ABSTRAK
PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG JADI
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang bagi sebagian perusahaan merupakan jumlah terbesar dari keseluruhan investasi, sehingga kegiatan pengendaliannya perlu diperhatikan. Pengendalian terhadap persediaan barang jadi menjadi hal yang sangat penting karena mempunyai dampak terhadap perkembangan perusahaan. Bagian terpenting dari pengendalian persediaan adalah pengelolaan persediaan baik secara fisik maupun administratif.
Penulis melihat bahwa persediaan barang jadi yang terlalu besar akan mengakibatkan tingginya biaya investasi yang tertanam, yang mengakibatkan berkurangnya dana untuk investasi di bidang yang lainnya. Sebaliknya, merupakan suatu kerugian apabila persediaan barang jadi terlalu kecil, hal ini akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memasarkan produknya. Untuk membantu perusahaan dalam menilai dan mengkaji efektivitas dari pengendalian intern persediaan barang jadi, maka dibentuklah suatu tim audit internal independen yang bertujuan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap objek yang berkaitan. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: "Audit internal yang memadai mempunyai peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi."
Penelitian dilakukan di PT Kerta Laksana yang berlokasi di JL. Industri II No. 10, Kompl. Industri Leuwigajah Cimahi, Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Penulis mencari, mengumpulkan, menyajikan, menginterpretasikan, serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan dengan membandingkan antara teori dan praktek yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0.342, artinya antara audit internal dan pengendalian intern persediaan terdapat hubungan positif yang rendah sebesar 0.342. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil sebesar 0.011 < 0.05 menunjukan penolakan Ho atau H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian dan
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 4
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4Kegunaan Penelitian ... 4
1.5Rerangka Pemikiran ... 5
1.6Metodologi Penelitian ... 9
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal ... 12
2.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup ... 13
2.1.3 Fungsi Audit Internal ... 16
2.1.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal ... 18
2.1.5 Independensi Audit Internal ... 20
2.1.6 Kompetensi Audit Internal ... 22
2.1.8 Laporan dan Tindak Lanjut Audit Internal ... 24
2.2Pengendalian Internal 2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 27
2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal ... 29
2.2.3 Komponen Pengendalian Internal ... 30
2.3Pengertian Efektivitas ... 36
2.4Persediaan 2.4.1 Pengertian Persediaan ... 37
2.4.2 Kelompok Persediaan ... 37
2.4.3 Sistem Pencatatan Persediaan ... 38
2.4.4 Metode Alokasi Biaya Tradisional ... 39
2.4.5 Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi ... 40
2.5Hubungan Antara Audit Internal dengan Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi ... 46
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian ... 49
3.1.2 Sejarah Perusahaan ... 49
3.2Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 3.2.1 Struktur Organisasi ... 51
3.3.2 Penetapan Indikator Variabel ... 55
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.4Pengujian Data 3.4.1 Uji Validitas ... 60
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 62
3.5Rancangan Pengujian Hipotesis ... 63
3.6Uji Statistik 3.6.1Penetapan Tingkat Signifikan ... 65
3.6.2Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Penerapan dan Pelaksanan Audit Internal Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi pada KL ... 66
4.2Pembahasan Peranan Audit Internal pada KL ... 68
4.3Pembahasan Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi pada KL ... 70
4.4Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi ... 72
4.5Analisis Hipotesis ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 76
5.2Saran-saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penetapan Indikator Variabel Independen (Audit Internal) ... 56
Tabel 3.2 Penetapan Indikator Variabel Dependen (Persediaan) ... 57
Table 3.3 Hasil Pengujian Validitas ... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi
Lampiran 2 Sales Order
Lampiran 3 Berita Acara Produksi Selesai (BAPS)
Lampiran 4 Stok akhir
Lampiran 5 Surat Jalan
Lampiran 6 Faktur
Lampiran 7 Jawaban responden
Lampiran 8 Hasil pengujian SPSS
LAMPIRAN 4
13 Mesin Vending U Kondom 5 Slot (Bahan Stainless Stell) 1
14 Mesin Revolver 1
15 Cyclone 775 1
16 Plant Mesin Giling Batok Kelapa, terdiri dari:
Lampiran 8. Hasil Pengujian SPSS
PEARSON
Correlations
TOTALX TOTALY
Pearson
Correlation 1 .342(*)
Sig. (2-tailed) . .011
TOTALX
N 55 55
Pearson
Correlation .342(*) 1
Sig. (2-tailed) .011 .
TOTALY
N 55 55
LAMPIRAN 9
Daftar Pertanyaan Penelitian
Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang peranan audit internal dalam
menunjang pengendalian intern atas persediaan barang jadi di PT. Kerta Laksana.
Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
_________________________________________________________________________________________________________
Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini:
I. Data tentang Responden:
1. Jenis kelamin: ( ) pria ( ) wanita
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju (1)---(2)---(3)---(4)---(5)
No. Pernyataan STS TS N S SS
I. Independensi
1. Struktur organisasi bagian audit internal saat ini
mencerminkan independensi.
2. Status organisasi audit internal saat ini menunjang
terciptanya independensi dalam pemeriksaan.
3. Audit internal mempunyai akses langsung untuk
mengadakan pemeriksaan atas segala macam
aktiva/catatan dalam perusahaan.
II. Kecakapan Profesional
4. Audit internal memiliki kecakapan, pendidikan, dan
keahlian yang memadai.
5. Perusahaan memiliki perhatian terhadap
pengembangan keahlian dan keterampilan audit
No. Pernyataan STS TS N S SS
6. Program tersebut dirasakan sangat bermanfaat bagi
audit internal dalam melaksanakan tugas.
III. Perencanaan dan Program Pemeriksaan
7. Audit internal membuat perencanaan pemeriksaan
sebelum melakukan pemeriksaan.
8. Audit internal melakukan kegiatan pengumpulan
bukti-bukti untuk mendukung pemeriksaan.
9. Setiap penugasan selalu dibuat program pemeriksaan.
10. Program pemeriksaan bersifat fleksibel yaitu dapat
disesuaikan dengan keadaan objek yang diperiksa
dan hasil penilaian atas prosedur manajemen.
IV. Laporan Hasil Pemeriksaan
11. Laporan hasil pemeriksaan memuat dengan jelas
ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
12. Laporan hasil pemeriksaan disajikan secara jelas,
ringkas dan tepat waktu.
13. Laporan menyajikan temuan dan kesimpulan secara
objektif, lengkap, dan akurat.
14. Audit internal mendiskusikan hasil pemeriksaan serta
rekomendasi yang diperlukan dengan pimpinan
persediaan sebelum menerbitkan laporan final.
V. Follow Up (Tindak Lanjut)
15. Ada tindak lanjut yang dilakukan terhadap hasil
temuan audit internal.
16. Setelah pemeriksaan selesai, saran dan rekomendasi
yang diberikan dilaksanakan, terjadi peningkatan
dalam efektivitas pengendalian internal atas
KUESIONER VARIABEL DEPENDEN (Pengendalian Internal atas Persediaan Barang Jadi)
No. Pernyataan STS TS N S SS
I. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan yang Jelas atas Persediaan
1. Terdapat struktur organisasi yang memuat secara jelas,
garis wewenang, tugas dan kewajiban setiap unit kerja.
2. Terdapat job description secara tertulis yang lengkap
dengan perincian instuksi manual untuk setiap
pekerjaan.
3. Terdapat pemisahan fungsi yang jelas untuk pihak yang:
◘ Meminta pembelian
◘ Melakukan pembelian
◘ Menerima barang
◘ Menyimpan barang
◘ Mencatat terjadinya pembelian dan timbulnya
hutang
II. Sasaran dan Kebijaksaan Persediaan
4. Terdapat kebijakan manajemen yang pasti untuk
mengarahkan tindakan pada sasaran pengelolaan
persediaan yang konsisten.
