• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kualitas Pelayanan SMK dengan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengukuran Kualitas Pelayanan SMK dengan (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

!"# $%&#%#

'

#( #%) *#!#+

#%)$!#%) $ #+#% , *#%+$%

(2)

KATA SAMBUTAN KETUA PANITIA

Perkembangan teknologi dewasa ini menuntut setiap individu baik dari kalangan

mahasiswa, akademisi, praktisi maupun dari masyarakat umum untuk tanggap dan peka

terhadap fenomena/perubahan yang terjadi. Pengamatan secara empiris terhadap

perkembangan teknologi saat ini akan menuntut adanya keselarasan antara teori-teori yang

dipelajari dengan keadaan di lapangan.

Dunia kampus selain dapat digunakan sebagai cermin pola berpikir mahasiswa dalam

membangun idealisme, juga merupakan sarana untuk berkarya menghasilkan ide-ide atau

inovasi-inovasi baru dalam bidang teknologi. Sehingga mampu menggerakkan

perkembangan teknologi di masa datang. Kegiatan seminar, pelatihan/workshop

merupakan salah satu cara efektif untuk menambah gairah pola berpikir dan penalaran

mahasiswa terhadap informasi–informasi teknologi.

Dalam rangka ikut berpartisipasi mewujudkan masyarakat yang peka terhadap

perkembangan teknologi sekaligus sebagai perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi di

Lingkungan Universitas Pamulang, maka melalui ”PEKAN TEKNOLOGI UNPAM

2011” mengadakan Seminar Ilmiah Nasional pada tanggal 23 Mei 2011 dengan tema

”Peranan Perguruan Tinggi sebagai Sumber Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan

Daya Saing Industri Nasional”.

Seminar ini diikuti para peniliti dari berbagai Universitas dan institusi Litbang yang

terdiri dari penyaji makalah dan penyaji poster. Hasil dari seminar tersebut dipresentasikan

dalam bentuk prosiding sebagai referensi bagi perkembangan teknologi dan inovasi terkini

ataupun mendatang.

Semoga prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, para peneliti dan

pemerhati ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya para inovator.

Pamulang, 23 Juli 2011

(3)

SUSUNAN PANITIA

1. Pelindung : Ketua Yayasan Sasmita Jaya

2. Penasehat : Rektor

3. Pembina : Drs. Dayat Hidayat, MM

4. Pengarah : Ir. Sarwani, MT, MM

5. Ketua Pelaksana : Ir. Iwa Sewaka, MM

6. Wakil Ketua Pelaksana : Ir. Koes Indra Koesuma, MM

7. Bendahara : Ir. Suwoto, MT

8. Sekretaris I : Rini Alfatiyah, ST, MT

Sekretaris II : Irwan Mulyadi, ST

9. Koordiinator Seminar Ilmiah Nasional : Ari Mulyoto, SPd, M.Si

Anggota : Drs. Aditama, MM

Achmad Udin Zailani, S.Kom

Riswal Hanafi, ST

Ariawan Sunardi, S.Si

10. Koordinator Work-Shop : Ir. Atang Susila, M.Eng

Anggota : Sugeng, ST

Makhsun, S.Si, M.Si

Juhana Sukarya, ST

(4)

Akhmad Bisri, S.Kom

Akhmad Fikri Zulfikar, S.Kom

Dedi Suryaman, ST

11. Koordinator Sie Acara : Ir. Wiwik Indrawati

(Acara Pembukaan & Penutupan)

Anggota : Ir. Umi Rosilawati, MM

Firman

12. Publikasi & Dokumentasi : Drs. Hendro Waryanto

Anggota : Endar Nirmala, S.Kom. M.Kom

Ferdinand Marcos

Riskiyanto

13. Perlengkapan : Dadang Sudirman, S.Sos

Anggota : Agus Supriyadi, ST

Muhammad Amin

Burhan dkk

14. Koordinator Sie Dana : Estiningsih, ST

Anggota : Ir. Dadang Kurnia, MM

Ir. Heru Suprapto, MM

(5)

15. Editor : 1. DR. I Putu Susila ( BATAN )

2. DR. Heri Budi W ( LAPAN )

3. Drs. Heri Adrial, MT ( BATAN )

4. Ir. Djuhana, M.Si ( LIPI )

5. Kartika Sekarsari, ST, MT ( UNPAM )

(6)

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN KETUA PANITIA ... i

SUSUNAN PANITIA ... ii

DAFTAR ISI ... v

KAJIAN KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR

DAYA RSG-GAS ... 1

ALAT BANTU OPTO-ELEKTRONIK BAGI PANDANGAN ARAH

DEPAN PENGEMUDI KENDARAAN UNTUK MENGHINDARI

TABRAKAN ... 17

MENENTUKAN GAYA HAMBAT UDARA ROKET BERTINGKAT

DUA BERDASARKAN KETINGGIAN DENGAN SUDUT ELEVASI

TERTENTU ... 26

ANALISIS PENGUKURAN WAKTU KERJA PADA PROSES

MASAK PRODUK MINUMAN OKKY JELLY DRINK DI PT.

TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI ... 36

!

ANALISIS WAKTU PENGUKURAN KERJA PADA PEKERJAAN

SANITASI FILLING DENGAN MENERAPKAN METODE JAM HENTI DI PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI GARUDA FOOD

GROUP ... 48

"

PENGARUH FORMULASI TERHADAP KECEPATAN

PEMBAKARAN PROPELAN DOUBLE BASE LOKAL ... 59

PENANDAAN CTMP DENGAN RADIOAKTIF TEKNESIUM-99m

SEBAGAI SENYAWA PENYIDIK KANKER TULANG ... 68

EFEK PEREDAMAN AIR TERHADAP KUAT LENTUR

LEMBARAN RATA KALIUM SILIKAT ... 77

PERANCANGAN SISTEM BANDUL SENTRIFUGAL SEBAGAI

PENYERAP GETARAN PADA SATELIT ... 88

DESAIN NOSEL JAMAK (MULTINOZZLE) UNTUK ROKET

(7)

PENILAIAN KONDISI PISTON SEPEDA MOTOR HABIS UJI

BALAP ... 111

INVESTIGASI KEGAGALAM MESIN GENSET 1,4 MEGAWATT;

ANALISA KOMPONEN DAN OLI MESIN ... 119

ANALISA PERBANDINGAN HASIL MESIN UJI BRINELL UNPAM

DENGAN MESIN UJI BRINEL PABRIKAN DENGAN

MENGGUNAKAN BAJA KARBON, KUNINGAN, TEMBAGA DAN

ALUMANIUM ... 130

FAKTOR KUNCI SUKSES PENERAPAN 1SO 9001 PADA

INDUSTRI MANUFAKTUR ... 143

!

PERANCANGAN METODE UJIAN UNTUK AUDITOR SISTEM

MANAJEMEN MUTU DALAM RANGKA PEMENUHAN

PERSYARATAN AKREDITASI BAGI SUATU LEMBAGA

SERTIFIKASI PROFESIONAL ... 158

"

IDENTIFIKASI DIMENSI SERVICE QUALITY PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS JENDRAL SUDIRMAN ... 169

ANALISIS KETIDAKSTABILAN PEMBAKARAN ( CHUFFING )

PADA PROPELAN DOUBLE BASE ... 179

MENENTUKAN LAJU BAKAR (BURNING RATE) PROPELAN

DAN DIMENSI THROAT NOSEL PADA MOTOR ROKET PADAT ... 191

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PEMANAS AIR

UNTUK PENGUJIAN AIR HANGAT PADA LEMBARAN RATA

KALSIUM SILIKAT ... 206

STABILITAS STATIK ROKET RX-4120. ... 214

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DAN STABILITAS

PRODUKSI DENGAN METODE PERAMALAN DAN PETA

KENDALI C ... 221

ANALISA GETARAN PADA TABUNG MOTOR ROKET RX 250

(8)

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SMK DENGAN

METODE INTEGRASI SERPERV DAN IPA ... 246

PEMETAAN PROSES BISNIS PADA BIRO SDM DI UNIVERSITAS

XYZ ... 263

!

VERIFIKASI DESAIN NOSEL ROKET MENGGUNAKAN

PERANGKAT LUNAK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC ... 277

"

PENGEMBANGAN METODE SERTIFIKASI PERSONEL

SP-PUSTAN LIPI ... 292

CALCULATION OF THERMODYNAMICAL PROPERTIES AT

SATURATED LINE BY USING REDLICH KWONG STATE

EQUATION ... 302

KAJIAN KONSTRUK TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) .... 317

PERHITUNGAN PARAMETER DINAMIK ROKET RX-200 UNTUK

SIMULASI LINTAS TERBANG ... 335

KARAKTERISASI FASILITAS SILIKON DOPING DI REAKTOR

SERBA GUNA G.A SIWABESSY ... 343

PENGARUH PENEKANAN KONTROL STRATEGIK DAN

KONTROL KEUANGAN TERHADAP INTENSITAS

KEWIRAUSAHAAN PERUSAHAAN ... 359

VARIASI UKURAN CELAH KATUP UNTUK MENGANALISA

PERFORMA MESIN DIESEL ... 385

PENGARUH PENAMBAHAN ( 1 wt%, 3 wt%, 7 wt% ) TEMBAGA

( Cu ) PADA ALUMINIUM PRODUKSI PT. INDONESIA ASAHAN

ALUMINIUM (INALUM) TERHADAP SIFAT MEKANIK ... 398

PERAIKAN KONDISI KERJA DI INDUSTRI GARMEN DENGAN

(9)

!

PEMBUATAN KOMPONEN NOSEL D = 200 mm DENGAN MATERIAL KERAMIK...424

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

(QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITASBAJU KOKO BORDIR

(Studi kasus)... 433

ANALISA HASIL GLISEROLISIS CRUDE PALM OIL ( CPO ) UNTUK MENDAPATKAN POLIOL SEBAGAI PENGGANTI POLIOL HTPB PADA PEMBUATAN POLIURETAN SEBAGAI FUEL BINDER DAN LINER PROPELAN PADAT KOMPOSIT...443

PERBAIKAN DI LANTAI PRODUKSI DENGAN SISTEM LEAN

MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN PRODUCTIVITAS PERUSAHAAN...453

MENDAPATKAN JARAK JANGKAUAN, KETINGGIAN DAN

KECEPATAN MAKSIMUM YANG DICAPAI ROKET RX-80 DENGAN METODE ADAMS...465

MENENTUKAN KUALITAS PROPELAN ROKET DENGAN UJI TARIK SAMPEL...480

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PRODUKSI KUE

DI PT AB...490

PEMBUATAN NOSEL ROKET PADAT DARI BAHAN KERAMIK

ALUMINA – ZIRKONIA...500

ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM PEMIPAAN DARI VESSEL

KE KOMPRESOR DENGAN CAESAR II PADA PROYEK PENGOLAHAN

GAS LPG...510

INTERESTERIFIKASI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN

METIL ASETAT MENGGUNAKAN BIOKATALIS...527

!

PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS SISTEM INDUSTRI

(10)
(11)

Pengukuran Kualitas Pelayanan SMK dengan

Metode Integrasi Servperf dan IPA

I Gede Mahatma Yuda Bakti.1, Sik Sumaedi2

1,2

Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – LIPI, Kawasan Puspiptek Gedung 410, Serpong, Tangerang 1531

Abstrak

Persoalan kualitas pelayanan merupakan isu kritis dan mendesak bagi SMK. Beberapa

kebijakan ditempuh oleh pemerintah untuk meningkatkan dan memelihara kualitas

pelayanan SMK, diantaranya melalui akreditasi SMK, penetapan status SBI/RSBI, hingga

sertifikasi ISO 9001. Di sisi lain, SMK sendiri dituntut untuk selalu mengukur dan

mengidentifikasi kualitas pelayanannya yang perlu diperbaiki. Tulisan ini bertujuan

memberikan gambaran penerapan metode integrasi Servperf dan IPA untuk mengukur

kualitas jasa sebuah SMKN yang berstatus RSBI dan telah menerapkan ISO 9001.

Penggunaan kedua metode tersebut secara terintegrasi akan memberikan keuntungan bagi

SMK berupa adanya informasi performa kualitas pelayanan yang komprehensif serta

prioritas perbaikan yang diperlukan. Selain itu, tulisan ini menjadi penting mengingat

terbatasnya literatur yang membahas baik integrasi metode Servperf dan IPA maupun

aplikasinya pada SMK. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui survey

terhadap siswa-siswi SMKN studi kasus dengan menggunakan kuesioner. Tulisan ini akan

menunjukkan hasil penilaian siswa-siswi SMKN studi kasus terhadap performa kualitas

pelayanan SMKN dalam lima dimensi yaitu Reliability, Assurance, Tangibles, Empathy,

dan Reliability. Lalu, performa kelima dimensi tersebut akan dipetakan ke dalam diagram

Importance Performance untuk mengetahui prioritas perbaikan yang diperlukan oleh

SMKN studi kasus.

(12)

Abstract

Sservice quality is critical and urgent issue for vocational high school. Some of policies

are pursued by government to improve and maintain the vocational high school’s service

quality, i.e. vocational high school’s accreditation, SBI/RSBI policy, and ISO 9001

certification. On other hand, vocational high school is also required to measure and

identify its service quality that needs improvement continuously. This paper aims to

illustrate the application of integration of Servperf and IPA methods in measuring service

quality of RSBI and ISO 9001 certified vocational high school. The use of both methods in

an integrated matter will provide benefits for vocational high school such as

comprehensive service quality information and priorities for the improvement information.

In addition, this paper becomes important because the limited literature that discussed the

integration of Servperf and IPA method and its application to vocational high school. Data

collection was carried out through survey on research object’s students. This paper will

show the assessment results in five dimensions namely Reliability, Assurance, Tangibles,

Empathy, and Reliability. Then, the dimensions will be mapped into an Importance

Performance Analysis (IPA) Quadrant to determine the priority improvement was required

by research object.

(13)

!

1. PENDAHULUAN

Pada dunia pendidikan, salah satu topik yang sering dikaji oleh para peneliti manajemen

mutu adalah kualitas pelayanan (Pariseau and McDaniel, 1997; Ham and Hayduk, 2003;

Joseph et.al, 2005; Hill, 1995; Cuthbert, 1996; Oldfield and Baron, 2000; Russell, 2005;

Soutar and McNeil, 1996; Athiyaman, 1997; Le Blanc and Nguyen, 1997; Kao, 2008; Ford

et.al, 1999; Lagrosen et al., 2005). Kondisi ini dapat dimaklumi mengingat semakin

tingginya persaingan antar institusi pendidikan, tuntutan masyarakat dan semakin

kentalnya pengklasifikasian pendidikan sebagai bisnis jasa (Kwek et al., 2010) sedangkan

di sisi lainnya kualitas pelayanan diyakini sebagai faktor kunci sukses dalam menghadapi

semua kondisi itu (Magd et al., 2003). Lebih lanjut, secara empiris, kualitas pelayanan

terbukti dapat berpengaruh pada kepuasan (Hanief et al., 2010; Yunus et al., 2010; Clemes

et al., 2008; Abu Hasan et al, 2008; Aga and Safakli, 2007; Athiayaman, 1997; Anderson

et al., 1994), loyalitas, dan kepercayaan pelanggan (Omar et al., 2008; Lien and Yu, 2001).

Di Indonesia, persoalan kualitas pelayanan juga merupakan isu kritis dan mendesak

bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Beberapa kebijakan ditempuh oleh pemerintah

untuk meningkatkan dan memelihara kualitas pelayanan SMK, diantaranya melalui

akreditasi SMK, penetapan status SBI/RSBI, hingga sertifikasi ISO 9001.

Kebijakan-kebijakan tersebut tidak akan dapat berjalan secara optimal apabila SMK-SMK tidak turut

berinisiatif untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dalam hal kualitas pelayanan yang

diberikannya. Dalam konteks ini, SMK perlu untuk selalu mengukur dan mengidentifikasi

kualitas pelayanannya yang perlu diperbaiki. Lebih lanjut, kualitas pelayanan tersebut

sebaiknya dinilai dengan menggunakan persepsi siswa karena siswa merupakan pelanggan

utama bagi institusi pendidikan (IWA 2, 2007; Sakthivel et.al, 2005; Hill, 1995; Zairi,

1995).

Kualitas pelayanan merupakan konsep yang abstrak (Lagrosen et al., 2004).

Kondisi ini “memaksa” SMK untuk memikirkan secara cermat dan tepat, instrumen apa

yang cocok digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang dimilikinya dan

mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Kegagalan SMK dalam memilih

instrumen pengukuran kualitas pelayanan yang dimilikinya akan mengakibatkan

dampak-dampak sistemik terhadap kinerjanya di mata pelanggan maupun pihak-pihak terkait

lainnya. “Kegagalan” instrumen pengukuran kualitas pelayanan dalam menjalankan

(14)

"

memberikan informasi yang keliru bagi manajemen sekolah. Hal ini akan berdampak pada

kesalahan dalam pengambilan keputusan yang diperlukan. Mengingat uraian tersebut,

penelitian mengenai penggunaan metode pengukuran kualitas pelayanan SMK menjadi

diperlukan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengukuran kualitas pelayanan

SMK berdasarkan persepsi siswa dengan menggunakan metode integrasi Servperf dan

Importance Performance Analysis (IPA) pada sebuah SMK Negeri berstatus RSBI dan

tersertifikasi ISO 9001. Lebih spesifik, penelitian ini berusaha menjawab dua pertanyaan

mendasar yaitu bagaimanakah tingkat kepuasan siswa terhadap SMK studi kasus? dan

apakah prioritas perbaikan yang diperlukan oleh SMK tersebut?

Beberapa pakar telah menyampaikan definisi kualitas pelayanan. Cronin dan Taylor

(1992 dalam Ekinci et al., 2008) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai penilaian

subjektif pelanggan terhadap performa pelayanan. Hoffman & Bateson (2001 dalam

Khalidah Abu, 2004) berpendapat bahawa kualitas pelayanan adalah sebuah perilaku yang

dibentuk oleh sebuah penilaian jangka panjang dan keseluruhan atas sebuah performa

pelayanan. Lebih lanjut, Arnauld et al. (2002 dalam Khalidah Abu, 2004) memaparkan

kualitas pelayanan sebagai penilaian pelanggan atas keseluruhan superioritas pelayanan

dalam memberikan manfaat yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini

mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai penilaian pelanggan atas keseluruhan performa

pelayanan.

Pengukuran kualitas pelayanan SMK dapat dilakukan dengan beberapa metode.

Diantara metode-metode yang populer digunakan pada organisasi pelayanan adalah

Servqual, Servperf, dan IPA.

Servqual merupakan metode pengukuran kualitas pelayanan yang dikembangkan

oleh Parasuraman et al. (1988). Pada metode ini, kualitas pelayanan dinilai berdasarkan

lima dimensi yaitu reliability, assurance, tangibles, empathy, dan responsiveness. Aplikasi

metode ini pada dunia pendidikan telah diutarakan beberapa peneliti (Abu Hasan,

2008;Cuthbert, 1996; Parisaeu dan McDaniel, 1997). Keunggulan metode ini terletak pada

fokus penilaian yang lebih menitik beratkan pada aspek functional quality ketimbang

technical quality (Kwek et al., 2010). Dalam konteks SMK, aspek functional quality lebih

(15)

penggunaan Servqual memiliki kelemahan mendasar dari sisi validitas dan reliabilitas

instrumen. Conin dan Taylor (1994 dalam Dharmayanti, 2006) mengungkapkan dua kritik

yang mendasar yang ada pada penggunaan Servqual. Pertama, adanya ambiguitas makna

kata harapan pelanggan apakah mengacu kepada harapan pelanggan terhadap penyedia

pelayanan secara umum ataukah mengarah kepada penyedia pelayanan yang

dituju/spesifik. Kedua, skala pengukuran kualitas pelayanan yang berbasis gap antara

kinerja dan harapan kurang dapat menjelaskan fenomena kualitas pelayanan dan cenderung

tidak valid/reliable.

Servperf merupakan metode pengukuran kualitas pelayanan yang diajukan oleh

Conin dan Taylor (1992 dalam Djunaidi, 2006) untuk mengatasi kelemahan yang ada pada

Servqual. Metode ini juga menilai kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi yaitu

reliability, assurance, tangibles, empathy, dan responsiveness. Pada metode ini, kualitas

pelayanan dianggap persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterima, dan

harapan (expectation) bukanlah bagian dari kualitas pelayanan (Djunaidi, 2006). Secara

empiris, skala Servperf tersebut lebih baik dari pada SERVQUAL karena dalam

pengukurannya lebih efisien dan mampu menjelaskan varian lebih besar (Jain dan Gupta,

2004). Meskipun lebih unggul dari Servqual, Servperf memiliki kelemahan karena ia tidak

dapat mengidentifikasi tingkat kepentingan para pelanggan terhadap dimensi kualitas

pelayanan. Kondisi ini membuat SMK kesulitan mengidentifikasi prioritas perbaikan yang

diperlukan.

