• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT SERUM TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus Novergicus Strain Wistar ) HIPERURISEMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT SERUM TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus Novergicus Strain Wistar ) HIPERURISEMIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bab Pendahuluan ini memberikan latar belakang masalah mengenai hiperurisemia, suatu kondisi peningkatan kadar asam urat dalam darah yang prevalensinya cukup tinggi dan pengobatannya seringkali menimbulkan efek samping. Penulis menekankan perlunya alternatif pengobatan dari sumber alami, khususnya ekstrak bawang merah yang kaya flavonoid, yang diketahui memiliki sifat antioksidan dan penghambat enzim xantin oksidase yang berperan dalam pembentukan asam urat. Bagian ini membangun konteks penelitian dengan memaparkan permasalahan kesehatan yang signifikan dan potensi solusi alami.

1.1 Latar Belakang

Subbab ini menjelaskan definisi hiperurisemia berdasarkan beberapa sumber, menunjukkan rentang kadar asam urat normal dan abnormal, serta menekankan peningkatan risiko artritis gout dan urolitiasis. Selain itu, dibahas pula prevalensi hiperurisemia dan gout yang beragam di berbagai populasi. Ketidakpuasan terhadap efek samping obat-obatan sintetis menjadi landasan utama pencarian alternatif pengobatan alami. Di sini, potensi bawang merah sebagai sumber flavonoid dan penghambat xantin oksidase dijelaskan secara detail, menghubungkan kandungan flavonoid dengan efek terapeutik yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Subbab ini merumuskan pertanyaan penelitian secara spesifik: apakah pemberian ekstrak bawang merah (Allium ascalonicum L.) dapat menurunkan kadar asam urat serum tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) hiperurisemia? Rumusan masalah ini membatasi ruang lingkup penelitian dan mengarahkan pada tujuan yang terukur dan terarah. Kejelasan rumusan masalah sangat penting dalam penelitian ilmiah untuk memastikan fokus dan keluaran yang relevan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum secara garis besar ingin mengetahui pengaruh ekstrak bawang merah terhadap penurunan kadar asam urat. Tujuan khusus lebih rinci, yaitu membandingkan penurunan kadar asam urat antar kelompok tikus perlakuan dan menentukan dosis ekstrak bawang merah yang efektif. Pembagian tujuan ini menjamin tercapainya sasaran penelitian secara komprehensif. Dengan tujuan yang jelas, penelitian ini dapat dikaji secara akademis dan menghasilkan output yang terstruktur.

1.4 Manfaat Penelitian

Subbab ini menguraikan manfaat penelitian yang meliputi manfaat akademis (penambahan informasi ilmiah dan dasar penelitian selanjutnya), manfaat klinis (alternatif terapi asam urat dari alam), dan manfaat masyarakat (upaya kuratif bagi penderita asam urat). Manfaat penelitian ini menunjukkan relevansi dan kontribusi studi tersebut terhadap berbagai tingkatan, mulai dari pengembangan ilmu pengetahuan hingga dampak praktis bagi masyarakat. Bagian ini penting untuk menyoroti signifikansi dan aplikasi praktis dari penelitian.

II. Tinjauan Pustaka

Bab Tinjauan Pustaka ini memberikan landasan teoritis penelitian dengan memaparkan literatur yang relevan mengenai bawang merah (klasifikasi, morfologi, manfaat, kandungan, dan efek farmakologis), asam urat (definisi, pembentukan, dan ekskresi), serta hiperurisemia (definisi, etiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan terapi). Bab ini menyajikan kajian komprehensif tentang berbagai aspek yang terkait dengan penelitian dan menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep kunci yang relevan.

2.1 Tinjauan Umum Bawang Merah

Subbab ini membahas klasifikasi ilmiah bawang merah (Allium ascalonicum L.), deskripsi morfologinya, serta berbagai manfaat dan kandungan zat gizinya, termasuk flavonoid. Diuraikan juga efek farmakologis bawang merah untuk kesehatan, terutama berkaitan dengan sifat antioksidan dan penghambatan enzim xantin oksidase. Kajian ini memberikan dasar ilmiah mengenai penggunaan ekstrak bawang merah sebagai bahan pengobatan alternatif.

2.2 Asam Urat

Subbab ini menjelaskan definisi asam urat, proses pembentukannya melalui jalur metabolisme purin (biosintesis dan degradasi purin), dan mekanisme ekskresinya melalui ginjal. Pemahaman yang komprehensif mengenai metabolisme purin dan asam urat sangat krusial untuk memahami patofisiologi hiperurisemia dan efektivitas intervensi pengobatan. Penjelasan yang sistematis mengenai proses metabolisme ini meningkatkan pemahaman terhadap mekanisme kerja ekstrak bawang merah dalam penelitian.

2.3 Hiperurisemia

Subbab ini menguraikan definisi hiperurisemia, etiologi (penyebab), pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis hiperurisemia, komplikasi yang mungkin terjadi, serta berbagai terapi yang umum digunakan, termasuk pengobatan konvensional dan alternatif. Tinjauan komprehensif ini memperkuat argumen penelitian mengenai perlunya alternatif pengobatan hiperurisemia yang lebih aman dan efektif. Diskusi mengenai terapi konvensional dan keterbatasannya menguatkan justifikasi penggunaan ekstrak bawang merah.

III. Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian

Bab ini memaparkan kerangka konseptual penelitian yang menggambarkan hubungan antara variabel bebas (pemberian ekstrak bawang merah) dan variabel terikat (kadar asam urat serum). Hipotesis penelitian juga dirumuskan berdasarkan kerangka konseptual tersebut. Kerangka konseptual dan hipotesis penelitian ini menunjukkan alur pemikiran dan prediksi peneliti mengenai hubungan antara variabel yang diteliti. Hal ini penting untuk membuktikan kualitas pemikiran ilmiah yang sistematis.

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Bagian ini menampilkan diagram atau penjelasan hubungan antar variabel dalam penelitian. Penjelasan ini visualisasi dari bagaimana peneliti menghubungkan pemberian ekstrak bawang merah dengan penurunan kadar asam urat. Kerangka konseptual membantu pembaca memahami alur logika dan desain penelitian.

3.2 Hipotesis

Bagian ini menyatakan hipotesis penelitian, misalnya: “Pemberian ekstrak bawang merah dapat menurunkan kadar asam urat serum pada tikus putih jantan hiperurisemia.” Hipotesis ini merupakan prediksi yang akan diuji melalui penelitian. Pernyataan hipotesis yang jelas dan terukur sangat penting untuk memberikan arah yang jelas bagi penelitian dan pengujian hasilnya.

IV. Metodologi Penelitian

Bab Metodologi Penelitian menjelaskan secara rinci desain, prosedur, dan teknik analisis data yang digunakan. Ini memastikan reproducibility dan validitas temuan penelitian. Deskripsi yang detail mengenai metodologi ini penting untuk menilai kualitas penelitian dan kepercayaan terhadap hasil yang diperoleh.

4.1-4.8 (Rencana Penelitian, Tempat dan Waktu, Populasi dan Sampel, Variabel, Definisi Operasional, Alat dan Bahan, Prosedur Penelitian)

Subbab ini menjelaskan secara detail rancangan penelitian, meliputi lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel hewan percobaan (tikus putih jantan), kriteria inklusi dan eksklusi, definisi operasional variabel, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak bawang merah, induksi hiperurisemia, dan pengukuran kadar asam urat. Prosedur penelitian dijelaskan secara langkah demi langkah, termasuk cara pemberian ekstrak bawang merah pada tikus dan metode pengukuran kadar asam urat. Detail metodologi yang komprehensif ini sangat penting untuk menilai kelayakan dan kualitas penelitian.

4.9 Analisis Data

Subbab ini menjelaskan teknik analisis data yang digunakan, meliputi uji statistik yang tepat untuk menganalisis perbedaan kadar asam urat antar kelompok perlakuan dan korelasi antara dosis ekstrak bawang merah dengan penurunan kadar asam urat. Pemilihan uji statistik yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil yang valid dan dapat diinterpretasikan dengan benar. Penjelasan ini menunjukkan kemampuan peneliti dalam mengembangkan dan menerapkan metodologi yang tepat.

4.10 Alur Penelitian

Subbab ini menyajikan diagram alur penelitian yang merangkum langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis. Diagram alur ini memberikan gambaran yang jelas dan ringkas mengenai proses penelitian dari awal hingga akhir. Hal ini memudahkan pemahaman mengenai urutan tahapan penelitian dan interkoneksinya.

V. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Bab ini menyajikan hasil penelitian berupa data kadar asam urat serum pada masing-masing kelompok perlakuan dan analisis statistik yang dilakukan. Tabel dan grafik digunakan untuk mempresentasikan data secara jelas dan ringkas. Penyajian data yang terstruktur dan terorganisir ini memudahkan pemahaman mengenai temuan penelitian.

5.1 Hasil Penelitian

Subbab ini menyajikan data mentah berupa rerata kadar asam urat serum pada berbagai kelompok perlakuan, ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Presentasi data yang terstruktur dan mudah dimengerti ini memungkinkan pembaca untuk memahami temuan penelitian secara cepat dan efisien.

5.2 Analisis Data

Subbab ini menjelaskan analisis statistik yang dilakukan, meliputi uji one-way ANOVA untuk membandingkan perbedaan kadar asam urat antar kelompok, uji Tukey HSD untuk mengetahui perbedaan rerata yang signifikan, uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara dosis ekstrak dan penurunan kadar asam urat, serta uji regresi untuk mengetahui pengaruh dosis terhadap penurunan kadar asam urat. Penjelasan ini menunjukkan kemampuan peneliti dalam menganalisis data dengan tepat dan objektif.

VI. Pembahasan

Bab Pembahasan ini menginterpretasikan hasil analisis data dan menghubungkannya dengan tinjauan pustaka. Pembahasan ini juga membahas keterbatasan penelitian dan implikasinya bagi penelitian selanjutnya. Interpretasi yang kritis dan mendalam mengenai hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan peneliti dalam menarik kesimpulan yang bermakna dan relevan.

VII. Kesimpulan dan Saran

Bab ini merangkum kesimpulan penelitian berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan. Saran untuk penelitian selanjutnya juga diberikan untuk pengembangan studi ini. Kesimpulan dan saran yang jelas dan terarah ini memberikan pandangan yang komprehensif mengenai signifikansi dan implikasi penelitian yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

o Metropolitan Area Network (MAN) : jaringan kecepatan tinggi untuk node yang terdistribusi dalam jarak jauh (biasanya untuk satu kota atau suatu daerah besar).. o Wide Area

Hasil: Terdapat kadar timbal dalam rambut akibat paparan kronis pada sopir kendaraan umum di Kota Mataram dengan kadar rata – rata adalah 8,4085 μg/g dengan persentase 28,3% di

Cost Effectiveness Analysis Penanganan Operasi Katarak secara Rawat Inap di RSUD Prof.. Margono Soekarjo dan secara Rawat Jalan di Balai Kesehatan Mata

Pada saat ini masih banyak ditemukan penggunaan bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan dalam pangan dan berbahaya bagi kesehatan, seperti boraks dan formalin..

Franklin dan Snow (1985) serta Brander et al ., (1991) mengatakan bahwa mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik terjadi dengan cara penginaktifan obat,

An Analysis of Code Mixing Used By Students at Madrasatul Quraniyah Islamic Boarding School Batulayar West of Lombok.. Academic

Cakupan puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1 pada tahun 2018, sebesar 88,05% (8.799 puskesmas) yang berarti telah mencapai target

Pada lahan optimal dengan pemupukan nitrogen dosis tinggi yang semakin meluas dan intensif, penggunaan arang sekam padi sebagai sumber silikat hampir dapat dipastikan