• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus : PT Alam Sumbervita Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus : PT Alam Sumbervita Jakarta)"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BARANG JADI

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BARANG JADI

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D Fewidarto, MS

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Ir. Jono M Munandar, MS

Ketua Departemen

(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BARANG JADI

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

MAKALAH SEMINAR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D Fewidarto, MS

(5)

Irwan Hermawan. H24103119. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus pada PT. Alam Sumbervita Jakarta). Di

bawah bimbingan Pramono D Fewidarto.

Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun jasa pasti memiliki persediaan dalam menjalankan operasional usahanya. Sekitar 20 – 60 persen aset yang dimiliki perusahaan adalah dalam bentuk persediaan (Baroto, 2002), sehingga pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting dalam perusahaan.

PT. Alam Sumbervita sebagai perusahaan dagang yang bertindak sebagai distributor dihadapkan pada dilema dalam menetapkan kebijakan persediaannya, yaitu pada kebijakan persediaan yang dilebihkan atau dikurangkan untuk meminimumkan total biaya persediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui bagaimana sistem pengadaan dan pengendalian persediaan perusahaan, 2) Menetapkan jenis produk yang perlu mendapatkan prioritas dalam pengendalian persediaan berdasarkan volume penjualan, dan 3) Menghitung tingkat persediaan yang optimal bagi PT. Alam Sumbervita Jakarta. Penelitian ini

difokuskan untuk mengkaji kelompok Dry yang termasuk dalam produk prioritas

berdasarkan volume penjualan tertinggi.

Penelitian ini dilakukan di PT. Alam Sumbervita yang terletak di Jl. Raya Bogor Km 24,7 Jakarta Timur 13750. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan dengan melakukan wawancara pada beberapa karyawan Bagian Pengadaan dan Bagian Gudang. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan internet serta pengumpulan data sekunder perusahaan.

Jenis-jenis produk yang patut mendapatkan prioritas dalam perencanaan dan pengendalian persediaan adalah produk-produk yang memiliki volume penjualan tertinggi. Produk-produk tersebut adalah SKM CE’S, SCI C 200ml, SKM CE, SKM IMP’S, SKM Crima, SKM IMP, UHT C 125ml, SKM KKM, UHT FC 1000ml, SKM IMC, UHT TS C 200ml dan SCI S 200ml dengan persentase kumulatif penjualan terhadap total penjualan pada tahun 2006 sebesar 75 persen.

Produk-produk prioritas dianalisis dengan menggunakan metode EOQ

stokastik, karena metode ini dapat mengendalikan persediaan yang di dalamnya terdapat variabel-variabel yang tidak diketahui dengan pasti dan tidak konstan serta memperhitungkan adanya kemungkinan terjadi kehabisan persediaan (Stock Out).

Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa kebijakan perusahaan belum

optimal, karena dengan menggunakan metode EOQ stokastik dan EOQ stokastik

tingkat pelayanan 99 persen, total biaya persediaan masih dapat diminmimalkan. Untuk tahun 2006 perusahaan mengeluarkan total biaya persediaan sebesar Rp

346.921.048,-. Jika menggunakan metode EOQ stokastik, maka biaya yang

dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 137.887.950,-, sedangkan dengan metode

EOQ stokastik tingkat pelayanan 99 persen mengeluarkan biaya sebesar Rp

146.082.870,-.. Total perkiraan biaya persediaan tahun 2007 dengan metode EOQ

stokastik adalah sebesar Rp 153.812.122,-, sedangkan dengan metode EOQ

(6)

iii

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Februari 1985. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Wagiran Umar dan Wasiyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK KIGR Jakarta pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 06 Pagi Jakarta. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 75 Jakarta dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 65 Jakarta program IPA pada tahun 2002. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(7)

iv

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas tentang perencanaan dan pengendalian persediaan barang jadi. Metode dasar yang sering digunakan perusahaan dalam

mengendalikan persediaan adalah metode EOQ (Economic Order Quantity).

Metode ini mampu memberikan solusi optimal dalam menentukan kebijakan perencanaan dan pengendalian persediaan dengan memperhatikan pada efisiensi biaya yang muncul dari adanya persediaan.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Pramono D Fewidarto, MS sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Heti Mulyati, S.TP, MT dan Hardiana Widyastuti, S.HUT, MM atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Ayahanda dan Ibunda sebagai inspirasi dan motivasi yang telah mencurahkan

kasih sayang dan do’a tulus yang tak pernah putus, serta kakak dan adik tercinta yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripi.

4. Pa Hendrik selaku pimpinan yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian. Pa Hasan, Bu Siti, Mba Intan, Mba Evi, Ibnu, Mas Dion, Mas Yovi dan seluruh karyawan PT. Alam Sumbervita Jakarta yang telah membantu peneliti dan memberikan informasi dalam skripsi ini.

5. Pa Asep, Mas Hadi, Mba Dina, Mas Yadi dan seluruh staf karyawan/wati Tata

(8)

v Asep dan Jw bisa segera menyusul sidang.

7. Adit, Ruslan, yan, Ami, Rinrin, Uci, Etty, Aldhika, Ulfa, Yenni, Ayu, Nela,

Indras, Else, Pasus, yayuk dan Ipeh yang telah mengajarkan apa arti ”teman”

yang sesungguhnya. Teman yang selalu ada saat suka dan duka. Thanks guys,

thanks for everythings. Thanks for being my friends. I’m nothing without you,

but with you i can do everythings.

8. Anita, Whina, Dewi, Mia, Suminar, Cici (Sri), JW, Nadya, Elang, Hendra,

Riri, Diah, Nia, Puji, Roni, Yuli, Astrid, dan seluruh keluarga besar Manajemen 40 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas canda tawa,

keceriaan, dan kebersamaan selama masa perkuliahan. Keep contact ya, I’m

gonna miss you forever.

9. Adik-adik Manajemen 41 dan 42 yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang juga memberikan semangat dan dukungannya. Thanks for all kindness

and friendships.

10.Edo statistik 40 yang telah membantu mengolah data. Aji dan Heri IE 40 atas

kesediaannya penulis dapat tinggal sementara di kontrakan selama penelitian.

11.Dyta dan keluarga atas do’a, semangat dan dukungannya. Terima kasih telah

menjadi inspirasi dan telah mewarnai hidup penulis. Knowing you once in my

life, is already be a special gift for me.

Skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2007

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.3. Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Batasan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan ... 4

2.2. Definisi Peramalan ... 5

2.2.1. Manfaat Peramalan ... 5

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 6

2.2.3. Metode Peramalan Permintaan ... 6

2.2.4. Metode ARIMA ( Autoregressive Integrated Moving Average) 9

2.2.5. Pola Permintaan ... 10

2.3. Definisi Persediaan ... 11

2.3.1. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Persediaan ... 11

2.3.2. Fungsi Persediaan ... 12

2.3.3. Jenis Persediaan ... 13

2.3.4. Biaya Persediaan ... 15

2.4. Pengendalian Persediaan ... 16

2.5. Model Pengendalian Persediaan Sederhana ... 17

2.5.1. Economic Order Quantity (EOQ) ... 17

2.6. Model-Model Persediaan Stokastik ... 18

2.6.1. EOQ dengan Ketidakpastian Permintaan Selama Lead Time ... 19

2.7. Penelitian Terdahulu ... 21

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1. Kerangka Pemikiran ... 23

3.2. Tahapan Penelitian ... 24

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 26

(10)

vii

3.5.1. Klasifikasi Persediaan Berdasarkan Volume Penjualan ... 27

3.5.2. Peramalan Permintaan ... 27

3.5.3. Metode Pengendalian Persediaan... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Gambaran Perusahaan ... 30

4.2. Gambaran Produk ... 31

4.3. Sistem Pengadaan Barang PT. Alam Sumbervita ... 32

4.4. Biaya Persediaan ... 35

4.5. Penentuan Produk-Produk Prioritas Berdasarkan Volume Penjualan 37

4.6. Peramalan Permintaan Tahun 2007 untu Produk Prioritas ... 39

4.7. Pengendalian Persediaan Produk-Produk Prioritas ... 42

4.7.1. Pengendalian Persediaan Produk Prioritas dengan Metode EOQ Stokastik ... 42

4.7.2. Pengendalian Persediaan Produk Prioritas dengan Metode EOQ Stokastik Tingkat Pelayanan 99 Persen ... 46

4.7.3. Perbandingan Total Biaya Persediaan Antara Metode Perusahaan dengan Metode Peneliti ... 48

4.7.3. Perkiraan Biaya persediaan Tahun 2007 dengan Metode Perusahaan dan Metode yng Digunakan Peneliti ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

1. Kesimpulan ... 56

2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(11)

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BARANG JADI

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BARANG JADI

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D Fewidarto, MS

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Ir. Jono M Munandar, MS

Ketua Departemen

(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BARANG JADI

(STUDI KASUS : PT ALAM SUMBERVITA JAKARTA)

MAKALAH SEMINAR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRWAN HERMAWAN

H24103119

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D Fewidarto, MS

(15)

Irwan Hermawan. H24103119. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus pada PT. Alam Sumbervita Jakarta). Di

bawah bimbingan Pramono D Fewidarto.

Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun jasa pasti memiliki persediaan dalam menjalankan operasional usahanya. Sekitar 20 – 60 persen aset yang dimiliki perusahaan adalah dalam bentuk persediaan (Baroto, 2002), sehingga pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting dalam perusahaan.

PT. Alam Sumbervita sebagai perusahaan dagang yang bertindak sebagai distributor dihadapkan pada dilema dalam menetapkan kebijakan persediaannya, yaitu pada kebijakan persediaan yang dilebihkan atau dikurangkan untuk meminimumkan total biaya persediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui bagaimana sistem pengadaan dan pengendalian persediaan perusahaan, 2) Menetapkan jenis produk yang perlu mendapatkan prioritas dalam pengendalian persediaan berdasarkan volume penjualan, dan 3) Menghitung tingkat persediaan yang optimal bagi PT. Alam Sumbervita Jakarta. Penelitian ini

difokuskan untuk mengkaji kelompok Dry yang termasuk dalam produk prioritas

berdasarkan volume penjualan tertinggi.

Penelitian ini dilakukan di PT. Alam Sumbervita yang terletak di Jl. Raya Bogor Km 24,7 Jakarta Timur 13750. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan dengan melakukan wawancara pada beberapa karyawan Bagian Pengadaan dan Bagian Gudang. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan internet serta pengumpulan data sekunder perusahaan.

Jenis-jenis produk yang patut mendapatkan prioritas dalam perencanaan dan pengendalian persediaan adalah produk-produk yang memiliki volume penjualan tertinggi. Produk-produk tersebut adalah SKM CE’S, SCI C 200ml, SKM CE, SKM IMP’S, SKM Crima, SKM IMP, UHT C 125ml, SKM KKM, UHT FC 1000ml, SKM IMC, UHT TS C 200ml dan SCI S 200ml dengan persentase kumulatif penjualan terhadap total penjualan pada tahun 2006 sebesar 75 persen.

Produk-produk prioritas dianalisis dengan menggunakan metode EOQ

stokastik, karena metode ini dapat mengendalikan persediaan yang di dalamnya terdapat variabel-variabel yang tidak diketahui dengan pasti dan tidak konstan serta memperhitungkan adanya kemungkinan terjadi kehabisan persediaan (Stock Out).

Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa kebijakan perusahaan belum

optimal, karena dengan menggunakan metode EOQ stokastik dan EOQ stokastik

tingkat pelayanan 99 persen, total biaya persediaan masih dapat diminmimalkan. Untuk tahun 2006 perusahaan mengeluarkan total biaya persediaan sebesar Rp

346.921.048,-. Jika menggunakan metode EOQ stokastik, maka biaya yang

dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 137.887.950,-, sedangkan dengan metode

EOQ stokastik tingkat pelayanan 99 persen mengeluarkan biaya sebesar Rp

146.082.870,-.. Total perkiraan biaya persediaan tahun 2007 dengan metode EOQ

stokastik adalah sebesar Rp 153.812.122,-, sedangkan dengan metode EOQ

(16)

iii

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 24 Februari 1985. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Wagiran Umar dan Wasiyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK KIGR Jakarta pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 06 Pagi Jakarta. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 75 Jakarta dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 65 Jakarta program IPA pada tahun 2002. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(17)

iv

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas tentang perencanaan dan pengendalian persediaan barang jadi. Metode dasar yang sering digunakan perusahaan dalam

mengendalikan persediaan adalah metode EOQ (Economic Order Quantity).

Metode ini mampu memberikan solusi optimal dalam menentukan kebijakan perencanaan dan pengendalian persediaan dengan memperhatikan pada efisiensi biaya yang muncul dari adanya persediaan.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Pramono D Fewidarto, MS sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Heti Mulyati, S.TP, MT dan Hardiana Widyastuti, S.HUT, MM atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Ayahanda dan Ibunda sebagai inspirasi dan motivasi yang telah mencurahkan

kasih sayang dan do’a tulus yang tak pernah putus, serta kakak dan adik tercinta yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripi.

4. Pa Hendrik selaku pimpinan yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian. Pa Hasan, Bu Siti, Mba Intan, Mba Evi, Ibnu, Mas Dion, Mas Yovi dan seluruh karyawan PT. Alam Sumbervita Jakarta yang telah membantu peneliti dan memberikan informasi dalam skripsi ini.

5. Pa Asep, Mas Hadi, Mba Dina, Mas Yadi dan seluruh staf karyawan/wati Tata

(18)

v Asep dan Jw bisa segera menyusul sidang.

7. Adit, Ruslan, yan, Ami, Rinrin, Uci, Etty, Aldhika, Ulfa, Yenni, Ayu, Nela,

Indras, Else, Pasus, yayuk dan Ipeh yang telah mengajarkan apa arti ”teman”

yang sesungguhnya. Teman yang selalu ada saat suka dan duka. Thanks guys,

thanks for everythings. Thanks for being my friends. I’m nothing without you,

but with you i can do everythings.

8. Anita, Whina, Dewi, Mia, Suminar, Cici (Sri), JW, Nadya, Elang, Hendra,

Riri, Diah, Nia, Puji, Roni, Yuli, Astrid, dan seluruh keluarga besar Manajemen 40 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas canda tawa,

keceriaan, dan kebersamaan selama masa perkuliahan. Keep contact ya, I’m

gonna miss you forever.

9. Adik-adik Manajemen 41 dan 42 yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang juga memberikan semangat dan dukungannya. Thanks for all kindness

and friendships.

10.Edo statistik 40 yang telah membantu mengolah data. Aji dan Heri IE 40 atas

kesediaannya penulis dapat tinggal sementara di kontrakan selama penelitian.

11.Dyta dan keluarga atas do’a, semangat dan dukungannya. Terima kasih telah

menjadi inspirasi dan telah mewarnai hidup penulis. Knowing you once in my

life, is already be a special gift for me.

Skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2007

(19)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.3. Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Batasan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan ... 4

2.2. Definisi Peramalan ... 5

2.2.1. Manfaat Peramalan ... 5

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 6

2.2.3. Metode Peramalan Permintaan ... 6

2.2.4. Metode ARIMA ( Autoregressive Integrated Moving Average) 9

2.2.5. Pola Permintaan ... 10

2.3. Definisi Persediaan ... 11

2.3.1. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Persediaan ... 11

2.3.2. Fungsi Persediaan ... 12

2.3.3. Jenis Persediaan ... 13

2.3.4. Biaya Persediaan ... 15

2.4. Pengendalian Persediaan ... 16

2.5. Model Pengendalian Persediaan Sederhana ... 17

2.5.1. Economic Order Quantity (EOQ) ... 17

2.6. Model-Model Persediaan Stokastik ... 18

2.6.1. EOQ dengan Ketidakpastian Permintaan Selama Lead Time ... 19

2.7. Penelitian Terdahulu ... 21

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1. Kerangka Pemikiran ... 23

3.2. Tahapan Penelitian ... 24

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 26

(20)

vii

3.5.1. Klasifikasi Persediaan Berdasarkan Volume Penjualan ... 27

3.5.2. Peramalan Permintaan ... 27

3.5.3. Metode Pengendalian Persediaan... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Gambaran Perusahaan ... 30

4.2. Gambaran Produk ... 31

4.3. Sistem Pengadaan Barang PT. Alam Sumbervita ... 32

4.4. Biaya Persediaan ... 35

4.5. Penentuan Produk-Produk Prioritas Berdasarkan Volume Penjualan 37

4.6. Peramalan Permintaan Tahun 2007 untu Produk Prioritas ... 39

4.7. Pengendalian Persediaan Produk-Produk Prioritas ... 42

4.7.1. Pengendalian Persediaan Produk Prioritas dengan Metode EOQ Stokastik ... 42

4.7.2. Pengendalian Persediaan Produk Prioritas dengan Metode EOQ Stokastik Tingkat Pelayanan 99 Persen ... 46

4.7.3. Perbandingan Total Biaya Persediaan Antara Metode Perusahaan dengan Metode Peneliti ... 48

4.7.3. Perkiraan Biaya persediaan Tahun 2007 dengan Metode Perusahaan dan Metode yng Digunakan Peneliti ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

1. Kesimpulan ... 56

2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(21)

viii

No Halaman

1. Perkiraan parsial berdasarkan tingkat pelayanan ... 21 2. Tujuan penelitian, jenis kebutuhan data, metode pengolahan dan

Kesimpulan yang diharapkan ... 26 3. Jenis-jenis produk Dry ... 32 4. Persentase permintaan tiap cabang PT. Alam Sumbervita terhadap

total permintaan ... 35 5. Total biaya pemesanan dan penyimpanan PT. Alam Sumbervita

Jakarta tahun 2006 ... 36 6. Biaya pemesanan per pesan dan biaya penyimpanan per unit karton

tahun 2006 ... 36 7. Persentase penjualan produk-produk prioritas terhadap total

penjualan tahun 2006 ... 37 8. Total biaya persediaan produk-produk prioritas tahun 2006 ... 38

9. Kapasitas maksimum dan persediaan penyangga produk prioritas ... 39

10. Hasil peramalan permintaan produk prioritas untuk semester 1 tahun

2007 (Januari – Juni) PT. Alam Sumbervita Jakarta ... 41 11. Hasil peramalan permintaan produk prioritas untuk semester 2 tahun

2007 (juli - Desember) PT. Alam Sumbervita Jakarta ... 42 12. Biaya persediaan total produk produk prioritas tahun 2006 dengan

metode EOQ stokastik ... 44 13. Biaya persediaan total produk-produk prioritas tahun 2006 dengan

metode EOQ stokastik tingkat pelayanan 99 persen ... 47 14. Perbandingan total biaya persediaan tahun 2006 antara metode

perusahaan dan metode yang digunakan peneliti ... 48 15. Perbedaan besarnya persediaan penyangga tahun 2006 antara metode

perusahaan dan metode yang digunakan peneliti ... 50 16. Perkiraan total biaya persediaan tahun 2007 dengan metode perusahaan dan metode yang digunakan peneliti ... 52 17. Perbedaan besarnya persediaan penyangga tahun 2007 antara metode

(22)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 6

2. Hubungan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan ... 18

3. Berbagai variasi permintaan harian (d) dan lead time (L) ... 19 4. Kerangka Pemikiran ... 24 5. Tahapan Penelitian ... 25

6. Alur pemesanan barang hingga barang masuk kedalam gudang ... 33

7. Plot diagram data aktual penjualan SKM CE’S tahun 2004-2006 ... 40

(23)

x

No Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Alam Sumbervita Jakarta... 60 2. Biaya pemesanan per pesan dan biaya penyimpanan per unit

karton ... 61 3. Penentuan produk prioritas PT. Alam Sumbervita Jakarta berdasarkan

volume penjualan ... 62 4. Komponen-komponen penyusun biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan pada tahun 2006 ... 66 5. Kapasitas Maksimum dan persediaan penyangga keseluruhan

produk Dry ... 67

6. Plot ACF dan Plot PACF diferensiasi ordo pertama SKM CE’S ... 69

7. Perhitungan peramalan permintaan tahun 2007 dengan metode ARIMA .... 70

8. Hasil peramalan permintaan produk prioritas tahun 2007 untuk seluruh

cabang PT. Alam Sumbervita ... 78 9. Standar deviasi rata-rata permintaan harian produk prioritas tahun 2006

dan tahun 2007 ……….. 79

10. Contoh print out inventory order cycle (SKM CE’S) ... 81

11. Contoh print out inventory order cycle service level 99 persen

(SKM CE’S) ... 82 12. Perkiraan total biaya persediaan produk-produk prioritas tahun 2007

dengan menggunakan metode perusahaan... 84

13. Contoh print out inventory order cycle tahun 2007 SKM CE’S ... 86

14. Contoh print out inventory order cycle service level 99 persen tahun 2007

(24)

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun jasa pasti memiliki persediaan dalam menjalankan operasional usahanya. Perusahaan memiliki persediaan dalam bentuk persediaan bahan baku, bahan penolong, maupun dalam bentuk persediaan produk jadi yang siap untuk dipasarkan langsung ke konsumen.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa juga memiliki persediaan, minimal dalam bentuk persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk jasa yang diharapkan. Sekitar 20 – 60 persen aset yang dimiliki perusahaan adalah dalam bentuk persediaan (Baroto, 2002), sehingga pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting dalam perusahaan, baik itu untuk perusahaan manufaktur, perdagangan atau jasa.

PT. Alam Sumbervita sebagai perusahaan dagang yang bertindak sebagai distributor barang jadi produk-produk PT. Indomilk, PT. Indolakto, PT. Indomurni dan PT. Indo Es Krim Meiji dihadapkan pada dilema dalam menetapkan kebijakan persediaannya, yaitu pada kebijakan persediaan yang dilebihkan atau dikurangkan. Karena bila persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan modal yang dibutuhkan akan lebih besar. Kelebihan ini juga menyebabkan sebagian besar modal yang dimiliki perusahaan terfokus hanya pada persediaan atau di gudang, dimana semestinya modal tersebut dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan. Namun sebaliknya, bila perusahaan berupaya mengurangi persediaan, perusahaan

suatu saat akan dihadapkan pada masalah stock out (kehabisan persediaan).

(25)

kelangkaan dan hal ini dapat membuat konsumen kecewa dan akhirnya akan pindah ke merek lain.

Mengingat adanya konsekuensi logis dari kekurangan atau kelebihan persediaan tersebut, maka perusahaan harus dengan cermat memperhatikan masalah persediaan dengan merencanakan dan mengendalikan persediaan pada tingkat optimalnya. Kriteria optimal disini yaitu keseluruhan biaya yang minimal terkait dengan semua konsekuensi kebijakan persediaan yang

diambil perusahaan. Selama ini perusahaan menggunakan metode EOQ

tradisional yang disesuaikan dengan kebijakan persediaan penyangga dalam mengendalikan persediaannya.

Perencanaan dan pengendalian persediaan sendiri diperoleh dari hasil peramalan permintaan konsumen akan produk perusahaan di masa mendatang. Hasil dari peramalan ini menjadi dasar bagi PT. Alam Sumbervita untuk menentukan tingkat persediaan yang optimal. Hasil peramalan permintaan masa depan dengan akurasi atau tingkat ketepatan yang tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan metode peramalan yang sesuai berdasarkan jenis pola data historis perusahaan. Diharapkan dengan penggunaan metode peramalan yang sesuai dengan perusahaan ini akan diperoleh hasil peramalan akan lebih mencerminkan kondisi aktualnya. Selanjutnya hasil peramalan permintaan ini akan digunakan perusahaan sebagai dasar untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan produksi perusahaan, termasuk didalamnya keputusan untuk perencanaan dan pengendalian persediaan yang optimal bagi perusahaan, yang menjamin kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan namun juga memperhatikan adanya pengurangan biaya-biaya yang dianggap dapat dieliminasi atau diminimalisasi.

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang menarik untuk

penulis kaji adalah apakah model pengendalian persediaan yang digunakan

PT. Alam Sumbervita sudah tepat dan optimal melalui efisiensi biaya-biaya

(26)

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini, yaitu antara lain untuk:

1. Mengetahui sistem pengadaan dan pengendalian persediaan

perusahaan.

2. Menetapkan jenis produk yang perlu mendapatkan prioritas dalam

pengendalian persediaan berdasarkan volume penjualan tertinggi.

3. Menghitung tingkat persediaan yang optimal bagi PT. Alam

Sumbervita.

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, perusahaan maupun siapapun yang membacanya, yaitu :

1. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang pernah

didapat selama kuliah untuk diterapkan di dunia usaha.

2. Bagi perusahaan, diharapkan hasil analisis ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan perencanaan dan pengendalian persediaan.

3. Referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai perencanaan dan pengendalian persediaan.

1.4. Batasan Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagi berikut :

1. Kelompok produk yang didistribusikan oleh PT. Alam Sumbervita

Jakarta adalah kelompok Dry, PLM dan Ice Cream. Kelompok yang

dibahas lebih lanjut adalah kelompok Dry.

2. Jenis produk Dry PT. Alam Sumbervita Jakarta yang analisis adalah

(27)

2.1. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan

Perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan (PPIC) merupakan bagian yang berpartisipasi dalam peramalan permintaan, perencanaan kapasitas keseluruhan organisasi, penentuan berapa banyak persediaan bahan dan komponen-komponen yang harus ada dan kapan mendapatkannya, dan bila komponen tersebut diproduksi sendiri, bertanggung

jawab atas kapan dibuat dan pada mesin-mesin mana sehingga master

production schedules atau jadwal perakitan akhir dipenuhi untuk memuaskan permintaan organisasi (Handoko, 1993).

PPIC pada industri apa pun pada dasarnya memiliki fungsi yang sama. Fungsi atau aktivitas-aktivitas yang ditangani oleh Departemen PPIC secara umum adalah sebagai berikut :

1. Mengelola pesanan dari pelanggan.

2. Meramalkan permintaan masa depan agar skenario pruduksi dapat

mengantisipasi fluktuasi permintaan.

3. Mengelola persediaan berupa tindakan transaksi persediaan, kebijakan

persediaan pengaman, kebijakan kuantitas pesanan, kebijakan frekuensi dan periode pemesanan, dan mengoptimalkan biaya yang terkait didalamnya.

4. Menyusun rencana agregat, penyesuaian permintaan dengan kapasitas.

5. Membuat Jadwal Induk Produksi (JIP) mengenai apa dan berapa unit yang

harus diproduksi pada suatu periode tertentu.

6. Merencanakan kebutuhan seperti komponen, sub assembly, dan bahan

penunjang untuk penyelesaian produk.

7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi.

8. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding kapasitas

produksi.

(28)

Perencanaan dan pengendalian persediaan yang merupakan sub dari Departemen PPIC, terlihat jelas pada poin ke tiga dari fungsi – fungsi di atas bahwa perencanaan dan pengendalian persediaan memiliki aktivitas – aktivitas utama untuk mengelola persediaan, baik berupa tindakan transaksi yang berkenaan langsung dengan persediaan, kebijakan tentang tingkat persediaan pengaman, kebijakan kuantitas pesanan, kebijakan frekuensi dan periode pemesanan serta kebijakan pengelolaan persediaan untuk mengoptimalkan biaya yang terkait didalamnya.

Fungsi - fungsi tersebut berlaku secara umum, namun terkadang suatu perusahaan hanya memiliki beberapa fungsi saja, tergantung sistem perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan yang digunakan perusahaan.

2.2. Definisi Peramalan Permintaan

Menurut Assauri (2004), peramalan merupakan seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Selain itu Assauri juga mendefinisikan peramalan sebagai upaya penggunaan data atau informasi untuk menentukan kejadian di masa yang akan datang, dalam bentuk perkiraan atau perhitungan dari data historis masa lalu dan informasi lainnya untuk penentuan terlebih dahulu atau prakiraan. Peramalan akan permintaan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagiannya ini sangat penting sebagai dasar dalam perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan.

2.2.1. Manfaat Peramalan Permintaan

(29)

untuk produksi, pengendalian persediaan, pengendalian tenaga kerja dan pengendalian biaya (Assauri, 2004).

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Besarnya permintaan konsumen akan produk atau jasa sangat dipengaruhi oleh keadaan di masa yang akan datang. Keadaan itu bisa bersumber dari faktor internal perusahaan, faktor eksternal pasar dan pemerintah. Faktor internal perusahaan diantaranya adalah mutu, harga, desain, daur hidup produk, bauran produk dan aktifitas penjualan. Faktor eksternal pasar bisa berwujud selera dan persepsi konsumen, demografi, persaingan dan citra produk. Faktor terakhir yang juga turut mempengaruhi tingkat permintaan yaitu faktor eksternal pemerintah, diantaranya dalam bentuk deregulasi baik dibidang ekonomi, sosial, politik dan peraturan lainya (Baroto, 2002).

Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

(Sumber : Baroto, 2002)

2.2.3. Metode Peramalan Permintaan

Baroto (2002) menyatakan bahwa ada beberapa metode untuk membuat peramalan permintaan. Pada dasarnya semua metode peramalan tersebut memiliki ide yang sama, yaitu menggunakan data

PERMINTAAN EKSTERNAL

(PASAR)

EKSTERNAL (PEMERINTAH)

• Deregulasi

• Ekonomi

• Sektor Swasta

• Siklus Bisnis

• Selera & Persepsi Pelanggan

• Demografi

• Persaingan INTERNAL

• Daur Hidup

• Produk

• Layanan

• Kualitas

• Desain Produk

• Harga

• Iklan

• Aktivitas penjulalan

(30)

masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa yang akan datang.

Berdasarkan tekniknya metode peramalan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif digunakan karena ketidaktersediaan data masa lalu yang dibutuhkan atau data tersedia dalam jumlah yang sedikit, sehingga dalam metode ini pendapat pakar dan praktisi dijadikan dasar untuk menetapkan permintaan yang akan datang (Baroto, 2002).

Metode kualitatif yang banyak dikenal dan digunakan adalah metode Delphi dan metode kelompok nominal (nominal group technique).

1. Metode Delphi, merupakan suatu teknik yang menggunakan

prosedur sistematis untuk mendapatkan suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli (Handoko, 1994). Proses ini dilakukan dengan meminta kepada anggota kelompok untuk memberikan serangkaian ramalan melalui tanggapan mereka terhadap daftar pertanyaan. Kemudian moderator mengumpulkan dan memformulasikan daftar pertanyaan baru dan dibagikan kembali kepada kelompok. Kunci keberhasilan metode ini tergantung pada kompetensi koordinator dan kepakaran anggota serta variasi pengalamannya. Koordinator perlu untuk memiliki kemampuan menjalin sintesa atas berbagai pendapat dan ramalan dari peserta yang memiliki latar belakang bervariasi.

2. Metode Kelompok Nominal (Nominal Group Technique). Metode

(31)

Metode kuantitatif menggunakan suatu set data historis masa lalu perusahaan yang akan digunakan untuk meramalkan permintaan di masa

datang. Ada dua kelompok besar metode kuantitatif, yaitu metode time

series dan metode nontime series (structural models).

Metode time series merupakan metode peramalan yang

menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Tidak ada metode yang paling baik untuk memberikan suatu peramalan keseluruhan, karena metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat

untuk meramalkan data yang lain. Pada peramalan time series metode

peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan

ramalan, yaitu dapat berupa MAD (Mean Absolute Deviation), MSE

(Mean Square of Error) atau MAPE (Mean Absolute Percentage of

Error). Dimana : = t

f permintaan aktual pada periode t

=

t

fˆ ramalan permintaan untuk periode t

m = jumlah periode yang digunakan sebagai dasar peramalan

Metode time series sendiri menurut Baroto (2002), antara lain

metode Free Hand, metode Moving Average, metode Weighted Moving

Average, metode Exponential Smoothing, metode regresi linier

sederhana, metode interpolasi Gregory-Newton, metode Winter, dan

lain-lain. ) 3 ( ... ... 100 ˆ 1 0 0 m f f f MAPE m t t t t

= ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ × ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ) 1 ..( ... ˆ 1 2 m f f MSE m t t t

= −

= ...(2)

(32)

Prosedur untuk peramalan permintaan dengan metode time series adalah sebagai berikut :

1. Tentukan pola data permintaan dengan memplotkan data secara

grafis.

2. Mencoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola

permintaan tersebut untuk peramalan.

3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode dengan

menggunakan kriteria MAD, MSE atau MAPE.

4. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang telah

dicoba.

5. Melakukan peramalan permintaan dengan menggunakan metode

terbaik yang telah dipilih.

2.2.4. Metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) merupakan

salah satu model untuk menghitung peramalan yang dikembangkan oleh

Box dan Jenkins, sehingga disebut ARIMA Box-Jenkins. Menurut

Aritonang (2002) metode ARIMA merupakan gabungan dari metode

penghalusan, metode regresi dan metode dekomposisi.

Peramalan dengan metode ARIMA dilakukan melalui lima tahap,

yaitu :

1. Tahap pemeriksaan kestasioneran data

2. Tahap pengidentifikasian model

3. Tahap pengestimasian parameter model

4. Tahap pengujian model

5. Penggunaan model untuk peramalan.

Menurut Baroto (2002), karakteristik peramalan permintaan adalah sebagai berikut :

1. Faktor penyebab yang berlaku di masa lalu diasumsikan akan

berfungsi juga di masa yang akan datang.

2. Peramalan tidak pernah sempurna, permintaan aktual selalu berbeda

(33)

3. Tingkat ketepatan ramalan akan berkurang dalam rentang waktu yang semakin panjang. Implikasinya peramalan untuk rentang yang pendek akan lebih akurat dibanding peramalan untuk waktu yang panjang.

2.2.5. Pola Permintaan

Pola permintaan merupakan suatu pola pergerakan jangka panjang

dari tampilan data-data scatter diagram permintaan (Baroto, 2002). Pola

permintaan ini akan berhubungan dengan metode peramalan yang

digunakan. Dalam time series ada empat jenis pola permintaan, yaitu :

1. Pola Trend.

Pola Trend adalah bila data permintaan menunjukkan pola

kecenderungan gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Data yang kelihatannya berfluktuasi, apabila dilihat pada rentang waktu yang panjang akan dapat ditarik suatu garis maya. Garis inilah

yang disebut dengan garis trend. Bila data berpola trend, maka

metode peramalan yang sesuai adalah menggunakan metode regresi

linear, exponential smoothing atau double exponential smoothing.

2. Pola musiman.

Pola musiman terjadi bila data yang terbentuk terlihat berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut terjadi secara berulang dalam suatu waktu interval tertentu. Disebut pola musiman karena pola permintaan ini biasanya dipengaruhi oleh musim, sehingga biasanya interval pengulangan data ini adalah satu tahun. Metode peramalan yang paling sesuai digunakan untuk pola permintaan musiman adalah

metode Winter (sangat sesuai), atau moving average, atau weighted

moving average.

3. Pola Siklikal

(34)

sikklikal tidak tentu. Metode yang paling sesuai untuk pola

permintaan ini adalah metode moving average, weighted moving

average, dan exponential smoothing.

4. Pola Eratik/Random.

Pola eratik adalah bila fluktuasi pola permintaan yang terjadi dalam jangka panjang tidak dapat digambarkan oleh ketiga pola lainnya. Fluktuasi permintaan ini bersifat acak atau tidak jelas. Pola permintaan jenis ini belum ada metode khusus yang dapat meramalkan permintaan dengan tingkat akurasi yang lebih baik dibanding yang lain, tingkat kemampuan seorang analis peramalan sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan mengenai pola data. Keterampilan, pengalaman dan imajinasi seorang analis peramalan merupakan faktor yang paling menetukan dalam pelaksanaan peramalan.

2.3. Definisi Persediaan

Groebner dalam Baroto (2002) mendifinisikan persediaan sebagai

komponen material, atau produk jadi yang tersimpan di tangan, menunggu untuk digunakan atau dijual. Menurut Assauri (2004), persediaan merupakan aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Sehingga persediaan merupakan istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

2.3.1. Faktor – Faktor Penyebab Munculnya Persediaan

Alasan diberlakukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik menurut Assauri (2004) adalah karena :

1. Dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk

(35)

2. Adanya alasan organisasi untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat jadwal operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lain.

Menurut Baroto (2002), penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

1. Adanya mekanisme pemenuhan atas permintaan. Karena permintaan

terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang diperlukan waktu pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit untuk dihindari.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Karena ketidakpastian

terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk

berikutnya, lead time yang cenderung tidak pasti karena banyak

faktor yang tak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan.

3. Keinginan untuk melakukan spekulasi yang bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga di masa mendatang.

2.3.2. Fungsi Persediaan

Efisiensi produksi dapat ditingkatkan melalui pengendalian sistem persediaan. Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan dapat dioptimalkan. Beberapa fungsi persediaan menurut Baroto (2002) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Independensi. Agar proses produksi dapat terus berjalan

tanpa tergantung pada permintaan dan pasokan bahan baku dari pemasok.

2. Fungsi Ekonomis. Seringkali dalam kondisi tertentu, memproduksi

(36)

persediaan dalam beberapa kasus bisa merupakan tindakan yang ekonomis.

3. Fungsi Antisipasi. Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi

adanya perubahan permintaan atau pasokan, sehingga kegiatan menimbun bahan baku terlebih dahulu merupakan kegiatan yang rasional bagi perusahaan.

4. Fungsi Fleksibilitas. Bila dalam proses produksi terdiri atas beberapa

tahapan proses operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka akan diperlukan waktu untuk melakukan perbaikan. Karena itu persediaan barang setengah jadi pada situasi seperti ini merupakan faktor penolong untuk kelancaran proses operasi.

2.3.3. Jenis Persediaan

Menurut Assauri (2004), persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Pertama dilihat berdasarkan fungsinya, persediaan dibedakan atas :

1. Batch Stock atau Lot Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan

pada saat itu. Keuntungan yang akan diperoleh dari adanya batch

stock ini antara lain adalah untuk :

a) Memperoleh potongan harga pada harga pembelian dalam jumlah

banyak.

b) Memperoleh efisiensi produksi karena adanya operasi yang lebih

lama.

c) Adanya penghematan dalam biaya pengangkutan.

(37)

3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Disamping itu persediaan ini dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produk atau menghindari kemacetan produksi.

Persediaan juga dibedakan berdasarkan jenisnya secara fisik dan posisi barang tersebut dalam urutan pengerjaan produk, yaitu :

1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock) yaitu persediaan dari

barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana yang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun

dibeli supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi

perusahaan pabrik yang menggunakannya.

2. Persediaan bagian produk yang dibeli (Purchased Parts atau

Components Stock) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen yang diterima dari perusahaan lain, yang secara langsung dirakit dengan komponen lain, tanpa melalui proses produksi

sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts ini tidak

mengalami perubahan dalam operasi.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan

(Supplies Stock) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.

4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses yaitu

(38)

merupakan barang jadi bagi pabrik lain karena proses produksinya hanya memang sampai disitu saja.

5. Persediaan barang jadi (finished goods stock) yaitu persediaan

barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.

2.3.4. Biaya Persediaan

Biaya persediaan menurut Baroto (2002) adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Harga pembelian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli

barang, besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya. Pada beberapa model pengendalian sistem persediaan, biaya tidak dimasukkan sebagai dasar untuk membuat keputusan.

2. Biaya pemesanan, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk

melakukan pemesanan ke pemasok, yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah pesanan. Biaya pemesananan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telekomunikasi, biaya dokumentasi/transaksi, biaya pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak tergantung jumlah pesanan.

3. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul

dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan mesin (set up), biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya-biaya lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.

4. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam

(39)

assembly, atau pun produk jadi. Biaya ini besarnya tergantung dari lamanya penyimpanan dan jumlah yang disimpan. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode. Biaya penyimpanan ini meliputi :

a) Biaya fasilitas penyimpanan (penerangan, pemanas atau

pendingin).

b) Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif

pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan).

c) Biaya keusangan

d) Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan.

e) Biaya asuransi dan pajak

f) Biaya penangannan persediaan dan biaya-biaya lainnya yang

bersifat variabel tergantung pada jumlah item.

5. Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat

ada permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan

kerugian berupa biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan yang kecewa dan beralih ke

pesaing. Biaya ini sulit diukur karena berhubungan dengan good will

perusahaan.

2.4.Pengendalian Persediaan

(40)

Model persediaan tradisional memberikan solusi berupa diadakannya suatu persediaan dalam jumlah tertentu sebagai tindakan pengendalian atas kondisi-kondisi nyata yang mungkin terjadi. Inilah yang disebut sebagai

sediaan pengaman atau Safety Stock (SS). Dimana penentuan besar kecilnya

safety stock ini dipengaruhi oleh pola permintaan, biaya dan lead time.

Pada kondisi dimana terdapat elemen yang cepat berubah seperti terjadinya perubahan harga, maka perusahaan menetapkan suatu ambang batas untuk tingkat perubahan harga itu sendiri yang dihubungkan dengan pengendalian. Bila perubahan harga belum malampaui ambang batas maka belum perlu untuk melakukan tindakan apa-apa. Penyesuaian baru dilakukan bila perubahan harga telah melalui ambang batas yang telah ditentukan.

Menurut Baroto (2002) model-model pengendalian persediaan tradisional mengasumsikan waktu yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan (lead time) adalah konstan. Secara aktual, asumsi ini sulit dipenuhi karena banyak masalah yang tak dapat dihindarkan sehingga pesanan tidak dapat terkirim sesuai dengan waktu yang diperkirakan.

2.5. Model Pengendalian Persediaan Sederhana

2.5.1. Economic Order Quantity (EOQ)

Metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah

model-model Economic Order Quantity (EOQ) atau Economic Lot Size (ELS).

Metode-metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli

maupun yang diproduksi sendiri. Model EOQ merupakan metode yang

biasa digunakan untuk barang yang dibeli, sedangkan ELS untuk

barang-barang yang diproduksi secara internal.

Menurut Handoko (2000), konsep EOQ (kadang disebut sebagai

(41)
[image:41.612.142.519.65.212.2]

Gambar 2. Hubungan antara biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan (Sumber : Handoko, 2003)

Rumus EOQ yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

H SD

EOQ= 2 ... (4)

Dimana :

D = penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode

S = biaya pemesanan per Pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

Asumsi dari penggunaan model EOQ adalah sebagai berikut :

1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui

2. Harga per unit produk adalah konstan

3. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah konstan

4. Biaya pemesanan per pesan (S) adalah konstan

5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang diterima (lead time, L)

adalah konstan

6. Tidak terjadi kekurangan barang atau back orders

2.6. Model-Model Persediaan Stokastik

Keadaan nyata yang berlaku pada perusahaan, ada beberapa parameter yang memiliki nilai tidak pasti, satu atau lebih parameter tersebut merupakan variabel-variabel acak. Parameter tersebut diantaranya :

1. Permintaan tahunan (D)

2. Permintaan harian (d)

3. Lead time (L)

Kuantitas (Q)

Biaya Total

Q D S Q H TC= +

2

Biaya penyimpanan 2

Q H =

Biaya pemesanan

Q D S =

(42)

4. Biaya penyimpanan (H)

5. Biaya pemesanan (S)

6. Biaya kehabisan persediaan atau shortage cost (stock out=B)

7. Harga (C)

Model-model EOQ sebelumnya dapat tidak peka terhadap

perubahan-perubahan D, H, S atau B. Model persediaan stokastik atau simulasi

merupakan metode yang valid dalam penentuan EOQ yang didalamnya

terdapat parameter-parameter yang tidak diketahui dengan pasti dan konstan. Untuk menghadapi permintaan yang bervariasi perusahaan biasanya

mempunyai tingkat persediaan tertentu sebagai pengaman yang disebut safety

atau buffer stocks. Safety stock ini menyediakan sejumlah persediaan selama

masa lead time.

2.6.1. EOQ dengan Ketidakpastian Permintaan Selama Lead Time

[image:42.612.148.517.435.593.2]

Tujuan model ini adalah menentukan besarnya persediaan pengaman (safety stock) untuk meminimumkan biaya kehabisan bahan (expected costs of shortages) dan biaya penyimpanan persediaan pengaman (holding safety stock).

Gambar 3. Berbagai variasi permintaan harian (d) dan lead time (L)

(Sumber : Handoko, 2003)

Gambar 3 menunjukkan grafik tingkat persediaan teoritik dan persediaan nyata dari waktu ke waktu. Seperti ditujukan dalam gambar

tersebut, ada perbedaan permintaan dan lead time teoritik dengan

kenyataannya, sehingga bila tidak ada persediaan pengaman/penyangga

Titik pemesanan kembali Persediaan Pengaman

waktu

kuantitas (unit)

Persediaan teoritik

Persediaan nyata

(43)

maka perusahaan akan mengalami kekurangan bahan. Besarnya persediaan penyangga yang dibutuhkan adalah sebesar selisih antara

permintaan yang diperkirakan selama masa lead time (ROP = dL)

dengan permintaan maksimum wajar yang mungkin dapat terjadi selama masa lead time (ROP max).

Persediaan penyangga = ROP max – ROP ... (5)

Besarnya ROP max ini diperoleh ROP rata-rata harian ditambah

deviasi standar permintaan harian (σD) dikali faktor keselamatan (n)

yang berhubungan dengan tingkat pelayanan dari probabilitas terjadinya permintaan.

Persediaan penyangga = ROP max – ROP = (ROP + nσD) - ROP

Persediaan penyangga = nσD ... (6)

Brown dalam Buffa (1994) menyatakan bahwa perkiraan

kekurangan jumlah per pesanan merupakan hasil kali σD dan E(k),

dimana E(k) merupakan perkiraan persial untuk suatu permintaan dengan deviasi standar unit. Perkiraan parsial adalah perkiraan besarnya permintaan di atas tingkat tertentu.

Perkiraan kekurangan jumlah per pesanan = σD x E(k) ... (7) Biaya penyimpanan persediaan penyangga = σDn x H ... (8)

Biaya kekurangan persediaan = B (D/Q) x perkiraan kekurangan

= B (D/Q) x σD x E(k) ... (9)

Brown dalam Buffa (1994) menciptakan tabel perkiraan parsial

(44)
[image:44.612.173.475.142.396.2]

perbandingan biaya kehabisan dan tambahan biaya penyimpanan dari setiap tingkat pelayanan.

Tabel 1. Perkiraan parsial berdasarkan tingkat pelayanan

Faktor Pengaman, n Tingkat Pelayanan, % Perkiraan Parsial, E(k)

3,090 99,9 0,00028 2,576 99,5 0,00158 2,326 99,0 0,00441 1,960 97,5 0,00945 1,645 95,0 0,02089 1,282 90,0 0,04730 1,036 85,0 0,07776 0,842 80,0 0,11156 0,674 75,0 0,14928 0,524 70,0 0,19050 0,385 65,0 0,23565 0,253 60,0 0,28515 0,126 55,0 0,33911

0 50,0 0,39894

Sumber : Brown dalam Buffa,1994

2.7. Penelitian Terdahulu

Danarti (2004) dalam penelitiannya dengan judul Kajian Pengendalian Bahan Baku Teh Botol Freshtea Pada PT CocaCola Bottling Indonesia yang bertujuan untuk menentukan tingkat persediaan bahan baku teh botol yang optimal serta analisis sensitivitas terhadap kebijakan pengendalian persediaan

selama ini oleh perusahaan. Menggunakan metode EOQ, penelitian ini

(45)

Purwani (2006) dalam penelitiannya dengan judul Kajian Persediaan bahan Baku Kulit Sintetik di Perusahaan Sumber Karya Indah dengan Metode Simulasi, yang bertujuan untuk mengkaji sistem persediaan yang dilakukan perusahaan, serta membuat model dan biaya persediaan dengan metode Simulasi. Dari hasil analisisnya didapat hasil bahwa berdasarkan kebijakan perusahaan, biaya persediaan total adalah sebesar Rp 13.716.170,- per tahun. Perusahaan menetapkan pemesanan 2 roll dengan titik pesan kembali 0.25 roll. Menurut metode simulasi, jumlah pemesanan bahan baku yang dapat meminimalkan biaya persediaan adalah 21 roll dengan titik pemesanan kembali sebesar 0.63 roll. Biaya persediaan total berdasarkan jumlah pemesanan optimal menurut metode simulasi adalah sebesar Rp 1.841.191,- per tahun. Besarnya penghematan perusahaan apabila menggunakan metode simulasi adalah sebesar 86 persen.

Putra (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengendalian Persediaan Bahan baku Produk Ban Pada PT Goodyear Indonesia, Tbk yang bertujuan untuk menganalisis sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku perusahaan dan analisis tingkat persediaan dan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang optimal bagi perusahaan. Dari hasil penelitiannya

dengan menggunakan metode EOQ didapat hasil bahwa adanya perbedaan

pengendalian persediaan yang cukup signifikan antara metode EOQ dengan

(46)

3.1. Kerangka Pemikiran

Setiap jenis perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, manufaktur maupun perdagangan memiliki banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran operasionalnya. Salah satu faktor tersebut adalah persediaan baik dalam bentuk persediaan bahan baku, bahan yang dibeli (spare part), bahan penolong/perlengkapan, barang setengah jadi maupun barang jadi yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

PT. Alam Sumbervita sebagai perusahaan dagang yang berperan sebagai distributor dari satu atau beberapa produk merupakan perusahaan yang salah satu aktivitas utamanya adalah dalam hal pengelolaan persediaan.

Adanya persaingan usaha yang semakin ketat menyebabkan perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi usahanya demi mencapai keunggulan dalam bersaing. Persaingan usaha ini menyebabkan munculnya dua tuntutan penting bagi PT. Alam Sumbervita. Pertama tuntutan internal perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi operasional usahanya dan kedua adanya tuntutan sebagai distributor prudok-produk PT. Indomilk, PT. Indolakto, PT Indomurni dan PT. Indo Es Krim Meiji untuk dapat mendistribusikan produk-produknya ke pelanggan. Kedua tuntutan ini menyebabkan PT. Alam Sumbervita harus terus melakukan pengembangan dab perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian persediaan agar perusahaan dapat tetap terus bersaing.

Hasil dari perbaikan sistem ini diharapkan dapat memberikan kebijakan persediaan perusahaan yang optimal, yaitu tingkat persediaan yang dapat mengefisiensikan keseluruhan biaya persediaan yang muncul dan tetap menjaga ketersediaannya untuk menjaga loyalitas pelanggan.

(47)

Persaingan Usaha yang Semakin Ketat Bagi PT. Alam Sumbervita

Efisiensi Biaya Persediaan Menjaga Loyalitas Pelanggan

Perbaikan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Persediaan

Tuntutan Efisiensi Internal Tuntutan Posisi sebagai Distributor

PT. Indomilk dan PT. Indolakto

[image:47.612.123.539.76.330.2]

Optimalisasi Kebijakan Persediaan

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

3.2. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan pencarian ide dan gagasan melalui studi pendahuluan, baik melalui studi pustaka media cetak maupun elektronik (internet), dan studi dari penelitian terdahulu. Lalu setelah ditentukan tema, langkah selanjutnya adalah penentuan batasan masalah yang akan diteliti lebih lanjut dan penentuan variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi objek penelitian.

Langkah selanjutnya adalah menentukan data apa saja yang dibutuhkan dan dilanjutkan dengan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder melalui wawancara, observasi langsung, studi literatur dan pengumpulan data historis perusahaan.

Pengolahan data yang dimulai dengan melakukan pengelompokkan produk, dilanjutkan dengan peramalan tingkat permintaan untuk periode selanjutnya dengan menggunakan data penjualan pada periode-periode sebelumnya. Selanjutnya adalah penentuan tingkat persediaan yang optimal

dengan menggunakan metode EOQ stokastik. Setelah itu dilakukan

(48)
[image:48.612.125.544.127.669.2]

diharapkan dapat memberikan rekomendasi tingkat persediaan yang meminimalkan biaya persediaan yang juga tetap menjaga ketersediaannya bagi perusahaan.

Gambar 5. Tahapan Penelitian

Pengolahan Data

Penentuan Batasan Masalah dan Variabel yang Mempengaruhi Studi Pendahuluan

Identifikasi Data yang Dibutuhkan

Observasi Wawancara Studi Literatur dan

Data Perusahaan Pengumpulan Data

Peramalan Permintaan

Metode Pengendalian Persediaan

Rekomendasi Bagi Perusahaan

Kesimpulan dan Saran Pengelompokkan Produk

Metode EOQ Stokastik Metode EOQ Stokastik

Dengan Kapasitas Tertentu Metode yang Digunakan

Perusahaan

(49)

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Alam Sumbervita yang terletak di Jl. Raya Bogor Km 24,7 Jakarta Timur 13750 sejak bulan Mei 2007 sampai dengan bulan Juli 2007.

3.4. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dibutuhkan ada dalam dua bentuk yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan dari perusahaan dan data sekunder merupakan data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari perusahaan, literatur terdahulu maupun dari internet.

[image:49.612.148.507.466.714.2]

Metode pengumpulan data untuk data primer dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan dengan melakukan wawancara pada beberapa karyawan Bagian Pengadaan dan Bagian Gudang. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan internet serta pengumpulan data historis perusahaan khususnya Bagian Pengadaan dan Bagian Gudang. Tujuan penelitian, Kebutuhan data, jenis dan sumber data, metode pengolahan data yang digunakan dan kesimpulan yang diharapkan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tujuan penelitian, jenis kebutuhan data, metode pengolahan dan kesimpulan yang diharapkan

NO Tujuan Penelitian Data yang Diperlukan Sumber Data Jenis Sumber Data Metode

Pengolahan kesimpulan

1 Mengetahui sistem pengadaan dan pengendalian persediaan perusahaan. Data persediaan

Jumlah pembelian barang jadi Frekuensi pemesanan Data Lead time Data jenis barang jadi Harga jual/unit Biaya pembelian Biaya pemesanan Biaya penyimpanan Data penjualan Bagian purchasing Bagian warehouse Data primer dan sekunder

• Tabulasi Mengetahui sistem pengadaan dan pengendalian dan biaya yang dikeluarkan selama ini. 2 Menetapkan jenis produk yang perlu mendapatkan prioritas

Data jenis produk Biaya pembelian Harga jual Volume penjualan Bagian warehouse Data Primer dan Sekunder

(50)

3.5. Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1. Klasifikasi Persediaan Berdasarkan Volume Penjualan

Pengelompokkan produk-produk yang perlu mendapatkan prioritas dalam pengendalian persediaan dilakukan berdasarkan volume penjualan

tertinggi untuk produk-produk Dry PT. Alam Sumbervita Jakarta.

Penentuan prioritas produk ini dilakukan dengan bantuan Software

Microsoft Excel, agar produk-produk yang termasuk dalam kategori

penting dengan persentase kumulatif penjualan 50 sampai 75 persen mendapatkan perhatian lebih dalam pengendalian persediaan.

3.5.2. Peramalan Permintaan

Peramalan digunakan untuk memproyeksikan volume penjualan di masa yang akan datang. Alat analisis yang digunakan untuk meramalkan

permintaan adalah dengan menggunakan ARIMA. ARIMA merupakan

suatu model peramalan yang merupakan gabungan dari model Autoregresive (AR), Integrated/differencing (I), dan Moving Average

(MA). Perhitungan dengan metode ARIMA ini menggunakan software

Minitab versi 14.

Perhitungan ARIMA ini melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Pemeriksaan kestasioneran data

Pada tahap ini data runut waktu (Time Series) harus diperiksa kestasionerannya untuk melihat apakah rata-rata dan variansinya konstan, homogen dari waktu ke waktu. Karena data yang dianalisis

pada ARIMA adalah data stasioner, yaitu data yang rata-rata dan

(51)

dilakukan transformasi. Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan analisis otokorelasi dan otokorelasi parsial atau dilihat berdasarkan plot diagram data aktualnya. Jika data belum stasioner maka harus ditransformasi sampai stasioner, setelah data stasioner dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

2. Pengidentifikasian model

Model data yang telah stasioner akan diidentifikasi berdasarkan hasil analisis otokorelasi dan otokorelasi parsial. Data yang dianalisis ini mungkin saja data asli atau data yang telah ditransformasi menjadi

stasioner. Pengidentifikasian ini mungkin menghasilkan model AR,

MA, ARI, IMA, ARMA atau ARIMA.

3. Pengestimasian parameter model

Parameter model diestimasi berdasarkan taraf nyata model sebesar 0,05.

4. Pengujian model

Dari model yang telah ada yang taraf nyata modelnya di bawah 0,05

dipilih lagi yang terbaik dengan kriteria model yang memiliki MS

(Mean Square) terkecil.

5. Penggunaan model untuk peramalan

Model ARIMA yang telah diperoleh digunakan untuk menentukan

peramalan.

3.5.3. Metode Pengendalian Persediaan

(52)

Metode pengendalian persediaan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Jika semua variabel yang mempengaruhi persediaan diketahui dengan pasti dan besarnya konstan, maka metode yang akan digunakan adalah metode pengendalian persediaan deterministik. Sebaliknya, jika ada satu atau lebih variabel yang mempengaruhi persediaan tidak diketahui dengan pasti dan tidak konstan, maka metode pengendalian persediaan yang akan digunakan adalah metode pengendalian persediaan stokastik.

(53)

4.1. Gambaran Perusahaan

PT. Alam Sumbervita didirikan dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 11 November 1997, di Jakarta di bawah manajemen PT. Indomilk Group atau disebut juga Dairy Group. Pendirian perusahaan ini disahkan dengan Akta Notaris Popie Savitri MP. SH. Tanggal 13 LAP/XI/97 No. 14 Surat Menteri Kehakiman No. 221/DK-Lap/XI/97 tanggal 17 November 1997. Surat Menteri Kehakiman No. 4847 Tahun 1998. Akta Notaris Popie Savitri MP. SH. Tanggal 5 September 1999. No. 9 NPWP No. 01.542.456.0005.000, SIUP No. 125/3892-P/09-05/PB/VI/2000, TDP No. 090415115008. Jenis usaha PT. Alam Sumbervita menurut peraturan perpajakan yang tercatat di kantor pelayanan pajak Jakarta, Kramat Jati, Kantor W

Gambar

Gambar 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Gambar 2. Hubungan antara biaya pemesanan dan biaya
Gambar 3. Berbagai variasi permintaan harian (d) dan lead time (L)   (Sumber : Handoko, 2003)
Tabel 1. Perkiraan parsial berdasarkan tingkat pelayanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi. Untuk tujuan pengendalian persediaan barang dagangan, PT. Sabda Cipta Jaya. menggunakan metode

pengendalian persediaan bahan baku pada PT Sinar Sosro Jakarta (PT

Selain itu juga, pengendalian terhadap persediaan barang jadi dapat mengurangi kesalahan yang terjadi di dalam pencatatan jumlah persediaan dan harganya, jenis persediaan barang

Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji efektivitas dari pengendalian intern persediaan barang jadi, maka dibentuklah suatu tim audit internal independen yang

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsil ini dengan judul “ Analisis Sistem Pengendalian Internal Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT.GARAM (Persero)

Cabang Palembang 36.. Madu Nusantara Cabang Palembang. Perumusan masalah dalam penelitian Ini adalah bagaimana perencanaan dan pengendalian persediaan barang dagang pada PT.

Dengan mengetahui pengendalian internal terhadap persediaan barang jadi genteng pada PT Varia Usaha Beton Plant BM Waru Sidoarjo secara mendalam diharapkan dapat : (1)

Judul Penelitian Variabel Yang Diteliti Hasil Penelitian 1 Alwin Fauzan / 2003 Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan