• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel penyakit pada tanaman cabe dan t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Artikel penyakit pada tanaman cabe dan t"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PENYAKIT PADA TANAMAN CABE

DAN TOMAT

Bercak Daun pada Tanaman Cabai

Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Seperti namanya ciri terserangya jamur ini munculnya bercak pada daun berwarna abu-abu. Jika kondisi sangat lembab atau pada musim hujan serangan bercak daun akan meningkat.

Sifat yang khas bagi Ascomycota adalah pembentukan askospora sebagai hasil dari plasmogami, kariogami, dan meosis, karena itu askopora bersifat haploid. Askospora dibentuk dalam satu kantong yang disebut askus, sedangkan askus dibentuk di dalam badan buah yang disebut askokarp, yang bentuknya bermacam-macam (Triharso, 2004)

Hifa pada umumya bersepta dan terdiri dari sel berinti tunggal. Terdapat haustoria di dalam bentuk penyakit tepung atau jamur jelaga. Beberapa sel hifa dipisahkan dengan umur dan membentuk konidia atau dindinya menjadi tebal dan membentuk klamidospora. Dalam beberapa Ascomycetes miselia mengalami agregasi ke dalam massa yang kompak dan disebut sklerotia atau stomata. Dalam tingakt ini jamur mampu bertahan dalam waktu lama dengan kondisi yang tidak cocok. Dalam beberapa spesies obligat hifa mempertahankan diri dalam ranting atau kuncup dan miseliumnya adalah perennial (Djafaruddin, 2008).

Mayoritas Ascomycetes mempunyai satu atau lebih tingat aksesual atau konidial. Konidia dalam tingkat aseksual adalah sangat bervariasi, tergantung pada spesies. Mereka terdiri dari satu, dua, atau banyak sel dan terjadi bebas pada ujung konidifor atau dalam badan buah, yang menurut strukturnya disebut acervuli, pycnidia atau sporodochia. Dalam beberapa hal konidia mampu bertahan dari tahun ke tahun dalam badan buah ini (Triharso, 2004).

Karakteristik aski berkembang sendirian atau dalam kelompok dalam lapiasan seperti palisade pada permukaaan jaringan yang terkena, seperti pada daun menggulung atau mereka berkelompok dalam badan buah tertentu atau askokarp yang dikenal sebagai perithecia (sphere fungi atau pyrenomycetes), apothecia (Fungi cakram atau mangkuk, Discomycetes) (Djafaruddin, 2008).

(2)

Tanda-tanda serangan penyakit ini biasanya tampak pada daun. Daun biasanya akan dipenuhi bercak-bercak berwarna kepucatan yang awalnya berukuran kecil akhirnya secara perlahan membesar. Pada bagian pinggiran daun terdapat bercak berwarna lebih tua (sering berwarna kecoklatan) dari berwarna coklat di bagian tengahnya. Selain itu, sering terjadi sobekan di pusat tersebut. Biasanya jika sudah begini, daun akan langsung gugur walaupun adakalanya daun tidak langsung gugur, tetapi berubah warna menjadi kekuningan dahulu sebelum akhirnya gugur (Setiadi, 2004).

Penyakit bercak pada daun cabai (Capsicum annum) sangat mudah kelihatan dengan mata telanjang, karena Cercospora capsici hanya menyerang bagian daun cabai saja (menyerang tanaman inangnya) tidak menyerang pada bagian batang maupun akar. Bercak yang dibuatnya bisa sampai berlubang, dengan ukuran berlubang bisa mencapai 0,5 cm (Matnawy,1989).

Cendawan Cercorpora capsici menyerang tanaman inangnya pada bagian daun cabai saja. Cendawan ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai (menggangu metabolisme tubuh tanaman cabai). Apabila curah hujan yang sangat tinggi atau tingkat kelembapan pada suatu areal pertanaman cabai dan pola jarak tanam tanaman cabai akan mempercepat proses perkembangbiakan cendawan tersebut (Setiadi, 2004).

Pengendalian dengan menanam jenis-jenis yang tahan (resistant variety) merupakan cara yang aman karena memiliki selektifitas yang tinggi. Ada 3 macam ketahanan tanaman terhadap penyakit, yaitu ketahanan mekanis, ketahanan fungisional, dan ketahanan fisiologi. Ketiganya ini telah di uji secara selektifitas melalui seleksi alam (Djafaruddin, 2008).

Pengendalian dengan cara kultur teknis yaitu dengan cara mulai dari pemilihan lahan untuk tempat menanamnya, memilih bibi yang baik, mengerjalan tanah yang ditanamani dengan baik, memilihara areal pertanaman tanaman cabai dengan baik hingga sampai memanennya (Triharso, 2004)

Pengendalian yang sering digunakan para petani adalah dengan menggunakan fungisida. Bermacam-macam fungisida dapat di pakai dalam pengendalian ini, antara lain Baycor 300 EC (dosis 1 cc/l air), Velimex 80 WP (dosis 2-2,5 g/l air), Dithane M-45 (dosis 180-240 g/100 l air) dan benomyl (dosis sesuai label) (Setiadi, 2004).

(3)

Patek / antraknosa pada tanaman cabai

Penyakit patek disebabkan oleh cendawan

Colletotrichum capsici dan

Colletotrichum gloeosporioides. Jika menyerang ketika masih pembibitan akan menyebabkan kecambah layu jika pada tanaman dewasa menyebabkan mati pucuk, busuk kering pada batang dan daun sedangkan efek pada buah cabai akan membusuk seperti terbakar. Jamur Colletotrichum capsici ini mempunyai ciri morfologi yang struktur tubuhnya sangat kecil dan hidupnya sebagai parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya saja, serta mempunyai habitat yang sangat luas penyebarannya sampai keseluruh bagian tumbuhan (Roma, 2009). Jamur Colletotrichum capsici mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman, yang lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti jerami. Gejala seranganya awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah, Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani tanam cabai untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang kemudian menjadi busuk lunak (Irzayanti, 2008).Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. dan penyemprotan fungisida.

(4)

Penyakit Busuk pada Tanaman Cabai

Penyakit busuk Phytophthora pada tanaman cabai sebenarnya memiliki posisi yang setara dengan penyakit layu Fusarium, layu bakteri, ataupun antraknosa. Hanya saja, lantaran sering luput dari perhatian, akhirnya keberadaannya sering tidak terkontrol, hingga menimbulkan dampak yang fatal bagi para petani sendiri. Phytophthora capsici telah dikenal sebagai salah satu cendawan atau jamur patogen yang mampu menimbulkan kerusakan parah pada hampir semua bagian tanaman dan Cucurbitaceae (misalnya: mentimun, semangka, dan melon). Bagian tanaman yang diserangnya pun juga beragam, mulai dari akar, batang, hingga buah cabai. Alhasil, dampak kerusakannya juga bisa lebih fatal jika tidak segera diantisipasi sejak dini. Di saat masih berupa bibit, tanaman cabai yang terserang penyakit ini bisa langsung mati. Sementara pada tanaman dewasa dampaknya seluruh bagian tanaman itu akan layu, busuk, dan mati. Menurut Dr. Ir. Andi Khaeruni, MSi., Koordinator Laboratorium Proteksi Tanaman Departemen Bioteknologi PT. BISI International, Tbk., keberadaan penyakit busuk Phytophthora pada tanaman cabai itu justru sering terabaikan oleh para petani. Akibatnya, begitu ada serangan, tidak sedikit petani yang akhirnya tidak siap untuk melakukan upaya pengendalian lantaran kurangnya pengetahuan tentang penyakit tersebut. “Selama ini perhatian petani cabai kita lebih banyak kepada penyakit layu Fusarium, layu bakteri, dan antraknosa. Sementara untuk penyakit karena Phytophthora capsici ini kurang mendapat perhatian dan antisipasi,” ujar Heru, sapaan akrab Andi Khaeruni, melalui e-mail yang diterima Abdi Tani. Sementara menurut General Manager Product gambar 4. Gejala penyakit busuk

Phytopthora

(5)
(6)
(7)

diberikan terus menerus secara bergantian.

