BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran yang tidak terkontrol dari sel
(WHO, 2013). Salah satu jenis kanker yang paling mematikan adalah kanker paru.
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru (Kufe et al., 2010). Menurut World Health Organization (WHO),
kanker paru merupakan penyebab kematian utama dari semua kematian akibat
kanker baik pada pria maupun wanita (Ferlay, 2004). Menurut CDC (2010),
sebanyak 205.974 orang menderita kanker paru di Amerika (110.190 pria dan
95.784 wanita). Dan sebanyak 158.081 orang meninggal karena penyakit ini
(87.694 pria dan 70.387 wanita).
Di Inggris pada tahun 2009 terdapat 23.041 penderita kanker paru pada
laki-laki, dan 18.387 penderita pada wanita. Angka kejadian ini mulai meningkat
pada usia 40 tahun, dan mencapai puncaknya pada kelompok usia 80-84 tahun.
(Cancer Research UK, 2009). Di Indonesia, angka kejadian kanker bronkus dan
paru pada pasien rawat inap sebesar 5,8% dari seluruh jenis kanker (Depkes,
2007).
Patogenesis kanker paru masih belum pasti, namun diduga terjadi perubahan
metaplasia pada sel mukosal bronkus dalam meresponi paparan yang kronis dari
partikel yang terhirup dan melukai paru. Dalam proses metaplasia, terjadi
pergantian lapisan pelapis epitel kolumnar pada mukosa bronkus dengan epitel sel
skuamus, yang disertai dengan atipia selular dan peningkatan aktivitas mitotik
yang berkembang menjadi displasia sel pelapis mukosa. Rentang waktu proses ini
belum dapat dipastikan, namun diperkirakan kurang lebih 10-20 tahun (Kufe et
al., 2010).
Kanker paru memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan
terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana
sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini juga
membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli
radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah
toraks, ahli rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Bila tidak segera ditangani,
bisa menyebar dan bermetastasis dan akhirnya meningkatkan derajat keparahan.
(Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, 2003).
Sebagai penyakit yang mematikan, kanker paru bisa bermetastasis di
dalam paru (intrapulmoner) dan di luar paru (ekstrapulmoner) . KGB (kelenjar
getah bening) merupakan salah satu tempat metastasis tersering dari penyakit ini.
Ada sekitar 600 kelenjar getah bening, tapi hanya yang berada di submandibular,
aksilla, ataupun daerah inguinal yang dapat teraba secara normal pada orang sehat
(AAFP, 1998). Gangguan pada kelenjar getah bening bisa menyebabkan
limfadenopati.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang karakteristik penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana karakteristik penderita kanker paru di RSUP Haji Adam Malik Medan antara tahun 2011-2012?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tipe karakteristik penderita kanker paru primer berdasarkan hasil
rekam medik di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah penderita kanker paru primer yang dirawat di
2. Mengetahui karakteristik penderita berdasarkan usia, jenis kelamin,
gejala klinis, effusi pleura, dan jenis tumor kanker paru primer di RSUP
Haji Adam Malik Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan :
1. Semakin memperbanyak data dan memudahkan pihak rumah sakit untuk
mendokumentasikan para penderita yang mengalami kejadian serupa.
2. Semakin memperkaya wawasan para pembaca tentang bahaya dari
penyakit ini dan banyaknya angka kejadian, sehingga bisa lebih waspada
dan berhati- hati
3. Sebagai bahan informasi atau referensi bagi penelitian selanjutnya tentang