5. Terdapat prosedur formal yang jelas sebagai pedoman
aturan bertindak bagi pihak-pihak yang bertanggung
jawab atas persediaan.
III. Fasilitas Penyimpanan (gudang) dan Penanganan Persediaan yang Memadai
6. Sarana penyimpanan barang cukup memadai dari segi
keamanan secara fisik, sehingga mencegah terjadinya
kerusakan dan pencurian.
7. Selalu dilakukan pengamatan dan analisa terhadap
penyimpangan pada pengelolaan persediaan barang jadi.
8. Pintu dan semua lubang lain seperti jendela dapat
ditutup dan dikunci untuk mencegah masuknya orang
No. Pernyataan STS TS N S SS IV. Klasifikasi dan Identifikasi Persediaan yang Memadai.
9. Persediaan barang jadi yang ada telah diklasifikasi
menurut kemasan dan tingkat kelembabannya.
10. Setiap barang jadi yang disimpan di gudang telah
disusun secara teratur.
V. Standarisasi dan Simpilikasi Persediaan.
11. Persediaan barang jadi selalu diusahakan dalam jumlah
yang optimal.
12. Selalu diusahakan untuk memiliki persediaan serendah
mungkin namun mengelakkan kemungkinan kelangkaan
barang.
VI. Catatan dan Laporan yang Memadai
13. Setiap jenis pencatatan diselenggarakan pencatatan
secara perpetual.
14. Laporan mengenai pengelolaan persediaan barang jadi
telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat bantu manajemen yang
bermanfaat.
VII. Tenaga Kerja yang Memuaskan
15. Perusahaan memiliki program pelatihan bagi
karyawannya.
16. Penghitungan fisik dilakukan oleh karyawan yang
independen dari manajer dan mereka yang bertanggung
jawab atas pencatatan persediaan.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring terjadi pembangunan di setiap sektor kehidupan dan perdagangan
bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi
informasi yang ada menyebabkan tingkat persaingan dalam dunia usaha semakin
ketat. Era globalisasi menuntut perusahaan berpikir lebih kritis dalam menghadapi
situasi yang semakin kompetitif. Perusahaan harus menggunakan segala
kemampuannya, metode-metode, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuannya, yaitu untuk mencapai keuntungan atau laba yang
setinggi-tingginya dan menekan kerugian seminimal mungkin.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil
memerlukan pengendalian intern yang baik dan memadai. Dalam perusahaan yang
volume kegiatannya masih relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi
dan mengendalikan secara langsung seluruh aktivitas perusahaan, akan tetapi
untuk perusahaan yang volume kegiatannya relatif besar atau berkembang pesat,
pimpinan perusahaan tidak dapat mengawasi dan mengendalikan secara langsung
seluruh aktivitas perusahaan mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang
dimiliki pimpinan perusahaan. Dengan adanya pengendalian intern maka
diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan atau penyelewengan dalam
perusahaan dan membantu manajemen dalam mengelola perusahaan (AICPA,
2
Menurut Midjan (1995: 36), pengendalian intern meliputi segala aktivitas
untuk mengetahui, apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaan,
dan telah dilakukannya pengamanan terhadap harta perusahaan. Salah satu
kegiatan dari sistem pengendalian intern adalah audit internal, dimana merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu bagian perusahaan yang bersifat
independen, yang memeriksa apakah kebijakan perusahaan telah dilaksanakan
dengan benar atau belum (Boynton & Kell, 2001: 980).
Perusahaan memerlukan sistem pengendalian intern untuk bagian
persediaan karena persediaan merupakan aktiva yang sangat peka terhadap
pencurian, penggelapan, kerusakan dan hal lainnya yang dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Bagian audit internal yang independen diperlukan agar tujuan struktur
pengendalian intern atas persediaan dapat tercapai dan berjalan dengan efektif,
dimana adanya pemisahan fungsi pertanggungjawaban atas fungsi-fungsi
otorisasi, pencatatan dan penyimpanan dalam semua bidang di perusahaan
tersebut. Auditor internal melaksanakan fungsinya atau tugasnya sebagai bagian
yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dari suatu struktur pengendalian
intern (Tuanakota, 1982: 95).
Investasi dalam persediaan biasanya merupakan jumlah yang terbesar dari
seluruh investasi perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan persediaan baik secara
3
risiko keusangan, kerusakan, dan risiko kehilangan, juga dapat menimbulkan
biaya penyimpanan, sedangkan kekurangan persediaan akan memperlambat
aktivitas penjualan barang yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat beroperasi
dalam kapasitas normal, maka secara administratif harus diadakan suatu sistem
pencatatan yang memudahkan dalam pengawasan dan menghindari terjadinya
kecurangan dalam pengelolaan persediaan. Oleh karena itu pengendalian intern
dalam bidang ini sangat penting dan harus memadai (Wilson dan Campbell 1996:
430).
Bagian terpenting dari pengendalian persediaan adalah pengamatan
persediaan, yaitu menentukan apakah penghitungan persediaan secara fisik yang
dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Untuk melakukan ini secara
efektif, sangat penting bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan persediaan
secara fisik dilakukan. Bilamana pegawai klien tidak mengikuti instruksi ini,
maka auditor harus menghubungi atasannya untuk mengatasi masalah ini atau
memodifikasi prosedur pengamatan secara fisik. Seorang auditor internal
diperlukan untuk melindungi persediaan dari kecurangan-kecurangan yang
dilakukan oleh perusahaan (Arens et al., 2006: 321).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang akan disajikan dalam skripsi ini dengan judul: “PERANAN AUDIT
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis merumuskan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apakah audit internal atas pengelolaan persediaan barang jadi telah
dilaksanakan dengan memadai?
2. Bagaimana peranan audit internal dalam menunjang efektivitas
pengendalian intern persediaan barang jadi?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi
sebagai bahan dalam penulisan karya ilmiah yang berbentuk skripsi guna
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar S1 di Universitas Kristen Maranatha.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah audit internal atas pengelolaan persediaan barang
jadi telah dilaksanakan dengan memadai.
2. Untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas
pengendalian intern persediaan barang jadi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat,
5
1. Perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan, pemecahan
masalah, dan pengelolaan perusahaan agar terciptanya efektivitas dalam
pengelolaan dan pendistribusian persediaan barang jadi.
2. Penulis.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai pengendalian intern dan audit internal yang memadai
dalam praktek dan untuk melengkapi salah satu syarat dalam menempuh
sidang sarjana lengkap pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
3. Pihak Lain.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan
sebagai bahan referensi bagi mereka yang ingin melakukan penelitian
mengenai pengendalian intern khususnya mengenai pengendalian
persediaan barang jadi.
1.5 Rerangka Pemikiran
Perkembangan suatu perusahaan akan menyebabkan semakin sulitnya
pengawasan pada kegiatan perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, pimpinan
perusahaan memisahkan sebagian wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya
kepada bawahan yang dianggap kompeten dalam bidang yang bersangkutan.
6
pimpinan perusahaan memerlukan suatu pengendalian intern yang dapat
mengamankan harta perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang telah
dilaporkan oleh bawahannya itu benar dan dapat dipercaya, dan mendorong
adanya usaha yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengendalian
intern memadai yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
memberikan keyakinan bahwa tujuan pengendalian intern dapat dipenuhi
(Adikoesoema, 1984: 40).
Menurut Tugiman (2001: 11), pengertian pemeriksaan (audit) internal
adalah sebagai berikut:
“Pemeriksaan (audit) internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dengan tujuan membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, auditor internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran.”
lndependensi diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh
pandangan subjektif pihak yang diperiksa. Pentingnya independensi ini karena
audit internal merupakan aktivitas profesional yang memerlukan integritas dan
objektivitas yang tinggi serta pribadi yang tidak mudah dipengaruhi. Tanpa
independensi, hasil audit internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan
secara optimal (Tugiman, 2001: 12).
Menurut Arens et al. (2003: 732), pelaksanaan audit internal yang
7
pengambilan keputusan dan dalam melakukan tindakan selanjutnya terutama
pengendalian atas operasi perusahaan.
Pengendalian intern atas persediaan merupakan kegiatan yang penting
dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu harta perusahaan yang
penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan keuangan (Arens, et al.,
2003: 598). Pimpinan perusahaan harus melindungi persediaan yang dimiliki
dengan sebaik-baiknya, karena jika terjadi kehilangan persediaan baik disengaja
maupun tidak disengaja dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, bahkan
dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Tuanakota (1982: 95), pentingnya pengendalian internal di setiap
perusahaan adalah untuk mencegah terjadinya pemborosan dan penyelewengan
efisiensi usaha dapat dihindari. Perusahaan juga secara berkala harus menghitung
persediaan barang yang ada dan mencocokkannya dengan persediaan menurut
kartu persediaan barang. Persediaan barang juga sebaiknya diasuransikan terhadap
risiko rusak barang-barang akibat kebakaran, kebanjiran, atau bencana-bencana
lainnya.
Arens, et al. (2006: 306) mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap
persediaan merupakan bagian yang rumit dan memerlukan banyak waktu karena
alasan-alasan berikut:
1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan
8
2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan
penghitungan dan pengendalian fisik. Perusahaan menempatkan
persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan penjualan,
tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan auditor yang besar.
3. Bermacam ragam persediaan juga menyulitkan auditor, seperti suku
cadang elektronik yang menyulitkan pengamatan dan penilaian.
4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya
mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.
5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien
harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun.
Terlebih lagi, sering perusahaan menggunakan metode penilaian
persediaan yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda.
Pelaksanaan pengendalian intern tidak terlepas dari faktor manusia, yang
mana ketaatan dan ketelitian dapat berkurang jika tidak diawasi terus menerus.
Selain itu faktor pengendalian intern harus diawasi terus menerus untuk
mengetahui apakah struktur tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan
dimodifikasi sesuai dengan perubahan keadaan. Agar tujuan pengendalian intern
dapat tercapai, maka harus diteliti dan diawasi pelaksanaannya, oleh sebab itu
diperlukan staf pemeriksa intern untuk mengukur dan mengevaluasi keefektifan
pengendalian intern dalam perusahaan tersebut (Tuanakotta, 1982: 99).
9
keuangan. Pengendalian intern ini bisa bersifat preventif maupun detektif.
Pengendalian preventif dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan
pencatatan. Pengendalian detektif ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau
kekeliruan yang telah terjadi (Warren et al., 2005: 452).
Dengan adanya pengendalian persediaan yang baik maka diharapkan akan
menjamin kelancaran, produktivitas, dan operasional serta membantu
meningkatkan profit perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian persediaan sangat
penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu aktiva
perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan
keuangan (Arens, et al., 2003: 598).
Berdasarkan rerangka pemikiran diatas serta landasan teori yang telah
dikemukakan, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut: “Audit
internal yang dilaksanakan dengan memadai akan menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi”.
1.6 Metodologi Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus
yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik
yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro, 1999: 27).
Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan
mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang
10
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang
seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan
meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory,
1996: 289):
1. Penelitian Lapangan (Field Research).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer dengan cara:
a. Wawancara.
Yaitu mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan
dengan obyek penelitian.
b. Kuesioner.
Yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan
disampaikan kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan
penelitian ini.
c. Observasi.
Yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap
aktivitas perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya.
11
akan dibahas. Data tersebut diperlukan untuk membandingkan antara teori
yang ada dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan yang menjadi obyek
penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis
sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas (Hasan, 2004: 5).
Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis
data. Analisis ini dilakukan berdasarkan metode Korelasi Pearson karena
koefisien ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari
populasi. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk mengukur koefisien
korelasi pada data interval dan penggunaan asosiasi pada statistik parametrik
(Santoso, 2004: 315).
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. Kerta
Laksana, Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri mesin yang
beralamat di JL. Industri II No. 10, Kompl. Industri Leuwigajah Cimahi,
Bandung. Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober 2007 sampai dengan
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. Kerta Laksana serta
pembahasan yang berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peranan audit internal pada PT. Kerta Laksana dalam menunjang efektivitas
pengendalian intern persediaan barang jadi telah berperan secara memadai.
Peranan audit internal yang memadai tersebut digambarkan sesuai dengan
unsur-unsurnya yaitu:
a. Independensi.
Struktur organisasi audit internal yang diterapkan pada KL sudah
mencerminkan independensi. Audit internal memiliki akses langsung
untuk mengadakan pemeriksaan atas aktiva atau catatan perusahaan.
Independensi memungkinkan auditor internal untuk dapat melakukan
pekerjaannya secara bebas dan objektif.
b. Kecakapan profesional.
Audit internal KL telah memiliki kecakapan profesional yang memadai.
Contohnya: audit internal bergelar strata satu, jika tidak, ada supervisi dari
77
c. Perencanaan dan program pemeriksaan.
Audit internal KL selalu membuat perencanaan dan program pemeriksaan
sebelum melaksanakan tugas, sehingga dapat melakukan pemeriksaan
secara terarah dan teratur sehingga dapat selesai tepat waktu. Perencanaan
tersebut harus disetujui oleh pimpinan baru dapat dilaksanakan.
d. Laporan hasil pemeriksaan.
Audit internal membuat program laporan hasil pemeriksaan selesai
melaksanakan program pemeriksaan. Laporan ini memuat ruang lingkup,
tujuan pemeriksaan, dan disajikan secara jelas, ringkas, dan tepat waktu.
Laporan ini juga menyajikan temuan dan kesimpulan atas pemeriksaan
secara objektif, lengkap, dan akurat. Audit internal dapat memberikan
saran yang membangun untuk perbaikan perusahaan.
e. Follow up (tindak lanjut).
Saran-saran dan kesimpulan yang diberikan dalam laporan pemeriksaan
dilaksanakan sebagai tindak lanjut. Follow up merupakan tahap akhir dari
langkah kerja audit internal. Tindak lanjut merupakan keyakinan dari audit
internal atas tindakan yang layak dan tepat dari hasil temuannya.
2. Audit internal atas persediaan barang jadi pada PT. Kerta Laksana telah
dilaksanakan dengan memadai. Hipotesis penelitian dapat diterima karena
tingkat signifikansi menunjukkan hasil 0.011 < 0.05 untuk bagian yang terkait,
sehingga dapat disimpulkan “audit internal yang memadai berperan dalam
menunjang efektifitas pengendalian intern persediaan barang jadi. Hasil
78
Koefisien korelasi antara peranan audit internal dengan pengendalian intern
atas persediaan barang jadi pada KL menunjukkan hasil 0.342, berarti antara
audit internal dan pengendalian intern persediaan menunjukan hubungan
positif yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan tidak terdapat tempat
penyimpanan yang memadai untuk barang jadi dan hal tersebut sulit untuk
dilaksanakan karena tidak tersedianya lahan untuk membuat gudang barang
jadi.
Pengendalian internal persediaan barang jadi pada PT. Kerta Laksana
dapat dikatakan efektif karena telah sesuai dengan unsur-unsur:
a. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas atas persediaan.
KL telah memiliki struktur organisasi yang jelas disertai dengan pemisahan
fungsi dan uraian tugas.
b. Sasaran dan kebijaksaan persediaan.
Sasaran dan kebijaksanaan persediaan ditetapkan dengan maksud untuk
mempertahankan jumlah persediaan yang optimal dan kebijaksanaan dalam
melakukan stock opname.
c. Standarisasi dan simplikasi persediaan.
KL mengusahakan memelihara kontinuitas persediaan barang jadi untuk selalu
menjaga jumlah persediaan yang optimal dan mencegah kelangkaan produk.
d. Catatan dan laporan yang memadai.
79
e. Tenaga kerja yang memuaskan.
Tenaga kerja yang diperoleh sangat efektif dan melalui proses pengujian
terlebih dahulu, agar tenaga kerja yang dimiliki berkualitas dalam bidangnya.
5.3 Saran
Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada perusahaan, penulis
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya tempat penyimpanan untuk persediaan barang jadi agar pengeluaran
dan penerimaan barang lebih dapat diawasi.
2. Pada bengkel sebaiknya ditata ulang agar penempatan mesin atau barang
yang ada lebih tersusun secara rapi dan teratur.
3. Mesin sebaiknya ditutupi oleh plastik atau pembungkus lainnya untuk
mencegah mesin berkarat.
4. Diadakan program pelatihan karyawan agar dapat meningkatkan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 1999, Auditing oleh Akuntan Publik, Jakarta: LP FEUI
Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, Bandung: Tarsito
America Institute of Certified Public Accountants, 1995, Statement Auditing
Standards, New York
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, and Mark S. Beasley, 2006, Auditing and
Assurance Services: An Integrated Approach, 11th edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2006, Auditing dan
Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, 2003, Auditing dan
Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks
Boynton, Johnson and Kell, 2001, Modern Auditing, jilid 2, Jakarta: Erlangga
Brink, Victor Z., and Herbert Witt, 1982, Modern Internal Auditing: Appraisal
Operation and Controls, 4th edition, New York: John Willey and Son’s Inc.
Cashin, James A., Paul D. Neuwirth, and, Jhon F. Levy, 1997, Cashin’s
Handbook for Auditors, 2nd edition, Singapore: Mc. Graw Hill Cooper dan Emory, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Erlangga
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, 1994,
Internal Control Integrated Framework, AICPA’s Publication Division Handout Materi Praktikum Statistika 2 SPSS versi 11.5, 2002, Bandung:
Universitas Kristen Maranatha
Hartadi, Bambang, 1991, Internal Auditing, Yogyakarta: Andi Offset.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat
Irdiantoro, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Yogyakarta: BPFE
Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Edisi 2, Jakarta: Bina Aksara.
Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga
Maynard, Greg R., Februari 1999, Internal Auditing as a Function of Risk
Management, Journal The Institute of Internal Auditors.
Messier, William F., Steven M. Glover, and Douglas F. Prawitt, 2006, Auditing
and Assurance Services, A Systematic Approach, 4th edition, Jakarta: Salemba Empat
Midjan, La dan Azhar Susanto, 1995, Sistem Informasi I: Pendekatan Manual
Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi 9, Bandung:
Lembaga Informatika Akuntansi
Santoso, Singgih, 2004, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS
11.5, Jakarta: Elex Media Komputindo
Santoso, Singgih, 2002, SPSS Statistik Multivariat, Jakarta: Elex Media Komputindo
Sawyer, Lawrence B., 2005, Internal Audit, Jakarta: Salemba Empat
Stice, Smith Skousen, dan James W., 2004, Intermediate Accounting, Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
Tuanakotta, Theodorus M., 1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan
Publik, edisi 3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Tugiman, Hiro, 2000, Pengenalan Internal Audit, Edisi 5, Yogyakarta: Kanisius
Tugiman, Hiro, 2002, Pandangan Baru Internal Auditing, Yogyakarta: Kanisius
Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess, 2005, Prinsip-Prinsip
Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat
Widjayanto, Nugroho, 1991, Pemeriksaan Operasional Perusahaan, Jakarta: FEUI
Wilson, James D., dan John B. Campbell, 1996, Controllership: Tugas Akuntan
Manajemen, Jakarta: Erlangga
Zain, Badudu, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan