• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan industry Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan industry Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2009-2013"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

Menurut Pandji dan Piji (2003:6) “Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi”. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjebatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai investor dengan pinjaman dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Para modal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.

2.1.2 Pengertian Saham

Menurut Fatma (2006:59) “saham adalah sebagai penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Pada sisi lain saham adalah instrumen investasi yang paling banyak dipilih oleh investor Karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

(2)

Investasi dengan membeli saham dari suatu perusahaan, berarti para investor dan calon investor telah menginvestasikan sebagian dari dananya dengan harapan para investor dan calon investor mendapatkan keuntungan dari penjualan kembali saham tersebut. Sifat dasar dari investasi adalah memberikan peran untuk para investor atau calon investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak atas penghasilan perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan telah dipenuhi. Saham dapat digunakan untuk mencapai tujuan investasi. 2.1.3 Karaktersitik Yuridis Pemegang Saham

karaktersitik yuridis yang dimiliki oleh para pemilik saham antara lain:

a. Resiko terbatas (limited risk), dimana para pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam perusahaan.

b. Pengendalian utama (ultimate control), dimna pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arahan dan tujuan perusahaan. c. Klaim sisa (residual claim), dimana pemegang saham merupakan

(3)

2.1.4 Jenis-Jenis Saham

Dalam transaksi jual-beli saham di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang paling banyk diperdagangkan. Menurut Simatupang (2010:25) ada beberapa yang membedakan jenis-jenis saham antara lain : a. Berdasarkan Cara Peralihan

Berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu :

1) Saham Atas Nama (Registered Stock)

Saham atas nama dimana nama pemilik saham tertera diatas saham tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan.

2) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera diatas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai pemilik saham, dengan demikian barang siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu maka ia dapat dikatakan pemilik dari saham tersebut kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihannya. Jenis saham atas unjuk tidak diperdagangkan dipasar modal Indonesia saat ini. b. Berdasarkan Hak Tagih/Manfaat Saham

1) Saham Biasa (Common Stock)

Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan. Menurut Jogiyanto (2003:73) sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu :

a. Hak Kontrol

Pemegang saham biasanya mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk pemilihan suara dalam pemilihan dewan direksi

(4)

Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Laba yang didapat perusahaan pada dasarnya tidak semua dibagikan, sebagain laba akan ditanamkan kembali pada perusahaan. Laba yang ditahan (retained earning) merupakan sumber dana internal perusahaan. Laba yang tidak ditahan akan dibagikan dalam bentuk deviden. Tidak semua perusahaan akan membagikan deviden. Keputusan perusahaan membayar deviden atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan devidennya(dividend policy).

c. Hak Preemptive

Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan prestasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan kedua adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

2) Saham Preferen (Preferen Stock)

(5)

tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu saham preferen mempunyai karakteristik diantara saham biasa dan obligasi antara lain : Jenis saham preferen menurut Simatupang (2010:37) antara lain :

a. Convertible Prefered Stock

Convertible Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang pada suatu waktu tertentu dapat ditukarkan menjadi saham biasa dengan tingkat resiko penukaran ditentukan besarnya dan syarat lainnya pada saat saham preferen diterbitkan. b. Callable Prefered Stock

Callable Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu.

c. Adjustable-Rate Prefered Stock

Adjustable-Rate Prefered Stock adalah jenis saham preferen yang menetapkan sistem pembayaran deviden tidak selalu tetap, dan besar kecilnya deviden yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu.

2.1.5 Keuntungan dan Resiko Investasi Saham a. Keuntungan Investasi Saham

Sesuai dengan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa saham adalah salah satu jenis investasi yang ada di pasar modal. Sebagai produk investasi saham memberikan manfaat atau keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu keuntungan dari investasi saham yang akan diperoleh investor adalah :

1) Deviden

(6)

seluruh deviden yang dihasilkan oleh perusahaan harus mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang mendapat deviden adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan kepada investor adalah deviden tunai (Cash Dividend) , deviden saham (Stock Devidend).

2) Capital Gain

Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas dipasar sekunder.

Pada umumnya capital gain berorientasi pada jangka pendek. Para investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari capital gain biasanya akan membeli saham pada pagi hari dan kemudian

akan menjualnya pada siang hari.

Disamping dari dua keuntungan diatas para pemegang saham juga bisa mendapatkan saham bonus (jika ada). Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada investor yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

b. Risiko Investasi Saham

(7)

investasinya tersebut saham juga memiliki potensi resiko yang tinggi. Berikut ini adalah risiko yang akan diterima para pemegang saham dalam investasi saham adalah :

1) Tidak Medapat Deviden

Saham dibagikan kepada para investor apabila perusahaan tersebut dalam operasinya mengalami keuntungan. Apabila perusahaan mengalami kerugian dalam opersai usahanya maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor. Dengan demikian keuntungan para pemegang saham untuk medapatkan deviden dientukan oeh kinerja perusahaan.

2) Capital Loss

Dalam aktivitas perdagangan saham para investor tidak akan selalu mendapatkan capital gain atas saham yang dijualnya. Apabila para investor menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli maka investor akan mengalami capital loss. 3) Perusahaaan Bangkrut atau Likuidasi

Jika sebuah perusahaan bangkrut maka akan berdampak seacara langsung terhadap saham tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek jika sebuah perusahaan bangkrut atau likuidasi maka secara otomatis perusahaan tersebut akan dikeluarakn dari bursa (delisting).

(8)

Saham perusahaan yang akan dikeluarkan (delist) dari bursa adalah perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk. Perusahaan yang di delist dari bursa adalah perusahaan yang mengalami kerugian akibat dari penurunan penjualan saham, di lain sisi perusahaan juga di delist dari bursa karena perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor akibat dari kerugian perusahaan.

5) Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)

Resiko yang dapat menggangu investor untuk melakukan investasinya adalah jika suatu saham di suspend atau dihentikan perdagangannya oleh bursa efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat (satu atau

dua sesi perdagangan atau pun beberapa hari perdagangan). Hal suspensi dilakukan oleh bursa efek jika suatu saham mengalami

lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan di pailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi yang mengharuskan bursa menghentikan perdagangan saham tersebut sementara. Jika sudah didapatkan informasi yang jelas dari perusahaan maka status suspend atas saham tersebut akan dicabut oleh bursa dan saham

dapat diperdagangkan kembali seperti semula. 2.1.6 Harga Saham

(9)

beredar (outstading securities). Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan para pemegang saham suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut . Banyaknya saham yang dimilik para pemegang saham sesuai dengan besarnya penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Menurut Simatupang (2000:13) harga saham dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : a. Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana adalah harga pada waktu saham dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (Underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten akan dijual kepada masyarakat.

c. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek. Transaksi disini tidak melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga saham yang diterbitkan setiap hari di surat kabar atau media masa adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan (Closing Price)

aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

2.1.7 Penilaian Harga Saham

Menurut Sunariyah (2006:168) ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham. Pendekatan yang umum digunakan dalam menilai harga saham adalah :

a. Analisa Teknikal

(10)

upaya yang harus dilakukan para investor untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Indikator yang digunakan para investor dalam pengambilan keputusan untuk menjual saham tersebut dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah moving average, short interest ratio, dan volume perdagangan, sedangkan analisa grafik diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai hal seperti key reserval, head and shoulders, dan sebagainya.

b. Analisa Fundamental

Menurut Husnan (2001:315) ” analisa fundamental adalah mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”. Analisa fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi nilai suatu saham. Indikator yang umum digunakan dalam analisa fundamental adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), dan data keuangan lainnya seabagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.

2.1.8 Faktor –faktor yang mempengaruhi harga saham

Harga saham yang ada di pasar modal selalu mengalami perubahan (fluktuatif) karena adanya perubahan harga dari saham tersebut akan menimbulkan kenaikan harga maupun penurun. Oleh karena itu faktor yang menyebabkan harga seham tersebut naik atau pun turun adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga saham adaah :

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

(11)

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan penggantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.

5) Pengumuman investasi (investment announcements) seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements) seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan , dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah tahun fiskal, earning per share (EPS), devidend per share (DPS), price earning ratio (PER), net profi margin (NPM), return on Asset (ROA), dan lain-lain.

b. Faktor Eksternal

Menurut Alwi (2003:87) yang mempengaruhi faktor internal harga saham adaah :

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hokum (legal announcements) seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements) seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

4) Gejoak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu Negara.

5) Berbagai isu bank dari dalam dan luar negeri.

2.1.9 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2007:64) “Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial”. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan

(12)

atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Menurut Harahap (2011:301), penggolongan rasio terdiri dari :

a. Rasio Likuiditas b. Rasio Solvabilitas

c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas d. Rasio Laverage

e. Rasio Aktivitas f. Rasio Pertumbuhan

g. Rasio Penilaian Pasar (Market Based) h. Rasio Produktivitas

Rasio keuangan digunakan untuk melihat suatu perusahaan yang akan memberikan gambaran tentang perusahaan dan prediksi perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Jadi dapat dipahami bahwa rasio keuangan memberikan pengukuran yang relatif pada kondisi perusahaan. Dengan adanya kinerja keuangan dapat melihat kondisi kesehatan perusahaan.

2.1.10 Kinerja Keuangan

(13)

keuangan adalah refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan yaitu keberhasilan yang dicapai atas berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan”. Sedangkan menurut Sucipto (2003) “kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam meghasilkan laba”. Kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.1.11 Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan malakukan perbaikan pada kegiatan operasional perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Kinerja keuangan dapat di nilai dengan beberapa alat analisis. Analisis yang digunakan menurut Jumingan (2006:242) adalah :

1. Analisis perbandingan Laporan Keuangan

Teknik analisis dengan menggunakan ini adalah membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah mau pun dalam persentase.

2. Analisis Trend

Teknik analisis ini mengetahui keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis Persentase Per komponen (common size)

Teknik analisis ini untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber Pengguaan Modal Kerja

Teknik analisis ini untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang ditentukan. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Teknik analisis ini untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

(14)

Teknik analisis ini untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maaupun laporan laba rugi baik secara individu mau pun simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor

Teknik analisis ini untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

8. Analisis Break Even

Teknik analisis ini untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Dengan adanya kinerja keuangan pada suatu perusahaan maka dapat melihat kondisi kesehatan perusahaan. Oleh karena itu rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Return On Asset (ROA)

Menurut Harahap (2011:305) menyatakan bahwa return on asset merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Rasio ini semakin besar semakin baik. Salah satu yang hal yang penting untuk melihat prospek dari suatu perusahaan dimasa yang akan datang dapat dilihat dari return on asset. Apabila rasio return on asset dari suatu perusahaan mengalami

kenaikan maka kinerja perusahaan dianggap baik dan akan meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut secara otomatis harga saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila rasio return on asset suatu perusahaan mengalami penurunan maka peusahaan

(15)

tersebut. Untuk melihat besarnya rasio return on asset dari suatu perusahaan dapat digunakan rumus sebagai berikut:

��� = ���� �����ℎ

����� ������

2. Earning Per Share (EPS)

Menurut Samsul (2006:167) mengemukakan bahwa semakin tinggi earning per share dari suatu perusahaan maka prospek perusahaan

baik sementara sebaliknya jika eraning per share dari suatu perusahaan rendah maka prospek perusahaan akan kurang baik. Cara yang digunakan untuk menegtahui prospek earning per share adalah :

a. Menghitung rata-rata earning per share beberapa tahun yang

lalu.

b. Eraning per share tahun berjalan sama dengan earning per share tahun depan.

c. Earning per share beberapa bulan dalam tahun berjalan dikonversi menjadi satu tahun.

(16)

dengan earning per share (EPS) yang besar karena hal tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden dari investasi yang ditanamkan pada suatu perusahaan. Apabila EPS sebuah perusahaan tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai kinerja perusahaan yang baik, maka laba yang dimiliki dari perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor akan semakin tinggi dan sebaliknya perusahaan yang memiliki EPS yang rendah maka kinerja dari perusahaan tersebut buruk, maka laba yang dimiliki perusahaan tersebut yang akan dibagikan kepada investor juga akan semakin kecil. Untuk mengetahui besar-kecilnya keuntungan yang akan diterima pemegang saham dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut :

��� = �����ℎ ��ℎ�� ����������� �����ℎ

Jika pada perusahaan tersebut memiliki saham prefern maka rumus yang digunakan adalah :

���= ���� �����ℎ − ������� ��ℎ�� ��������

�����ℎ ��ℎ�� ����� �������

3. Devidend Per Share (DPS)

(17)

saham. Dividend per share digunakan untuk mengukur jumlah rupiah yang akan diberikan kepada investor dari keuntungan setiap lembar saham yang dimiliki investor. Dividend per share yang akan dibagikan kepada setiap investor atas saham yang dimiliki dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut :

��� = ������� ���� ����������

�����ℎ ��ℎ�� �������

Perusahaan yang dividend per share lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya yakni hasilnya berupa deviden. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga perlu bahwa perusahaan juga perlu memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan deviden yang berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai devidend dan untuk digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan. Signaliling theory menyebutkan bahwa kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan devidend dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan saham. Tetapi ada pendapat yang lain yang menyatakan bahwa deviden itu akan mengalami kenaikan/penurunan bukan karena kenaikan/penurunan harga saham tetapi kenaikan/penurunan dividen saham itu bisa disebabkan oleh prospek perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan harga saham perusahaan sebagaimana diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.1

(18)

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

- Ukuran Perusahaan

Secara parsial variabel CR, DER, ROA, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham sedangkan secara simultan CR, ROA, DER, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga saham

- Price Earning Ratio (PER)

- Tingkat Suku Bunga

-Harga Saham

Secara Parsial ROE dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan DPR , PER, dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sementara ROE, EPS, DPR, dan PER berperpengaruh secara simultan terhadap harga saham..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Resiko Kurs secara parsial maupun simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham.

4 Meythi, 2013 - Current Ratio (CR) - Earning Per Share

(EPS)

- Harga Saham

Secara Parsial CR dan EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel CR dan EPS secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

- Dividend Yield - Harga Saham

(19)

6 Hutami, 2012 - Dividen Per Share

Dividend Per Share (DPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham baik parsial maupun simultan.

7 Saparuddin, 2011

- Earning per Share (EPS)

- Devidend Per Share (DPS)

- Harga Saham

Secara Parsial Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif harga saham sementara Devidend Per Share (DPS) berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan Eraning Per Share (EPS) dan Devidend per Share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap harga saham.

8 Zulliarni, 2012 - Return On Asset (ROA)

- Price Eraning Ratio (PER)

- Dividend Payout Ratio (DPR)

- Harga Saham

Secara parsial Return On Asset (ROA), Price Eraning Ratio (PER), terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sementara secara simultan ROA, PER, dan DPR berpengaruh secara simultan. 9 Hartini, 2012 - Earning Per Share

(EPS)

- Harga Saham

Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh terhadap harga saham.

10 Bachtiar, 2012 - Earning Per Share (EPS)

- Price Eraning Ratio (PER)

(20)

Price Equity Ratio (PER), dan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel penlitian yaitu variabel independen (Return On Asset, Earning Per Share, dan Devidend Per Share) dengan variabel dependen (Harga

Saham). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan hubungan teori dengan faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Return On Asset (ROA)

X1

Earning Per share (EPS)

X2

Harga

Saham

(Y) Devidend Per Share (DPS)

(21)

Kerangka-kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan variabel dependen yaitu :

1. Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset. Rasio Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham, rasio ini semakin

tinggi berate semakin baik karena perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik investor terhadap perusahaan akan semakin meningkat. Peningkatan daya tarik tersebut disebabkan oleh keuntungan (return) yang diberikan perusahaan kepada para investor.

2. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keutungan (returni) yang diperoleh investor atau pemegang saham. Para investor atau pemegang saham sangat tertarik pada EPS, karena hal ini meruapakan gambaran dari jumlah rupiah yang diperoleh dari setiap lembar saham dan gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila EPS yang dibagikan kepada investor tinggi maka menandakan perusahaan dapat memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. Dengan demikian EPS merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai keuntungan.

(22)

saham suatu perusahaan. Perusahaan yang bisa membagikan devidennya secara besar akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan dan sebaliknya perusahaan yang tidak membagikan deviden harga sahamnya akan menurun. DPS merupakan salah satu yang digunakan investor dalam menentukan harga saham suatu perusahaan, karena semakin besar deviden semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dan akan mempengaruhi harga saham.

2.4 Hipotesis

Menurut Erlina (2011:42) hipotesis adalah propoisi yang dirumuskan dengan maksud untuk tujuan empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau kostruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis mrupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH.. KOTA

PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN ANGGARAN 2011.. NO N A M A NILAI ( Rp )

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Sembilan bulan September tahun Dua ribu enam belas , kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja ULPD Kementerian

Dari penelitian ini dihasilkan beberapa hal yang baru, hasil pengujian benda uji dengan penambahan bahan tambah ban bekas sebagai pengganti agregat kasar berdasarkan spec

ALUR PELAYARAN DAN PERAIRAN PELABUHAN (Studi Kasus Teluk

Analisis Kandungan dan Uji Antimikroba Minyak Atsiri Rimpang Jahe (Zingiber officinale) dan Kunyit (Curcuma domestica) yang Diekstraksi Menggunakan Metode

[r]

melalui penggunaan model atau metode pembelajaran dari hasil LK 1.3 Produk dari LK ini adalah hasil telaah RPP yang telah Anda bawa, dan RPP sesuai karakteristik dan