• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1101898 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1101898 Chapter 3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan pendekatan kuantitatif. Arikunto (2006, hlm. 3) mengemukakan

definisi metode eksperimen adalah sebagai berikut:

“Eksperimen adalah suatu cara untuk suatu hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan meneliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan”.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data tentang pengaruh

memainkan alat music xilofon terhadap peningkatan kemampuan koordinasi

mata dan tangan pada aspek kekuatan dan ketepatan pada siswa tunadaksa di

SLB D YPAC Kota Bandung.

Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan

pendekatan Single Subject Research (SSR). Adapun desain penelitian yang

digunakan adalah desain A-B-A yang terdiri dari tiga tahapan kondisi, yaitu

A-1 (baseline 1), B (intervensi), A-2 (baseline 2). Menurut Sunanto (2006,

hlm. 44), Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain

dasar A-B, desain A-B-A ini telah menunjukan adanya hubungan sebab-akibat

antara variabel terikat dan variabel bebas.

Adapun desain A-B-A dapat digambarkan pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.1

Desain A-B-A

T

ar

ge

t

b

eh

avior

(2)

1. Baseline 1 (A-1) merupakan suatu kondisi awal untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan subjek dalam bahasa reseptif dan ekspresif sebelum

diberikan perlakuan atau intervensi.

2. Intervensi (B) merupakan tahap intervensi atau perlakuan. Yaitu kondisi

subjek selama diberikan lagu wajib nasional yang berbentuk penggalan

lirik lagu hallo-hallo Bandung. Intervensi ini dilakukan setelah

menemukan data stabil atau konsisten pada tahap baseline (A-1).

3. Baseline 2 (A-2) yaitu pengulangan kondisi baseline 1 sebagai evaluasi

sejauh mana intervensi yang diberikan dapat berpengaruh pada

kemampuan koordinasi motorik mata dan tangan anak cerebral palsy tipe

spastik sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Tahap ini dilakukan

setelah menemukan data stabil pada tahap baseline (B)

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu kondisi atau kejadian atau konsep yang memiliki keragaman nilai. Dalam penelitian eskperimen, terdapat dua katagori variabel berdasarkan fungsinya, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebaliknya variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian dengan subjek tunggal variabel terikat sering disebut prilaku sasaran (target behavior) dan variabel bebas disebut intervensi (intervension). (Sunanto, J, dkk, 2006, hlm.27).

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Memainkan Alat Musik Xilofon

Terhadap Peningkatan Kemampuan Koordinasi Motorik Anak Cerebral Palsi

Tipe Spastik di SLB –D YPAC Kota Bandung ” terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecendent, Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

(Sugiyono, 2014, hlm 39). Variabel bebas pada penilitian ini adalah

memainkan alat music xilofon. Alat music xilofon memiliki rangkaian papan

nada diatonic yang dimainkan dengan cara memukulkan mallet pada papan

(3)

Rangkaian nada yang dimaksud dalam penelitian ini adalah do, re, mi, fa,

sol, la, si, do dan melodi lagu yang digunkan adalah Twinkle Twingkle Little

Star. Adapun langkah – langkah dalam memainkan alat music xilofon yaitu :

a. Postur yang benar dan nyaman agar anak merasa rileks ketika bermain

b. Gripping yang tepat agar anak dapat memukulkan mallet pada papan nada

dengan kontrol yang baik

c. Sticking yang sesuai disertai dengan control yang baik agar produksi suara

yang dihasilkan menjadi harmonis

d. Memukulkan mallet pada papan nada sesuai dengan rangkaian nada yang

telah ditentukan

2. Variabel terikat

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengeruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabl bebas. (Sugiyono, 2014, hlm 39). Dalam Single Subject

Research (SSR) merupakan tarhet behavior. Target behavior pada penelitian

ini adalah kemampuan koordinasi motoric mata dan tangan pada aspek

kekuatan dan ketepatan pada Cerebral Palsy tipe spastik. Matjan (2009, hlm.

