• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT. Kerta Laksana, Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT. Kerta Laksana, Bandung)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG JADI

Persediaan merupakan salah satu aktiva yang bagi sebagian perusahaan merupakan jumlah terbesar dari keseluruhan investasi, sehingga kegiatan pengendaliannya perlu diperhatikan. Pengendalian terhadap persediaan barang jadi menjadi hal yang sangat penting karena mempunyai dampak terhadap perkembangan perusahaan. Bagian terpenting dari pengendalian persediaan adalah pengelolaan persediaan baik secara fisik maupun administratif.

Penulis melihat bahwa persediaan barang jadi yang terlalu besar akan mengakibatkan tingginya biaya investasi yang tertanam, yang mengakibatkan berkurangnya dana untuk investasi di bidang yang lainnya. Sebaliknya, merupakan suatu kerugian apabila persediaan barang jadi terlalu kecil, hal ini akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memasarkan produknya. Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji efektivitas dari pengendalian intern persediaan barang jadi, maka dibentuklah suatu tim audit internal independen yang bertujuan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap objek yang berkaitan. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: "Audit internal yang memadai mempunyai peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi."

Penelitian dilakukan di PT Kerta Laksana yang berlokasi di JL. Industri II No. 10, Kompl. Industri Leuwigajah Cimahi, Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Penulis mencari, mengumpulkan, menyajikan, menginterpretasikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dengan membandingkan antara teori dan praktek yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0.342, artinya antara audit internal dan pengendalian intern persediaan terdapat hubungan positif yang rendah sebesar 0.342. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil sebesar 0.011 < 0.05 menunjukan penolakan Ho atau H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian dan

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4Kegunaan Penelitian ... 4

1.5Rerangka Pemikiran ... 5

1.6Metodologi Penelitian ... 9

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal ... 12

2.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup ... 13

2.1.3 Fungsi Audit Internal ... 16

2.1.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal ... 18

2.1.5 Independensi Audit Internal ... 20

2.1.6 Kompetensi Audit Internal ... 22

(3)

2.1.8 Laporan dan Tindak Lanjut Audit Internal ... 24

2.2Pengendalian Internal 2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 27

2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal ... 29

2.2.3 Komponen Pengendalian Internal ... 30

2.3Pengertian Efektivitas ... 36

2.4Persediaan 2.4.1 Pengertian Persediaan ... 37

2.4.2 Kelompok Persediaan ... 37

2.4.3 Sistem Pencatatan Persediaan ... 38

2.4.4 Metode Alokasi Biaya Tradisional ... 39

2.4.5 Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi ... 40

2.5Hubungan Antara Audit Internal dengan Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi ... 46

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian ... 49

3.1.2 Sejarah Perusahaan ... 49

3.2Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 3.2.1 Struktur Organisasi ... 51

(4)

3.3.2 Penetapan Indikator Variabel ... 55

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.4Pengujian Data 3.4.1 Uji Validitas ... 60

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 62

3.5Rancangan Pengujian Hipotesis ... 63

3.6Uji Statistik 3.6.1Penetapan Tingkat Signifikan ... 65

3.6.2Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Penerapan dan Pelaksanan Audit Internal Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi pada KL ... 66

4.2Pembahasan Peranan Audit Internal pada KL ... 68

4.3Pembahasan Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi pada KL ... 70

4.4Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi ... 72

4.5Analisis Hipotesis ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 76

5.2Saran-saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... x

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penetapan Indikator Variabel Independen (Audit Internal) ... 56

Tabel 3.2 Penetapan Indikator Variabel Dependen (Persediaan) ... 57

Table 3.3 Hasil Pengujian Validitas ... 61

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi

Lampiran 2 Sales Order

Lampiran 3 Berita Acara Produksi Selesai (BAPS)

Lampiran 4 Stok akhir

Lampiran 5 Surat Jalan

Lampiran 6 Faktur

Lampiran 7 Jawaban responden

Lampiran 8 Hasil pengujian SPSS

(7)

LAMPIRAN 4

13 Mesin Vending U Kondom 5 Slot (Bahan Stainless Stell) 1

14 Mesin Revolver 1

15 Cyclone 775 1

16 Plant Mesin Giling Batok Kelapa, terdiri dari:

(8)

Lampiran 8. Hasil Pengujian SPSS

(9)
(10)
(11)

PEARSON

Correlations

TOTALX TOTALY

Pearson

Correlation 1 .342(*)

Sig. (2-tailed) . .011

TOTALX

N 55 55

Pearson

Correlation .342(*) 1

Sig. (2-tailed) .011 .

TOTALY

N 55 55

(12)

LAMPIRAN 9

Daftar Pertanyaan Penelitian

Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang peranan audit internal dalam

menunjang pengendalian intern atas persediaan barang jadi di PT. Kerta Laksana.

Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.

_________________________________________________________________________________________________________

Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini:

I. Data tentang Responden:

1. Jenis kelamin: ( ) pria ( ) wanita

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju (1)---(2)---(3)---(4)---(5)

No. Pernyataan STS TS N S SS

I. Independensi

1. Struktur organisasi bagian audit internal saat ini

mencerminkan independensi.

2. Status organisasi audit internal saat ini menunjang

terciptanya independensi dalam pemeriksaan.

3. Audit internal mempunyai akses langsung untuk

mengadakan pemeriksaan atas segala macam

aktiva/catatan dalam perusahaan.

II. Kecakapan Profesional

4. Audit internal memiliki kecakapan, pendidikan, dan

keahlian yang memadai.

5. Perusahaan memiliki perhatian terhadap

pengembangan keahlian dan keterampilan audit

(13)

No. Pernyataan STS TS N S SS

6. Program tersebut dirasakan sangat bermanfaat bagi

audit internal dalam melaksanakan tugas.

III. Perencanaan dan Program Pemeriksaan

7. Audit internal membuat perencanaan pemeriksaan

sebelum melakukan pemeriksaan.

8. Audit internal melakukan kegiatan pengumpulan

bukti-bukti untuk mendukung pemeriksaan.

9. Setiap penugasan selalu dibuat program pemeriksaan.

10. Program pemeriksaan bersifat fleksibel yaitu dapat

disesuaikan dengan keadaan objek yang diperiksa

dan hasil penilaian atas prosedur manajemen.

IV. Laporan Hasil Pemeriksaan

11. Laporan hasil pemeriksaan memuat dengan jelas

ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.

12. Laporan hasil pemeriksaan disajikan secara jelas,

ringkas dan tepat waktu.

13. Laporan menyajikan temuan dan kesimpulan secara

objektif, lengkap, dan akurat.

14. Audit internal mendiskusikan hasil pemeriksaan serta

rekomendasi yang diperlukan dengan pimpinan

persediaan sebelum menerbitkan laporan final.

V. Follow Up (Tindak Lanjut)

15. Ada tindak lanjut yang dilakukan terhadap hasil

temuan audit internal.

16. Setelah pemeriksaan selesai, saran dan rekomendasi

yang diberikan dilaksanakan, terjadi peningkatan

dalam efektivitas pengendalian internal atas

(14)

KUESIONER VARIABEL DEPENDEN (Pengendalian Internal atas Persediaan Barang Jadi)

No. Pernyataan STS TS N S SS

I. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan yang Jelas atas Persediaan

1. Terdapat struktur organisasi yang memuat secara jelas,

garis wewenang, tugas dan kewajiban setiap unit kerja.

2. Terdapat job description secara tertulis yang lengkap

dengan perincian instuksi manual untuk setiap

pekerjaan.

3. Terdapat pemisahan fungsi yang jelas untuk pihak yang:

◘ Meminta pembelian

◘ Melakukan pembelian

◘ Menerima barang

◘ Menyimpan barang

◘ Mencatat terjadinya pembelian dan timbulnya

hutang

II. Sasaran dan Kebijaksaan Persediaan

4. Terdapat kebijakan manajemen yang pasti untuk

mengarahkan tindakan pada sasaran pengelolaan

persediaan yang konsisten.

5. Terdapat prosedur formal yang jelas sebagai pedoman

aturan bertindak bagi pihak-pihak yang bertanggung

jawab atas persediaan.

III. Fasilitas Penyimpanan (gudang) dan Penanganan Persediaan yang Memadai

6. Sarana penyimpanan barang cukup memadai dari segi

keamanan secara fisik, sehingga mencegah terjadinya

kerusakan dan pencurian.

7. Selalu dilakukan pengamatan dan analisa terhadap

penyimpangan pada pengelolaan persediaan barang jadi.

8. Pintu dan semua lubang lain seperti jendela dapat

ditutup dan dikunci untuk mencegah masuknya orang

(15)

No. Pernyataan STS TS N S SS IV. Klasifikasi dan Identifikasi Persediaan yang Memadai.

9. Persediaan barang jadi yang ada telah diklasifikasi

menurut kemasan dan tingkat kelembabannya.

10. Setiap barang jadi yang disimpan di gudang telah

disusun secara teratur.

V. Standarisasi dan Simpilikasi Persediaan.

11. Persediaan barang jadi selalu diusahakan dalam jumlah

yang optimal.

12. Selalu diusahakan untuk memiliki persediaan serendah

mungkin namun mengelakkan kemungkinan kelangkaan

barang.

VI. Catatan dan Laporan yang Memadai

13. Setiap jenis pencatatan diselenggarakan pencatatan

secara perpetual.

14. Laporan mengenai pengelolaan persediaan barang jadi

telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat

dipergunakan sebagai alat bantu manajemen yang

bermanfaat.

VII. Tenaga Kerja yang Memuaskan

15. Perusahaan memiliki program pelatihan bagi

karyawannya.

16. Penghitungan fisik dilakukan oleh karyawan yang

independen dari manajer dan mereka yang bertanggung

jawab atas pencatatan persediaan.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring terjadi pembangunan di setiap sektor kehidupan dan perdagangan

bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

informasi yang ada menyebabkan tingkat persaingan dalam dunia usaha semakin

ketat. Era globalisasi menuntut perusahaan berpikir lebih kritis dalam menghadapi

situasi yang semakin kompetitif. Perusahaan harus menggunakan segala

kemampuannya, metode-metode, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuannya, yaitu untuk mencapai keuntungan atau laba yang

setinggi-tingginya dan menekan kerugian seminimal mungkin.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil

memerlukan pengendalian intern yang baik dan memadai. Dalam perusahaan yang

volume kegiatannya masih relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi

dan mengendalikan secara langsung seluruh aktivitas perusahaan, akan tetapi

untuk perusahaan yang volume kegiatannya relatif besar atau berkembang pesat,

pimpinan perusahaan tidak dapat mengawasi dan mengendalikan secara langsung

seluruh aktivitas perusahaan mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang

dimiliki pimpinan perusahaan. Dengan adanya pengendalian intern maka

diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan atau penyelewengan dalam

perusahaan dan membantu manajemen dalam mengelola perusahaan (AICPA,

(17)

2

Menurut Midjan (1995: 36), pengendalian intern meliputi segala aktivitas

untuk mengetahui, apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaan,

dan telah dilakukannya pengamanan terhadap harta perusahaan. Salah satu

kegiatan dari sistem pengendalian intern adalah audit internal, dimana merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu bagian perusahaan yang bersifat

independen, yang memeriksa apakah kebijakan perusahaan telah dilaksanakan

dengan benar atau belum (Boynton & Kell, 2001: 980).

Perusahaan memerlukan sistem pengendalian intern untuk bagian

persediaan karena persediaan merupakan aktiva yang sangat peka terhadap

pencurian, penggelapan, kerusakan dan hal lainnya yang dapat menimbulkan

kerugian bagi perusahaan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Bagian audit internal yang independen diperlukan agar tujuan struktur

pengendalian intern atas persediaan dapat tercapai dan berjalan dengan efektif,

dimana adanya pemisahan fungsi pertanggungjawaban atas fungsi-fungsi

otorisasi, pencatatan dan penyimpanan dalam semua bidang di perusahaan

tersebut. Auditor internal melaksanakan fungsinya atau tugasnya sebagai bagian

yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dari suatu struktur pengendalian

intern (Tuanakota, 1982: 95).

Investasi dalam persediaan biasanya merupakan jumlah yang terbesar dari

seluruh investasi perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan persediaan baik secara

(18)

3

risiko keusangan, kerusakan, dan risiko kehilangan, juga dapat menimbulkan

biaya penyimpanan, sedangkan kekurangan persediaan akan memperlambat

aktivitas penjualan barang yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat beroperasi

dalam kapasitas normal, maka secara administratif harus diadakan suatu sistem

pencatatan yang memudahkan dalam pengawasan dan menghindari terjadinya

kecurangan dalam pengelolaan persediaan. Oleh karena itu pengendalian intern

dalam bidang ini sangat penting dan harus memadai (Wilson dan Campbell 1996:

430).

Bagian terpenting dari pengendalian persediaan adalah pengamatan

persediaan, yaitu menentukan apakah penghitungan persediaan secara fisik yang

dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Untuk melakukan ini secara

efektif, sangat penting bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan persediaan

secara fisik dilakukan. Bilamana pegawai klien tidak mengikuti instruksi ini,

maka auditor harus menghubungi atasannya untuk mengatasi masalah ini atau

memodifikasi prosedur pengamatan secara fisik. Seorang auditor internal

diperlukan untuk melindungi persediaan dari kecurangan-kecurangan yang

dilakukan oleh perusahaan (Arens et al., 2006: 321).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang akan disajikan dalam skripsi ini dengan judul: “PERANAN AUDIT

(19)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis merumuskan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah audit internal atas pengelolaan persediaan barang jadi telah

dilaksanakan dengan memadai?

2. Bagaimana peranan audit internal dalam menunjang efektivitas

pengendalian intern persediaan barang jadi?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi

sebagai bahan dalam penulisan karya ilmiah yang berbentuk skripsi guna

memenuhi salah satu syarat mencapai gelar S1 di Universitas Kristen Maranatha.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah audit internal atas pengelolaan persediaan barang

jadi telah dilaksanakan dengan memadai.

2. Untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas

pengendalian intern persediaan barang jadi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat,

(20)

5

1. Perusahaan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang

bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan, pemecahan

masalah, dan pengelolaan perusahaan agar terciptanya efektivitas dalam

pengelolaan dan pendistribusian persediaan barang jadi.

2. Penulis.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai pengendalian intern dan audit internal yang memadai

dalam praktek dan untuk melengkapi salah satu syarat dalam menempuh

sidang sarjana lengkap pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Kristen Maranatha Bandung.

3. Pihak Lain.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan

sebagai bahan referensi bagi mereka yang ingin melakukan penelitian

mengenai pengendalian intern khususnya mengenai pengendalian

persediaan barang jadi.

1.5 Rerangka Pemikiran

Perkembangan suatu perusahaan akan menyebabkan semakin sulitnya

pengawasan pada kegiatan perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, pimpinan

perusahaan memisahkan sebagian wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya

kepada bawahan yang dianggap kompeten dalam bidang yang bersangkutan.

(21)

6

pimpinan perusahaan memerlukan suatu pengendalian intern yang dapat

mengamankan harta perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang telah

dilaporkan oleh bawahannya itu benar dan dapat dipercaya, dan mendorong

adanya usaha yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengendalian

intern memadai yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk

memberikan keyakinan bahwa tujuan pengendalian intern dapat dipenuhi

(Adikoesoema, 1984: 40).

Menurut Tugiman (2001: 11), pengertian pemeriksaan (audit) internal

adalah sebagai berikut:

“Pemeriksaan (audit) internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dengan tujuan membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, auditor internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran.”

lndependensi diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh

pandangan subjektif pihak yang diperiksa. Pentingnya independensi ini karena

audit internal merupakan aktivitas profesional yang memerlukan integritas dan

objektivitas yang tinggi serta pribadi yang tidak mudah dipengaruhi. Tanpa

independensi, hasil audit internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan

secara optimal (Tugiman, 2001: 12).

Menurut Arens et al. (2003: 732), pelaksanaan audit internal yang

(22)

7

pengambilan keputusan dan dalam melakukan tindakan selanjutnya terutama

pengendalian atas operasi perusahaan.

Pengendalian intern atas persediaan merupakan kegiatan yang penting

dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu harta perusahaan yang

penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan keuangan (Arens, et al.,

2003: 598). Pimpinan perusahaan harus melindungi persediaan yang dimiliki

dengan sebaik-baiknya, karena jika terjadi kehilangan persediaan baik disengaja

maupun tidak disengaja dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, bahkan

dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut Tuanakota (1982: 95), pentingnya pengendalian internal di setiap

perusahaan adalah untuk mencegah terjadinya pemborosan dan penyelewengan

efisiensi usaha dapat dihindari. Perusahaan juga secara berkala harus menghitung

persediaan barang yang ada dan mencocokkannya dengan persediaan menurut

kartu persediaan barang. Persediaan barang juga sebaiknya diasuransikan terhadap

risiko rusak barang-barang akibat kebakaran, kebanjiran, atau bencana-bencana

lainnya.

Arens, et al. (2006: 306) mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap

persediaan merupakan bagian yang rumit dan memerlukan banyak waktu karena

alasan-alasan berikut:

1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan

(23)

8

2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan

penghitungan dan pengendalian fisik. Perusahaan menempatkan

persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan penjualan,

tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan auditor yang besar.

3. Bermacam ragam persediaan juga menyulitkan auditor, seperti suku

cadang elektronik yang menyulitkan pengamatan dan penilaian.

4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya

mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.

5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien

harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun.

Terlebih lagi, sering perusahaan menggunakan metode penilaian

persediaan yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.

Pelaksanaan pengendalian intern tidak terlepas dari faktor manusia, yang

mana ketaatan dan ketelitian dapat berkurang jika tidak diawasi terus menerus.

Selain itu faktor pengendalian intern harus diawasi terus menerus untuk

mengetahui apakah struktur tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan

dimodifikasi sesuai dengan perubahan keadaan. Agar tujuan pengendalian intern

dapat tercapai, maka harus diteliti dan diawasi pelaksanaannya, oleh sebab itu

diperlukan staf pemeriksa intern untuk mengukur dan mengevaluasi keefektifan

pengendalian intern dalam perusahaan tersebut (Tuanakotta, 1982: 99).

(24)

9

keuangan. Pengendalian intern ini bisa bersifat preventif maupun detektif.

Pengendalian preventif dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan

pencatatan. Pengendalian detektif ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau

kekeliruan yang telah terjadi (Warren et al., 2005: 452).

Dengan adanya pengendalian persediaan yang baik maka diharapkan akan

menjamin kelancaran, produktivitas, dan operasional serta membantu

meningkatkan profit perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian persediaan sangat

penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu aktiva

perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan

keuangan (Arens, et al., 2003: 598).

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas serta landasan teori yang telah

dikemukakan, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut: “Audit

internal yang dilaksanakan dengan memadai akan menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi”.

1.6 Metodologi Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus

yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik

yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro, 1999: 27).

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan

mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang

(25)

10

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang

seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan

meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian.

Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory,

1996: 289):

1. Penelitian Lapangan (Field Research).

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer dengan cara:

a. Wawancara.

Yaitu mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan

dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner.

Yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan

disampaikan kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan

penelitian ini.

c. Observasi.

Yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap

aktivitas perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya.

(26)

11

akan dibahas. Data tersebut diperlukan untuk membandingkan antara teori

yang ada dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan yang menjadi obyek

penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis

sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas (Hasan, 2004: 5).

Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis

data. Analisis ini dilakukan berdasarkan metode Korelasi Pearson karena

koefisien ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari

populasi. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk mengukur koefisien

korelasi pada data interval dan penggunaan asosiasi pada statistik parametrik

(Santoso, 2004: 315).

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. Kerta

Laksana, Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri mesin yang

beralamat di JL. Industri II No. 10, Kompl. Industri Leuwigajah Cimahi,

Bandung. Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober 2007 sampai dengan

(27)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. Kerta Laksana serta

pembahasan yang berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Peranan audit internal pada PT. Kerta Laksana dalam menunjang efektivitas

pengendalian intern persediaan barang jadi telah berperan secara memadai.

Peranan audit internal yang memadai tersebut digambarkan sesuai dengan

unsur-unsurnya yaitu:

a. Independensi.

Struktur organisasi audit internal yang diterapkan pada KL sudah

mencerminkan independensi. Audit internal memiliki akses langsung

untuk mengadakan pemeriksaan atas aktiva atau catatan perusahaan.

Independensi memungkinkan auditor internal untuk dapat melakukan

pekerjaannya secara bebas dan objektif.

b. Kecakapan profesional.

Audit internal KL telah memiliki kecakapan profesional yang memadai.

Contohnya: audit internal bergelar strata satu, jika tidak, ada supervisi dari

(28)

77

c. Perencanaan dan program pemeriksaan.

Audit internal KL selalu membuat perencanaan dan program pemeriksaan

sebelum melaksanakan tugas, sehingga dapat melakukan pemeriksaan

secara terarah dan teratur sehingga dapat selesai tepat waktu. Perencanaan

tersebut harus disetujui oleh pimpinan baru dapat dilaksanakan.

d. Laporan hasil pemeriksaan.

Audit internal membuat program laporan hasil pemeriksaan selesai

melaksanakan program pemeriksaan. Laporan ini memuat ruang lingkup,

tujuan pemeriksaan, dan disajikan secara jelas, ringkas, dan tepat waktu.

Laporan ini juga menyajikan temuan dan kesimpulan atas pemeriksaan

secara objektif, lengkap, dan akurat. Audit internal dapat memberikan

saran yang membangun untuk perbaikan perusahaan.

e. Follow up (tindak lanjut).

Saran-saran dan kesimpulan yang diberikan dalam laporan pemeriksaan

dilaksanakan sebagai tindak lanjut. Follow up merupakan tahap akhir dari

langkah kerja audit internal. Tindak lanjut merupakan keyakinan dari audit

internal atas tindakan yang layak dan tepat dari hasil temuannya.

2. Audit internal atas persediaan barang jadi pada PT. Kerta Laksana telah

dilaksanakan dengan memadai. Hipotesis penelitian dapat diterima karena

tingkat signifikansi menunjukkan hasil 0.011 < 0.05 untuk bagian yang terkait,

sehingga dapat disimpulkan “audit internal yang memadai berperan dalam

menunjang efektifitas pengendalian intern persediaan barang jadi. Hasil

(29)

78

Koefisien korelasi antara peranan audit internal dengan pengendalian intern

atas persediaan barang jadi pada KL menunjukkan hasil 0.342, berarti antara

audit internal dan pengendalian intern persediaan menunjukan hubungan

positif yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan tidak terdapat tempat

penyimpanan yang memadai untuk barang jadi dan hal tersebut sulit untuk

dilaksanakan karena tidak tersedianya lahan untuk membuat gudang barang

jadi.

Pengendalian internal persediaan barang jadi pada PT. Kerta Laksana

dapat dikatakan efektif karena telah sesuai dengan unsur-unsur:

a. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas atas persediaan.

KL telah memiliki struktur organisasi yang jelas disertai dengan pemisahan

fungsi dan uraian tugas.

b. Sasaran dan kebijaksaan persediaan.

Sasaran dan kebijaksanaan persediaan ditetapkan dengan maksud untuk

mempertahankan jumlah persediaan yang optimal dan kebijaksanaan dalam

melakukan stock opname.

c. Standarisasi dan simplikasi persediaan.

KL mengusahakan memelihara kontinuitas persediaan barang jadi untuk selalu

menjaga jumlah persediaan yang optimal dan mencegah kelangkaan produk.

d. Catatan dan laporan yang memadai.

(30)

79

e. Tenaga kerja yang memuaskan.

Tenaga kerja yang diperoleh sangat efektif dan melalui proses pengujian

terlebih dahulu, agar tenaga kerja yang dimiliki berkualitas dalam bidangnya.

5.3 Saran

Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada perusahaan, penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Adanya tempat penyimpanan untuk persediaan barang jadi agar pengeluaran

dan penerimaan barang lebih dapat diawasi.

2. Pada bengkel sebaiknya ditata ulang agar penempatan mesin atau barang

yang ada lebih tersusun secara rapi dan teratur.

3. Mesin sebaiknya ditutupi oleh plastik atau pembungkus lainnya untuk

mencegah mesin berkarat.

4. Diadakan program pelatihan karyawan agar dapat meningkatkan kualitas

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 1999, Auditing oleh Akuntan Publik, Jakarta: LP FEUI

Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, Bandung: Tarsito

America Institute of Certified Public Accountants, 1995, Statement Auditing

Standards, New York

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, and Mark S. Beasley, 2006, Auditing and

Assurance Services: An Integrated Approach, 11th edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2006, Auditing dan

Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2003, Auditing dan

Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks

Boynton, Johnson and Kell, 2001, Modern Auditing, jilid 2, Jakarta: Erlangga

Brink, Victor Z., and Herbert Witt, 1982, Modern Internal Auditing: Appraisal

Operation and Controls, 4th edition, New York: John Willey and Son’s Inc.

Cashin, James A., Paul D. Neuwirth, and, Jhon F. Levy, 1997, Cashin’s

Handbook for Auditors, 2nd edition, Singapore: Mc. Graw Hill Cooper dan Emory, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Erlangga

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, 1994,

Internal Control Integrated Framework, AICPA’s Publication Division Handout Materi Praktikum Statistika 2 SPSS versi 11.5, 2002, Bandung:

Universitas Kristen Maranatha

Hartadi, Bambang, 1991, Internal Auditing, Yogyakarta: Andi Offset.

(32)

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat

Irdiantoro, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Yogyakarta: BPFE

Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Edisi 2, Jakarta: Bina Aksara.

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga

Maynard, Greg R., Februari 1999, Internal Auditing as a Function of Risk

Management, Journal The Institute of Internal Auditors.

Messier, William F., Steven M. Glover, and Douglas F. Prawitt, 2006, Auditing

and Assurance Services, A Systematic Approach, 4th edition, Jakarta: Salemba Empat

Midjan, La dan Azhar Susanto, 1995, Sistem Informasi I: Pendekatan Manual

Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi 9, Bandung:

Lembaga Informatika Akuntansi

Santoso, Singgih, 2004, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS

11.5, Jakarta: Elex Media Komputindo

Santoso, Singgih, 2002, SPSS Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komputindo

Sawyer, Lawrence B., 2005, Internal Audit, Jakarta: Salemba Empat

Stice, Smith Skousen, dan James W., 2004, Intermediate Accounting, Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Tuanakotta, Theodorus M., 1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan

Publik, edisi 3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Tugiman, Hiro, 2000, Pengenalan Internal Audit, Edisi 5, Yogyakarta: Kanisius

(33)

Tugiman, Hiro, 2002, Pandangan Baru Internal Auditing, Yogyakarta: Kanisius

Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess, 2005, Prinsip-Prinsip

Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat

Widjayanto, Nugroho, 1991, Pemeriksaan Operasional Perusahaan, Jakarta: FEUI

Wilson, James D., dan John B. Campbell, 1996, Controllership: Tugas Akuntan

Manajemen, Jakarta: Erlangga

Zain, Badudu, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Referensi

Dokumen terkait

Dari kesimpulan proses perancangan tugas akhir berupa koleksi busana yang berjudul “ Shades of Timeless Legacy ”, kesimpulan yang didapat adalah keseluruhan proses pembuatan

Buah nrpah yang nalang lang discbut r3,'D,t/[ daFr d]jadikan oakaDan. ylng diseblt t,/dg *.rrs landan brah nipnh y.ng nasih

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung ekivalensi mobil penumpang pada ruas jalan tol dalam kota dan luar kota berdasarkan metode kecepatan dan

SIA berbasis push SMS adalah sebagai salah satu media interaktif yang menggunakan sarana operator seluler pada saat ini menjadi salah satu kebutuhan penting dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula terbaik dari balok jilat yang diproduksi menggunakan bahan lokal untuk pakan ternak ruminansia.. Tahap pertama

Peneliti memperoleh tipe presuposisi dalam tagline film anime yaitu presuposisi eksistensial sebanyak 9 poster film, presuposisi faktif hanya 1 poster film,

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan kasih dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan

Hasil penelitian menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) memiliki