• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Asykar Yudha Kusuma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ahmad Asykar Yudha Kusuma"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII A MTS ALMAARIF 01 SINGOSARI

MELALUI TEKNIKGROUP INVESTIGATION

Ahmad Asykar Yudha Kusuma

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma

Asykar_ahmad@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan

proses dan peningkatan hasil keterampilan menulis teks diskusi siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari melalui teknik group investigation. Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu pratindakan, tindakan I, dan tindakan II. Pada pratindakan peneliti mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis teks diskusi tanpa menggunakan teknikgroup investigation. Pada tindakan I dan tindakan II peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik group investigation. Masing-masing tindakan meliputi perencanaan, pelaksa-naan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari sebanyak 45 siswa. Pada tindakan I proses keterampilan menulis teks diskusi mencapai 73.3% dan pada tindakan II 71.0% . Sedangkan pada tindakan I hasil keterampilan menulis teks diskusi 55.5% dan pada tindakan II 57.7%. Menurunnya proses dan sedikitnya peningkatan dikarenakan 20%siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran karena beberapa alasan. Akan tetapi dilihat dari proses dan hasil secara perorangan keterampilan menulis siswa dapat meningkat menggunakan teknikgroup investigation.

Kata-kata Kunci: keterampilan menulis, teks diskusi,group investigation

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 berbasis pada teks. Pembelajaran ini memiliki prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kum-pulan kata-kata atau kaidah-kaidah keba-hasaan, (2) penggunaan bahasa merupa-kan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan mak-na, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena

dalam bentuk bahasa yang digunakan itu cermin ide, sikap, nilai, dan idiologi penggunaannya, dan (4) bahasa merupa-kan sarana pembentumerupa-kan kemampuan berpikir manusia (Zabadi dkk, 2014:vii). Prinsip tersebut yang memperkuat peme-rolehan empat kete-rampilan berbahasa salah satunya dengan mencipta teks dengan kete-rampilan menulis.

(2)

warna dalam kepribadian seseorang dan memupuk potensi diri yang pasif menja-di produktif. Sehingga dengan menulis seseorang dapat menata keinginan pribadi atau kelompok menjadi konsep luar biasa.

Seperti halnya pada teks diskusi. Teks diskusi difungsikan sebagai acuan dalam memaparkan beberapa argument yang dianggap penting sebagai dasar terbentuknya sebuah simpulan akhir penyelesaian masalah tertentu. Tentu-nya penulisan teks diskusi perlu ditata sesuai dengan kaidah kebahasaan, sehingga penulisan teks diskusi dapat tertata dan memunculkan uraian yang terstuktur.

Aktivitas menulis teks diskusi ini terda-pat dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah pada semester dua Kuriku-lum 2013 Revisi 2014. Materi ini terle-tak pada kompetensi dasar 3.1 (menyu-sun teks diskusi sesuai dengan karakte-ristik teks baik secara lisan atau tulisan). Pembelajaran ini diharapkan melatih siswa untuk belajar, menata, dan membiasakan diri untuk menulis teks diskusi. Tentunya dengan cara yang tepat dan dapat mengantarkan pemaham-an siswa dalam menetukpemaham-an bataspemaham-an- batasan-batasan kegiatan berdikusi. Orientasi aktivitas menulis teks diskusi sangat penting. Siswa harus dibiasakan membaca terlebih dahulu dan menilai keberada-an lingkungan sebagai data atau penge-tahuan yang dijadikan topik pembicara-an (isu). Cara ini dianggap

paling penting sebagai modal awal dalam menulis teks diskusi dengan baik.

Setelah mampu menemukan topik, siswa diharapkan memahami konsep menulis teks diskusi dengan mudah. Kegiatan memahami konsep ini dapat dibimbing oleh guru dengan teknik tertentu yang diharapkan mem-permudah pemahaman siswa, baik secara tertulis ataupun lisan. Sehingga dalam penulisan mampu mengarahkan pada tata penulisan yang tepat. Akan tetapi, permasalah pasti tetap ada dalam penulisan teks diskusi, terutama terletak pada penentuan topic dan bagaiman menjalankan topik sesuai dengaan struk-tur dan unsure kebahasaan sehingga dapat menjadi teks yang baik dan mudah dikembangkan dalam penyampaian bahasa lisan.

Pada siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari, siswa masih merasa kesulitan dalam memperoleh informasi dalam pengembangan isu tertentu. Hal ini terjadi karena budaya membaca dan mengamati lingkungan masih kurang dari beberapa faktor diantaranya kurang kesadaran, tidak tertarik, dan merasa tidak butuh pada linkungan tertentu. Sehingga merekapun sulit dalam mengembangkan isu sesuai dengan kemauan konteks penulisan teks diskusi. selain itu, akibat hal tersebut siswa merasa bingung dalam menulis teks diskusi.

(3)

siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari. Group investigation merupa-kan bagian dari metode pembelajaran kooperatif. Huda (2013:111), salah satu asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah bahwa sinergi yang muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar dari pada melalui lingkungan kompetitif individual. Selain itu, mendo-rong kemauan siswa untuk mengenal dan tertarik pada lingkungannya, sehing-ga lebih mudah dalam menyusun konsep dan mengembangkan teks.

Teknik pembelajaran Group Investigation merupakan teknik pembel-ajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Shlomo dan dan Sharan pada tahun 1976. Teknik ini menitikberatkan pada aktivitas siswa yang mengharuskan untuk beraktivitas dan berpikir tingkat tinggi. Beraktivitas dan berpikir tingkat tinggi yang dimaksudkan adalah siswa mengidentivikasi permasalahan dengan beberapa dasar atau pembuktian yang dipikirkan matang dan mampu menemu-kan titik terang atas penemuan masalah yang ada.

Group Investigation atau dapat kita sebut investigasi kelompok dapat mengarahkan pola pikir siswa pada pemenuhan dasar-dasar pemikiran seca-ra akuseca-rat dan teseca-raseca-rahkan pada konsep utama. Contohnya dalam menentukan topik, seorang siswa mencari, mengana-lisis, dan menyimpukan suatu hal yang diambil dari hasil membaca dan menga-mati dengan menemukan poin-poin

tertentu. Dari poin-poin tersebut yang akan dikembangkan dengan pola yang tepat dengan teks yang dimaksud akan tetapi memiliki acuan sebagai bahan dasar pengembangan teks itu sendiri.

Dari uraian tentang teknik group Investigation, teknik ini dianggap cocok untuk dipergunakan dalam peningkatan keterampilan menulis teks diskusi de-ngan asumsi siswa membutuhkan do-rongan untuk menemukan stimulus da-lam merespon segala hal-hal yang ada disekelilingnya sebagai bahan dalam penulisan teks diskusi tersebut. Respon yang tepat akan mempengaruhi proses kerja dan hasil penulisan teks diskusi.

METODE

Metode penelitian memberikan batasan dalam melaksanakan penelitian secara tertata dan terarah sesuai dengan konteks penelitian. Dalam metode pene-litian akan teruraikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadir-an peneliti, lokasi penelitian, sumber data, instrument dan prosedur pengum-pulan data, analisis data, pengecekan keabsah-an data, dkeabsah-an tahap-tahap penelitikeabsah-an.

(4)

(Widyartono, 2012:50). Masalah yang terjadi pada penelitian ini tentang akti-vitas menulis teks diskusi yang belum terarah dan terlaksana dengan baik karena beberapa faktor yang mengharus-kan adanya pemilihan teknik pembelal-aran yang sesuai dengan kebutuhan teks.

Kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diper-lukan (Saukah dkk, 2007:24).Kehadiran peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai partisipan penuh. Hal ini ditunjukkan fungsi peneliti dibutuhkan menyeluruh. Selain sebagai tutor atau guru, juga menjadi intrumen sekaligus pengumpul data.

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas melapokan sumber data, jenis data, dan teknik penjaringannya. Data pada penelitian ini bersumber dari siswa kelas VIII A MTs Almaarif 01 Singosari dengan jumlah 45 siswa. Sebanyak 45 siswa tersebut akan diperlakukan sama dari data awal pratindakan sampai dengan tindakan 1 ataupun tindakan 2 sampai menemukan hasil yang ditargetkan. Data yang diharapkan yaitu dengan menitikberat-kan pada proses dan hasil pembelajaran menggunakan teknik Group Investiga-tion dalam pembelajaran menulis teks diskusi. Kenaikan proses penulisan dan hasil menulis teks diskusi menjadi titik keberhasilan penilitian tindakan kelas ini.

Prosedur pengumpulan data disesuaikan dengan proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Dalam pelak-sanaan pengumpulan data, selain objek

aktivitas dan keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaannya perlu mendapat-kan perhatian (Sukmadinata, 2010:11). Jadi sangat perlu data-data pendukung selain data-data utama. Data pratindakan sangat dibutuhkan terlebih dahulu seba-gai data pemula bahwa siswa dikelas VIII A layak untuk dijadikan objek penelitian tindakan kelas dengan bantu-an intrumen aktivitas siswa dbantu-an rekap data nilai. Selanjutnya masuk dalam proses tindakan pertama dengan mene-rapkan penggunaan teknik Group Inves-tigation dalam pembelajaran teks disku-si. Setelah pembelajaran ini dilaksana-kan (tindadilaksana-kan 1) guru mendapatdilaksana-kan nilai dari hasil penulisan serta dari data observasi kolaborator atas kegiatan yang telah dilaksanakan. Dari hasil yang didapatkan akan diolah menjadi satu simpulan. Kegiatan ini akan dilakukan lagi jika masih membutuhkan tindakan kedua.

Teknik analisis data yang diper-gunakan adalah reduksi data yaitu kegi-atan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Selanjutnya data tersebut ditringulasi dan menjadi data yang siap untuk dipertanggung-jawabkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Pratindakan

Perencanaan pratindakan disu-sun sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran awal yang dibuat pada tahun pembelajaran baru 2016/2017 tanggal 25 juli 2017. Pada perencanan pembelajaran yang disusun ini mempergunakan teknik pembelajaran bertukar pasangan. Hal ini dilakukan dengan harapan siswa mampu menye-suaikan dengan siswa lain yang tidak dalam satu kelompok menjadi kelom-pok lain. Mulanya pada pembagian kelompok pada teknik ini siswa tam-pak antusias. Akan tetapi setelah uji coba kerja kelom-pok siswa merasa bosan karena aktivi-tasnya yang dila-kukan tidak efektif bagi dirinya. Men-cari pokok permasalahannya mereka merasa kebingungan. Pada aktvitas pembelajaran ini guru (peneliti) memperoleh deskripsi pengamatan berikut ini.

Tabel 1 Observasi Aktivitas Pembelajaran Menulis Teks Diskusi Praktindakan

Berdasarkan dari observasi di atas penyusunan teks diskusi belum berhasil dengan menerapkan teknik bertukar pasangan. Selain itu, dari hasil pratindakan siswa belum bisa memper-gunakan struktur, unsur kebahasaan, dan penerapan pro kontra yang sesuai de-ngan konsep teks diskusi. Pelaksana-an pratindakan ini menghasilkan peni-laian sebagai berikut dengan ketuntasan minimal 75. Berdasarkan dari observasi di atas penyusunan teks diskusi belum berhasil dengan menerapkan teknik bertukar pasangan. Selain itu, dari hasil pratindakan siswa belum bisa memper-gunakan struktur, unsur kebahasaan, dan penerapan pro kontra yang sesuai dengan konsep teks diskusi. Pelaksanaan pra tindakan ini mengha-silkan penilaian dengan ketuntasan minimal 75. Pada pembelajaran menulis teks diskusi menggunakan teknik bertukar pasangan adalah 35.5% jauh dari angka keberha-silan pembelajaran. dari hasil ini perlu adanya inisiasi perbaikan dengan

menggunakan teknik group

investigation.

Tindakan I

Pada tindakan I peneliti meren-canakan pembelajaran keterampilan menulis teks diskusi mengacu pada penggunaan teknik group investigation. Tindakan I ini direncanakan siswa bersama kelompoknya menginvestigasi isu yang ditentukan oleh guru yaitu tentang masalah kebersihan madrasah. Produk dalam tindakan I ini ada dua yaitu hasil kerja kelompok dan hasil kerja individu. Dalam pengerjaan teks

No Fokus Pengamatan Deskripsi 1 Aktivitas siswa dalam

pembelajaran

Aktivitas siswa tampak kebingungan dalam menyatukan informasi dari hasil bertukar pasangan.

2 Antusiasme siswa dalam pembelajaran

Siswa kurang antusias karena mereka tampak kebingngunan dengan aktivitas belajar yang dilaksanakan dengan teknik bertukar pasangan. 3 Respon siswa atas

masalah-masalah di lingkungannya

Respon siswa tampak, akan tetapi karena teknik tidak ada penekanan khusus maka siswa sedikit menyepelekan lingkungannya sebagai media penulisan teks diskusi. 4 Interaksi antar siswa dalam

pemecahan masalah

Interaksi siswa tidak tertata (amburadul) dalam pengolahan infomasi sebagai bahan penulisan teks diskusi.

5 Motivasi siswa dalam menghadapai tugas

Siswa cukup semangat untuk mendapatkanrewardberupa nilai angka di atas standar kompetensi minimal akan tetapi terhambat dengan penggunaan teknik yang tidak tepat. 6 Minat siswa daam menuntaskan

pembelajaran (berkenaan dengan proses dan hasil)

(6)

terdapat penilaan proses yang memiliki persentase ketuntasan 73.3%. Sedang-kan dari hasil kerja itu sendiri berbentuk teks diskusi. hasil kerja kelompok dan individu akan digabungkangkan dengan persentase 20% nilai kelompok dan 80% nilai individu. Pada tindakan I ketuntas-an mencapai 55,5%.

Tindakan II

Jika pada tindakan I topiknya ditentukan pada tindakan II topiknya bebas ditentukan oleh siswa dalam kelompok tersebut. Pada tindakan II penilaian proses 71% mengalami penu-runan dari tindakan I. Pada tindakan II persentase hasil 57,7% naik 2,2%. Penurunan pada proses dan tipisnya kenaikan hasil disebabkan 20%siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan beberapa alasan.

Peningkatan proses merupakan peningkatan yang deperoleh dari pelaksanaan proses pembelajaran. peningkatan proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan indikator penilaian yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar penilaian dalam pening-katan proses pembelajaran sesuai dengan target atau tujuan pembelajaran dan siswa mampu memiliki kompetensi yang mumpuni pada materi ajar.

Banyak hal yang dinilai dalam proses pembelajaran, diantaranya keaktivan siswa, kreativitas siswa, dan cara penyelesaian tugas. Ketiga hal tersebut merupakan pendukung untuk tercapainya pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan. Ketika siswa aktif

maka semakin cepat memahami maksud dan tujuan materi ajar. Begitu juga dengan kreativitas dan cara penyelesaian tugas, mereka akan mudah dalam mengolah hasil pemahaman pada sebuah produk teks yang ditugaskan.

Misalnya pada penilaian proses teks diskusi sebagai data peningkatan proses. Dalam penilaian proses tersebut teks diskusi ditentukan oleh guru menilai tentang tahapan penulisan dari pemahaman konsep, penulisan/penyu-sunan teks, dan perbaikan penulisan teks. Tentunya penilaian tersebut diikuti dengan adanya indikator pendukung di masing-masing tahapan penilaian. Penilaian pemahaman konsep memiliki indikator dari tiga aspek, diantaranya pengenalan konteks, struktur teks, dan unsure kebahasaan teks. Pada penilaian penulisan terdapat dua aspek yaitu pemahaman konsep teks dan implemen-tasi pemahaman teks. Sedangkan pada penilaian perbaikan teks dilihat dari dua aspek yaitu identifikasi hasil dan perbaikan hasil teks.

(7)

aspek penilaian dengan fokus yang terbagi. Melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan semua aspek penilaian dengan fokus yang terbagi. Skor 2 memiliki deskripsi melaksanakan aktivitas pembelajaran kurang sesuai dengan aspek penilaian (kurang 1 aspek penilaian). Skor 1 memiliki deskripsi idak melaksanakan aspek semua aspek penilaian. 4 skor tersebut akan dihubungkan dengan 3 penilaian proses yang dilakukan oleh siswa, dalam kelompok ataupun individu.

Penilaian proses diambil berda-sarkan aktivitas kegiatan dari awal sam-pai akhir dalam satu tindakan. Pengam-bilan nilai pada kegiatan ini berdasar-kan pengamatan pola kerja siswa dalam menyelesaikan tugas. Pola siswa dalam menyelesaikan tugas sangat beragam. Keberagaman ini ditinjau dari kefokus-an aktivitas siswa menjalkefokus-ankkefokus-an tugas sesuai dengan aspek penilaian proses yang direncanakan.

Pola siswa yang beragam bukan dari faktor siswa itu sendiri. Akan tetapi siswa merupakan manusia biasa yang terlahir ke dunia dalam keadaan berbeda diantaranya perbedaan genetik. Perbedaan genetik itu juga ditambah dengan pengaruh lingkungan yang melingkupi pengalaman hidup manusia, baik linkungan keluarga, masyarakat, teman sepermainan, sekolah maupun lingkungan lainnya (Chatib, 2014:12). Hal ini yang menjadikan penilaian proses tersebut sangat penting dalam kegiatan pembelajar. Hal luar mampu

mempengaruhi pola belajar siswa dari gaya pemahaman ataupun gaya praktik, ada siswa yang malas dan ada siswa yang rajin. Hal tersebut merupakan bentukan dari lingkungan yang dialami oleh siswa. hal tersebut yang mendasari bahwa proses akan terlaksana dengan baik dengan adanya motivasi belajar dan langkah pembelajaran dengan teknik yang tepat sesuai kondisi siswa.

