BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Saham
Menurut Tandelilin (2001), saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban. Berbeda dengan penghasilan bunga yang mudah dihitung, maka laba yang diperoleh perusahaan sulit diukur potensinya. Oleh karena itu, saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap.Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh capital gain, tetapi bila hargajualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham, investor akan mendapatkan
capital loss. Berikut ini jenis-jenis pembagian saham menurut Widoatmodjo (2009: 99):
1. Saham biasa (commonstock). Saham ini yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.
memperoleh terlebih dulu pembagian deviden sesuai dengan yang nilai yang telah ditetapkan sebelum pemegang saham biasa. Dividen saham preferen tidak terutang atas waktu, tetapi terutang apabila sudah diumumkan oleh perusahaan.
Ada2(dua)keuntunganyangdiperolehinvestordenganmembeliataumemilikis aham,yaitu:
1. Dividen
Dividenadalahpembagiankeuntunganyangdiberikanperusahaanpenerbitsaha m atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividendiberikansetelah mendapatkanpersetujuandaripemegangsahamdalamRapat Umum Pemegang Saham.
2. Capitalgain
Capitalgainmerupakan selisihantarahargabelidanhargajual.Capitalgain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Umumnyainvestordenganorientasijangkapendekmengejarkeuntungan melalui capitalgain.
2.1.2 Return Saham
Returnmerupakan tingkatkeuntungan darisuatuinvestasi. Zubir (2011:23)membedakan returnsahammenjadiduajenis yaitureturnrealisasi(realized return)danreturnekspektasi (expected return). Return yang sesungguhnya (realized return) diperoleh setelah satu periode berlalu dan investor menjual kembali sahamnya.Return yang sesungguhnya dapat lebih besar atau lebih kecil darpada expected return.Return
realisasiinipentingdalammengukur kinerjaperusahaan dansebagaidasarpenentuan returndanresikodimasamendatang. Sedangkan
returnekspektasiadalahreturnyang diharapkan
informasi yang ada di pasar modal.Resiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return.MenurutTandelilin(2001),sumber-sumber darireturninvestasiterdiridaridua komponenutama,yaitu:
1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatanyangdiperolehsecaraperiodikdarisuatuinvestasi.
2. Capital gain (loss) merupakankenaikan (penurunan)harga dari suatusurat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisamemberikankeuntungan(kerugian)parainvestor.Dengankatalaincapitalgain( loss)adalahselisihhargabelidanhargajual.
Rate of return merupakan ukuran terhadap hasil suatu investasi.Dalam melakukan investasi orang akan memilih investasi yang memberikan hasil (rate of return). Menurut Zubir (2011:4) rate of return saham dinyatakan sebagai berikut :
��������������ℎ��=(��������� − ℎ��������) +�������
���������
2.1.3 Dividen
Salahsatu returnyang akandiperolehparapemegangsaham adalah dividen.Dividenmerupakanbagian darilababersihyang dibagikankepadapara pemegangsaham (pemilikmodalsendiri).MenurutSunariyah(2004:48)dividen adalahpembagiankeuntunganyang diberikanperusahaanpenerbitsaham tersebut atas keuntunganyang dihasilkan perusahaan.Berdasarkan pendapattersebut,makadapatdikatakanbahwadividenmerupakanproporsipembag ianlabayang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegangsahamperusahaan.
Ada pendekatan dividensepertidividen yangstabil,rasiopayout, danketersediaanuang tunai (Al Twaijry, 2007).
MenurutArifin(2004:60)pembayaran dividenterkaitdenganstruktur kepemilikanmempengaruhibesar pembayarandividen dari dua sisi, yaitu pertama ketika kepemilikan perusahaan terkonsentrasi (hanya ada beberapa pemilik),
asyimmetricinformationantaraorangdalamdanorangluarperusahaan relatifkecil sehinggamanajertidakperlumenggunakandividenuntukmenyampaikaninformasi .
Menurut Warsono(2003: 272) dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Dividen tunai (cash dividend)
Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai yang diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikannya kembali dalam saham biasa diperusahaan. Penginvestasian kembali dividen pada saham perusahaan diselesaikan melalui suatu rencana reinvestasi dividen.
