ETIKA GURU DALAM INTERAKSI EDUKATIF DAN KODE ETIK PROFESI GURU
Disusun Oleh :
INTAN PRASTIAWATI 1815152197
Tugas ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Bahasa Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah
Dosen : Dr. Fahrurrozi, M.Pd
KELAS E 2015 SEMESTER 6 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JULI 2018
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia dalam hal ini anak didik. Negara menuntut generasinya yang memerlukan pembinaan dan bimbingan dari guru.
A. Kedudukan guru
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat dimasyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormai. Sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendiidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dengan kepercayaan itu, maka pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membia anak didik baik secara individual, maupun klasikal, disekolah maupun diluar sekolah. 1
B. Peranan Guru a. Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk. b. Inspirator
Sebagai inspirator guru harus memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
c. Informator
Sebagai informator, guru harus dapat meberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata peljaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru.
d. Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan, kegiatan akademik , menyusun tata tertib disekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
e. Motivator
Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi guru dapat menganalisis motif-motif yang menelatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya dikelas.
C. Kepribadian Guru
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masig sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan pribadi yang mereka miliki. Kepribadian merupakan suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan , ucapan, cara berpakaian, dan dalam mengahadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah unsur yang menetukan keakraban guru dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dengan sikap dan perbuatannya, dalam membina dan membimbing anak didik. Alexander Meikeljhon mengatakan:
“No one can be a genuine teacher unless he is himself actively sharing in the human attempt to understand men and their word.”
Jadi menurut meikeljhon tidak seorang pun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati(mulia) kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya. 2
Seorang guru jika ingin dihormati harus memiliki sikap yang berwibawa sehingga dapat di hormati oleh siswa. Berikut penjelasan tentang guru berwibawa:
a. Memahami guru berwibawa
Secara sederhana, wibawa dapat dimaknai sebagai keampuan untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain. Wibawa bisa muncul dari 2 hal : karisma dan performa.3
Karisma biasanya berkaitan dengan hal-hal yang melekat pada pribadi seorang, seperti postur tubuh, bentuk wajah , gaya bicara dan tatapan mata, sampai cara berjalan. Seseorang yang kharismatik tidak perlu belajar terlebih dahulu atau mengubah penampilan untuk cari perhatian orang lain. Ia sudah memiliki daya pikat yang dibawanya sejak lahir. Dari sinilah muncul kemampuan untuk membuat orang lain terpesona dan terpengaruh. Seorang guru yang berkharismaik akan menghadirkan pengalaman yang unik bagi para siswa sehingga hatinya merasa tertawan. Maka bisa dibayangkan betapa mudahnya dalam mengelola para siswa yang sudah tertawan dan tak berdaya.
Kedua perkara yang bisa menigkatkan wibawa seseorang adalah performa yaitu kebiasaan yang lahir dari standar plan kerja yang dimilikinya guru. Dibandingkan dengan kharisma, performa lebih mudah dipelajari dan dibentuk karena tidak terkait dengan hal-hal yang sifatnya bawaan. Guru yang cerdas selalu bisa mengatasi persoalan akan terlihat lebih berwibawa daripada guru yang terlihat gagap dan jarang memberi solusi terhadap suatu masalah. Guru yang secara konsiste menunjukkan rasa tidak suka terhadap siswa yang melanggar aturan, lebih disegani siswa daripada guru yang tidak konsisten yang tidak menampilkan ketidaksukaannya kepada pelanggar aturan. Guru dibilang tidak konsisten jika terkadang marang ketika melihat ada siswa yang melanggar aturan dan terkadang membiarkannya. 4
D. Bentuk Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif dilakukan dalam beberapa bentuk dengan mempergunakan pola komunikasi, antara lain: komunikasi sebagai aksi, yaitu komunikasi satu arah dimana pendidik ditempatkan sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Dalam interaksi ini pendidik aktif sementara peserta didik pasif. Kegiatan belajar mengajar dipandang sebagai momen untuk menyampaikan bahan pelajaran; komunikasi sebagai interaksi, komunikasi dua arah dimana pendidik berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik, bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Terjadi dialog antara pendidik dan peserta didik; Dan komunikasi sebagai transaksi, adalah komunikasi banyak arah yaitu komunikasi yang tidak hanya terjadi antara guru dan peserta didik, tetapi juga adanya tuntutan terhadap anak didik supaya aktif lebih daripada pendidik. Peserta didik dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi peserta didik lainnya, seperti halnya pendidik.
E. Kiat-kiat Membangun Interaksi Edukatif 1. Berperilaku secara profesional.
2. Berupaya sedemikia rupa untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik.
3. Menjunjung tinggi harga diri dan integritas. Perlu diingat, relasi pendidik dengan peserta didik merupakan relasi kewibawaan.
4. Tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didik
5. Memandang setiap tindakan peserta didik secara adil5 I. Profesi Guru
a. Etika dan Kode Etik Guru Indonesia
Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika akan mempengaruhinya tindakan manusia karena berperan membantu manusia untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dan apa yang harus dihindari. Segala aspek kehidupan manusia, etika dapat dibedakan menjadi 2 macam:
1. Etika deskripstif
Etika yang meberikan gambaran etika yang telah digunakan oleh komunikasi tertentu. Isinya berupa faka yang sesuai dengan realitas dan sistuasi yang membudayakan dimasyarakat. Ia hanya menjelaskan fenomena moral dan tidak memberikan penilaian.
2. Etika normatif
Etika yang berkaitan dengan apa yang seharusnya dialkukan atau apa yang terjadi (idealnya). Etika normatif dapat dibagi dua yaitu etika umum dan khusus. Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pedoman bagi manusia untuk bertindak dan menjadi tolak ukur dalam menilai baik dan buruknya suatu tindakan . sedangkan etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan tertentu. Etika khusus terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Sedangkan etika sosial berkaitan dengan kewajiban manusia yang berupa sikap dan pola perilaku terhadap orang lain. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain. Contoh etika sosial:
a. Etika terhadap sesama b. Etika profesi
c. Etika politik
d. Etika lingkungan hidup, e. Etika ideologi
Dengan demikian etika profesi merupakan cabang dari etika khusus yang meupakan produk etika sosial. Suatu profesi yang merupakan kelompok masyarakat memang haus memiliki tata nilai yang mengatur kehidupan bersama. .
b. Kode Etik Guru di Indonesia
Kode etik guru di Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku yang menjadi pegangan guru-guru yang baikdan nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik serta sikap pergaulan sehari-hari didalam dan diluar sekolah. kode etik guru indonesia berfungsi sebagai perangkat prinsip dan norma yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesioanal guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua, sekolah dan rekan seprofesi . oleh karena itu kode etik profesi diindonesia harus ditaati.
Kode etik guru diterapkan dalam kongres persatuan guru republik indonesia
(PGRI) yang dihadiri oleh seluruh urusan cabang dan pengurus daerah se-indonesia. Dalam kongresnya yang ke XIII di Jakarta tahun 1973 yang kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI ke XVI tahun 1989 di jakarta telah merumuskan kode etik guru yang berbunyi sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing siswa untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang siswa sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dari masyarakat sekitarnya untuk membina peran seta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial. 8. Guru secara bersama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintahan dalam bidang pendidikan.6 c. Profesi Kependidikan
Profesi kependidikan terdiri atas dua suku kata yakni “profesi” dan “professional”,dua suku kata ini memiliki arti yang berbeda “profesi” berasal dari bahasa latin yaitu”proffesio” yang mempunyai dua arti yaitu janji/ikrar pekerjaan. Dalam arti luas, profesi berarti kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Dalam arti sempit, profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi kependidikan adalah seorang yang ahli dalam mendidik yang telah dilatih dan diakui secara formal dan informal di masyarakat dijadikan acuan untuk dapat mengajar dan mendidik.
Orang- orang yang terlibat dalam profesi kependidikan
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 3. Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam konseling.
4. Pamong belajar adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan pembuatan percontohan serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program pendidikan luar sekolah dan pemuda serta olahraga.
5. Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang
untuk mendidik, mengajar, dan melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah.
6. Tutor adalah orang yg memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya
d. Tugas pokok dan fungsi 1. Guru
Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Guru Sebagai Pengajar
Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan teknologi, sehingga apa yang disampaikan kepada peserta didik merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan jaman. Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar.
Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.
Guru Sebagai Penilai
Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful, Bahri Djamarah. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Barnawi & Mohammad Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
https://www.slideshare.net/leodamees/profesi-kependidikan-31618179
https://www.scribd.com/doc/87199470/Artikel-Tentang-Profesi-Kependidikan.
Sujanto, Bedjo. 2007. Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum.
Jakarta: Sagung Seto.
Sumarsono cs. 1985. Pendidikan Indonesia dari Jaman ke Jaman, Balai Pustaka.
Ilyas, I. (2010). Kinerja dan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran.
Jurnal Lentera Pendidikan, 13, 57,
http://idr.uin-antasari.ac.id/8868/2/2.pdf
Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan …, 2010 - journal.uin-alauddin.ac.id.
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/SAUNG_GURU/VOL._1_NO._2/Edi__Hendri GURU_BERKUALITAS_PROFESIONAL_DAN_CERDAS_EMOSI.pdf
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 2004 - journal.uny.ac.id.
http://repository.ut.ac.id/4041/1/MKDK4005-M1.pdf