HAKEKAT KODE ETIK GURU DAN DEWAN
KEHORMATAN GURU INDONESIA UNTUK MENJAGA
HARKAT MARTABAT GURU
1. Pengertian Kode Etik Guru Indonesia
Persatuan Guru Republik Indonesia (disingkat PGRI) adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya berprofesi sebagai guru. Organisasi ini didirikan dengan semangat perjuangan para guru pribumi pada zaman Belanda. Pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru sebagai pedoman sikap perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
Menurut pasal 1
1. Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara.
2. Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam dan luar sekolah.
(Hadiatmaja soepardi R.A.:hal 1)
2. Sejarah Kode Etik Guru Indonesia
Kode Etik merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku seseorang dalam kiprah karya keprofesiannya sehari-hari. Kode etik merupakan pedoman sebagai pengganti hati nurani yang dirumuskan bersama dan disepakati, dengan penuh kesadaran serta tanggung jawab sendiri-sendiri maupun bersama-sama (korps), dilaksanakan dan dijunjung tinggi. Pelanggaran yang dilakukannya dapat dirasakan sebagai beban hukuman moral bagi mereka yang melakukannya.
Status of Teachers rekomendasi UNESCO / ILO pada tahun 1966 belum atau dirumuskan kode etik. Selanjutnya tentang Kode Etik Guru Indonesia oleh PGRI merupakan pekerjaan berat yang harus dirumuskan, maka pada kongres PGRI ke XIII tahun 1973 yang diselenggarakan tanggal 21 s.d. 25 November 1973 di Jakarta telah menetapkan Kode Etik Guru Indonesia.
Sebelum kongres PGRI 1973 sebuah Tim telah membahas, menjajaki, dan merumuskan melalui beberapa tahap dalam forum pertemuan para ahli pendidikan. mereka berorientasi pada jiwa, semangat dan nilai-nilai luhur kepribadian dan budaya bangsa yang telah tumbuh secara embrional, kemudian diperbandingkan dengan profesi lain.
Kode Etik Guru Indonesia dalam perumusannya atau waktu kelahirannya mengalami 4 (empat) tahap, yaitu:
1. Tahap pembahasan / perumusan (tahun 1971/1973) 2. Tahap pengesahan (kongres XIII, November 1973) 3. Tahap penguraian (kongres XIV, Juni 1979)
4. Tahap penyempurnaan (kongres PGRI XVI, Juni 1989). (Hadiatmaja soepardi R.A.:hal 1)
3. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Guru Indonesia
Menurut pasal 2
Created by nafisatriseptian | 1 Nama : Nafisa Tri Septian NPM : 15330033
(1) Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang.
(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
4. Isi Kode Etik Guru
1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3) Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6) Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
8) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. (Taruna:hal 159)
5. Pengertian Dewan Kehormatan Indonesia
(1) Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) adalah perangkat kelengkapan organisasi PGRI yang dibentuk untuk menjalankan tugas dalam memberikan saran, pendapat, pertimbangan, penilaian, penegakkan, dan pelanggaran disiplin organisasi dan etika profesi guru.
(2) Peraturan tentang Dewan Kehormatan Guru Indonesia adalah pedoman pokok dalam mengelola Dewan Kehormatan Guru Indonesia, dalam hal penyelenggaraan tugas dan wewenang bimbingan, pengawasan, dan penilaian Kode Etik Guru Indonesia.
(Hadiatmaja soepardi R.A:hal 7)
6.
Tugas Dewan Kehormatan Indonesia
Tugas dan Wewenang
Sesuai dengan AD PGRI BAB XVII pasal 30 ayat 2, dan ART PGRI BAB XXVI pasal 92, maka tugas dan fungsi DKGI adalah :
1) Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pelaksanaan, penegakan, pelanggaran disiplin organisasi dan Kode Etik Guru Indonesia Indonesia kepada Badan Pimpinan organisasi yang membentuknya tentang:
a. Pelaksanaan bimbingan, pengawasan, penilaian dalam pelaksanaan disiplin organisasi serta Kode Etik Guru Indonesia
b. Pelaksanaan, penegakan, dan pelanggaran disiplin organisasi yang terjadi di wilayah kewenangannya
c. Pelanggaran Kode Etik Guru Indonesia yang dilakukan baik oleh pengurus maupun oleh anggota serta saran dan pendapat tentang tindakan yang selayaknya dijatuhkan terhadap pelanggaran kode etik tersebut
d. Pelaksanaan dan cara penegakan disiplin organisasi dan Kode Etik Guru Indonesia
e. Pembinaan hubungan dengan mitra organisasi di bidang penegakan serta pelanggaran disiplin organisasi serta Kode Etik Guru
2) Melaksanaan tugas bimbingan, pembinaan, penegakan disipin, hubungan dan pelaksanaan Kode Etik Guru Indonesia sebagaiamana ayat-ayat di atas dilakukan bersama pengurus PGRI di segenap perangkat serta jajaran di semua tingkatan
3) Pelaksanaan tugas penilaian dan pengawasan pelaksanaan kode etik profesi sebagaimana ayat-ayat di atas dilakukan melalui masing-masing DKGI di semua tingkatan organisasi.