2. Dividen saham (stock dividends)
Dividen saham dibayarkan dalam lembar saham tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai. Perusahaan yang akan memberikan dividen saham biasanya mengumumkan besarnya dividen tersebut dalam presentase tertentu.
3. Dividen kekayaan (property dividen)
2.1.4 Kebijakan Dividen
Keputusan keuangan yang berkaitan dengan penentuan berapa besarnya laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa sebagai dividen dan berapa banyak jumlah yang ditahan sering disebut dengan keputusan dividen. Keputusan dividen dalam perusahaan akan menghasilkan kebijakan dividen. Kebijakan keuangan ini merupakan keptusan yang penting, karena dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Sartono (2001: 281) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yangdiperolehperusahaanakandibagikankepadapemegangsaham sebagaidividen atauakanditahandalam bentuklabaditahanguna pembiayaaninvestasi dimasa datang”.Apabilaperusahaanmemilihuntukmembagikanlabasebagai
dividen,maka akanmengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan labayangdiperoleh,makakemampuanpembentukandanainternakan
semakinbesar. Menurut Utari, dkk (2014:50) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya :
1. Hukum yang berlaku. Dividen harus dibayar dari laba bersih setelah pajak tahun berjalan atau tahun lalu.
2. Perusahaan tak mampu membayar dividen (insolvency). Perusahaan tidak boleh membagi dividen jika tak mampu membayar, atau dalam keadaan bangkrut
keadaan tidak likuid, artinya utang lancar lebih besar dari harta lancar.
4. Perlunya membayar kembali pinjaman. Jika perusahaan mempunyai urtang jangka panjang, maka ia harus menyisihkan laba bersih setelah pajak sebagai cadangan untuk membayar angsuran utang tersebut, hal ini akan berimbas terhadap besarnya dividen yang akan dibagikan.
5. Tingkat perluasan Harta (Rate of asset expansion). Jika perusahaan ingin ekspansi, maka laba bersih setelah pajak harus disisihkan untuk keperluan tersebut. Yang artinya dividen yang dibagikan kecil atau dividen tidak dibagikan
6. Tingkat keuntungan. Jika hasil investasi di luar perusahaan lebih besar daripada dalam perusahaan, maka pemegang saham menuntut dibagikan dividen yang sebesar-besarnya kemudian diinvestasikan diluar
7. Stabilitas keuntungan. Perusahaan yang keuntungannya relatif stabil dapat memprediksi keuntungan masa mendatang dan presentase dividen yang dibagikan akan lebih besar dibandingkan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
8. Pintu sasaran modal (Acces to the Capital Market). Perusahaan besar yang mudah memperoleh dana dari pasar bursa pada umumnya memiliki laba stabil dan tinggi dan tentunya dapat membagikan dividen lebih besar dibandingkan perusahaan kecil yang sulit memperoleh dana dari modal.
9. Kontrol. Secara rasional ekspansi usaha harus dibiayai oleh laba ditahan. Jika ekspansi usaha dibiayai dengan saham baru, hal itu akan mengurangi posisi kontrol pemegang saham lama atau kelompok pemegang saham mayoritas.
Secara umum ada empat macam jenis kebijakan dividen menurut Warsono (2003:274) yaitu :
1. Kebijakan dividen mantap per saham
Dalam jenis kebijakan dividen ini pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama. Jika jumlah dividen telah dinaikkan, maka jumlah dividen yang dibagikan tidak akan turun.
2. Kebijakan rasio pembayaran dividen konstan
Dalam kebijakan dividen ini jumlah dividen dibakukan sekian persen dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan. Ini berarti dengan laba yang berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan juga berfluktuasi. 3. Kebijakan dividen reguler rendah dan ekstra tutup tahun (low –reguler-
Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan secara reguler membayar dalam jumlah yang kecil, namun diakhir tahun perusahaan menambah ekstra dividen, jika perusahaan mendapatkan laba yang cukup besar. 4. Kebijakan dividen residual
Dalam kebijakan dividen ini, jumlah laba ditahan bergantung pada tersedianya peluang investasi dalam satu tahun tertentu. Dividen diambil dari laba residual setelah kebutuhan investasi perusahaan terpenuhi.