Penyakit Layu pada Tanaman Cabai

Untuk penyakit ini biasanya disebabkan oleh banyak faktor, seperti karena cendawan atau karena bakteri. Cendawan yang menyebabkan penyakit layu adalah

Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp sedangkan bakteri yang menyebabkan layu adalah bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyebab penyakit layu fusarium adalah cendawan Fusarium oxysporium f.sp.capsici Schlecht. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman cabe yang ditanam pada tanah masam (ph tanah rendah, kurang dari 6). Serangan ditandai dengan memucatnya tulang daun sebelah atas dan diikuti menunduknya tangkai daun. Jika pada batas antara akar dengan batang dipotong akan terlihat cicncin coklat kehitaman diikuti busuk basah pada berkas pembuluh. Penyakit layu bakteri ini biasanya menyerang tanaman cabe yang ditanam di dataran rendah dibandingkan di dataran tinggi. Gejala serangan yang kelihatan adalah layu pada beberapa daun muda dan atau menguningnya daun tua sebelah bawah. Gejala lain yang terlihat adalah berkas pembuluh pengangkut yang berwarna

gambar 7. P. solanecearum gambar 6. Fusarium

gambar 8. Gejala layu akibat

(8)

cokelat tua dan membusuk setelah batang, cabang atau pangkal batangnya kita belah. Namun jangan sampai kita salah identifikasi terhadap layu bakteri ini, sebab gejala seranganya hampir-hampir mirip dengan gejala serangan layu fusarium. Untuk membedakanya secara mudah, siapkan air putih dalam sebuah gelas. Kemudian potong cabang atau batang tanaman cabe yang terserang layu tadi dan dijepit dengan pisau dan dicelupkan ke dalam air putih tadi. Perhatikan jika dari potongan cabang atau batang tadi keluar exudat berwarna putih seperti asap, dapat dipastikan tanaman tadi terserang bakteri

Pseudomonas bukan layu karena serangan Fusarium. Jika tidak keluar eksudat putih berarti tanaman terserang oleh penyakit layu fusarium.

Penyakit virus kuning / bule

Jika terkena penyakit ini batang

cabai akan

berubah menjadi kuning hal ini karena disebabkan oleh virus Gemini, virus tersebut biasanya dibawa dari benih yang ditularkan melalui kutu.Untuk mengatasi tidak dapat dengan metode penyemprotan tetapi harus dilakukan sejak dini, salah satunya adalah memilih benih yang baik dan tidak mengandung virus.Penyakit virus ini disebabkan oleh Pepper Yellow Curl Leaf Virus (PYCLV) pada tanaman cabe dan pada tanaman tomat disebabkan oleh Tomatto Yellow Curl Leaf Virus (TYCLV). Penyakit virus kuning ini ditularkan oleh vektor Kutu kebul (White fly / Bemisia tabaci) dan melalui penyambungan, tetapi tidak ditularkan secara mekanis dan juga tidak ditularkan melalui benih. Di alam penyebaran kutu kebul selain dapat terbang sendiri juga dibantu oleh angin sehingga dapat menyebarkan virus kuning keriting dalam jarak jauh. Tanaman inang virus tersebut adalah cabe, cabe rawit, tomat, tembakau, ketimun, semangka, gulma babadotan (Ageratum conyzoides) dan bunga kancing (Gomphrena globosa). Sedangkan tanaman inang vektor sangat banyak sekali terdiri dari 67 famili: Asteraceae,

(9)

Brasiceae, Cucurbitaceae, Solanaceae, dll atau 600 spesies tanaman dan gulma.Pada tanaman cabe yang berumur kurang dari satu bulan (masa vegetatif) adalah helaian daun mengalami vein clearing, mengecil dan berwarna kuning cerah. Daun menggulung ke atas (cupping), tulang daun menebal, tanaman tumbuh

kerdil dan tidak

berkembang. Pada

tanaman yang berumur diatas satu bulan (masa generatif) adalah: daun-daun bagian bawah masih normal, sedangkan daun bagian atas kecil-kecil dan menggulung ke atas (cupping), berwarna kuning cerah, dan tulng daun menebal. Bunga masih bermunculan tetapi banyak yang gugur, bunga tidak normal (pendek dan melengkung). Pertumbuhan tanaman tidak normal atau kerdil. Gejala serangan pada tanaman tomat lebih beragam, tergantung isolat virus dan varietas tanaman.

Penyakit Mosaik / keriting daun

Untuk penyakit ini disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus (CMV). Ciri-ciri jika tanaman terserang penyakit ini adalah pertumbuhan tanaman jadi kerdir diikuti dengan daun berwarna belang-belang (hujau muda dan hijau tua), ukuran daun juga kecil dan tulang daun berwarna kuning. Penyebaran penyakit ini biasanya disebabkan oleh aktivitas serangga. Jadi jika terkena penyakit mosaik lakukan pemusnahan tanaman cabai yang parah, dan untuk mencegah penularan penyakit lakukan penyemprotan untuk membunuh serangga (penyakit tidak

mati karena

penyemprotan)

Layu fusarium pada tomat

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar

gambar 13. CMV gambar 12. Gejala mosaik

(10)

dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa menekan

perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.

Busuk daun pada tomat

Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam. Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan daun hingga ke tangkai daun. Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur. Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.

Busuk buah pada tomat

Busuk buah disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan membesar,

cekung dan bagian tengahnya retak.Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes. Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat bercak ungu.Pengendalian adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah.

gambar 15. Phitophthora infestans gambar 16. gejala busuk daun

(11)

Lakukan rotasi tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.

Bercak bakteri pada tomat

Penyakit bercak bakteri disebabkan oleh

Xanthomonas

vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat keriting dan mengering. Sedangkan batang yang

terserang akan terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.

Pengendalian dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama dengan yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang mengandung antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.

Referensi :

http://usahabudidaya.com/hama-dan-penyakit-tanaman-cabai-lengkap/

http://ramosta-hal-haltentangpertanian.blogspot.com/2012/07/penyakit-bercak-daun-cabai-cercospora.html

http://agribusines10.blogspot.com/2012/08/laporan-pengenalan-jamur.html

http://bp3kpenarik.blogspot.com/2011/11/pengendalian-penyakit-layu-pada-tanaman.html

http://menanam-tanaman.blogspot.com/2014/07/penyakit-virus-kuning-keriting-pada.html

(12)

Gambar

gambar 3. Colletotrichum capsici
gambar 4. Gejala penyakit busuk
gambar 6. Fusarium
gambar 11. Geminivirus, vector, dan cara penularannya
+4

Referensi

Dokumen terkait

2.1 arsen terlarut arsen dalam air yang dapat lolos melalui saringan membran berpori 0,45 μm 2.2 arsen total banyaknya arsen yang terlarut dan tersuspensi dalam air 2.3 kurva

 Paul B. Horton, sosiologi jilid1, penerbit eirlangga, jakarta, 1987, hlm.25..  banyak dan paling relevan dengan sosial kemasyarakatan adalah nilai spiritual yang

Akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan alkohol dari gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang masing-masing dikatalisir

TB patients in the North Surabaya region who engaged on TB treatment were very high (92.1%) with the successful of treatment was 97.6%.. The results based on the linear

Niels Murder, Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1984), 52.. bentuk aspek keagamaan sebagaimana yang dikemukakan oleh

Objek dalam penelitian ini adalah Kulit Kayu Manis yang dijadikan pengawet alami terhadap manisan basah buah nipah1. Alat

Pada analisisn logistik regresi pada semua variabel bebas terhadap fungsi motorik pada jari-jari tangan didapatkan hasil pada langkah pertama dari logistik

merupakan referensi yang penting ketika ingin membangun apotek spesialis ibu dan anak karena persepsi pelanggan terhadap apotek spesialis ini adalah berperan utama untuk