• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Saham

Menurut Tandelilin (2001), saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban. Berbeda dengan penghasilan bunga yang mudah dihitung, maka laba yang diperoleh perusahaan sulit diukur potensinya. Oleh karena itu, saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap.Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh capital gain, tetapi bila hargajualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham, investor akan mendapatkan

capital loss. Berikut ini jenis-jenis pembagian saham menurut Widoatmodjo (2009: 99):

1. Saham biasa (commonstock). Saham ini yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.

(2)

memperoleh terlebih dulu pembagian deviden sesuai dengan yang nilai yang telah ditetapkan sebelum pemegang saham biasa. Dividen saham preferen tidak terutang atas waktu, tetapi terutang apabila sudah diumumkan oleh perusahaan.

Ada2(dua)keuntunganyangdiperolehinvestordenganmembeliataumemilikis aham,yaitu:

1. Dividen

Dividenadalahpembagiankeuntunganyangdiberikanperusahaanpenerbitsaha m atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividendiberikansetelah mendapatkanpersetujuandaripemegangsahamdalamRapat Umum Pemegang Saham.

2. Capitalgain

Capitalgainmerupakan selisihantarahargabelidanhargajual.Capitalgain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Umumnyainvestordenganorientasijangkapendekmengejarkeuntungan melalui capitalgain.

2.1.2 Return Saham

Returnmerupakan tingkatkeuntungan darisuatuinvestasi. Zubir (2011:23)membedakan returnsahammenjadiduajenis yaitureturnrealisasi(realized return)danreturnekspektasi (expected return). Return yang sesungguhnya (realized return) diperoleh setelah satu periode berlalu dan investor menjual kembali sahamnya.Return yang sesungguhnya dapat lebih besar atau lebih kecil darpada expected return.Return

realisasiinipentingdalammengukur kinerjaperusahaan dansebagaidasarpenentuan returndanresikodimasamendatang. Sedangkan

returnekspektasiadalahreturnyang diharapkan

(3)

informasi yang ada di pasar modal.Resiko adalah perbedaan antara expected return dan realized return.MenurutTandelilin(2001),sumber-sumber darireturninvestasiterdiridaridua komponenutama,yaitu:

1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatanyangdiperolehsecaraperiodikdarisuatuinvestasi.

2. Capital gain (loss) merupakankenaikan (penurunan)harga dari suatusurat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisamemberikankeuntungan(kerugian)parainvestor.Dengankatalaincapitalgain( loss)adalahselisihhargabelidanhargajual.

Rate of return merupakan ukuran terhadap hasil suatu investasi.Dalam melakukan investasi orang akan memilih investasi yang memberikan hasil (rate of return). Menurut Zubir (2011:4) rate of return saham dinyatakan sebagai berikut :

��������������ℎ��=(��������� − ℎ��������) +�������

���������

2.1.3 Dividen

Salahsatu returnyang akandiperolehparapemegangsaham adalah dividen.Dividenmerupakanbagian darilababersihyang dibagikankepadapara pemegangsaham (pemilikmodalsendiri).MenurutSunariyah(2004:48)dividen adalahpembagiankeuntunganyang diberikanperusahaanpenerbitsaham tersebut atas keuntunganyang dihasilkan perusahaan.Berdasarkan pendapattersebut,makadapatdikatakanbahwadividenmerupakanproporsipembag ianlabayang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegangsahamperusahaan.

(4)

Ada pendekatan dividensepertidividen yangstabil,rasiopayout, danketersediaanuang tunai (Al Twaijry, 2007).

MenurutArifin(2004:60)pembayaran dividenterkaitdenganstruktur kepemilikanmempengaruhibesar pembayarandividen dari dua sisi, yaitu pertama ketika kepemilikan perusahaan terkonsentrasi (hanya ada beberapa pemilik),

asyimmetricinformationantaraorangdalamdanorangluarperusahaan relatifkecil sehinggamanajertidakperlumenggunakandividenuntukmenyampaikaninformasi .

Menurut Warsono(2003: 272) dividen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Dividen tunai (cash dividend)

Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai yang diterima oleh para pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang mereka menginvestasikannya kembali dalam saham biasa diperusahaan. Penginvestasian kembali dividen pada saham perusahaan diselesaikan melalui suatu rencana reinvestasi dividen.

2. Dividen saham (stock dividends)

Dividen saham dibayarkan dalam lembar saham tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai. Perusahaan yang akan memberikan dividen saham biasanya mengumumkan besarnya dividen tersebut dalam presentase tertentu.