Sedangkan menurut Utari, dkk (2014:252) terdapat beberapa kebijakan dividen antara lain :
1. Kebijakan dividen stabil
Kebijakan ini bisa mendorong harga saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang dividennya tinggi
2. Kebijakan dividen stabil
Kebijakan ini bisa mendorong harga saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang dividennya tinggi.
3. Kebijakan dividen residu
Laba bersih setelah pajak dikurangi dengan rencana ekspansi, kemudian sisanya dibagikan sebagai dividen. Kebijakan ini berorientasi pada ekspansi usaha karena para pemegang saham lebih suka mengembangkan perusahaan daripada menerima dividen.
4. Kebijakan dividen kecil
Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa laba ditahan sangat fleksibel untuk pengembangan usahadan untuk menambah modal kerja. 5. Kebijakan dividen besar
Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa dengan membayar dividen besar dapat menaikkan nilai saham sehingga banyak investor yang tertarik.
Ada beberapateori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakandividenuntukperusahaan, sehinggadapatdijadikanpemahaman mengapa suatuperusahaan mengambilkebijakandividentertentu.Teori-teoritersebutadalah sebagaiberikut(BrighamdanHouston,2001):
1. Teori irelevansi dividen(dividendirrelevance theory)
saham.MenurutMiller
danModigliani,kenaikannilaiperusahaandipengaruhi
olehkemampuanperusahaanuntukmendapatkankeuntunganatau earning power dari asset perusahaan.
Pernyataan Millerdan Modigliani ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti:
a. Pasarmodal sempurna dimana para investorrasional
b.Tidak ada biaya emisi sahamjika perusahaan menerbitkan sahambaru. c. Tidak ada pajak baik
peroranganmaupunpajakpenghasilanperusahaan.
d. Informasi tentang investasi tersediauntuk setiapindividu. 2. Teori Preferensi Pajak (tax preference theory)
Apabiladividendikenakanpajakdenganjumlahyanglebihtinggidaripadapaj
ak atascapital
gain,pemodalmenginginkanagardividentersebutdibagikandalam jumlahkecildengan maksuduntukmemaksimumkannilaiperusahaan.
Dividendpayoutratiomerupakanrasioantaradividendpersharedengan.Dividen
dpayoutratio mencerminkankebijakan dividen
darimanajemenmengenaibesarnyadividen yang harusdibagikan kepada pemegang saham.
Ada dua prediksi dariteori peckingorder (Chang, 2009):
1. Internalkeuanganyangpertamakalidigunakan untukmelakukan
investasisebelum pembayaran dividen.Dengandemikian,investasidiperkirakanmemilikipengaruh
negatifterhadappembayarandividen.
2. Investasi akan dikorbankan atau ditunda karena keuangan internal yang
pengaruhnegatifterhadapinvestasi.Prediksiinidisempurnakan menjadiprediksi
diujibahwaadainteraksinegatifantaradividendpayoutratiodaninvestasi .
Menurut Sartono(2001:292), faktor-faktor yang mempengaruhikebijakan dividenadalima,yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan
Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan.
2. Likuiditasperusahaan
Likuiditasperusahaan merupakan pertimbangan utamadalambanyakkebijakan
dividenkarenadividenmerupakankaskeluarbagiperusahaan,makasemak inbesar posisikasdanlikuiditasperusahaan secarakeseluruhanakansemakinbesar
kemampuanperusahaanuntukmembayardividen. 3. Kemampuanmeminjam
Perusahaanyangmemilikikemampuan meminjamlebihbesarakanmemiliki
kemampuanuntukmembayardividenyanglebihbesarpula. 4. Keadaanpemegangsaham
Jikakeadaanpemegang sahamlebihbesarberorientasi padacapitalgain,maka
dividendpayoutakanrendah,sehinggamemungkinkanperusahaan untukmenahan labauntukinvestasiyangprofitable.
5. Stabilitasdividen
Bagiparainvestorfaktorstabilitasdividenakanlebihmenarikdaripada
dividend payoutratioyangtinggi. 2.1.5. Current Ratio (CR)
Rasiolikuiditas(liquidityratio)merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek.Currentratio
aktiva tersebut menjadi kas). Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin safety) suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghindari insolvensi jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut :
������������= ������������
2.1.6 Debt to Equity Ratio
Rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Setiap penggunaan utang (financial leverage) oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap resiko dan pengembalian.Rasio inimenunjukkanpersentasepenyediaandana oleh pemegangsaham terhadappemberipinjaman. DalamDwiarti(2009),financialleveragedigunakan untuk mengukur besarnya aktivayangdibiayaidenganhutang.Investorakanmenilaibahwa
perusahaanyangmemilikihutangyangtinggiakanmemilikikemampuan
rendahuntuk membayardividen,karenareturnyangdiperolehakandiprioritaskan untukdigunakan membayar hutangbesertabunganya.Sahamyangmemberikan dividenkecilmembuat hargacenderung turunkarenaminatinvestorakanrendahuntukmemilikiatau membelinya. Jadiakanberesikotinggijikaberinvestasi padasahamyangmemiliki
leveragetinggi.
2.1.7. Return on Asset
dimiliki perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio Return On Assetsadalah sebagai berikut :
Return on Assets = ��������� �����������
2.1.8Size
Ukuranperusahaanmerupakansalahsatu alatuntuk mengukurbesar kecilnyasuatuperusahaan.Perusahaanbesarmungkinlebihmemiliki pemikiran yang luas, skill karyawan yang tinggi, sumber informasi yang banyak dibandingkan denganperusahaan kecil. Karyawan, aktiva, penjualan, market valuedanvalueaddedadalahbeberapaukuran umumuntukmenentukanbesar kecilnya suatu perusahaan.
Ukuranuntukmenentukanukuran perusahaanadalahdenganlognatural daritotalasset.
2.1.9 Fixed Assets Turn Over
Cara untuk mengukur perusahaan dapat menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau dengan menggunakan rasio fixed asset turn over. Menurut Kasmir (2008:128) Fixed asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio
fixed asset turn over adalah sebagai berikut :
������������������= �����
����������������
Cash flow to debtadalah membandingkan operasi perusahaan aruskas untuktotal hutang,yanguntuktujuanrasioinididefinisikansebagaijumlahdari pinjamanjangkapendek,bagianlancardari utangjangkapanjang. Rasioini memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menutup totalutang dengan arus kastahunannya dari operasi. Dalam penelitianMunthe (2009), semakin tinggirasio persentase, semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayarkan total hutang.
2.2. Penelitian Terdahulu
Sinaga(2013) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Variabel yang diteliti adalahcurrent ratio,debt equity ratio,return on asset, size, cash flow,cash flow to debt, return saham, kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt, dan cash flow) berpengaruh secara simultan terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
periode 2008-2011. Sedangkan secara parsial hanya variabel current ratio yang
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2011.Variabel
kebijakandividentidakmampusecarasignifikan
Mahendra (2011)meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Peneliti menggunakan 30 perusahaan manufaktur di BEI periode 2006-2009 sebagai sampel penelitian.Hasil penelitian likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan
pada saat profitabilitas rendah.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama
penelitian
Judul penelitian Variabel penelitian return saham dengan kebijakan dividen sebagai moderating
variabel pada perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia cash flow,cash flow to debt, okeuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset,size, cash flow to debt, dan cash flow) dengan return sahampadaperusahaanma return saham pada perusahaan
manufaktur.
current ratio, debt to equity ratio, total assets
turnover,
return on assets, price
Hasil penelitian menunjukanhanyavariabe l return on assets dan
earning ratio, return saham
DER, dan TAT tidakmempunyaipengaru hsecarasignifikanterhada p return saham,
Nursaada, terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
current ratio, return on asset, debt to equity ratio, dividend payout ratio
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel return on assetberpengaruh
signifikan terhadap pembayaran dividen. terhadap variabel debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembayaran dividen dan
variabel current ratio
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pembayaran (kebijakan dividen sebagai variabel
moderating) pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Likuiditas, profitabilitas,
leverage, nilai perusahaan, kebijakan dividen
Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. kebijakan
dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh
leverage terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Estuari (2010)
Pengaruh current ratio , debt to equity ratio,return on
Current ratio , debt to equity ratio ,
investment , dan
dividend payout ratio
terhadap return saham perusahaan di Bursa efek Indonesia
return on investment , ,
dividend payout ratio ,
return saham
payout ratio berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas dan berdasarkan penelitian terdahulu dapat diberikan gambaran kerangka berfikir sesuai dengan permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mempermudah analisis, yaitu :
2.3.1 Hubungan Current Ratio( X1) terhadap Return Saham ( Y )
Rasio likuiditas yang diwakili oleh current ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi
Current ratio (X1)
Debt to Equty Ratio (X2)
return on asset(X3)
Return Saham (Y)
Size(X4)
Fixed assets turnover (X5)
Kebijakan dividen (M)
(Subramanyam, 2010:38).Sementara itu keuntungan yang besar belum menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi
investor mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya.Current ratio dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham artinya semakin tinggi tingkat current ratio maka diharapkan return saham akan semakin baik pula.
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Current ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham
2.3.2 Hubungan Debt to Equty Ratio (X2)terhadap Return Saham ( Y )
Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage
terhadaptotal ekuitas yang dimiliki perusahaan (Subramanyam, 2010:39). Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt terhadap total equity. Dengan semakin tinggi rasio hutang perusahaan mengindikasikan tingginya hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal saham sehingga menjadi beban tersendiri bagi investor karena tingkat biaya bunga yang tinggi mengurangi laba perusahaan dan tingkat resiko yang tinggi. Tingginya bunga berakibat pada rendahnya laba dan return saham.
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H2 : Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham
Return on Assets menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalammenghasilkanlababersihdariaktivayangdigunakanuntukoperasional.
perusahaan. Returnon assetsdigunakanuntukmengetahuikinerja perusahaan berdasarkan kemampuanperusahaandalam mendayagunakanjumlahassetsyang dimiliki,returnonasset akandapat menyebabkanapresiasi dandepresiasiharga saham.Kinerjakeuanganperusahaandalam menghasilkanlababersihdariaktiva yangdigunakanakanberdampakterhadappemegangsaham perusahaan.Pembelian saham perusahaan oleh para investor akan mempengaruhi harga saham. Semakin banyak investor yang menanamkan dananya pada perusahaan tersebut, maka harga saham perusahaan akan meningkat, harga saham yang semakin meningkat akan berdampak positif terhadap return saham.
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H3 : Return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham
2.3.4.Hubungan Size(X4)terhadap Return Saham ( Y )
memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan bahwa return juga akan meningkat (Scoot, 2006:137).
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H4 : Size berpengaruh signifikan terhadap return saham
2.3.5. Hubungan Fixed Assets TurnOver (X5)terhadap Return Saham ( Y )
Perputaran total aktiva tetap menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva tetap untuk menciptakan penjualan untuk mendapatkan laba. Jika suatu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang tinggi, maka laba pun akan meningkat. Jika laba meningkat maka harga saham diharapkan akan meningkat juga yang akhirnya akan berdampak terhadap return saham.
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H5 : Fixed assets turn over berpengaruh signifikan terhadap return saham
2.3.6 Hubungan Cash Flow To Debt(X6)terhadap Return Saham ( Y )
Cash flow to debt mengukur kemampuan perusahaan untuk membayarhutang dengan kas yang diterima perusahaan dari kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi arus kas dari operasi, semakin besar pula return yang akan diberikan kepada pemegang saham.
2.3.7 Hubungan Kebijakan dividen (M)terhadap Return Saham ( Y )
Perusahaan menetapkan kebijakan dividen untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar. Kebijakan dividen sangat penting karena memengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Semakin stabil suatu perusahaan menetapkan pembayaran dividen semakin positif pandangan investor terhadap perusahaan tersebut di pasar bursa, sehingga menimbulkan naiknya permintaan saham, dengan naiknya permintaan saham maka diikuti pula dengan naiknya harga saham perusahaan tersebut. Naiknya harga saham ini maka secara otomatis menaikkan return saham.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah:
1. Rasio keuangan (currentratio,debt toequity ratio, return on asset, size, fixed assets turn over, dan cashflowtodebt) berpengaruh secara simultan maupun parsial dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan property dan
real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan rasio keuangan (currentratio,debt toequity ratio, return on asset, size,fixed assets turn over
dan cashflowtodebt) dengan return saham pada pada perusahaan property dan