21) menerangkan secara jelas bahwa :

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam menjaga keselarasan antara komponen kekuatan, ketahanan, kecepatan, ketepatan, fleksibelitas, agilitas, dan keseimbangan atau suatu bentuk kerjasama dari susunan saraf atau otot yang mempengaruhinya hingga menjadi suatu gerakan yang terintegrasi serta dapat dilakukan dengan relative mudah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

kooordinasi seseorang merupakan suatu aktualisasi komponen – komponen

gerak yang bekerja secara serentak atau hampir bersamaan meliputi kontraksi

otot, saraf, dan persendian. Koordinasi mata dan tangan yang akan diukur

pada penelitian ini meliputi aspek kekuatan dan ketepatan..

Menurut Decaprio (2013, hlm. 34) “kekuatan didefinisikan sebagai kapasitas untuk mendesak kekuatan otot kita melakukan suatu gerakan.”

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua

(4)

otot sebagai respon motorik. Aspek kekuatan diukur melalui tes perbuatan

untuk mengukur nilai otot yang dimiliki subjek. Adapun kriteria penilaian

koordinasi mata dan tangan pada aspek kekuatan adalah sebagai berikut :

0 = Otot tidak dapa melakukan kontraksi yang bisa terlihat atau tidak dapat

bergerak sama sekali

1 = Terjadi kontraksi otot namun tidak ada gerakan. Otot tidak cukup kuat

untuk menggerakan sendi

2 = Otot dapat berkontraksi dan dapat menggerakkan sendi tetapi tidak

mampu melawan gravitasi atau tanpa tahanan

3 = Otot dapat berkontraksi dan menggerakkan sendi mampu melawan

gravitasi tetapi tidak mampu melawan tahanan

4 = Otot dapat berkontraksi dan menggerakan sendi mampu melawan

gravitasi dan tahanan minimal

5 = Otot dapat berkontraksi dan menggerakan sendi mampu melawan

gravitasi dan tahanan maksimal, otot berfungsi normal

Jumlah skor keseluruhan : 45

Skor maksimal : 5

Nilai akhir : ∑ =

x 100 %

Ketepatan merupakan kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk

mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Ketepatan

gerak sangat menentukan terhadap hasil yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

gerak. Ketepatan gerak dapat digambarkan sebagai kesatuan antara

perencanaan gerak dengan hasil yang diperoleh. Aspek ketepatan diukur

melalui kemampuan subjek dalam memainkan rangkaian nada dengan tepat

sesuai dengan yang telah ditetapkan dan ketepatan kontrol sticking subjek

untuk memukulkan mallet tepat di tengah papan nada (head) untuk

menghasilkan produksi suara yang harmonis. Hal ini dapat menggambarkan

kemampuan koordinasi subjek pada aspek ketepatan ketika dapat memukulkan

(5)

ditetapkan. Adapun kriteria penilaian koordinasi mata dan tangan pada aspek

ketapatan adalah sebagai berikut :

a. Tes mengukur ketepatan memainkan nada

 Nilai 1 jika papan nada yang dipukul dengan tepat sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

 Nilai 0 jika papan nada yang dipukul tidak tepat sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

Jumlah skor keseluruhan : 58

Skor maksimal : 1

Nilai akhir : ∑ =

x 100 %

b. Tes mengukur ketepatan sticking

 Nilai 1 jika papan nada yang dipukul tepat ditengah papan nada sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

 Nilai 0 jika papan nada yang dipukul tidak tepat ditengah papan nada sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

Jumlah skor keseluruhan : 58

Skor maksimal : 1

Nilai akhir : ∑ =

x 100 %

C. Tempat dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB – D YPAC kota Bandung, yang

beralamat di jalan Mustang No. 46 kota Bandung.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah satu orang siswa

cerebral palsy tipe spastik diplegia yang duduk di bangku Sekolah

(6)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.203) yaitu alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian merupakan

alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan pada saat

penelitian untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti.

Penyusunan instrumen penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data

yang dibuat berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan peneliti dan

selanjutnya menetapkan indikator yang akan diukur dari setiap variabel

tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrument tes

perbuatan untuk mengetahui kemampuan koordinasi motorik mata dan tangan

pada aspek kekuatan dan ketepatan.

Adapun alat ukur yang digunakan terdiri dari tiga item tes yaitu:

1. Tes untuk mengukur kekuatan otot

Tes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan koordinasi motorik subjek

pada aspek kekuatan otot. Dalam tes ini subjek diberikan perintah untuk

melakukan beberapa gerakan yang melibatkan kekuatan otot, misalnya

mengangkat kedua tangan ke atas, mengangkat kedua tangan kesamping, dsb.

Adapun tes kekuatan otot yang akan diberikan kepada subjek adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Tes untuk mengukur kekuatan otot

Aspek Indikator Instrumen

(7)

kiri ke depan

mampu melawan gravitasi atau tanpa tahanan

3 = Otot dapat berkontraksi dan menggerakkan sendi mampu melawan

gravitasi tetapi tidak mampu melawan tahanan

4 = Otot dapat berkontraksi dan menggerakan sendi mampu melawan

gravitasi dan tahanan minimal

5 = Otot dapat berkontraksi dan menggerakan sendi mampu melawan

gravitasi dan tahanan maksimal, otot berfungsi normal

Jumlah skor keseluruhan : 45

Skor maksimal : 5

Nilai akhir : ∑ =

x 100 %

2. Tes mengukur ketepatan

Tes perbuatan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan koordinasi

motorik mata dan tanagan pada aspek ketepatan. Pada aspek ketepatan ini ada

dua hal yang akan diukur yaitu ketepatan memainkan rangkaian nada dan

ketepatan sticking (kontrol pukulan).

a. Tes mengukur ketepatan memainkan nada

Untuk mengukur ketapatan memainkan nada subjek diminta untuk

untuk memainkan rangkaian nada yang telah disiapkan. Satuan ukur

(8)

persentase ketepatan subjek ketika memukul papan nada sesuai dengan

rangkaian nada dan irama. Presentase dalam tes ketepatan ini

menunjukkan jumlah papan nada yang berhasil dipukul oleh subjek

dengan tepat sesuai dengan rangkaian nada yang telah ditentukan.

Adapun tes ketepatan yang diberikan pada subjek adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Tes untuk mengukur ketepatan nada

Aspek Indikator Instrumen

Ketepatan Nada 1. Pola pemanasan 1.1 memainkan

rangkaian nada do re mi fa sol la si dò

1.2 memainkan

rangkaian nada dò si la sol fa mi re do 2. Pola lagu Twinkle

Twinkle Little Star

2.1 memainkan

rangkaian nada pada lagu Twinkle Twinkle Little Star

1) Pola Pemanasan

Tabel 3.3

Tes untuk mengukur ketepatan nada pada pola pemanasan

Rangkaian nada do re mi fa sol la si do.

Nilai

Rangkaian nada do. si la sol fa mi re do

(9)

2) Pola lagu Twinkle Twinkle Little Star

Gambar 3.1

Partitur lagu Twinkle Twinkle Little Star aspek ketepatan nada

Tabel 3.4

Tes untuk mengukur ketepatan nada pada pola lagu

Kriteria penilaian :

 Nilai 1 jika papan nada yang dipukul dengan tepat sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

Rangkaian nada Do do sol sol la la sol

nilai

Rangkaian nada Fa fa mi mi re re do

nilai

Rangkaian nada sol sol fa fa mi mi re

nilai

Rangkaian nada sol sol fa fa mi mi re

nilai

Rangkaian nada do do sol sol la la sol

nilai

Rangkaian nada fa fa mi mi re re do

(10)

 Nilai 0 jika papan nada yang dipukul tidak tepat sesuai dengan

Untuk mengukur ketapatan sticking subjek diminta untuk untuk

memainkan rangkaian nada yang telah disiapkan. Sticking yang sesuai

disertai dengan control yang baik agar produksi suara yang dihasilkan

menjadi harmonis. Untuk menghasilkan produksi suara yang baik

maka dibutuhkan kelenturan untuk memukulkan mallet tepat di tengah

papan nada. Satuan ukur yang pakai adalah presentase. Dalam hal ini

untuk mengukur berapa persentase ketepatan subjek ketika memukul

papan nada tepat di tengah (head) sesuai dengan rangkaian nada dan

irama. Presentase dalam tes ketepatan ini menunjukkan jumlah papan

nada yang berhasil dipukul tepat di tempat yang sesuai oleh subjek

dengan tepat sesuai dengan rangkaian nada yang telah ditentukan.

Adapun tes ketepatan sticking yang diberikan pada subjek adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tes untuk mengukur ketepatan sticking

Aspek Indikator Instrumen

(11)

do re mi fa sol la si

do.

Gambar 3.2

Papan Nada Untuk Mengukur Ketepatan Sticking

1) Pola Pemanasan

Tabel 3.6

Tes untuk mengukur ketepatan sticking pada pola pemanasan

Rangkaian nada do re mi fa sol la si do.

nilai

Rangkaian nada do. si la sol fa mi re do

nilai

Papan Nada Area yang harus dipukul

(12)

2) Pola lagu Twinkle Twinkle Little Star

Gambar 3.3

Partitur lagu Twinkle Twinkle Little Star aspek ketepatan nada

Tabel 3.7

Tes untuk mengukur ketepatan sticking pada pola lagu

Kriteria penilaian :

 Nilai 1 jika papan nada yang dipukul tepat ditengahpapan nada sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

 Nilai 0 jika papan nada yang dipukul tidak tepat ditengah papan nada sesuai dengan rangkaian nada yang telah diberikan

Jumlah skor keseluruhan : 58

Rangkaian nada Do do sol sol la la sol

nilai

Rangkaian nada Fa fa mi mi re re do

nilai

Rangkaian nada sol sol fa fa mi mi re

nilai

Rangkaian nada sol sol fa fa mi mi re

nilai

Rangkaian nada do do sol sol la la sol

nilai

Rangkaian nada fa fa mi mi re re do

(13)

Skor maksimal : 1

Nilai akhir : ∑ =

x 100 %

E. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang telah dibuat yang berupa tes kemudian diuji validitasnya

dengan uji validitas isi (construct) berupa expert-judgement dengan teknik

penilaian oleh para ahli atau tenaga pengajar di SLB – D YPAC kota Bandung. Menurut Sugiyono (2014, hlm, 125) “untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts)“.

Penilaian validitas instrumen dilakukan oleh dua orang dosen dan satu

orang guru di SLB – D YPAC kota Bandung. Penilai tersebut mencocokkan

indikator yang ada dalam kisi-kisi instrumen dengan butir soal yang dibuat oleh

penguji. Apabila penilai tersebut menilai indikator cocok maka diberi nilai 1

dan apabila indikator tidak cocok maka diberi nilai 0. Instrumen yang sudah di

judgement oleh ahli kemudian dihitung dengan rumus :

Keterangan :

P = Skor / presentase

F = Jumlah cocok

N = Jumlah Penilai

Kriteria butir validitas dibagi menjadi empat, yaitu :

1. Valid = × 100% = 100%

2. Cukup Valid =

× 100% = 66,6%

3. Kurang Valid = × 100% = 33,3%

4. Tidak Valid = × 100% = 0%

Berdasarkan hasil judgement oleh satu dosen dan satu guru diperoleh

hasil dengan presentasi 100%. Artinya dengan demikian instrumen yang

(14)

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiono ( 2014, hlm. 153 ) “ kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara – cara yang digunakan untuk mengumpulkan data ”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara tes, tes merupakan serentetan pertanyaan ataupun latihan serta alat

lainnya yang digunakan untuk dapat mengukur keterampilan pengetahuan dan

intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh subjek. Tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes perbuatan, dengan cara pengamatan

atau observasi pada fase A-1 (baseline 1), fase B (intervensi), dan fase A-2

(baseline 2). Tes yang diberikan menggunakan dua macam tes yaitu tes untuk

mengukur kekuatan (otot) dan tes ketepatan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes Perbuatan

Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam

koordinasi motoric mata dan tangan pada aspek kekuatan dan ketepatan.

Adapun yang dilakukan dalam pemberian tes adalah sebagai berikut.

a. Melakukan pengumpulan data pada fase baseline – 1. Pengumpuln

data pada fase baseline dilakukan untuk mengetahui kemampua awal

koordinasi mata dan tangan pada aspek kekutan dan ketepatan dari

subjek. Fase ini dilakukan selama empat sesi dan setiap sesinya

dilakukan selama 35 menit.

b. Setelah mendapat angka – angka yang stabil pada fase baseline – 1,

peneliti melakukan intervensi agar dapat meningkatkan kemampuan

koordinasi mata dan tangan paa aspek kekuatan dan ketepatan dengan

menjalankan latihan memainkan alat music xilofon. Fase intervensi ini

dilakukan selama delapan sesi yang setiap sesinya dilakukan selama 35

menit.

c. Setelah melakukan intervensi fase baseline – 2 dilakukan agar dapat

mengetahui apakah intervensi yang telah diberikan memberikan

pengaruh positif pada kemampuan koordinasi mata dan tangan pada

(15)

dilakukan sebanyak empat sesi dan setiap sesinya dilakukan selama 35

menit.

Skoring dilakukan berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan

berdasarkan butir instrumen yang telah disusun. Setelah semua data

terkumpul, kemudian dijumlahkan. Jumlah tes perbuatan yang dilakukan

dengan benar dibagi jumlah skor keseluruhan dikalikan seratus (100%).

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan kegiatan dimana peneliti

menggunakan dokumen – dokumen untuk megumpulkan informasi mengenai

kemampuan koordinasi mata dan tangan pada aspek kekuatan dan ketepatan

dari subjek memalui hasil pemeriksaan.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian

untuk mengolah data yang didapat dari lapangan. Kegiatan ini merupakan

upaya yang dilakukan oleh peneliti agar data yang telah terkumpul

mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan atau jawaban dari suatu

permasalahan yang diteliti. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan pengukuran presentase. Persentase (%) yaitu dengan cara

menghitung jumlah tes perbuatan yang dikerjakan dengan benar dibagi jumlah

maksimum dikalikan seratus.

∑ =

x 100

Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis ke dalam statistic

deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tetntang hasil

intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut Sugiyono (2014,

hlm. 207) :

“ Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

(16)

Gambaran perubahan prilaku yang lebih jelas tentang kemampuan

koordinasi motoric mata dan tangan pada aspek kekuatan dan ketahanan dari

subjek yang pada awalya berupa angka – angka dapat lebih mudah diahami jika disajikan dalam bentuk grafik. “ Pada penelitian Subject Single Research, grafik memegang peranan yang utama dalam proses analisis ” ( Sunanto, 2006, hlm. 30). Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama yaitu :

a. Membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumulan data

yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan

b. Memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target

behavior yang akan membantu dalam proses penganalisa hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat.

Proses analisis dengan visual grafik dalam penellitian ini diharapkan dapat

lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan koordinasi motik mata

dan tangan pada aspek kekuatan dan ketepatan anak Cerebral Palsy tipe

spastik dengan memainkan alat music Xilofon.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan akhir dalam sebuah penelitian sebelum

menarik kesimpulan. Analisis data pada penelitian dengan subjek tunggal ini

menggunakan statistik deskriptif, yang disajikan dalam table dan grafik, grafik

yang digunakan yaitu grafik garis. Penggunaan tabel dan grafik diharapkan

dapat memperjelas dan mempermudah dalam memahami data hasil

kemampuan koordinasi mata dan tangan dalam aspek ketepatan dan kekuatan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data

tersebut adalah:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi A-1 (baseline 1),.

b. Menskor hasil penilaian pada kondisi B (intervensi).

c. Menskor hasil penilaian pada kondisi A-2 (baseline 2).

d. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

A-1 (baseline 1), kondisi B (intervensi) dan A-2 (baseline 2).

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi A-1 (baseline 1), skor B

(17)

f. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara

langsung perubahan yang terjadi dari ketiga tahap.

g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.

Komponen – komponen analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Analisis dalam kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi adalah menganalisis perubahan data

dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi,

sedangkan komponen yang akan di analisis meliputi :

1) Panjang kondisi (Condition length), adalah banyaknya data point

dalam kondisi yang menggambarkan banyaknya sesi pada setiap

kondisi (baseline dan intervensi)

2) Estimasi kecenderungan arah (Estimate of trend direction),

digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam

suatu kondisi. Terdapat dua carauntuk menentukan kecenderungan

arah grafik, yaitu dengan metode freehand dan metode split-middle.

Metode tangan bebas (freehand) adalah mengamati secara langsung

terhadap data point pada suatu kondisi kemudian menarik garis

lurus yang membagi data point menjadi dua bagian. Metode belah

tengah (dplit-middle) adalah meentukan kecenderungan arah grafik

berdasarkan median data pointnilai ordinatnya.

3) Kecenderungan stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat

homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data

dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data point yang

berbeda di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data point,

dikalikan 100%.

4) Jejak data (Data path), yaitu perubahan data satu ke data lain dalam

suatu kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu:

menaik, menurun, dan mendatar. Mnentukan kecenderungan jejak

data sama dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.

5) Rentang (Range), yaitu selisih nilai terendah dan nilai tertinggi pada

(18)

6) Perubahan level (Level change), mennjukkan besarnya perubahan

data dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara data

terakhir dan data pertama pada setiap fase.

b. Analisis antar kondisi

Analisis antar kondisi adalah perubahan data antar kondisi, misalnya

dari kondisi baseline ke kondisi intervensi. Komponen – komponen anlisis

antar kondisi meliputi :

1) Jumlah variabel yang diubah, sebaiknya difokuskan pada suatu

variabel terikat.

2) Perubhan kecenderungan dan efeknya, menunjukkan makna

perubahan target behavior yang disebabkan oleh inrevensi.

3) Perubahan stabilitas, menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari

serentetan data.

4) Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah

yang ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi

pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya

(intervensi)

5) Data overlap (tumpang tindih), yaitu terjadi data yang sama pada

pola kedua kondisi, baseline dengan intervensi. Hal ini

menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan

semakin banyak data yang tumpang tindih, semakin menguatkan

Gambar

Grafik 3.1            Desain A-B-A
Tabel 3.1 Tes untuk mengukur kekuatan otot
Tabel 3.2 Tes untuk mengukur ketepatan nada
Gambar 3.1  Twinkle Little Star
+4

Referensi

Dokumen terkait

Permata Ciranjang Cianjur sebelum diberi perlakuan atau treatment dengan.. permainan tradisional anjang-anjangan, dimana subjek AZ, WF, YF

tersebut, maka dilakukan tes kesukaran butir soal untuk instrumen tes. Karena bentuk tes dalam penelitian ini adalah uraian terbuka, maka. digunakan persamaan sebagai

Kemampuan operasi hitung subjek SA sebelum diberikan intervensi sudah bisa dikatakan cukup memahami operasi hitung penjumlahan, tetapi subjek SA mengalami kesulitan

diatonis anak tunagrahita ringan pada saat latihan angklung.. 2) Untuk mengetahui kondisi post-test pengetahuan tangga nada. diatonisanak tungrahita ringan setelah diberikan

Metode eksperimen dalam penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan dalam

Instrumen tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pretest (tes awal) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyusun kalimat tanya berbentuk W- Frage sebelum

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan di mana penelitian tidak menggunakan populasi dan sampel. Subjek dalam penelitian kualitatif ditentukan teknik sampling yang

Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu , pretest (tes awal) untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa sebelum mengunakan metode Quantum