertahap; dan mendukung penggunaan data pada

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat sebagai yang berhubungan