3. Dividen kekayaan (property dividen)

(5)

2.1.4 Kebijakan Dividen

Keputusan keuangan yang berkaitan dengan penentuan berapa besarnya laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa sebagai dividen dan berapa banyak jumlah yang ditahan sering disebut dengan keputusan dividen. Keputusan dividen dalam perusahaan akan menghasilkan kebijakan dividen. Kebijakan keuangan ini merupakan keptusan yang penting, karena dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Sartono (2001: 281) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yangdiperolehperusahaanakandibagikankepadapemegangsaham sebagaidividen atauakanditahandalam bentuklabaditahanguna pembiayaaninvestasi dimasa datang”.Apabilaperusahaanmemilihuntukmembagikanlabasebagai

dividen,maka akanmengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan labayangdiperoleh,makakemampuanpembentukandanainternakan

semakinbesar. Menurut Utari, dkk (2014:50) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya :

1. Hukum yang berlaku. Dividen harus dibayar dari laba bersih setelah pajak tahun berjalan atau tahun lalu.

2. Perusahaan tak mampu membayar dividen (insolvency). Perusahaan tidak boleh membagi dividen jika tak mampu membayar, atau dalam keadaan bangkrut

(6)

keadaan tidak likuid, artinya utang lancar lebih besar dari harta lancar.

4. Perlunya membayar kembali pinjaman. Jika perusahaan mempunyai urtang jangka panjang, maka ia harus menyisihkan laba bersih setelah pajak sebagai cadangan untuk membayar angsuran utang tersebut, hal ini akan berimbas terhadap besarnya dividen yang akan dibagikan.

5. Tingkat perluasan Harta (Rate of asset expansion). Jika perusahaan ingin ekspansi, maka laba bersih setelah pajak harus disisihkan untuk keperluan tersebut. Yang artinya dividen yang dibagikan kecil atau dividen tidak dibagikan

6. Tingkat keuntungan. Jika hasil investasi di luar perusahaan lebih besar daripada dalam perusahaan, maka pemegang saham menuntut dibagikan dividen yang sebesar-besarnya kemudian diinvestasikan diluar

7. Stabilitas keuntungan. Perusahaan yang keuntungannya relatif stabil dapat memprediksi keuntungan masa mendatang dan presentase dividen yang dibagikan akan lebih besar dibandingkan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.

8. Pintu sasaran modal (Acces to the Capital Market). Perusahaan besar yang mudah memperoleh dana dari pasar bursa pada umumnya memiliki laba stabil dan tinggi dan tentunya dapat membagikan dividen lebih besar dibandingkan perusahaan kecil yang sulit memperoleh dana dari modal.

9. Kontrol. Secara rasional ekspansi usaha harus dibiayai oleh laba ditahan. Jika ekspansi usaha dibiayai dengan saham baru, hal itu akan mengurangi posisi kontrol pemegang saham lama atau kelompok pemegang saham mayoritas.

Secara umum ada empat macam jenis kebijakan dividen menurut Warsono (2003:274) yaitu :

1. Kebijakan dividen mantap per saham

Dalam jenis kebijakan dividen ini pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama. Jika jumlah dividen telah dinaikkan, maka jumlah dividen yang dibagikan tidak akan turun.

2. Kebijakan rasio pembayaran dividen konstan

Dalam kebijakan dividen ini jumlah dividen dibakukan sekian persen dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan. Ini berarti dengan laba yang berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan juga berfluktuasi. 3. Kebijakan dividen reguler rendah dan ekstra tutup tahun (low –reguler-

(7)

Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan secara reguler membayar dalam jumlah yang kecil, namun diakhir tahun perusahaan menambah ekstra dividen, jika perusahaan mendapatkan laba yang cukup besar. 4. Kebijakan dividen residual

Dalam kebijakan dividen ini, jumlah laba ditahan bergantung pada tersedianya peluang investasi dalam satu tahun tertentu. Dividen diambil dari laba residual setelah kebutuhan investasi perusahaan terpenuhi.

Sedangkan menurut Utari, dkk (2014:252) terdapat beberapa kebijakan dividen antara lain :

1. Kebijakan dividen stabil

Kebijakan ini bisa mendorong harga saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang dividennya tinggi

2. Kebijakan dividen stabil

Kebijakan ini bisa mendorong harga saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang dividennya tinggi.

3. Kebijakan dividen residu

Laba bersih setelah pajak dikurangi dengan rencana ekspansi, kemudian sisanya dibagikan sebagai dividen. Kebijakan ini berorientasi pada ekspansi usaha karena para pemegang saham lebih suka mengembangkan perusahaan daripada menerima dividen.