Begitu juga pada peningkatan hasil Peningkatan hasil merupakan peningkatan yang didasarkan pada penilaian yang dihasilkan dari produk yang disusun atau ditulis oleh siswa. Penilaian dalam kegiatan ini diperguna-kan untuk mengukur pengetahuan dan praktik siswa dalam sebuah pembelajar-an. Dalam kurikulum 2013 setiap pembelajaran teks harus memiliki produk sebagai implementasi pema-haman siswa atas pembelajaran yang dilaksanakan. Tentunya hal tersebut dapat terlaksana dengan perencanaan yang tersusun berdasarkan system, sehingga pencapaian hasil dapat maksimal.Akan tetapi, sangat perlu juga kehadiran siswa sebagai subjek penelitian. Perencanaan yang baik didukung dengan dengan kehadiran siswa menjadi pencapaian peningkatan penulisan teks diskusi.

SIMPULAN DAN SARAN

(8)

investiga-tiondan memiliki deskripsi yang kurang memuaskan dalam sebuah pembelajaran. Peningkatan proses pada tindakan I mencapai ketuntasan 73.3% yang dambil dari proses pemahaman, penulisan dan perbaikan.Peningkatan proses tindakan II menghasilkan mencapai 71% mengalami penurunan yang disebabkan 20% siswa tidak hadir dalam pembelajaran. Namun demikian jika semua siswa hadir proses pembelajaran akan meningkat. Karena beberapa siswa tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam pembelajaran sebelumnya.

Peningkatan hasil siswa dalam pratindakan pembelajaran keterampilan menulis teks diskusi mencapai 35.5% tanpa menggunakan teknik group inves-tigation.Sedangkan peningkatan hasil siswa tindakan I pembelajaran keteram-pilan menulis teks diskusi mengguna-kan teknik group investigation menca-pai 55.5%. Mengalami peningkatan 20% dari pratindakan.

Peningkatan hasil siswa tindak-an II pembelajartindak-an keterampitindak-an menulis teks diskusi menggunakan teknik group investigation (modivikasi langkah pem-belajaran tindakan I) mencapai 57.7%. Meningkat tipis dari tindakan I yaitu 2.2%.

DAFTAR RUJUKAN

Chatib, Munif. 2014.Sekolahnya Manusia Menjadi Guru Kreatif. Bandung:Kaifa

Huda, Miftahul. 2013.Model-model pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Irham, Muhammad dan Wiyani, Novan

Ardi. 2015.Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Sleman:Ar-Ruzz Media.

Saukah, Ali, dkk. 2007.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang. Universitas Negeri Malang. Slavin, Robert E. 2005.Cooperative

LearningTeori, Riset, dan Praktik. Bandung:Nusa Media.

Widyartono, Didin. 2012.Bahasa Indonesia Riset. Malang:UB Press. Zabadi. Fairul dan Sutejo. 2014.Bahasa

(9)

Gambar

Tabel 1 Observasi Aktivitas PembelajaranMenulis Teks Diskusi Praktindakan

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan tema yang digunakan yaitu peleburan dari suatu asimilasi, pada area sebelum dijajah Belanda akan digunakan warna dominan coklat (asimilasi dengan budaya Jawa)

Sedangkan dua anggota yang memiliki konsep diri negative memiliki pemahaman tentang diri mereka sebagai penggemar yang cukup dalam sampai tahap mencintai idolanya dan

Pemupukan BP+suspensi FAS menghasilkan produksi BK hijauan puero tidak berbeda nyata (P>0.05) dibanding dengan pemupukan SP, tetapi nyata lebih tinggi (P<0.05) dibanding

Biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi sehingga dapat diolah menjadi tepung dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan atau sebagai bahan baku dalam

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial menunjukkan bahwa pemberian POC limbah sawi memberikan pengaruh

Pada intervensi pemberian kapsul bee pollen plus kepada responden yaitu 15 orang atlet UKM Sepak Bola, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan performa fisik dilihat dari

Komplikasi pada penderita tuberkulosis antara lain hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik

Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan lindungan dan limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi Tentang