• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN KAPASITAS PARU PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN KAPASITAS PARU PARU"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

KAPASITAS PARU-PARU RESPONDEN DENGAN BERBAGAI KONDISI FISIOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas Fisiologi Hewan

Disusun oleh:

Sofiah ( 4401411003 )

Noor Izzah ( 4401411005 )

Mulyati ( 4401411008 )

Ayuanita Nursani W ( 4401411019)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

I. Judul

Kapasitas paru-paru responden dengan berbagai kondisi fisiologi II. Latar Belakang

III. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pemberian berbagai konsentrasi tepung kacang hijaui berpengaruh terhadap kadar asam urat darah tikus putih.

IV. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari penafsiran yang berbeda atau salah pengertian, maka akan dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Tepung kacang hijau adalah tepung yang dibuat dari kacang hijau dengan cara dikeringkan kemudian dihaluskan dan diayak sampai didapatkan tepung kacang hijau yang halus. Dalam penelitian ini, tepung kacang hijau dengan persentase tertentu dicampurkan kedalam pakan tikus, sehingga diperoleh pakan tikus dengan kandungan tepung kacang hijau sebesar 0, 15, 30, 45 dan 60%.

2. Kadar asam urat darah adalah jumlah atau banyaknya asam urat yang terdapat darah, yang dapat diketahui melalui proses analisis biokimia dengan menggunakan alat Mikrolab 2000 dengan panjang gelombang 546 nm.

3. Tikus putih adalah salah satu jenis mammalia yang mempunyai nama jenis Rattus norvegicus dengan ciri antara lain berambut warna putih, mata merah, reproduksi dengan melahirkan, menyusui dan merupakan hewan yang biasa digunakan untuk penelitian.

V. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi tepung kacang hijau terhadap kadar asam urat serum darah tikus putih.

(3)

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti

Untuk memberikan pengembangan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh pemberian berbagai konsentrasi tepung kacang hijau terhadap kadar asam urat serum darah tikus putih.

2. Bagi masyarakat

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh pemberian berbagai konsentrasi tepung kacang hijau terhadap kadar asam urat serum darah tikus putih.

VII. Biologi tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

(4)

digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.

Klasifikasi ilmiah

Gambar.1 Tanaman kacang hijau (Vigna radiata)

Kacang hijau dalam bentuk kecambah mengandung enzim-enzim aktif salah satunya amilase yang membantu dalam metabolisme karbohidrat. Selain rasanya yang gurih dan lezat, kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Kandungan Nutrisi Kacang Hijau

Tinggi protein

Kacang hijau merupakan sumber alternatif protein nabati. Kacang hijau mengandung protein tinggi sebanyak 7 gr/100 gr. Protein yang terkandung memiliki asam amino lengkap. Protein pada kecambah kacang hijau sudah berkurang jumlahnya yaitu hanya 3 gr/100 gr, tetapi asam aminonya sebagian dalam bentuk bebas yang cepat diserap tubuh.

Tinggi kandungan serat

Kacang hijau memiliki kandungan serat yang tinggi sekitar 7,6 gr/100 gr. Kandungan serat ini mencukupi kebutuhan serat harian Anda sebesar 30%. Serat berguna untuk membantu melancarkan pencernaan dan mencegah konstipasi.

Rendah karbohidrat

Karbohidrat yang terkandung dalam kacang hijau adalah 19 gr/100 gr. Cukup rendah dan baik untuk dikonsumsi dalam program diet maupun program muscle building

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Fabales

(5)

Mengandung asam lemak esensial

Asam lemak esensial yang terkandung dalam kacang hijau adalah omega-3 (0,9 mg/100 gr) dan omega-6 (119 mg/100 gr). Omega 3 merupakan asam lemak yang berguna untuk menurunkan kolesterol dalam darah.

Rendah lemak

Sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik, sebab kacang hijau hampir tidak mengandung lemak.

Kaya vitamin

Kacang hijau mengandung asam folat dan vitamin B1 (thiamin) yang tinggi. Asam folat sebanyak 159 µg/100 gr dan thiamin sebesar 0,2 mg/100 gr. Selain itu juga kaya vitamin B lain, seperti riboflavin, B6, asam pantothenat, serta niasin. Vitamin yang terkandung didalamnya membantu meningkatkan energi dan metabolisme.

Kaya mineral

Kacang hijau kaya akan mineral, dalam 100 gramnya mengandung seperti potasium (266 mg), phosphorus (99 mg), manganese (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg).

Kaya enzim aktif

Kacang hijau yang sedang dalam masa perkecambahan. Kaya akan enzim aktif seperti amilase yang meningkatkan penyerapan dan pembentukan energi. Enzim ini rusak pada suhu diatas 400 C, hindari pemanasan dengan suhu tinggi.

Kaya antioksidan

Kecambah kacang hijau memiliki kandungan fitosterol (15 mg/100 gr) yang berfungsi sebagai antioksidan.

Manfaat Kacang Hijau

Pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru

(6)

Meningkatkan penyerapan nutrisi

Secara tak langsung peran ini sangat berkaitan dengan efek perbaikan pertumbuhan badan. Penelitian mengungkapkan bahwa defisiensi vitamin B1 menyebabkan waktu pengosongan lambung dan usus dua kali lebih lambat yang mengindikasikan sulitnya proses pencernaan makanan yang terjadi sehingga kemungkinan makanan tersebut tidak dapat diserap dengan baik. Pada kecambah kacang hijau mengandung enzim-enzim aktif yang meningkatkan penyerapan nutrisi dan metabolisme tubuh.

Memperbaiki saluran pencernaan dan mencegah konstipasi

Kacang hijau mengandung serat tinggi yang berfungsi membersihkan saluran pencernaan, meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga mengurangi waktu kotoran menumpuk didalam usus, serat juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

Sumber energi

Vitamin B kompleks bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan. Defisiensi vitamin B dapat mengganggu proses pencernaan makanan dan selanjutnya dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan. Vitamin B merupakan bagian dari enzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah menjadi energi. Tanpa kehadiran vitamin B tubuh akan mengalami kesulitan dalam mencerna karbohidrat.

Membantu penyerapan protein di dalam tubuh

Salah satu teori menyebutkan bahwa vitamin B2 dapat membantu penyerapan protein di dalam tubuh. Kehadiran vitamin B2 akan meningkatkan pemanfaatan protein sehingga penyerapannya menjadi lebih efisien.

Memaksimalkan kerja sistem syaraf

Tanda-tanda pertama orang yang kekurangan vitamin B1 adalah penurunan kerja syaraf. Kegiatan syaraf terganggu salah satu penyebabnya adalah pencernaan karbohidrat yang terhambat. Penelitian pada sekelompok orang yang kurang mengkonsumsi vitamin B1 dalam waktu singkat muncul gejala-gejala tidak mampu memusatkan pikiran dan kurang bersemangat.

(7)

Kacang hijau mengandung kalsium dan phosphor untuk regenerasi sel-sel tulang dan gigi.

Sebagai antioksidan

Kacang hijau dan kecambahnya mengandung zat antioksidan untuk mencegah penuaan dini dan berbagai penyakit degeratif. Selain itu pula mengandung mineral selenium yang berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah kanker.

Meningkatkan keaktifan fisiologi tubuh

Mineral-mineral yang terkandung dalam kacang hijau berperan dalam meningkatkan keseimbangan enzim-enzim dalam tubuh. Mineral besi berfungsi menghasilkan sel darah merah, mencegah anemia darah. Zinc membantu membentuk keseimbangan hormon & sistem kelenjar. Manganese sebagai pendukung kerja enzim yang mencerna karbohidrat.

VIII. Asam Urat Dalam Darah dan Metabolisme Purin

Asam urat dinyatakan sebagai suatu senyawa alkaloida turunan purin (xanthine). Senyawa ini pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1976, merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen pada burung dan hewan melata. Ia bisa ditemukan pada hasil ekskresi kedua jenis hewan tersebut dan pada urin hewan pemakan daging (Ganong, 2002).

Menurut Mariyono (2004), asam urat adalah asam lemah yang merupakan produk akhir metabolisme purin. Nukleotid purin merupakan bahan penting untuk komposisi asam nukleat dan sumber energi tubuh. Pada keadaan normal, keseimbangan antara pembentukan dan pemecahan nukleotid purin. Sedangkan purin tersebut berasal dari asupan diet purin dan pemakaian ulang purin yang sudah terdapat di dalam tubuh. Untuk mengubah purin menjadi asam urat dibutuhkan enzim xanthin oxidase, dan bagian tubuh yang mengandung banyak enzim ini antara lain adalah hati dan usus.

(8)

mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan alkali.

Nukleotida purin akan dikatabolisasi dalam jaringan tubuh dengan menghasilkan asam urat. Dari AMP mengalami deaminasi oleh adenosine deaminase (ADA) dengan menghasilkan inosin. Inosin dan guanine dibentuk dari proses hidrolisis secara spontan nukleosida monofosfat, yang diaktivasi oleh purin nucleoside phosphorylase (PNP) dengan menghasilkan hypoxanthin dan guanine. Guanine mengalami deaminasi menjadi xanthin oleh guanine deaminase, suatu enzim yang banyak terdapat pada otak dan hati manusia. Hypoxanthin dioksidasi menjadi xanthin, dan xanthin diubah menjadi asam urat oleh xanthin oxidase (Mathews, 2000).

Menurut Nurachman (2003) asam urat yang terakumulasi dalam jumlah besar dalam darah, akan memicu pembentukan kristal yang berbentuk jarum. Kristal-kristal ini biasanya terkonsentrasi pada sendi-sendi (kaki, lutut, siku atau tangan) sedemikian rupa, sehingga mengakibatkan radang sendi (arthritis). Sendi-sendi tempat menumpuknya asam urat biasanya menjadi bengkak dan kaku. Apabila terkumpul di ginjal, asam urat akan memicu pembentukan batu asam urat (trofi) yang mengakibatkan kerusakan ginjal yang sulit diperbaiki. Kejadian ini biasanya dibarengi dengan kejadian hipertensi, penyakit pembuluh darah, infeksi atau penuaan.

Akumulasi dari asam urat menyebabkan gout (Spector, 1993). Gout adalah gangguan metabolisme asam urat, yang ditandai dengan deposisi kristal urat dalam jaringan, terutama dalam persendian dan disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi asam urat dalam cairan jaringan, termasuk plasma darah. Gejala utama biokimiawi gout adalah hiperurikemia, yang dapat diakibatkan oleh peningkatan pemasukan purin, perputaran dan produksi, berkurangnya eliminasi atau kombinasi faktor-faktor lingkungan dan genetik.

(9)

pemberian obat penurun kadar asam urat yang berlebihan, disamping juga faktor lepasnya kristal urat dari deposit kristal urat yang telah ada di jaringan.

Dalam kehidupan sehari-hari, pembatasan konsumsi makanan yang tinggi kadar asam uratnya, seperti daging jeroan dan berbagai jenis kacang-kacangan termasuk kacang hijau perlu dilakukan pengaturan, terutama bagi penderita asam urat (Gotera, 2003).

Memperhatikan uraian di atas, dapat disusun kerangka berpikir seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka berpikir peningkatan kadar asam urat akibat mengkonsumsi kacang hijau dalam jumlah banyak.

IX. Hipotesis

Kacang hijau : sumber purin kategori sedang

Mengkonsumsi kedelai dalam jumlah banyak

Purin dalam jumlah yang banyak masuk tubuh

Metabolisme purin

Kadar asam urat dalam tubuh meningkat

Ekskresi

Terekskresi semua

Berjalan lambat/ tidak lancar Berjalan cepat/ lancar

Terdapat sisa ekskresi Tertimbun dalam darah

Penimbunan sisa ekskresi

(10)

Berdasarkan kerangka berpikir seperti pada Gambar 2, maka hipotesis penelitian ini adalah pemberian tepung kacang hijau berpengaruh terhadap kadar asam urat dalam darah tikus putih.

X. Metode Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2010 di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah jenis tikus putih Rattus norvegicus, sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 ekor tikus putih Rattus norvegicus strain wistar, umur 2 bulan, berat 150-200 g.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : pemberian tepung kacang hijau dengan persentase 0%, 15%, 30%, 45% dan 60%.

2. Variabel tergantung : kadar asam urat darah tikus putih.

3. Variabel kendali : strain, umur, jenis kelamin dan berat badan tikus putih.

4. Variabel rambang : suhu dan kelembapan.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan pre test post test dengan kelompok kontrol (pre test post test control group desaign) (Pratiknya, 1993). Perlakuan yang diterapkan berupa pemberian tepung kacang hijau pada tikus putih dengan berbagai konsentrasi.

E. Langkah-langkah Penelitian Alat dan Bahan

Alat – alat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Timbangan Ohaus dengan kapasitas 2610 g dengan skala terkecil 0,1 g.

2. Kandang tikus lengkap dengan pakan dan minum sebanyak 5 buah.

(11)

4. Oven untuk mengeringkan kacang hijau.

5. Mikrohematokrit untuk pengambilan darah.

6. Rak dan tabung reaksi untuk menampung sampel darah.

7. Ependoff untuk menampung sampel darah.

8. Sentrifuse.

9. Mikrolab 2000 untuk memeriksa kadar asam urat darah

Bahan –bahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih strain winstar, umur 2 bulan sebanyak 25 ekor, dengan berat badan 150-200 g; tepung kacang hijau; pakan tikus CP511 sebanyak pakan basal tikus; air minum; asam pikrat untuk menandai tikus. F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Menyiapkan tikus putih sebanyak 25 ekor

b. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tempat pakan dan minumnya

c. Menyiapkan timbangan hewan

d. Menyiapkan tepung kacang hijau

e. Menyiapkan pakan dengan penambahan tepung kacang hijau

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Mengadaptasikan tikus selama satu minggu. Selama adaptasi tikus diberi pakan dan minum secara ad libitum

b. Menimbang berat badan tikus dan menandainya dengan asam pikrat

(12)

d. Untuk mengetahui kadar asam urat awal, semua tikus diambil darahnya dan diukur kadar asam urat

e. Menempatkan tikus dalam kandang masing-masing sesuai kelompok dan diberi perlakuan sebagai berikut:

Kelompok A : diberi tepung kacang hijau 0% dari total pakan Kelompok B : diberi tepung kacang hijau 15% dari total pakan Kelompok C : diberi tepung kacang hijau 30% dari total pakan Kelompok D : diberi tepung kacang hijau 45% dari total pakan Kelompok E : diberi tepung kacang hijau 60% dari total pakan

f. Pakan diberi secara ad libitum dan dilakukan selama 21 hari. g. Pada hari ke-22 setiap tikus pada masing-masing kelompok

dipuasakan selama 14 jam, diambil darahnya dari pleksus retroorbitalis menggunakan mikrohematokrit. Sampel darah ditampung dalam tabung reaksi dan didiamkan selama 30 menit kemudian disentrifuse untuk diambil serumnya.

h. Kadar asam urat darah diukur dengan menggunakan alat mikrolab 2000 dengan panjang gelombang 546 nm.

3. Alur Penelitian

(13)

Pengambilan data kadar asam urat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan pengumpulan data sampel darah yang akan diukur sebelumnya disentrifugasi terlebih dahulu untuk memisahkan antara serum dan plasma, karena yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah serum darah.

2. Kadar Asam Urat

Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan menggunakan alat mikrolab 2000 dengan panjang gelombang 546 nm. Pemeriksaan ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Secara ringkas sampel darah sebanyak 20 μl dicampur dengan 1000 μl reagen asam urat, dicampur rata, didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar (370

C), kemudian absorbsian sampel terhadap reagen blanko dibaca dengan alat mikrolab 2000 (Lampiran 9).

3. Tabulasi Data

Data berupa kadar asam urat (mg/dl) dimasukkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Kadar Asam Urat (mg/dl)

Ulangan Kadar Asam Urat Darah Tikus Pada Kelompok Perlakuan (mg/dl)

(14)

I II I II I II I II I II

Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan uji anava satu arah dengan taraf kepercayaan 5 % .

Tabel 2. Rumus Anava

Sumber

db : derajat kebebasan JK : Jumlah kuadrat KT : Kuadrat tengah F : Nilai frekuensi t (1-1/2 α) : treatment

r : Replikasi atau pengulangan 1. Faktor Koreksi (FK)

(15)

2. Jumlah Kuadrat (JK) JKT = ∑(Tij²) – FK JKP = ∑ (Tij²)/r – FK

JKG = Jk total – JK perlakuan 3. Kuadrat Tengah (KT)

KTP = JKP / db KTG = JKG / db 4. F hitung

F hit = KTP / KTG

Selanjutnya untuk dapat menolak atau menerima hipotesis, maka F hitung yang telah diketahui harus dikonsultasikan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Bila Fh > Ft = Signifikan, Ho ditolak dan Ha diterima 2. Bila Fh < Ft = Tidak signifikan, Ho diterima dan Ha ditolak

Apabila perhitungan dengan uji ANAVA memiliki perbedaan signifikan antara Fhit dengan Ftab maka perhitungan dilanjutkan uji BNT 1% menggunakan rumus :

BNT α = t

2KTGr

Selanjutnya selisih rata-rata pada setiap perlakuan dibandingkan dengan harga BNT pada 1%. Apabila nilai selisih rata-rata tersebut lebih besar dari BNT pada 1%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua perlakuan tersebut berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Pengaturan Diet Penderita Asam Urat. http://www.medikaholistik.com. 30 oktober 2010.

---2010a. Sakit Sendi Karena Asam Urat.

(16)

---2010b. Rebiouric. http://www.rich.co.id/rebio/rebiouric.html. 14 Oktober 2004. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0004/02/iptek/temp.21.htm. 19 Juli 2004. Budisantoso, Hieronymus. 1994. Susu Dan Yogurt Kedelai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Dalimartha, Setiawan.2002. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya.

DM. 2005. Diet Asam Urat. http://www.pasarinfo.com/pi index page.asp&gro=16&vlayout=even. 6 April 2005.

Efendie, Benny. 2005. Konsultasi. http://www.farmasinet.com/pio/konsultasi.php. 29 April 2005.

Ganong, William F. 2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 20 terjemahan HM Djauhari Widjajakusumah. Jakarta: EGC..

Jo, Juandy. 2005. Gout dan Diet. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/19/ilpeng. 29 April 2005.

Tri Harjanti, Riwi. 2006. Pengaruh Pemberian Tepung Kedelai Terhadap Kadar asam Urat Dalam Darah Tikus Putih. Semarang: Biologi FMIPA UNNES.

Krisnatuti D, Yenrina R & Uripi Vera. 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Gangguan Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Gambar

Gambar 2. Kerangka berpikir peningkatan kadar asam urat akibat mengkonsumsi kacang
Gambar 3. 25 ekor tikus putih
Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Kadar Asam Urat (mg/dl)
Tabel 2. Rumus Anava

Referensi

Dokumen terkait

Hasil: Terdapat kadar timbal dalam rambut akibat paparan kronis pada sopir kendaraan umum di Kota Mataram dengan kadar rata – rata adalah 8,4085 μg/g dengan persentase 28,3% di

Cost Effectiveness Analysis Penanganan Operasi Katarak secara Rawat Inap di RSUD Prof.. Margono Soekarjo dan secara Rawat Jalan di Balai Kesehatan Mata

Franklin dan Snow (1985) serta Brander et al ., (1991) mengatakan bahwa mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik terjadi dengan cara penginaktifan obat,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berkarakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Muhammadiyah 10 Surakarta,

Tujuan dari penelitian ini ialah memodifikasi model matematika penyebaran penyakit malaria, melakukan analisis kestabilan lokal dan global pada model modifikasi, melakukan

Rendahnya motivasi belajar peserta didik akan membuat peserta didik tertarik pada hal-hal yang negatif Raymond J.W dan Judith (Nurhasanah : 2012) mengungkapkan bahwa

Dari hasil permurnian ini terlihat bahwa isolat yang tidak dapat dimurnikan adalah kelompok bakteri yang mempunyai kemampuan mereduksi sulfat rendah.. Karakteristik Isolat

• Pengenkripsian password : Kunci rahasia yang dihasilkan pada proses pembangkitan kunci AES tidak akan disimpan, sementara password yang merupakan masukan awal akan