4. Kebijakan dividen kecil

Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa laba ditahan sangat fleksibel untuk pengembangan usahadan untuk menambah modal kerja. 5. Kebijakan dividen besar

Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa dengan membayar dividen besar dapat menaikkan nilai saham sehingga banyak investor yang tertarik.

Ada beberapateori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakandividenuntukperusahaan, sehinggadapatdijadikanpemahaman mengapa suatuperusahaan mengambilkebijakandividentertentu.Teori-teoritersebutadalah sebagaiberikut(BrighamdanHouston,2001):

1. Teori irelevansi dividen(dividendirrelevance theory)

(8)

saham.MenurutMiller

danModigliani,kenaikannilaiperusahaandipengaruhi

olehkemampuanperusahaanuntukmendapatkankeuntunganatau earning power dari asset perusahaan.

Pernyataan Millerdan Modigliani ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti:

a. Pasarmodal sempurna dimana para investorrasional

b.Tidak ada biaya emisi sahamjika perusahaan menerbitkan sahambaru. c. Tidak ada pajak baik

peroranganmaupunpajakpenghasilanperusahaan.

d. Informasi tentang investasi tersediauntuk setiapindividu. 2. Teori Preferensi Pajak (tax preference theory)

Apabiladividendikenakanpajakdenganjumlahyanglebihtinggidaripadapaj

ak atascapital

gain,pemodalmenginginkanagardividentersebutdibagikandalam jumlahkecildengan maksuduntukmemaksimumkannilaiperusahaan.

Dividendpayoutratiomerupakanrasioantaradividendpersharedengan.Dividen

dpayoutratio mencerminkankebijakan dividen

darimanajemenmengenaibesarnyadividen yang harusdibagikan kepada pemegang saham.

Ada dua prediksi dariteori peckingorder (Chang, 2009):

1. Internalkeuanganyangpertamakalidigunakan untukmelakukan

investasisebelum pembayaran dividen.Dengandemikian,investasidiperkirakanmemilikipengaruh

negatifterhadappembayarandividen.

2. Investasi akan dikorbankan atau ditunda karena keuangan internal yang

(9)

pengaruhnegatifterhadapinvestasi.Prediksiinidisempurnakan menjadiprediksi

diujibahwaadainteraksinegatifantaradividendpayoutratiodaninvestasi .

Menurut Sartono(2001:292), faktor-faktor yang mempengaruhikebijakan dividenadalima,yaitu:

1. Kebutuhan dana perusahaan

Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan.

2. Likuiditasperusahaan

Likuiditasperusahaan merupakan pertimbangan utamadalambanyakkebijakan

dividenkarenadividenmerupakankaskeluarbagiperusahaan,makasemak inbesar posisikasdanlikuiditasperusahaan secarakeseluruhanakansemakinbesar

kemampuanperusahaanuntukmembayardividen. 3. Kemampuanmeminjam

Perusahaanyangmemilikikemampuan meminjamlebihbesarakanmemiliki

kemampuanuntukmembayardividenyanglebihbesarpula. 4. Keadaanpemegangsaham

Jikakeadaanpemegang sahamlebihbesarberorientasi padacapitalgain,maka

dividendpayoutakanrendah,sehinggamemungkinkanperusahaan untukmenahan labauntukinvestasiyangprofitable.

5. Stabilitasdividen

Bagiparainvestorfaktorstabilitasdividenakanlebihmenarikdaripada

dividend payoutratioyangtinggi. 2.1.5. Current Ratio (CR)

Rasiolikuiditas(liquidityratio)merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

(utang) jangka pendek.Currentratio

(10)

aktiva tersebut menjadi kas). Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin safety) suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghindari insolvensi jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut :

������������= ������������

(11)

2.1.6 Debt to Equity Ratio

Rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Setiap penggunaan utang (financial leverage) oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap resiko dan pengembalian.Rasio inimenunjukkanpersentasepenyediaandana oleh pemegangsaham terhadappemberipinjaman. DalamDwiarti(2009),financialleveragedigunakan untuk mengukur besarnya aktivayangdibiayaidenganhutang.Investorakanmenilaibahwa

perusahaanyangmemilikihutangyangtinggiakanmemilikikemampuan

rendahuntuk membayardividen,karenareturnyangdiperolehakandiprioritaskan untukdigunakan membayar hutangbesertabunganya.Sahamyangmemberikan dividenkecilmembuat hargacenderung turunkarenaminatinvestorakanrendahuntukmemilikiatau membelinya. Jadiakanberesikotinggijikaberinvestasi padasahamyangmemiliki

leveragetinggi.

2.1.7. Return on Asset

(12)

dimiliki perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio Return On Assetsadalah sebagai berikut :

Return on Assets = ��������� �����������

2.1.8Size

Ukuranperusahaanmerupakansalahsatu alatuntuk mengukurbesar kecilnyasuatuperusahaan.Perusahaanbesarmungkinlebihmemiliki pemikiran yang luas, skill karyawan yang tinggi, sumber informasi yang banyak dibandingkan denganperusahaan kecil. Karyawan, aktiva, penjualan, market valuedanvalueaddedadalahbeberapaukuran umumuntukmenentukanbesar kecilnya suatu perusahaan.

Ukuranuntukmenentukanukuran perusahaanadalahdenganlognatural daritotalasset.

2.1.9 Fixed Assets Turn Over

Cara untuk mengukur perusahaan dapat menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau dengan menggunakan rasio fixed asset turn over. Menurut Kasmir (2008:128) Fixed asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio

fixed asset turn over adalah sebagai berikut :

������������������= �����

����������������

(13)

Cash flow to debtadalah membandingkan operasi perusahaan aruskas untuktotal hutang,yanguntuktujuanrasioinididefinisikansebagaijumlahdari pinjamanjangkapendek,bagianlancardari utangjangkapanjang. Rasioini memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menutup totalutang dengan arus kastahunannya dari operasi. Dalam penelitianMunthe (2009), semakin tinggirasio persentase, semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayarkan total hutang.

2.2. Penelitian Terdahulu

Sinaga(2013) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Variabel yang diteliti adalahcurrent ratio,debt equity ratio,return on asset, size, cash flow,cash flow to debt, return saham, kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt, dan cash flow) berpengaruh secara simultan terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk

periode 2008-2011. Sedangkan secara parsial hanya variabel current ratio yang

berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2011.Variabel

kebijakandividentidakmampusecarasignifikan

(14)

Mahendra (2011)meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Peneliti menggunakan 30 perusahaan manufaktur di BEI periode 2006-2009 sebagai sampel penelitian.Hasil penelitian likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan

pada saat profitabilitas rendah.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama

penelitian

Judul penelitian Variabel penelitian return saham dengan kebijakan dividen sebagai moderating

variabel pada perusahaan

manufaktur di bursa efek indonesia cash flow,cash flow to debt, okeuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset,size, cash flow to debt, dan cash flow) dengan return sahampadaperusahaanma return saham pada perusahaan

manufaktur.

current ratio, debt to equity ratio, total assets

turnover,

return on assets, price

Hasil penelitian menunjukanhanyavariabe l return on assets dan

(15)

earning ratio, return saham

DER, dan TAT tidakmempunyaipengaru hsecarasignifikanterhada p return saham,

Nursaada, terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

current ratio, return on asset, debt to equity ratio, dividend payout ratio

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel return on assetberpengaruh

signifikan terhadap pembayaran dividen. terhadap variabel debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembayaran dividen dan

variabel current ratio

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pembayaran (kebijakan dividen sebagai variabel

moderating) pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Likuiditas, profitabilitas,

leverage, nilai perusahaan, kebijakan dividen

Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. kebijakan

dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh

leverage terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Estuari (2010)

Pengaruh current ratio , debt to equity ratio,return on

Current ratio , debt to equity ratio ,

(16)

investment , dan

dividend payout ratio

terhadap return saham perusahaan di Bursa efek Indonesia

return on investment , ,

dividend payout ratio ,

return saham

payout ratio berpengaruh signifikan terhadap

return saham.

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas dan berdasarkan penelitian terdahulu dapat diberikan gambaran kerangka berfikir sesuai dengan permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mempermudah analisis, yaitu :

2.3.1 Hubungan Current Ratio( X1) terhadap Return Saham ( Y )

Rasio likuiditas yang diwakili oleh current ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi

Current ratio (X1)

Debt to Equty Ratio (X2)

return on asset(X3)

Return Saham (Y)

Size(X4)

Fixed assets turnover (X5)

Kebijakan dividen (M)

(17)

(Subramanyam, 2010:38).Sementara itu keuntungan yang besar belum menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya.Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi

investor mengenai kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya.Current ratio dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham artinya semakin tinggi tingkat current ratio maka diharapkan return saham akan semakin baik pula.

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Current ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.2 Hubungan Debt to Equty Ratio (X2)terhadap Return Saham ( Y )

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage

terhadaptotal ekuitas yang dimiliki perusahaan (Subramanyam, 2010:39). Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt terhadap total equity. Dengan semakin tinggi rasio hutang perusahaan mengindikasikan tingginya hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal saham sehingga menjadi beban tersendiri bagi investor karena tingkat biaya bunga yang tinggi mengurangi laba perusahaan dan tingkat resiko yang tinggi. Tingginya bunga berakibat pada rendahnya laba dan return saham.

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H2 : Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham

(18)

Return on Assets menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalammenghasilkanlababersihdariaktivayangdigunakanuntukoperasional.

perusahaan. Returnon assetsdigunakanuntukmengetahuikinerja perusahaan berdasarkan kemampuanperusahaandalam mendayagunakanjumlahassetsyang dimiliki,returnonasset akandapat menyebabkanapresiasi dandepresiasiharga saham.Kinerjakeuanganperusahaandalam menghasilkanlababersihdariaktiva yangdigunakanakanberdampakterhadappemegangsaham perusahaan.Pembelian saham perusahaan oleh para investor akan mempengaruhi harga saham. Semakin banyak investor yang menanamkan dananya pada perusahaan tersebut, maka harga saham perusahaan akan meningkat, harga saham yang semakin meningkat akan berdampak positif terhadap return saham.

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H3 : Return on asset berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.4.Hubungan Size(X4)terhadap Return Saham ( Y )

(19)

memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan bahwa return juga akan meningkat (Scoot, 2006:137).

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H4 : Size berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.5. Hubungan Fixed Assets TurnOver (X5)terhadap Return Saham ( Y )

Perputaran total aktiva tetap menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva tetap untuk menciptakan penjualan untuk mendapatkan laba. Jika suatu Perusahaan memiliki tingkat penjualan yang tinggi, maka laba pun akan meningkat. Jika laba meningkat maka harga saham diharapkan akan meningkat juga yang akhirnya akan berdampak terhadap return saham.

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H5 : Fixed assets turn over berpengaruh signifikan terhadap return saham

2.3.6 Hubungan Cash Flow To Debt(X6)terhadap Return Saham ( Y )

Cash flow to debt mengukur kemampuan perusahaan untuk membayarhutang dengan kas yang diterima perusahaan dari kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi arus kas dari operasi, semakin besar pula return yang akan diberikan kepada pemegang saham.

(20)

2.3.7 Hubungan Kebijakan dividen (M)terhadap Return Saham ( Y )

Perusahaan menetapkan kebijakan dividen untuk menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen yang dibayar. Kebijakan dividen sangat penting karena memengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Semakin stabil suatu perusahaan menetapkan pembayaran dividen semakin positif pandangan investor terhadap perusahaan tersebut di pasar bursa, sehingga menimbulkan naiknya permintaan saham, dengan naiknya permintaan saham maka diikuti pula dengan naiknya harga saham perusahaan tersebut. Naiknya harga saham ini maka secara otomatis menaikkan return saham.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah:

1. Rasio keuangan (currentratio,debt toequity ratio, return on asset, size, fixed assets turn over, dan cashflowtodebt) berpengaruh secara simultan maupun parsial dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan property dan

real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan rasio keuangan (currentratio,debt toequity ratio, return on asset, size,fixed assets turn over

dan cashflowtodebt) dengan return saham pada pada perusahaan property dan

Gambar

Tabel 2.1  Ringkasan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya kegiatan Ipteks bagi masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat, khususnya Ibu PKK di Desa Kalinilam dalam rangka pengembangan diversifikasi

terbangun rasa ingin tahu, bersikap santun, bangga/cinta tanah air dan bersyukur sebagai warga bangsa. Mengasosiasi Penilaian Pengamatan, tentang: 1. Menyimak dari kajian

Di mana pendapatan sistem jajar legowo lebih besar karena petani mengaplikasikan teknik tanam jajar legowo menggunakan jarak tanam yang lebih lebar di bandingkan

[r]

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

hukum perpajakan dengan tegas, dapat memberikan diklat khusus tentang perpajakan dalam meningkatkan Sumber daya Manusia/aparatur pajak yang profesional, dan

Analisis data dimulai dengan membuat proycksi usaha 10 ckor induk sapi PO untuk menghasilkan anak yang diinovasikan dengan pengembangan teknologi reproduksi dalam jangka waktu

Expert Tip – if you frequently use the same reports, you can avoid the need to keep using the Select report Dialog Box and the Select output settings Dialog Box by creating