• Tidak ada hasil yang ditemukan

Shades of Timeless Legacy Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita Urban dengan Inspirasi Wayang Kulit Purwa Punakawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Shades of Timeless Legacy Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita Urban dengan Inspirasi Wayang Kulit Purwa Punakawan."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Koleksi busana ready to wear yang berjudul Shades of Timeless Legacy ini terinspirasi dari

wayang kulit purwa yaitu punakawan yang berasal dari jawa tengah. Koleksi ini

menceritakan figur dari tokoh-tokoh punakawan yang sangat unik dan menarik, mereka bisa

hadir pada setip zaman dengan nuansa yang berbeda sesuai pada tren pada masanya.

Illustrasi gambar tokoh wayang punakawan diterapkan di koleksi busana agar terlihat jelas

karakter dari tokoh-tokoh wayang tersebut, dan busana yang dirancangpun memiliki siluet

dari figur beberapa tokoh wayang kulit punakawan yang dituangkan dalam desain yang

modern, juga menggunakan warna broken white dan coklat muda yang memberikan kesan elegant pada busana.

Koleksi ini didasari dari tema besar tren buku “Trend Forecasting 2016-2017” tema

Rifugium sub tema Interflex dan Artistry. Dari dua sub tema tersebut memiliki tujuan dan arti yang sama yaitu sesuatu yang mencangkup nilai-nilai tradisional yang berkembang menjadi

lebih modern. Hal ini di tuangkan dalam gambar tokoh punakawan yang diterapkan pada

busana dengan menggunakan digital printing dan bordir. busana inipun menggunakan kain

berbahan katun dengan mengaplikasikan teknik reka bahan yaitu tuck and fold, secara garis

besar busana ini bergaya modern dan elegant.

Target market yang dituju untuk wanita dengan kalangan menengah keatas dengan kisaran

umur 23-27 tahun dengan karakter wanita yang fashionable,simple, dan menyukai

warna-warna yang berkesan clean. Koleksi ini ingin melahirkan gaya yang elegant dan modern.

Koleksi busana ini dapat digunakan untuk busana formal dan no formal, yang merupakan

busana yang ditujukan untuk konsumen yang tinggal di perkotaan.

(2)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The ready-to-wear high-end fashion collection entitled Shades of Timeless Legacy was inspired from Purwa Leather Puppet characters Punakawan, originally from Central Java.

This collection tells about the unique and interesting characters of Punakawan members. They could exist in every era with different nuances,appropriate with the trends of the times.

The illustrations of the Punakawan characters were applied on the collection to clearly represent the characteristics of each, and the clothes that were designed had some silhouette of Punakawan figures using a modern design. It used a mix of broken white and light brown colors which gave elegant feel to the design.

The design of this collection was based on the major thematic trends obtained from “Trend Forecasting 2016-2017” book under the Rifugium theme, of Interflex and Artistry sub themes. Both of the sub themes had the same meaning and purpose covering traditional values which were adapted into more modern ones.

The themes were represented by the Punakawan characters, applied to the clothes through digital printing and embroidery. The material of the clothes was cotton that applied “tuck and fold” engineering technique, in general this collection had modern and elegant styles.

The intended target market for the collection was upper middle-class women with age ranged around 23-27 years old who are fashionable, love simplicity and clean colors.

This collections wanted to create elegant and modern styles. It could be used as formal and non-formal wear, and designed for customers who live in the city.

(3)

V Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….i

ABSTRACT………...………...……...ii

KATA PENGANTAR……….iii

DAFTAR ISI ………...v

DAFTAR GAMBAR………...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang………...……….….1

1.2 Masalah Perancangan……….……….…2

1.3 Batasan Perancangan…………..………....…3

1.4 Tujuan Perancangan………….……….…..3

1.5 Metode Perancangan………...…4

1.6 Sistematika Penulisan………...5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori Fahion………...……6

2.1.1 Pengertian Fhasion………..6

2.1.2 Pengertian Gaya………...7

2.1.3 Pengertian Tren………...7

2.1.4 Pergerakan dan Perkembangan Fashion………9

(4)

Vi Universitas Kristen Maranatha

2.2.1 Pengertian Busana………...…11

2.2.2 Fungsi Busana………....12

2.2.3 Bentuk Dasar Busana……….……13

2.3 Teori Pola dan Jait………....16

2.4 Teori Reka Bahan Tekstil………...17

2.5 Teori Desain………...18

2.6 Teori Warna………...18

2.6.1 Teori Karakter Warna………....……19

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Sejarah Wayang Kulit Purwa………..………...22

3.1.1 Makna Simbolis Panakawan Wayang Kulit Purwa………...26

3.1.2 Pengertian Punakawan………...27

3.1.3 Simbolisme dalam Panakawan………..28

3.1.4 Tokoh-tokoh Panakawan………...29

3.2 Trend Forecasting 2016/2017 : “Resistance” ………..35

3.2.1 Tema “Refugium” dan Sub-tema “Interflex dan Artistry”………36

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Perancangan Umum……….38

4.1.1 Image Board………..38

4.1.2 Konsep………...38

4.1.3 Koleksi Desain………...40

4.2 Perancangan Khusus……….41

4.2.1 Desain I………..41

4.2.2 Desain II……….44

(5)

Vii Universitas Kristen Maranatha

4.2.4 Desain IV………...50

4.3 Perancangan Detail………...54

4.3.1 Printing………..54

4.3.2 Bordir……….55

4.3.3 Manipulating Fabric Tuck&Fold………..55

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………..……….57

5.2 Saran……….57

DAFTAR PUSTAKA……….59

BIODATA PENULIS……….61

(6)

Viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan………4

Gambar 2.1 Buku Trend Forecasting 2016-2017 :”RÈSISTANCE………8

Gambar 2.2 Busana Bungkus………...14

Gambar 2.2.3 Busana Celana………..16

Gambar 2.6 Jenis Warna dan Karakter………...19

Gambar 2.6.1 Diagram Warna Shigenobu Kobayashi………....21

Gambar 3.1 Pagelaran Wayang ………..………25

Gambar 3.1.1 Gambar Wayang Purwa Semar………29

Gambar 3.1.2 Gambar Wayang Purwa Gareng………..31

Gambar 3.1.3 Gambar Wayang Purwa Petruk………32

Gambar 3.1.4 Gambar Wayang Purwa Bagong……….34

Gambar 3.2 Buku Trend Forecasting 2016-2017 :”RESISTANCE”………..36

Gambar 3.2.1 Visual Tema “Refugium” pada buku Trend Forecasting “Rèsistance”………36

Gambar 3.2.2 Visual Tema Sub-tema “Iterflex dan Artistry” pada buku Trend Forecasting “Rèsistance”………37

Gambar 4.1 Image Board………38

Gambar 4.1.1 Sketsa Desain Koleksi Busana Ready to Wear berjudul “Shades of Timeless Legacy”……….40

Gambar 4.2.1 Desain I………41

Gambar 4.2.2 Teknikal Grawing Desain I………..42

Gambar 4.2.3 Teknikal Grawing Desain I………..42

Gambar 4.2.4 Illustrasi Outline Tokoh Semar………43

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.2.7 Teknikal Grawing Desain II……….45

Gambar 4.2.8 Teknikal Grawing Desain II……….45

Gambar 4.2.9 Illustrasi Outline Tokoh Bagong………..46

Gambar 4.2.10 Desain III………...47

Gambar 4.2.11 Teknikal Grawing Desain III………48

Gambar 4.2.12 Teknikal Grawing Desain III……….48

Gambar 4.2.13 Illustrasi Outline Tokoh Petruk………..49

Gambar 4.2.14 Desain IV………..50

Gambar 4.2.15 Teknikal Grawing Desain IV……….51

Gambar 4.2.16 Teknikal Grawing Desain IV……….52

Gambar 4.2.17 Illustrasi Outline Tokoh Petruk……….53

Gambar 4.3 Reka Bahan Printing………………54

Gambar 4.3.1 Reka Bahan Bordir……….55

(8)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Mindmap……….62

LAMPIRAN B Rincian Ukuran Model………...63

LAMPIRAN C Pola……….65

LAMPIRAN D Rincian Harga……….77

LAMPIRAN E Foto Busana………81

LAMPIRAN F Material………..90

LAMPIRAN G Reka Bahan Tekstil……….91

LAMPIRAN H Foto Proses Pembuatan………..92

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencangkup pengetahuan, keyakinan,

seni, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan. Sedangkan menurut

definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah

keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan

belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat merumuskan

kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat

menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah

(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya

agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat masyarakat

(Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, 1964).

Sedangkan seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup

masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi

dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang

terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidak

mauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (sedjarah wajang purwa, 1989).

Seperti wayang, wayang itu adalah seni tradisional pertunjukan berupa drama yang

khas. Seni pertunjukan ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni

rupa, dan lain-lain.

Koleksi busana siap pakai yang penulis rancang dengan judul “Shades of Timeless Legacy” mengangkat tren dari buku “Trend Forecasting 2016-2017: Resistance” dengan tema Refugium sub tema Interflex dan sub tema Artistry. Dua tema besar tersebut memiliki proses dan tujuan yang sama yaitu mengangkat sesuatu

kesenian tradisional yang dikemas dengan lebih modern tanpa menghilangkan

nilai-nilai terhadap kesenian tradisional tersebut. Maka dari itu wayang kulit diterapkan

penulis menjadi inspirasi pada koleksi busana ini berdasarkan dari karakter fisik dan

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha

dibandingkan yang lainnya juga mempunyai sifat yang selalu tersenyum, rendah

hati, dan adil yang menjadi contoh karakter yang baik, Gareng yang memiliki bentuk

fisik terkecil dan mempunyai ketidak lengkapan tubuh dibanding tokoh yang lainnya

dan mempunyai sifat senang bercanda, gemar menolong, kemudian Petruk yang

mempunyai fisik yang tinggi dan kurus dibandingkan tokoh yang lain dan memiliki

banyak kelebihan di tubuhnya juga bermuka manis dengan senyumannya, dan yang

terakhir Bawor/Bagong yang memiliki fisik seperti Semar tetapi lebih kecil hanya

saja bulat seperti semar, dan dianggap sebagai manusia sesungguhnya, juga

memiliki sifat senang bercanda, lancang, dan sederhana.

Koleksi busana “Shades of Timeless Legacy” menerapkan pemanfaatan teknik -teknik reka bahan seperti printing pada kain, bordir berdasarkan bentuk fisik dan

gambar wayang, juga manipulating fabric yaitu tuck dan fold. Penggunaan reka

bahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan nuansa pada tren masa kini. Selain

itu, penerapan bentuk dan aksen wayang tersebut menjadi nilai tersendiri untuk ciri

khas suatu koleksi busana.

Perancang membuat koleksi busana dengan kesan yang elegant dan modern ini

memeliki target market yaitu wanita dengan kisaran umur 23-27 tahun, terutama

wanita yang memiliki kecintaan terhadap fesyen dan bisa juga dipakai untuk wanita

yang menyukai penampilan seperti androgyny.

1.2Masalah Perancangan

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah

yang ditemukan sebagai berikut:

1) Bagaimana mengadaptasikan tokoh Punakawan ke dalam desain?

2) Bagaimana menggabungkan tema yang didasari dari buku Trend Forecasting

2016-2017 yaitu sub tema Interflex dan sub tema Artistry dengan inspirasi

tokoh Punakawan dari wayang kulit?

3) Bagaimana menempatkan posisi gambar tokoh Punakawan pada busana agar

terlihat menarik, tidak monoton dan tetap memberikan kesan klasik dan

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha

4) Bagaimana menerapkan komposisi reka bahan seperti tuck & fold dan bordir

diatur agar busana ready to wear tetap terlihat classic, elegant dan modern

demi memenuhi tren fesyen?

1.3Batasan Perancangan

Dalam proses perancangan terdapat ruang lingkup masalah yang dibatasi,

yaitu sebagai berikut:

1) Penerapan tokoh Punakawan yang diangkat adalah Semar, Gareng, Petruk

dan Bawor/Bagong.

2) Penggunaan tekstur dan bahan diterapkan pada koleksi busana ready to wear

yang elegant dan modern.

3) Siluet desain seperti karakter fisik dari wayang diterapkan untuk

menghasilkan karakter desain yang modern.

4) Target market yang ditujukan yaitu wanita kalangan menengah keatas di

perkotaan dengan usia 23-27 tahun memiliki tingkat kecintaan fesyen yang

tinggi dan menyukai busana yang androgyny.

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan koleksi busana wanita dengan judul “Shades of

Timeless Legacy” ini terdiri:

1) Memenuhi kebutuhan konsumen terhadap tema koleksi busana urban dengan

karakter classic, elegant dan modern yang memberi kesan sophisticated.

2) Merancang busana ready to wear yang unik dengan mengacu kepada

karakter fisik tokoh Punakawan dan penerapan reka bahan seperti bordir dan

manipulating fabric tuck&fold untuk memenuhi tren fesyen yang selalu

berkembang.

3) Menerapkan tema yang didasari dari buku Trend Forecasting 2016-2017 ke

dalam koleksi busana, dan dipadukan dengan tema wayang yang diterapkan

menggunakan gambar dari tokoh punakawan yang menjadikan gambar lebih

terlihat modern.

4) Salah satu media untuk menyampaikan karakter fisik wayang Punakawan,

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.5Metode Perancangan

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha

1.6Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari sub bab yang ada pada setiap bab

yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep dan inspirasi yang mendukung

dalam pembuatan busana Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang

berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan,

metode perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, bab ini menjelaskan tentang landasan teori

yang berisi teori fashion, pengertian fashion, pengertian gaya, pengertian tren,

pergerakan dan perkembangan fashion, teori busana, pengertian busana, fungsi

busana, teori pola, pengertian busana, fungsi busana teori pola dan jahit, teori reka

bahan tekstil, teori desain, teori warna, teori karakter warna.

BAB III OBJEK STUDI PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang

punakawan dalam dunia wayang. Dituangkan dalam bentuk gambar karakter fisik

dari beberapa tokoh wayang punakawan yang berbeda-beda seperti Semar, Gareng,

Petruk, dan Bawor/Bagong.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang konsep

perancangan yang terdiri dari aplikasi konsep, tema pada perancangan, perancangan

umum, perancangan khusus dan perancangan detail fashion. Uraian mendetail

mengenai punakawan pada wayang, gambar dan bentuk wayang diterapkan pada

busana, image board, warna, penerapan konsep, siluet busana, dan produk fashion lainnya yang dirancang untuk menunjang busana wanita dengan judul “Shades of Timeless Legacy”.

BAB V KESIMPULAN, setelah melakukan pencarian data yang sesuai

dengan inspirasi dan konsep serta proses perancangan dan pembuatan busana dengan judul “Shades of Timeless Legacy”, maka pada bab ini memberikan kesimpulan dari pembahasan dan proses pengerjaan serta saran yang dapat memperbaiki atau

(14)

57 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari kesimpulan proses perancangan tugas akhir berupa koleksi busana yang berjudul “Shades of Timeless Legacy”, kesimpulan yang didapat adalah keseluruhan proses pembuatan koleksi busana ini memberikan hasil yang cukup maksimal.

Konsep yang dimaksudkan dan tujuan yang ingin disampaikan dapat diwujudkan

pada koleksi busana ini. Nuansa kesenian Indonesia seperti wayang kulit Purwa yaitu

karakter dari tokoh-tokoh Punakawan yang dikembangkan kedalam busana ke satu

sampai ke empat.

Merancang sebuah koleksi yang mengikuti trend pada masa sekarang serta

memadukannya dengan sebuah konsep yang mengangkat sejarah kesenian Indonesia

merupakan sebuah keunikan tersendiri,disertai tampilan rancangan yang menjual dan

mudah diterima masyarakat serta memberikan konsep baru yang menjadi jawaban

atas kejemuan mereka merupakan suatu keberhasilan dalam koleksi kali ini.

Namun seperti peribahasa tak ada gading yang tak retak, karya ini pun

memiliki kekurangan dan hambatan. Setelah melakukan riset, terdapat beberapa

kendala yang menghambat dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai, beberapa

halangan yang menghambat adalah kurangnya karakter sifat dari tokoh Punakawan

dalam rancangan yang menjadi media untuk perwujudan busana yang terinspirasi

dari karakter Punakawan tersebut, sehingga mengarah kepada kurang tanggapnya

terhadap apa yang menjadi tujuan dari pembuatan karya ini.

5.2 Saran

Rancangan dan proyek ini, masih memiliki beberapa hal kecil yang perlu

diperbaiki, dalam hal ini masih ada kendala dan kesulitan yang ditemui seperti :

1) Bentuk siluet dari busana perlu di pikirkan ulang karena mengambil karakter

(15)

58 Universitas Kristen Maranatha 2) Peletakan gambar dari tokoh-tokoh Punakawan yang diterapkan di

bagian-bagian tertentu pada busana

3) Proses menjahit untuk reka bahan tuck & fold dan quilting yang dijahit

sesuai pola busana.

4) Material kain berwarna broken white sulit di hindari terkena noda kotor.

Namun, kendala dan kesulitan yang terjadi dapat teratasi dengan baik. Setelah

mengalami berbagai tahapan proses, desainer berhak menyampaikan beberapa saran,

dantaranya :

1) Hendaknya kita mengetahui estimasi waktu pembuatan suatu karya untuk

tidak mengabaikan segala resiko-resiko yang mungkin akan terjadi.

2) Kerapihan dan kebersihan sangat diperlukan pada bahan yang berwarna

broken white karena sangat rentan terkena kotoran.

3) Teknik tuck & fold dan quilting merupakan reka bahan yang memerlukan

teknik craftsmanship yang tinggi, sehingga saat menjahit pada pola harus

sangat hati-hati.

(16)

59 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ir. Eko Nugroho, M.Si. 2008. Pengenalan Teori Warna. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Noe’man, Irvan., et Al. 2015 Trend Forecasting 2016-2017 RÈSISTANCE.

Rawamangun: BD+A Design.

Soekarno. 2012. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Dr. Ir. Eko Nugroho, M.Si. 2008

Teori warna: http://11111gm.blogspot.co.id/2012/05/teori-warna.html, diunduh pada

tanggal 28 maret 2016, pukul 22.20

Prof.Dr.Arifah A. Riyanto,M.Pd. 2009 Modul Busana

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA

/194608291975012-ARIFAH/Modul_Dasar_Busana.pdf , diunduh pada tanggal 28

maret 2016, pukul 21.13 WIB

Sejarah wayang kulit purwa : Bimo Kusumo Aji in Wayang dan Pedhalangan

http://infobimo.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-wayang-kulit-purwa.html, diunduh

pada tanggal 29 maret 2016, pukul 19.30

Tren fashion :

http://www.kompasiana.com/shella.andianty/perjalanan-fashion-dari-masa-ke-masa_5528a3576ea83480578b45b6, diunduh pada tanggal 28 maret 2016,

pukul 19.28 WIB

Teori busana :

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/35/jbptitbpp-gdl-s2-2001-luckylutvi-1746-3-2001ts-2.pdf. , diunduh pada tanggal 28 maret 2016, pukul 20.09 WIB

Teori desain :

(17)

60 Universitas Kristen Maranatha -Teori Karakter Warna : Nenes Annun Maslahah, 2015

http://www.designes.biz/2015/01/jenis-warna-dan-karakternya.html, diunduh pada

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Metode Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

mahasiswa UNY program studi kependidikan merupakan kegiatan yang sangat tepat dan memiliki fungsi serta tujuan yang jelas sebagai sarana untuk memberikan bekal kemampuan

This study aimed to examine the quality of The Analysis of Test Items of Economics-Accounting Final Examination of Even Semester for Grade XI IPS Students of Man

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini membantu siswa menjadi lebih aktif dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya serta pemikiranya dalam diskusi kelompok,

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya program Computer Assisted Learning (CAL),

“Perencanaan pajak adalah suatu perencanaan pajak yang dilakukan oleh seorang tax planner untuk Wajib Pajak tertentu baik perorangan, badan atau suatu usaha dengan menerapkan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terkait dengan ciri khas permainan rebab Uloh yang diimplementasikan pada murid-muridnya dan strategi pembelajaran rebab

Total asam pada pengenceran 8.5g/250ml lebih tinggi selain dikarenakan adanya konsentrasi asam karboksilat yang terlarut, kandungan kafein, juga adanya pembentukan

Bagi auditor internal BUMN yang berkantor pusat di Bandung diharapkan untuk tetap mempertahankan pelaksanaan audit internal yang sudah berjalan dengan sangat baik