• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Bimbingan dan Konseling di SD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Astri Marlia

NIM : 1600054

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Dosen : Ari Rahmat Riadi, M.Pd.

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD

Menurut Moh. Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling yaitu: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.

Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

(2)

Pada abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Sehingga peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bemaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup tersebut memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling.

Selain itu setiap peserta didik satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling. Kemudian adanya kurikulum 2013 yang mengharuskan peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta pendalaman peminatan yang tentu saja memerlukan layanan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan hal tersebut tentu saja perlu diselenggarakan bimbingan dan konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, serta didukung oleh landasan hukum yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 111 tahun 2014.

Yang menjadi perhatian dalam “bimbingan dan konseling di SD” yaitu, pengembangan diri yang bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai kondisi sekolah. Kegiatan Pengembangan diri tersebut dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi para siswa, dan dalam hal ini mencakup empat bidang, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karier.

Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa menemukan dan mengembankan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

(3)

b. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehdupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.

c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembagannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya. e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.

f. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah

maupun jasmaniah.

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnyayang dialndasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

b. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.

c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.

d. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.

e. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.

f. Orientasi tentang hidup berkeluarga.

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

(4)

lainnya,, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.

b. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.

c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan, serta pengetahuan dan kemampuan, serta pengembangan pribadi.

e. Orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.

Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan dan konseling membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:

a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.

b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak dikembangkan.

c. Orientasi dan informasi terhadp pendidikn yang lebih tiinggi, khususnya sesuia dengan karier yang hendak dikembangkan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuayaan RI No. 111 Tahun 2014 pasal 10 ayat 1. Bahwa penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SD/MI atau yang sederajat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan bertugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling. Konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat bekerja sama dengan guru kelas dalam membantu tercapainya perkembangan peserta didik/konseli dalam bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara utuh dan optimal.

(5)

mampu menilai hasil pembelajaran secara adil, mampu menetapkan tujuan pembelajaran. Selain materi tentu mempelajari “bimbingan dan konseling” takkan berkesan apabila tidak ada motivasi yang disampaikan dari dosen kepada mahasiswa, selama belajar calon gurupun dibekali dengan motivasi-motivasi yang mampu membangun semangat dalam diri para calon guru dan sebagai referensi untuk memotivasi para peserta didik/konseli di masa yang akan datang.

Selain ditumbuhkan keterampilan seperti diatas, tentu saja ada satu hal yang yang menjadi hal yang penting, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, komunikasi menjadi nilai plus dalam melakukan proses bimbingan dan konseling, oleh karena itu dengan mempelajari bimbingan dan konseling, seorang calon guru dilatih untuk mampu berbicara dengan fasih dan mampu memberikan suasana yang nyaman bagi peserta didiknya.

Kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan “bimbingan dan knseling di SD” adalah perlunya sarana, prasarana dan pembiayaan yang memadai. Ruang kerja bimbingan dan konseling memiliki kontribusi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Ruang kerja bimbingan dan konseling disiapkan dengan ukuran yang memadai, dilengkapi dengan perabot/perlatannya, diletakan pada lokasi yang mudah untuk akses layanan dan kondisi lingkungan yang sehat. Di samping ruangan, dapat dibangun taman sekolah yang berfungsi ganda yaitu untuk kepentingan taman satuan pendidikan, dapat juga ada disain untuk layanan bimbingan dan konseling di taman.

(6)

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari pengelolaan bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Satuan Pendidikan. Memilih strategi pengelolaan yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program layanan bimbingan dan konseling memerlukan analisis terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi pengelolaan program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.

Apabila sarana, prasarana dan pembiayaan tidak terpenuhi secara memadai, maka hal tersebut akan menjadi kendala dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu kontribusi dari seluruh pihak terutama pemerintah kemudian sekolah untuk menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan.

Asas-asas penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling

a. Asas kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut konselor atau guru bimbingan dan konseling merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didik/konseli, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, maslah yang dihadapi oleh seorang siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan. Segala sesuatu yang disampaikan oleh siswa kepada konselor akan dijaga kerahasiaannya. Demikian juga hal-hal tertentu yang dialami oleh siswa (khususnya hal-hal yang bersifat negatif) tidak akan enjadi bahan gunjingan.

b. Asas kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti layanan yang diperlukannya. Dalam hal ini, konseli atau klien yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan. Dan begitu pula dengan para penyelenggara bimbingan dan konseling hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugas ke-BK-annya itu merupakan sesuatu yang memaksa diri mereka, lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.

(7)

dirinya sendiri. dengan keterbukaan ini penelaahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien menjadi mungkin.

d. Asas kekinian, masalah klien (konseli) yang langsung ditanggulangi melalui upaya bimbingan dan konseling ialah masalah-maslah yang sedang dirasakan kini (sekarang), bukan yang sudah lamapu, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di massa mendatang. Yang paling penting adalah apa yang perlu ditanggulangi sekarang, sehingga masalah yang dihadapi itu teratasi. Dalam usaha yang bersifat pencegahan pun, pada dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang kurang baik di masa mendatang dapat dihindari? 

e. Asas kemandirian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri. Kemandirian sebagai hasil konselig menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien atau konseli.

f. Asas kegiatan, usha pelayanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berrti bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan, para pemberi pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya menimbulkan suasana kegiatan sehingga individu yang dibimbing itu mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.

g. Asas kedinamisan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.

h. Asas keterpaduan yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling yang terpadu antara tujuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai – nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien (konseli), serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien (konseli). Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan ssaling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.

(8)

masyarakat. Ditilik dari permasalahan klien (konseli), batangkali pada awalnya ada materi bimbingan dan konseling yang tidak bersesuian dengan norma (misalnya klien mengalmi masalah melanggar norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan konseling tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepad yang lebih bersesuaian dengan norma.

j. Keahlian yaitu asas layanan konselor atau guru bimbingan dan konseling berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling. Asas keshlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada pengalaman. Teori dan praktik bimbingan dan konseling perlu diapadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktik konseling secara baik.

k. Asas alih tangan, asas ini mengisyaratan bahwa bika seorang petugas bimbingan dan konseling (konselor) sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien (konseli), namun belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan maka petugas itu mengalihtangankan klien (konseli) tersebut epada petugass atau badan lain yang lebih ahli. Di samping itu, menangani masalah-masalah klien (konseli) sesuai dengan kewenangan petugas yang bersangkutan.

l. Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna bahwa konselor atau guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh dan optimal. Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan da konsel tidak hanya dirasakan adanaya pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja, namun di luar hubungan kerja ke-BK-an pun hendaknya dirasakan adanya manfaat

(9)

saya memahami bahwa setiap siswa memiliki kelebihan pada dirinya masing-masing dan hal itu adalah unik hanya ada pada dirinya.

Sumber Referensi :

Sukardi, DK., dan Kusmawati, N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Republik Indonesia, 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jakarta: Sekretariat Negara.

Novensa, S. P. Diga, 2012, “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar”, 7 Januari. Tersedia: https://diganovensa.wordpress.com/2012/01/07/pentingnya-layanan-bimbingan-konseling-di-sekolah-dasar/ [3 Mei 2017]

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan penyapihan yang dilakukan oleh ibu biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesibukan ibu yang bekerja, pengetahuan ibu, status kesehatan ibu dan bayi, status

Jadwal kegiatan dan panduan lengkap dapat dilihat di situs resmi SPMB http://span-ptain.ac.id.. Data Login

trayek yang berputar secara terus menerus dengan rute: jalan Ahmad Yani – jalan Adi Sumarmo – jalan Amarta Raya – Terminal Kartasura (akses pintu masuk timur) –

Hipotesis 2.b: Employability pada karyawan kontrak juga dapat berperan sebagai moderator hubungan antara job insecurity dan kepuasan kerja, sehingga dampak negatif

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas

52 Ibid., h.. kategori media standar maupun non standar. Sebagaiman kita ketahui bahwa sekarang ini kita telah berada pada dimensi kemajuan teknologiyang sangat dan

Perilaku prososial merupakan bagian kehidupan sehari-hari mencakup kategori yang lebih luas meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan adalah direncanakan untuk

Hasil perancangan ini adalah furniture outdoor yang mampu memberikan fasilitas untuk anak usia 4-8 tahun agar fokus belajar motorik halus (membaca, menulis, menggambar dan