IPA merupakan metode pengukuran kualitas pelayanan yang diajukan oleh Martilla

dan James (1977 dalam Havitz et al., 1991). Mengetahui hubungan antara persepsi

konsumen dan prioritas peningkatan kualitas jasa/produk merupakan tujuan utama metode

ini (Setiawan, 2005, Sumaedi dan Napitupulu, 2010). Dengan demikian, keunggulan

metode ini dibandingkan metode sebelumnya terletak pada kemampuannya untuk

melakukan prioritisasi. Akan tetapi, kelemahan metode ini adalah SMK perlu untuk

mengidentifikasi dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Kondisi ini akan memungkinkan

SMK terjebak lebih pada aspek technical quality sehingga pengukuran dapat menjadi bias.

Mengacu pada paparan sebelumnya, setiap metode pengukuran kualitas pelayanan

memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk dapat menghasilkan informasi yang valid dan

komprehensif serta memperoleh manfaat yang berlebih, organisasi dapat mengintegrasikan

(16)

2009). Pada penelitian ini, pengukuran kualitas pelayanan dilakukan dengan integrasi

Servperf dan IPA. Servperf akan memungkinkan SMK berorientasi pada aspek functional

quality dengan skala yang lebih valid dan reliabel. Sementara IPA dapat digunakan untuk

melakukan prioritasi perbaikan yang diperlukan oleh SMK.

3. METODE PENELITIAN

2.1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sebuah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di

propinsi Jawa Barat. SMKN tersebut berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI) dan telah tersertifikasi ISO 9001. Subjek penelitian ini adalah siswa-i kelas 2

SMKN 2 tersebut. Mengacu pada perhitungan rumus Slovin (Kadarwati, 2006), responden

penelitian ini sebanyak 50 siswa.

2.1. Instrumen

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan instrumen kuesioner. Kuesioner

penelitian ini terdiri atas tiga bagian yaitu profil demografis responden, penilaian siswa

terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dimensi kualitas pelayanan. Dimensi

kualitas pelayanan yang dinilai mengacu pada konsep Servperf yaitu reliability, assurance,

tangibles, empathy, dan responsiveness. Operasionalisasi dari setiap dimensi tersebut dapat

(17)

Tabel 1. Definisi Operasional

No Dimensi Definisi

1 Tangibles Penampilan fasilitas fisik, peralatan, penampilan personil,

dan materi komunikasi yang dimiliki SMK.

2 Reliability Kemampuan SMK untuk melakukan pelayanan yang

dijanjikan secara akurat

3 Responsiveness Kemauan SMK untuk membantu siswa dan memberikan

layanan yang cepat.

4 Assurance Pengetahuan dan kesopanan personel SMK dan

kemampuan mereka untuk menumbuhkan kepercayaan

dan keyakinan.

5 Empathy Kepedulian, perhatian individual SMK kepada para siswa

Kuesioner menggunakan Skala Likert yang menunjukan pernyataan sikap

seseorang. Penggunaan skala Likert berkisar antara 1 sampai dengan 5, dengan kriteria

tidak setuju, kurang setuju, biasa saja, setuju, dan sangat setuju.

Untuk memastikan kuesioner valid dan reliabel, dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS 16, dengan tingkat kesalahan

sebesar 5%. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh atribut/item pertanyaan pada

kuesioner valid, karena setiap atribut/item pertanyaan mempunyai nilai signifikan yang

lebih kecil dari 0,05 (Suliyanto, 2005). Hasil uji reliabilitas juga menunjukan bahwa

seluruh dimensi reliabel (andal) karena setiap dimensi mempunyai nilai alpha yang lebih

besar dari 0,6 (Ghozali, 2006).

2.3. Teknik Analisis

Data yang terkumpul dihitung secara deskriptif berdasarkan mean (nilai rata-rata) untuk

melihat tingkat kepentingan dan tingkat kinerja setiap dimensi kualitas pelayanan. Setelah

itu, peneliti melakukan analisis kuadran IPA. Peneliti menempatkan sumbu perpotongan

pada nilai rata-rata tingkat kepentingan maupun tingkat penilaian kinerja sehingga

(18)

< ) :

Penjelasan untuk masing-masing kuadran sebagai berikut (Brandt, 2000, dalam Rudi

Setiawan, 2005; Sumaedi dan Napitupulu, 2010):

• Kuadran Pertama, “Pertahankan Kinerja” (high importance & high performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi

kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan bahwa

kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan prestasi yang telah

dicapai.

• Kuadran Kedua, “Tingkatkan Kinerja” (high importance & low performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat

penting oleh konsumen namun kondisi pada saat ini belum memuaskan sehingga pihak

manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk

meningkatkan kinerja berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada

kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan.

• Kuadran Ketiga, “Prioritas Rendah” (low importance & low performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan yang rendah

dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga pihak

manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor

(19)

• Kuadran Keempat, “Cenderung Berlebihan” (low importance & high performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga

pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor

tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas penanganan lebih tinggi

yang masih membutuhkan peningkatan, semisal dikuadran kedua.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Profil Responden

Responden penelitian ini sebanyak 50 siswa-i kelas 2 sebuah Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri (SMKN) yang berlokasi di propinsi Jawa Barat. Tabel 2 menunjukkan profil

demografis dari responden penelitian. Mayoritas responden merupakan wanita (52%). Dari

sisi pendididikan orang tua, mayoritas responden memiliki orang tua dengan latar belakang

pendidikan SLTA (76%). Sementara dari sisi pekerjaan orang tua, mayoritas responden

memiliki pekerjaan pegawai swasta (50%).

3.2. Tingkat Penilaian Kinerja dan Kepentingan Kualitas Pelayanan Berbasis

Dimensi Servperf

Tabel 3 menunjukkan tingkat penilaian kinerja dan kepentingan kualitas pelayanan

berbasis dimensi Servperf. Tingkat penilaian kinerja layanan SMKN studi kasus bekisar

antara 2.95 – 3.78. Tingkat penilaian kinerja tertinggi terletak pada dimensi empathy. Hal

ini mengindikasikan kinerja kualitas pelayanan SMKN studi kasus tertinggi terletak pada

kepedulian dan perhatian individual SMKN terhadap para siswanya. Sementara tingkat

penilaian kinerja terendah terletak pada dimensi responsiveness. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja kualitas pelayanan terendah SMKN studi kasus terletak pada kemauan

(20)

Tabel 2. Profil Demografis Responden

Variabel Kategori % Respon

Jenis Kelamin Pria 48%

Wanita 52%

Latar belakang pendidikan orang tua SLTA

Akademi

Pekerjaan orang tua Pegawai Swasta

Wiraswasta

Dari sisi tingkat kepentingan para responden untuk setiap dimensi relatif tinggi

yakni bekisar antara angka 4.66 – 4.78. Tingkat kepentingan tertinggi terletak pada

dimensi reliability. Hal ini berarti para siswa memandang bahwa kualitas pelayanan

terpenting terletak kemampuan SMK untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara

akurat. Sementara tingkat kepentingan terendah terletak pada dimensi responsiveness. Hal

ini mengindikasikan bahwa para siswa memandang kemauan SMKN untuk untuk

membantu siswa dan memberikan layanan yang cepat pada posisi kepentingan paling

(21)

Tabel 3. Tingkat Penilaian Kinerja dan Kepentingan Kualitas Pelayanan SMKN

Studi Kasus

Dimensi Tingkat Penilaian Kinerja Tingkat Kepentingan

Tangibles 3.43 4.69

Reliability 3.65 4.78

Responsiveness 2.95 4.62

Assurance 3.42 4.66

Empathy 3.78 4.7

3.3. Analisis Kuadran IPASesuai dengan metode penelitian, peneliti menggunakan

matriks kuadran IPA untuk menganalisis data tingkat penilaian kinerja kualitas pelayanan

dan tingkat kepentingan setiap dimensi kualitas pelayanan. Berdasarkan nilai rata-rata

kinerja dan kepentingan setiap kriteria maka sumbu perpotongan terletak pada nilai 4.046

(kinerja) dan 4.69 (kepentingan). Gambar 2 menunjukkan matriks kuadran IPA untuk

(22)

Pada gambar 2 terlihat bahwa dimensi kualitas pelayanan SMKN studi kasus

tersebar pada dua kuadran yaitu kuadran “Prioritas Rendah” dan “Tingkatkan Kinerja”.

Dimensi kualitas pelayanan yang terletak pada kuadran prioritas rendah adalah

responsiveness, assurance, dan tangibles. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi-dimensi

tersebut mempunyai tingkat kepuasan yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu

penting bagi siswa. Kondisi ini membuat pihak SMK tidak perlu memprioritaskan atau

terlalu memberikan perhatian pada faktor –faktor tersebut.

Pada kuadran “Tingkatkan Kinerja”, terdapat dua dimensi kualitas pelayanan

SMKN studi kasus yaitu reliability dan empathy. Hal ini menunjukkan bahwa

dimensi-dimensi tersebut dianggap sebagai dimensi-dimensi yang sangat penting oleh siswa. Akan tetapi,

kondisi pada saat ini belum memuaskan sehingga pihak SMK berkewajiban

mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja dimensi-dimensi

tersebut. Dengan demikian, dimensi-dimensi reliability dan empathy merupakan prioritas

untuk ditingkatkan.

Mengacu pada bahasan sebelumnya, SMKN studi kasus perlu untuk meningkatkan

dimensi reliability dan empathy. Perbaikan pada dimensi reliability dapat dilakukan

dengan jalan meningkatkan kemampuan SMKN untuk melakukan pelayanan yang

dijanjikan secara akurat. Dalam konteks itu, SMKN perlu untuk mengidentifikasi

harapan-harapan para siswanya dan memetakan kemampuannya untuk memenuhi harapan-harapan-harapan-harapan

tersebut. Selain itu, SMKN tersebut perlu untuk mengelola komunikasi eksternalnya secara

efektif terutama berkaitan dengan “janji-janji” terhadap siswa. Beberapa media seperti

buletin sekolah, website, dan mading sekolah dapat digunakan untuk memfasilitasi hal ini.

Perbaikan pada dimensi empathy dilakukan dengan jalan meningkatkan kepedulian

dan perhatian individual SMKN kepada para siswa. Para Guru memiliki peranan penting

untuk meningkatkan kesan “kepedulian dan perhatian individual SMKN terhadap siswa”.

Hal ini disebabkan pada institusi pendidikan, interaksi terbesar terjadi antara siswa dan

guru. Dengan demikian, untuk meningkatkan dimensi empathy, SMKN dapat memberikan

pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para guru tentang perlunya

(23)

!

4. KESIMPULAN

Persoalan kualitas pelayanan bagi SMK merupakan salah satu isu kritis pada dunia

pendidikan di Indonesia saat ini. Kondisi ini membuat SMK perlu untuk mengukur dan

mengidentifikasi kualitas pelayanan yang diberikannya, terutama pelayanan yang diberikan

kepada siswa. Dalam konteks itu, SMK dapat menerapkan metode integrasi Servperf dan

IPA untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Penelitian ini menggambarkan penerapan metode integrasi Servperf dan IPA dalam

mengukur dan mengidentifikasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh sebuah SMKN

berstatus RSBI dan tersertifikasi ISO 9001 di propinsi Jawa Barat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat penilaian kinerja layanan SMKN studi kasus bekisar antara

2.95 – 3.78. Tingkat penilaian kinerja tertinggi terletak pada dimensi empathy. Sementara

tingkat penilaian kinerja terendah terletak pada dimensi responsiveness.

Dari sisi tingkat kepentingan para responden untuk setiap dimensi relatif tinggi

yakni bekisar antara angka 4.66 – 4.78. Tingkat kepentingan tertinggi terletak pada

dimensi reliability. Sementara tingkat kepentingan terendah terletak pada dimensi

responsiveness.

Berdasarkan analisis kuadran IPA, dimensi kualitas pelayanan SMKN studi kasus

tersebar pada dua kuadran yaitu kuadran “Prioritas Rendah” dan “Tingkatkan Kinerja”.

Dimensi kualitas pelayanan yang terletak pada kuadran prioritas rendah adalah

responsiveness, assurance, dan tangibles. Sementara pada kuadran “Tingkatkan Kinerja”,

terdapat dua dimensi kualitas pelayanan SMKN studi kasus yaitu reliability dan empathy.

Dengan demikian, dimensi-dimensi reliability dan empathy merupakan prioritas untuk

ditingkatkan. Atau dengan perkataan lain, SMKN studi kasus perlu untuk meningkatkan

kemampuannya untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan

(24)

"

6. DAFTAR PUSTAKA

Abu Hasan, H.F. et al. (2008). “Service Quality and Student Satisfaction: A Case Study at

Private Higher Education Institutions”, International Business Research, Vol. 1,

No. 3 , pp. 163-175

Aga, M. and Safakli, O.V. (2007), “An empirical investigation of service quality and

customer satisfaction in professional accounting firms: evidence from North

Cyprus”, Problems and Perspectives in Management, Vol.5 No. 3, pp. 84-98

Anderson, E., et.al (1994), “Customer satisfaction, Market share, and Profitability:

Findings from Sweden”, Journal of Marketing, Vol. 58, pp. 53-66.

Athiyaman, A. (1997), “Linking student satisfaction and service quality perceptions: the

case of university education”, European Journal of Marketing, Vol. 31 No. 7, pp.

528-540.

Clemes, M.D., et al. (2008). “An empirical analysis of customer satisfaction in

international air travel”, Innovative Marketing, Vol.4 No.2, pp. 50-62

Cuthbert, P.F. (1996), “Managing service quality in HE: is SERVQUAL the answer? part

1”, Managing Service Quality, Vol. 6 No. 2, pp. 11–16

Dharmayanti, Diah. (2006) ‘Analisis Dampak Service Performance Dan Kepuasan Sebagai

Moderating Variable Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada Nasabah Tabungan

Bank Mandiri Cabang Surabaya)’, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 1 No. 1,

Hal. 35-43

Djunaidi, Much dkk (2006). “Penilaian Kualitas Jasa Pelayanan Lembaga Bimbingan

Belajar Primagama Berdasarkan Preferensi Konsumen”, Jurnal Ilmiah Teknik

Industri, Vol. 5, No. 1, Hal. 25 – 32

Ekinci, Yuksel et.al. (2008). “An Extended Model of the Antecedents and Consequences of

Consumer Satisfaction for Hospitality Services”. European Journal of Marketing,

Vol. 42 No. 1/2, Hal 35-68

Ford, J.B., et al., (1999), ”Importance-performance analysis as a strategic tool for service

(25)

Zealand and the USA”. The Journal of Services Marketing, Vol.13, No.2,

pp.171-186.

Ford, J.B., et al., (1999), ”Importance-performance analysis as a strategic tool for service

marketers: the case of service quality perceptions of business students in New

Zealand and the USA”. The Journal of Services Marketing, Vol.13, No.2,

pp.171-186.

Ham, L. and Hayduk, S. (2003), ”Gaining competitive advantage in higher education:

analyzing the gap between expectations and perceptions of service quality”.

International Journal of Value-BasedManagement, Vol.16, No.3, pp.223-242.

Hanif, Muzammil et.al. (2010), “Factors Affecting Customer Satisfaction”, International

Research Journal of Finance and Economics, Issue 60, pp. 44-52

Havitz, Mark E dkk. (1991) ‘Important-Performance Analysis as a Staff Evaluation Tool’,

Journal of Park and Recreation Administration, Vol. 9 No. 1, Hal. 43-54

Hill, F. M (1995), “Managing service quality in higher education: the role of students as

primary consumer”, Quality Assurance in Education, Vol. 3 No. 3, pp. 10-21.

IWA 2:2007, International Standard, Quality management systems - Guidelines for the

application of ISO 9001:2000 in education

Joseph, M. et al. (2005), “An educational institution’s quest for service quality: customers’

perspective”. Quality Assurance in Education, Vol.13, No.1, pp.66-82.

Kao, T.H (2007), “University students’ satisfaction: an empirical analysis”, Master of

Commerce and Management Thesis, Lincoln University.

Khalidah Abu, Nor (2004). “Service Quality Dimensions: A Study on Various Sizes of

Grocery Retailers – A Conceptual Paper”, Proceeding of IBBC, Hal. 633-642

Kwek, Choon Ling et al. (2010), “The inside-out’ and ‘outside-in’ approaches on students’

perceived service quality: an empirical evaluation”, Management Science and

Engineering, Vol. 4 No. 2, pp. 01-26

Lagrosen, S. et al. (2004), “Examination of the dimension of quality in higher education”,

(26)

Le Blanc, G. and Nguyen, N. (1997), “Searching for excellence in business education: an

exploratory study of customer impressions of service quality”, International

Journal of Educational Management, Vol.11 No.2, pp.72–79

Lien, T.B. and Yu, C.C. (2001), “An integrated model for the effects of perceived product,

perceived service quality, and perceived price fairness on customer satisfaction and

loyalty”, Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction, and Complaining

Behaviour. Vol. 14, pp. 125-140

Magd, H., et al. (2003), “ISO 9000 implementation: a study of manufacturing companies in

Saudi Arabia”, Managerial Auditing Journal, Vol.18 No.4, pp.313-322.

Oldfield, B.M. and Baron, S. (2000), “Student perceptions of service quality in a UK

University Business and Management Faculty”, Quality Assurance in Education,

Vol. 8 No. 2, pp. 85-95

Omar, N.A. et al. (2009), “Parents perceived service quality, satisfaction and trust of a

childcare centre: implication on loyalty”, International Review of Business

Research Papers, Vol. 5 No. 5, pp. 299-314

Pariseau, S.E. and McDaniel, J.R .(1997), “Assessing service quality in schools of

business”, InternationalJournal of Quality & Reliability Management, Vol. 14 No.

3, pp. 204-218.

Russell, M. (2005), “Marketing education: a review of service quality perceptions among

international students”, International Journal of Contemporary Hospitality

Management, Vol.17 No.1, pp.65-77.

Sakthivel, P.B. et al. (2005). “TQM Implementation and Students Satisfaction of Academic

Performance”. The TQM Magazine ,Vol. 17 No. 6, pp. 573-589

Setiawan, Rudy. (2005) ‘Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna Kereta Api Komuter

Surabaya – Sidoarjo’, Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwiajaya, Hal. 1-10

Soutar, G. and McNeil, M. (1996), “Measuring service quality in a tertiary institution”,

(27)

Sumaedi, S dan Napitupulu, B.D. (2010), ‘Analisa Kepuasan Pelanggan Berbasis IPA:

Studi Kasus Peserta Pelatihan di Sebuah Institusi Riset’, Warta Papiptek Vol. 8 No.

1, Hal 61-77

Yunus, N.K.Y et al. (2010), “Motivation, Empowerment, Service Quality and Polytechnic

Students’ Level of Satisfaction in Malaysia”, International Journal of Business and

Social Science, Vol. 1 No. 1, pp. 120-128.

Zairi, M. (1995), “Total quality education for superior performance”, Training for Quality,

Vol. 3 No. 1, pp. 29-35.

Zisis, Pandelis et al. (2009). “The Application of Performance Measurement in the Service

Quality Concept: The Case of a Greek Service Organisation”, Journal of Money,

Investment and Banking, Vol. 9, Hal. 21-47

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 2. Profil Demografis Responden
Tabel 3. Tingkat Penilaian Kinerja dan Kepentingan Kualitas Pelayanan SMKN Studi Kasus

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa parenting stress sebagai faktor risiko sehingga ketika orang tua Jawa mengalami stres maka akan menurunkan resiliensi

bahwa dalam upaya meningkatkan peran pengusaha restoran terhadap penerimaan pendapatan asli daerah serta sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 34

Menimbang, bahwa setelah Majelis membaca surat permohonan yang diajukan Pemohon tentang permohonan Surat Ketetapan / Fatwa waris, halmana dalam permohonannya tersebut

Penjamin emisi efek atau underwriter sebagai lembaga penunjang pasar modal mempunyai tugas pokok menjamin terjualnya emisi saham atau obligasi dalam pasar perdana. Penjamin

Pengukuran tekanan darah di arteri Dorsalis Pedis dapat digunakan sebagai alternatif lokasi pengukuran tekanan darah pada keadaan dimana pengukuran tekanan darah tidak

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Sebelas Maret, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta

ayat (3) huruf a wajib membentuk organisasi jaringan dokumentasi dan informasi hukum di lingkungannya. (2) Anggota JDIHN sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Dalam bab V akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan analisis serta saran yang diberikan atas penelitian Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli :