• Tidak ada hasil yang ditemukan

PS4RK Tafsir Ayat Alquran Tentang Konsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PS4RK Tafsir Ayat Alquran Tentang Konsu"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TAFSIR AYAT EKONOMI

Ayat Ayat Tentang Konsumsi

Di Susun Oleh Kelompok 3: HAJRI (15632004)

NAZIPA RIANI (15632018)

EVANTRI (15632003)

Dosen Pengampuh: Hardivizon, M.Ag

Prodi Perbankan Syari‟ah

Jurusan Syari‟ah dan Ekonomi Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN CURUP

(2)

~ 2 ~

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Tafsir Ayat-Ayat

Isqtishadi ini dengan judul Ayat-Ayat tentang Konsumsi. Diharapkan makalah ini

dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ayat-Ayat tentang Konsumsi

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis

(3)

~ 3 ~

DAFTAR ISI

Halaman

Cover Halaman ...1

Kata Pengantar ...2

Daftar Isi ...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 4 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan ...4

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Konsumsi dalam Islam...5

B. Ayat-Ayat Tentang Konsumsi

a. Q.S Al-Maidah (5) : 3 ...7 b. Q.S Al-An‟am (6) : 118-121 ...15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...21

(4)

~ 4 ~

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi memiliki urgensi yang sangat besar dalam setiap perekonomian, karena tiada kehidupan bagi manusia tanpa konsumsi. Oleh

karena itu, kegiatan ekonomi mengarah kepada pemenuhan tuntutan konsumsi bagi manusia. Sebab, mengabaikan konsumsi berarti mengabaikan

kehidupan dan juga mengabaikan penegakan manusia terhadap tugasnya dalam kehidupan. Dalam sistem perekonomian, konsumsi memainkan peranan penting. Adanya konsumsi akan mendorong terjadinya produksi dan

distribusi. Dengan demikian akan menggerakkan roda-roda perekonomian. Tujuan utama konsumsi seorang muslim adalah sebagai sarana penolong

untuk beribadah kepada Allah. Dalam makalah ini kami akan memaparkan mengenai konsumsi berdasarkan Al-Quran.

B. Rumusan Masalah

a. Teori Konsumsi dalam Islam

b. Ayat-Ayat Tentang Konsumsi

 QS. Al-Ma‟idah (5) : 3

(5)

~ 5 ~

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Konsumsi Dalam Islam

Konsumsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prilaku manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidup, yaitu sandang, pangan, dan papan. Jika di pandang secara khusus, maka sering kali konsumsi hanya terbatas pada pola makan

dan minum. Namun, apabila cakupan konsumsi diperluas akan di temukan konsep bahwa konsumsi merupakan segala aktifitas yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan atas penggunaan suatu produk sehingga mengurangi atau menghabiskan

daya guna produk tersebut.1

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen

untuk membeli (mengkonsumsi) di dalam Journal Stain Curup adalah sebagai berikut:

 Faktor Pribadi

 Faktor Sosial

 Faktor Budaya

 Faktor Psikologis dan

 Harga Barang.2

1

Hardi Vizon, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi (Curup: Lp2 STAINCurup. 2015) hal. 57

2

ISTAN, Muhammad. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Belanja Di Alfa Mart Curup. AL-FALAH : Journal of Islamic Economics, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 66-87, dec. 2016. ISSN 2548-3102. Available at:

(6)

~ 6 ~

Prilaku konsumsi bukan terjadi pada hal-hal yang dapat di konsumsi saja namun juga pada suatu kawasan yang dapat di rasakan manfaatnya, contohnya yang

paling sederhana adalah tanah. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan akan tanah, baik untuk pemukiman maupun untuk tempat usaha. Bagi pemerintah, tanah juga diperlukan guna pembangunan sarana yang akan

bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.3

Dan dalam hal itu juga Konsumsi berlebih – lebihan, yang merupakan ciri

khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam dan disebut

dengan istilah isra (pemborosan) atau tabzir (menghambur – hamburkan harta tanpa

guna). Tabzir berarti menggunakan barang dengan cara yang salah, yakni, untuk

menuju tujuan – tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal – hal yang melanggar

hukum atau dengan cara yang tanpa aturan. Pemborosan berarti penggunaan harta

secara berlebih – lebihan untuk hal – hal yang melanggar hukum dalam hal seperti

makanan, pakaian, tempat tinggal, atau bahkan sedekah. Ajaran – ajaran Islam

menganjurkan pada konsumsi dan penggunaan harta secara wajar dan berimbang,

yakni pola yang terletak diantara kekikiran dan pemborosan. Konsumsi diatas dan

melampaui tingkat moderat (wajar) dianggap lisraf dan tidak disenangi Islam.

Salah satu ciri penting dalam Islam adalah bahwa ia tidak hanya mengubah

nilai – nilai dan kebiasaan – kebiasaan masyarakat tetapi juga menyajikan kerangka

legislatif yang perlu untuk mendukung dan memperkuat tujuan – tujuan ini dan

3

FALAHY, lutfi el. Alih Fungsi Tanah Wakaf Ditinjau Dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Al-ISTINBATH : Jurnal Hukum Islam, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 121-140, dec. 2016. ISSN 2548-3382. Available at:

(7)

~ 7 ~

menghindari penyalahgunaannya. Ciri khas Islam ini juga memiliki daya aplikatif

terhadap kasus orang yang terlibat dalam pemborosan atau tabzil..

Ajaran konsumsi pada arti khusus untuk pola makan dan minum dalam al qur‟an

yang diambil dari kata kulu dan isyrabu. Di antara ayat ayat yang membahas tentang hal tersebut adalah:

. B. Ayat-Ayat Tentang Konsumsi

a. QS. AL MAIDAH (5) : 3

”Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,daging babi, (daging

hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang

(8)

~ 8 ~

(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk

(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama

bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Asbabun Nuzul

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika hibban sedang menggodok daging

bangkai, rasulullah saw. Ada bersamanya. Maka turunlah ayat ini (Q.S. 5 al-ma‟idah:

3) yang mengharamkan bangkai. Seketika itu juga isi panic itu dibuang.4

Kandungan ayat menurut mufassir

Terkait pada konsumsi M. Quraish Shihab juga memberikan isyarat dalam

tafsirnya, Setelah menuntun muslim agar mengembangkan rasa sehingga dapat mengegungkan syiar syiar Allah, serta mngejarkan agar selalu berlaku adil walau

terhadap musuh, serta menuntukan agar membersihkan jiwa dengan ketakwaan serta menyucikannya dengan amal amal kebajikan dan menghindar segala amacam yang

mengakibatkan kekeruhan jiwa dan kegelapan, pada ayat ini, Allah swt. Berfirman : diharamkan oleh Allah bahkan siapapun atas kamu memakan bangkai, yaitu binatang yang mati tanpa melalui penyelembihan yang sah, juga darah yang mengalir

sehingga tidak termasuk hati dan jantung, daging babi, yakni seluruh tubuh nya

4

(9)

~ 9 ~

termasuk lemak dan kulitnya, demikian juga daging hewan apapun yang disembeli atas nama selain Allah dalam rangka ibadah atau menolak mhudarat yang diduga

dapat tercapai dengan mengyembelihnya, dan diharamkan juga yang mati karna terceking dengan cara atau alat apapun, disengaja maupun tidak. Demikian juga yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk yang dterkam binatang buas, kecuali jika

binatang binatang halal yang mengalami apa yang disebut diatas belum sepenuhnya mati sehingga sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan juga bagi mu apa

yang disembelih atas atau buruk berhala berhala, apapun berhala itu. Dan diharamkan juga mengundi mengundi nasib dengan anak panah, yangh demikian itu adalah kefasikan yakni perbuatan yang mengantar pelakuknya keluar dari koridor

agama.5

Thahir ibn asyur, penganut mazhab maliki, berpendapat bahwa pegandengan itu

untuk mengisyaratkan bahwa yang haram adalah makan babi karena, bila disebukan daging dalam konteks hukum, yang terlintas dalam benak adalah memakannya,

Dan dalam firman nya, yang tercekik, yang dipukul yang jatuh, yang

ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kesemuanya masuk dalam penrtian hukum bangkai, tetapi ia sengaja tidak disebut secara tidak tegas, karena ketika

turunnya ayat ini, pengetian kata bangkai dari segi hukum belum diketahui oleh

masyarakat, dan jenis jenis yang terlarang itu mereka benarkan untuk dimakan.6

Dan pada kata  an- nushub pada firmannya: wa‟ma dzubiha ala an

-nushub/ dan apa yang disembelih untuk atau diatas berhala berhala, kata nushub

5

M. Quraish shihab, Tafsir Al- Misbah (Jakarta: Lentera Hati. 2009) hal.18

6

(10)

~ 10 ~

adalah bentuk kata jamak dari kata nashab, yaitu batu yang dipancang. Kata ini juga

berarti berhala.7 Demikian juga ke ka‟bah ini dimaksud dengan membedakan apa

yang mereka sembelih unutuk dimakan dan apa yang mereka persembahkanm untuk tuhan tuhan mereka atau untuk jin, „ala an-nushub dapat diartikan diatas berhala

berhala, dapat juga berarti untuknnya. Dan dalam hal ini bukhari dalam shahihnya

meriwayatkan ucapan Abu Raja al-Utharidi bahwa: kami tadinnya menyembah batu, tetapi kalau kami mendapatkan batu yang lebih baik, kami membuang yang lama dan

menyembah yang baru, kalau kami tidak mendapatkan batu( karena kami dipadang pasir), kami menghimpu segumpal tanah, kemudian membawa kambing untuk memerah susunya di atas tanah sampai ia menjadi batu.

Dan pada kata tastaqsimu dalam firmannya: wa an tastaqsimu bi

al-azlam/mengundi nasib dengan anak panah, terambil Dario kata qiamah, yakni bagian atau nasib, untuk menentukan langkah atau nasib orang msyrik menempuh langkah

yang salah, yaitu menggunakan apa yang diistilah kan dalam ayat ini dengan al

azlam, bentuk jamak dari kata zalam yaitu kayu semacam anak panah sebelum di

tajamkan atau di ujungnya di pasang kan besi.8 al-azlam juga digunakan untuk

menentukan nasib seseorang atau keberhasilan dan kegahalan apa yang mereka

usahakan. Dan semua yang disebut di atas, dari bangkai hingga perjudian dan mengundi nasib adalah fisq, yakni bentuk benyuk yang mnengakibatkan orang keluar

dari ajaran agama.

Pada buku tafsir Al- Misbah ini pula menjelaskan tentang Al-biqai menghubungkan penggalan ayat ini dengan pengglang ayat sebelumnya dengan

7

Ibid., hal. 21

8

(11)

~ 11 ~

menyatakan bahwa menghindarilarangan larangan ini hanya dapat dilakukan oleh siapa yang mntap dalam keagamaannya, memiliki tekiat yang kuat, tidak

mengarahkan pandanga pada sisi lainnya,oleh Karen itu Allah melanjutkan pernyataan yang mengandung makna natijah dan sebab hal diatas sesudah larangan itu yakni: pada hari ini telah ku sempurnakanuntuk kamu agama kamu, dengan

kesempurnaan itu tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk tidak melaksanakan tuntunan di atas.

Serta pula menjelaskan menegenai kesaksian Sayyid qudhub untuk memperkuat penafsiran beliau, menjekaskan bahwasanya Sayyid Qudhub melihat bahwa penempatan ayat diatas yang sepintas terlihat tidak terhubung, menunjukan

kesatuan ajaran isalam, antara aqidah, syariah dan akhlak. Agama, menurutnya, merupakan satu kesatuan, baik yang berkaitan dengan pandangan menyangkut ide

dan keyakinanan, yang menyangkut syiar syiar dan ibadah, halal dan haram, maupun yang berhubungan denmgan ketentuan sosial. Semua itulah yang di namai ad-din/ agama, itulah yang disempurnakan, dan itulah nikmat yang dinyatakannya sebagai di

cakupkan olehnhya.

Dan terkait dengan konsumsi al-maragi menjelaskan bahwa ayat ini mulailah

Allah menerangkan barang barang yang diharamkannya, yang telah ia isyaratkan

pada awal surah ini dengan firmannya, illah ma yutla ‘alaikum, yang semuanya ada

sepuluh macam.:9

9

(12)

~ 12 ~

 Bangkai

Menurut „uruf, bangkai ialah binatang yang mati sendiri, bukan karena di apa

apakan oleh seseorang. Sedangkan menurut syara‟, ialah binatang mati tanpa di

sembelih oleh seseorang supaya bisa dimakan. Dan hikmah diramkannya bangkai antara lain

a. Karena perasaan yang sehat merasa jijik terhadapnya

b. Kalau dimakan, maka orang yang memakannya akan terhina, semua hal

yang bertentangan dengan harga dan kehormatan diri.

c. Orang yang memakan bangkai akan terancam bahaya, baik yang mati itu

karena sakit, karena sangat letih atau akibat bibit bibit penyakit.

 Darah

Adapun diharamkan darah adalah, juga karena ia membuat bahaya,dan

menjijikan. Bahayanya karena darah itu sangat sulit dicerna, dan banyak merusak zat busuk yang bisa merusak badan dan demikian darah kadang membuat penyakit menular,

 Daging babi

Selain berbahaya pada daging babi ini ilmu kedokteran sudah sepakat bahwa

daging babi ini bahaya dari makannya yang kotor,dan pada hal itu daging babi paling sulit di cerna, karena terlalu banyak lemak dalam lapisan ototnya, bahwa zat lemak

pada zat lemak yang ada di tempat itu menyebabkan cairan lambung tak bisa sampai pada makannan, sehingga menyulitkan pencernaan zat zat putih telur dan memayahkan lambuing.

(13)

~ 13 ~

Kenapa memakan bianatang yang sembelih dengan cara seperti itu diharamkan, karena yang seperti itu termasuk beribadat kepada selain Allah. Maka,

dengan memakannya, berarti berserikat dan mendukung perbuatan kaum musyrik. Padahal, perbuatan seperti itu wajib di ingkari, bukan di setujui.

 Binatang yang tercekik

Ibnu jarir, dalam tafsirnya meriwayatkan beberapa qaul. Menurut as suddi, bahwa munkhaniqah, ialah binatang yang kepalanya masukpada cdelah diantara

cabang pohon, lalu tercekik sampai mati.

Menurut ibnu abbas da ad-dahhak, yang dimaksud ialah binatang yang terceking sampai mati, menurut riwayat lain dari ad-dahhak juga bahwa yangh

dimaksud ialah kambing yang diikat, kemudian mati tercekik karena talinya sendiri. Sesudah itu ibnu jarir kemudian menyatakan pendapatnya sendiri, di antar

pendapat tersebut yang patut di benarkan ialah, pendapat yang mengatakan munkhaniqah ialah binatang yang tercekik, apakah tercekik itu karna talinyaterlalu kuat, atau karena kepalannya masuk ke celah sempit, sehingga tidak bisa keluar ,lagi,

lalu tercekik sampai mati.

 Binatang yang mati dipukul

Pada penggalan ini di maksud dengan binatang yang dibunuh dengan pukulan tongkat atau batu yang tak punya ketajaman, sampai mati tanpa di sembelih. Dan

dalam hal itu karena pemukulan itu juga dilarang , maka demikian pula diharamkan

pula memakan dagingnya.ia termasuk dalam keumunan kata maitah (bangkai).

 Binatang yang mati jatuh

(14)

~ 14 ~

mati. Al-mutaradiyyah dihukumi seperti maitah, karena,orang tidak punya andil

dalam mematikannya, dan semula tidak bermaksud untuk memakannya.

 Binatang yang mati ditanduk

 an-natihah, ialah binatang yang ditanduk oleh binatang lain sampai

mati akibat tandukan itu, tanpa andil manusia dalam mematikannya.

 Binatang yang mati karena terkaman binatang buas

Yakni binatang yang mati diterkam binatang buas, seperti singa,serigala macan dan

lain lain yang hendak memangsanya. Namun demikian, memakannya binatang buas pada sebagian tubuh mangsanya, bukanlah menjadi syarat pengharaman. Karena pengharaman itu sudah terjadi, selama binatang buas itu sudah menangkap dan

berhasil membunuhnya.

 Binatang yang disembelih untuk berhala

 an-nusub : mufrad adari al-ansab, artinya : batu (patung) di sekitar

ka‟bah, yang jumalahnya 360 buah, orang orang jahilliyah, kalau menyembelih

binatang, mereka sembelih disana,dengan anggapan bahwa itu termasuk qurban atau

(15)

~ 15 ~

118. Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya.

119. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang

disebut nama Allah ketika menyembelihnya, Padahal Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang

terpaksa kamu memakannya. dan Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang

(16)

~ 16 ~

120. Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat),

disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.

121. Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah

suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya

kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

Asbabun nuzul

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa orang orang datang menghadap

Rasulullah dan berkata:”ya Rasulullah! Mengapa kita boleh makan yang kita

sembelih dan dilarang memakan yang dimatikan Allah?”maka Allah menurukan ayat

ini(Q.S.6 al-An‟am:118-121) menegaskan bahwa yang halal dimakan ialah

sembelihan yang saat menyembelihnya di baca Bismillah dengan nama Allah).

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At Tarmidzi, yang bersumber dari Ibnu „Abbas.10

Kandungan ayat menurut mufassir

118. Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika

menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya.

10

(17)

~ 17 ~

Dalam penafsiran al- Maraghi. Pada ayat pertama ini, apabila keadaan dari kebanyakan orang itu sesat, seperti yang telah aku terangkan kepada kamu, maka

makanlah binatang binatang sembelihan menyabut nama Allah, jangan makan binatang lain, jika kalian beriman kepada ayat Allah yang telah datang kepadamu, dengan membawa petunjuk ilmu pengetahuan dan mendustakan hal hal yang

bertentangan dengan ayat al-Qur‟an.11



artinya apakah yang menghalangi mu dari kelakuan yang begini.

Dalam hal ini juga sedang yang dimaksud dengan ayat sebelumnya, apakah

yang menghalangi kamu untuk memakan sembelihan yang ketika

menyembelihannya disebut nama Allah?

Padahal Allah telah menerangkan dengan rinci kepada mu, hal hal yang dia

haramkan atasmu dan dia jelaskan, dalam firmannya QS al-An‟am (6) ayat 145:



(18)

~ 18 ~

145. Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau

makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.

Adapun yang dimaksud dengan uhilla li gairillahi bihi ialah binatang yang ketika di

sembelih disebutkan nama selain nama Allah. Kata ini muncul pada ayat ke 121.

Pada ayat ini (119) ini puladijelaskan apabila kita dalam keadaan terdesak,

berikut yang ditafsirkan oleh al- Maraghi “kecuali bila kamu terdesak oleh keadaan

darurat untuk memakannya. Seumpama tidak ada makanan lagi ketika mengalami

lapar yang amat sangat, selain makanan yang diharamkan. Maka ketika itu tidak ada

lagi pengharaman.12

Dan selain dalam hal ini pada ayat al-An‟am(6) :118-121 ini menjelaskan

tentang konsumsi selain dari al- Maraghi ada juga mufassir M. Quraish Shihab yang menafsirkan tentang ayat konsumsi ini seperti:

Pada ayat ini M. Quraish Shihab mengatakan menurut al-biqa‟I, ada

kebiasaan al qur‟an, yaitu menyebutkan ke esaan Allah swt, sambil membuktikannya

dengan uraian tentang penciptaan langit dan bumi serta aneka manfaat yang dihamparkannya untuk manusia. Setelah itu, disusul dengan ayat yang menunjukan

makna keheranan atas sikap oarng yang mempersekutukannya, kemudian yang ini dilanjutkan dengan perintah makan, itu semua mengingatkan manusia akan aneka nikmat ilahi agar mendorong mereka lebih banyak bersyukur.

12

(19)

~ 19 ~

Dan dari sini ayat diatas, datang mengingatkan bahwa, “ berpegang teguhlah

pada petunjuka Allah agar kamu tidak ikut sesat dan jangan benarkan dalih mereka

menyangkut semblihan dan lain-lain. Maka jika demikian atau jika kau jujur dalam pengakuan iman kamu, makanlah dari apa, yakni binatang binatang yang halal, yang disebut nama Allah atasnya ketika menyembelihnya dan tinggalkan apa yang mati

tanpa di sembelih, dan tinggal kan juga yang disembelih selain atas nama Allah. Jika kamu terhadap ayat-ayatnya semuanya adalah benar benar orang mukmin yang telah

mantap keimanannya kepada semua tuntuan Allah swt.

Dan dari penggalan ayat diatas yang juga di sambungkan dengan penggalan ayat selanjutnya, dan dalam ayat ke 120 ini mufassir berpendapat yang menyatakan

bahawa ayat lalu yang memrintahkan untuk memakan sembelihan yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya ditunjukan kepada kaum muslimin yang inin

mendekatkan diri kepada Allah melalui sikap menjauh dari kenikmatan walau yang mubah, ayat ini seakan berkata kepada mereka: kalau kalian ingin mendekatkan diri kepada Allah, lakukanlah itu dengan bukan meninggalkan amal amal mubah yang

dibolehkan Allah tetapi dengan meninggalkan dosa yang lahir dan yang batil.

Dan pada ayat 121 M. Quraish Shihab menafsirkan setelah ayat yang lalu

memerintahkan memakan apa yang bermanfaat untuk mereka didunia dan diakhirat, sambil mengingatkan untuk menjauhi segala macam dosa, dan kini di tegaskan dosa

itu , yakni sembelihan yang tidak di sebut nama Allah sekaligus menjelaskan sebab larangan itu, ayat ini menegaskan bahwa, dan jangan lah juga kamu memakan dari apa, yakni walau sedikit pun dari binatang binatang halal yang tidak disebut nama

(20)

~ 20 ~

kesungguhan pesannya suatu kefasikan, yakni sikap dan perbuatan yang mengantar keluarnya seseorang dari koridor agama.

Pada ayat ini terdapat kata musyrikin yang ada pada penutup ayat ini. Kata tesebut

dapat pula dipahami dalam arti kata pada suatu ketika akan menjadi musyrik. Ayat

ini merupakan peringatan bagi kita, jika kita mengikuti pandangan orang musyrik

maka tentulah kita akan menjadi musyrik.13

Sehingga dari pembahasan yang kami sampaikan, maka dapat kami

simpulkan bahwanya Tujuan Konsumsi di dalam Islam bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan para konsumen saja, namun juga di harapkan dengan konsumsi maka itu dapat mengantarkan kita para konsumen menuju kemaslahatan.

Adapun Prinsip di dalam Konsumsi dalam Islam

 Jangan berlebihan

 Jelas

 Halal dan baik (halal dalam hal ini di pandang dari 2 aspek yaitu berdasarkan

zat yang dikandungnya dan bagaimana cara memperoleh nya).

 Mempengaruhi tubuh kita sebagai konsumen.

13

(21)

~ 21 ~

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Dari pembahasan ayat konsumsi di atas dapat sedikit kami simpulkan yang

pertama di ayat al-ma‟idah : 3, dari penafsiran m.quraish shihab dan juga al- Maraghi

kedua mufassir ini hamper sama dalam menafsirkan ayat tersebut yang menyatakan seperti ayat ini tidak menyebutkan siapa yang mengharamkan makanan makanan yang disebutkan disini, hal itu juga bukan saja karena setiap muslim mengetahui bahwa yang berwenang mengharamkan hanya Allah swt, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa apa yang akan di sebut berikut ini sedemikian buruk sehingga siapa pun pasti akan jijik.

Dalam hal itu juga kedua mufassir ini menyatakan bahwa illah ma yutla „alaikum, semuanya ada sepuluh macam antara lain seperti bangkai,darah,daging babi, binatang yang di sembelih tidak atas nama Allah, binatang yang tercekik, binatang yang mati dipukul,binatang yang mati jatuh, binatang yang mati ditanduk, binatang yang mati karena terkaman binatang muas, binatang yang disembelih untuk berhala.

Dan pada penafsiran ayat ke 2 surah, al-ana‟am 6: 118-121, kedua mufassir

menafsirkan larangan untuk tidak memakan binatang yang tidak dengan menyebut nama Allah maka hal ini sangat berdosa, dan keluar dari koridor agama islam, dan pada ayat ini mufassir khususnya al- Maraghi berpendapat bahwa yang perlu di garis bawahi yang dimaksud dengan menyebut nama Allah, tidak mutlak dalam arti membaca basmAllah, tetapi cukup dengan menyebut salah satu namanya. Dan pada hal makanan yang dilarang kedua mufassir ini menjelaskan tentang ayat ini sedikit

sama dengan ayat lainnya seperti surah al-ma‟idah: 3, yang juga menjelaskan tentang

(22)

~ 22 ~

DAFTAR PUSTAKA

Vizon, Hardi. Tafsir Ayat-ayat Ekonomi. Curup: Lp2 STAIN Curup

Al- Maraghi, Mustafa. Tafsir Al-Maraghi jilid 6. Semarang: PT. Karya Toha

Putra Semarang

Al- Maraghi, Mustafa. Tafsir Al-Maraghi jilid 8. Semarang: PT. Karya Toha

Putra Semarang

Shihab, Quraish M. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati

Dahlan, H.A.A; Alfarisi, Zaka M. Asbabun Nuzul Edisi Kedua. Bandung: CV

Penerbit Diponegoro

ISTAN, Muhammad. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Memilih Belanja Di Alfa Mart Curup. AL-FALAH : Journal of Islamic Economics, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 66-87, dec. 2016. ISSN 2548-3102. Available at:

<http://journal.staincurup.ac.id/index.php/alfalah/article/view/62/13>. Date accessed: 21 apr. 2017.

FALAHY, lutfi el. Alih Fungsi Tanah Wakaf Ditinjau Dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Al-ISTINBATH : Jurnal Hukum Islam, [S.l.], v. 1, n. 2, p. 121-140, dec. 2016. ISSN 2548-3382. Available at:

Referensi

Dokumen terkait

Agar pelanggan tetap loyal dalam rangka menghadapi persingan perusahaan ini harus dapat memberikan kualitas produk dan kualitas pelayanan jasa terbaik kepada pelanggan

kemampuan rendah hanya mampu mengamati dan menguraikan suatu informasi yang diterimanya melalui pilihan jawaban yang diberikan oleh peneliti; 3) Soal indikator 3

Dari beberapa karya di atas, menunjukkan bahwasanya belum ada yang membahas penelitian tersebut dengan keterkaitan moralitas intelektual dalam Islam: Konsep ulu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar berpengaruh positif terhadap minat siswa SMA Kartika 1-5

Deskripsi Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep, menunjukkan contoh dan memberikan tugas, sesuai dengan perkembangan afeksi (sosial dan emosional) peserta didik usia

Hasil penilaian nelayan pembudidaya terhadap ikan baronang memiliki keunggulan untuk di budidaya yaitu: (1) pakan, ikan baronag makanannya adalah tumbuhan laut (lamun,

Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengkaji dan menganalisis penerapan program kesejateraan sosial terhadap masyarakat miskin di kota Makassar; (ii) untuk

Sejalan dengan masalah market share asuransi syariah yang tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan, padahal dari sisi jumlah, aset, investasi, kontribusi