• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Ilokusi Dalam Dialog Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Karya Buya Hamka Kajian Pragmatik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tindak Tutur Ilokusi Dalam Dialog Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Karya Buya Hamka Kajian Pragmatik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam

kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

informasi, membuat permintaan, menyampaikan peringatan, mengungkapkan kebahagiaan

maupun sebaliknya, memberikan nasihat, dan sebagainya. Sebagai alat komunikasi bahasa

digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain, atau dari

pembaca kepada pendengar, dan dari penulis kepada pembaca, manusia berinteraksi

menyampaikan informasi kepada sesamanya. Selain itu, orang dapat mengemukakan ide-idenya,

baik secara lisan maupun secara tulis atau gambar.

Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi (fungsi emotif).

Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan

hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu

menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini, pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si

penutur sedih, marah atau gembira (Chaer, 2004 : 15). Dilihat dari segi pmitra tutur maka bahasa

itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Dalam hal ini, bahasa itu tidak

hanya membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan sesuai dengan yang

diinginkan oleh si pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan

(2)

Jika dikaitkan antara penutur dan mitra tutur akan terbentuk suatu tindak tutur dan peristiwa

tutur. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang

terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut merupakan isi pembicaraan.

Tindak tutur merupakan tindakan yang sekaligus juga tuturan yang mengandung makna

tindakan. Teori tindak tutur berkembang dan dimajukan oleh J.L. Austin. Wijana dan Rohmadi

(2011:28) menjelaskan salah satu jenis dari tindak tutur adalah tindak tutur langsung dan tidak

langsung. Secara analitis, tindak tutur dapat dipisahkan tiga macam tindak tutur yang terjadi

secara serentak, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Tindak

tutur lokusi mengaitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam suatu ungkapan, serupa

dengan hubungan ‘pokok’ dengan ‘predikat’ atau ‘topik’ dan penjelasan sintaksis (Saerle dalam

Lubis, 1991:58). Tindak tutur ilokusi adalah pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji,

pertanyaan, dan sebagainya. Tindak tutur perlokusi adalah pengaruh yang dihasilkan pada

pendengar karena pengujaran kalimat dan pengaruh itu berkaitan dengan situasi pengujaran

(Austin dalam Lubis, 1991:60).

Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan daya tuturan.

Tindak tutur ilokusi tidak mudah diidentifikasikan, karena sangat berkaitan dengan siapa

penuturnya dan kepada siapa ia bertutur lalu kapan dan di mana tindak tutur itu dilakukan, dan

sebagainya. Tindak tutur ilokusi merupakan bagian yang penting dalam memahami tindak tutur

(Wijana, 2011:24). Tindak tutur ilokusi juga disebut sebagai the act of doing something.

Tindakan ini mengandung makna yang berhubungan dengan fungsi sosial. Berikut merupakan

contoh tuturan dengan fungsi sosial.

Bentuk tuturan :

(3)

Analisis tuturan:

Jika kalimat ini dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur yang merupakan tuan rumah dari

rumah yang ia kunjungi, berarti tuturan ini tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan

informasi saja namun juga memiliki maksud menyuruh agar mitra tutur memberikan ia sesuatu

yang dapat dimakan dan mengisi perutnya yang kosong sehingga tidak merasakan lapar lagi.

Film merupakan hasil karya yang didedikasikan untuk masyarakat karena adanya

kebutuhan untuk menyatakan sesuatu yang berwujud seni. Dalam hal ini, penelitian yang

dilakukan mengarah pada karya seni film yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.

Film ini di sutradarai oleh Sunil Soraya dan diproduseri oleh Ram Soraya yang bercerita tentang

percintaan seorang gadis Minang dan pemuda perantauan yang tidak direstui oleh keluarga

Hayati. Film Tenggelamnya kapal Van Der Wijk dirilis pada tahun 2013 sebagai pengobat rindu

bagi penggemar karya Buya Hamka. Film yang diproduksi oleh Soraya Intercine Films itu dinilai

cukup mampu mewujudkan imajinasi pembaca novel, dalam bentuk nyata.

Alasan utama penulis menjadikan film ini sebagai objek penelitian karena dalam dialog film

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk terdapat tindak tutur ilokusi yang akan dikaji melalui kajian

ilmu pragmatik, selain itu mengapa penulis memilih mengkaji filmnya dibandingkan novelnya

karena di dalam film lebih terlihat konteksnya mulai dari latar, tokoh/perwatakan, konflik bahkan

ekspresi para pemainnya sehingga mempermudah peneliti dalam mengkaji makna pragmatiks

dari tindak tutur ilokusi. Penulis juga sangat tertarik dengan film ini untuk dijadikan objek

penelitian karena kisah-kisah dalam film ini berlatar belakang adat istiadat yang sangat kental,

hal itu dapat dilihat dari dialog film yang menggunakan bahasa Minang dan bahasa Makassar.

(4)

Para tokoh dalam film melakukan interaksi dalam sebuah komunikasi yang tertuang dalam

sebuah dialog. Dialog adalah percakapan atau pembicaraan antara dua pihak seperti terdapat

pada obrolan pembicaraan dalam telepon, wawancara, teks drama, dan sebagainya (Darma,

2009:26). Dialog sangat berkaitan erat dengan tuturan yang mengacu pada tindak tutur kajian

pragmatik. Leech (dalam Nadar 2009:6) menyatakan konteks terpenting dalam pragmatik adalah

latar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam membuat

interpretasi mengenai apa yang dimaksud oleh penutur ketika membuat tuturan. Pengetahuan

mengenai dunia merupakan bagian dari konteks dan pragmatik mencakup bagaimana cara

pemakai bahasa menerapkan pengetahuan dunia untuk menginterperetasikan tuturan (Tarigan,

2009:31). Hal tersebut dapat dilihat dari salah satu tuturan antara tokoh Zainuddin dengan Hayati

yang terdapat dalam kutipan dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk sebagai berikut :

Bentuk tuturan:

Hayati : Mengapa sudah empat hari engku tak terlihat ?

Zainuddin : Saya malu Hayati, saya takut. (06/TKVDW)

Analisis tuturan:

Dari tuturan di atas penutur menyatakan rasa takutnya kepada mitra tutur saat ditanyakan

mengapa ia tidak terlihat selama empat hari dalam contoh data yang dituturkan oleh Zainuddin

“saya malu Hayati,saya takut”. Dari tindak tutur ilokusi di atas dapat dilihat pada kutipan “saya

malu Hayati, saya takut.” dapat digolongkan ke dalam tindak tutur ekspresif.

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti dialog-dialog dalam film Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijk yang difokuskan pada tindak tutur ilokusi, yaitu dengan menggunakan ilmu kajian

pragmatik sebagai ilmu untuk meneliti maksud tuturan yang dikaitkan dengan konteks. Dalam

(5)

terdapat dialog di dalamnya. Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu meneliti dialog maka

peneliti mengambil sumber data adegan yang memiliki dialog saja. Adegan yang memiliki dialog

dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berjumlah 59 adegan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka masalah yang akan dibicarakan

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah deskripsi makna pragmatis dari tindak tutur ilokusi yang terjadi dalam

dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Buya Hamka ?

b. Bagaimanakah bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal

Van Der Wijk karya Buya Hamka ?

1.3Batasan Masalah

Setiap penelitian harus dibatasi semua data yang ada di dalam film, dengan tujuan supaya

penelitian tersebut lebih terarah dan tidak terlalu luas sehingga dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh bentuk makna pragmatis dari tindak tutur

ilokusi dan bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der

Wijk dengan menggunakan pendekatan ilmu pragmatik. Adegan yang terdapat dalam film

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk sangat banyak, yakni terdiri atas 300 adegan namun tidak

semua dari adegan tersebut memiliki dialog. Adegan yang memiliki dialog di dalamnya

berjumlah 59 adegan. Peneliti mengambil 20 adegan yang mengandung dialog untuk dijadikan

sebagai data penelitian yaitu adegan-adegan pokok yang menggambarkan alur dari film

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan makna pragmatis dari tindak tutur ilokusi yang diujarkan oleh para

tokoh dalam dialog film Tenggelamnya Kapal Van DerWijk karya Buya Hamka.

b. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam dialog film

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Buya Hamka.

1.5 Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dikatakan berhasil apabila bermanfaat bagi peneliti, ilmu pengetahuan,

dan masyarakat. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat baik

secara teoretis maupun praktis.

1.5.1 Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan teori-teori dan

penerapannya tentang kajian pragmatik terutama dalam dialog (percakapan) pada film.

b. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian sejenis pada objek

kajian lainnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai tambahan

wawasan tentang analisis tindak tutur ilokusi kepada mahasiswa khususnya Program Studi

Bahasa dan Sastra Indonesia serta dapat bermanfaat dalam mata kuliah pragmatik selain itu dapat

menambah wawasan pembaca dan peneliti tentang realitas sosial yang digambarkan di dalam

Referensi

Dokumen terkait

tanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undnag- undnag nomor 5 tahun 1960

Dongeng sangat efektif digunakan sebagai sarana untuk memberikan masukan atau nasehat kepada anak, terkait dengan pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk

(6) Perubahan terhadap isi dan rincian dalam DIPA Dekon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Sekretaris Jenderal sebagai bahan untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata kelola anggaran desa yang bersumber APBN dalam rangka mewujudkan pembangunan masyarakat pinggiran berbasis

LULUS DI PRODI D4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN & JEMBATAN (10013) = 28 UJIAN MASUK POLITEKNIK NEGERI MEDAN GEL.. LULUS DI PRODI D4 MANAGEMEN KONSTRUKSI (10014) = 27 UJIAN

anak-anak mereka. Untuk itu, penyusunan Kamus Dwibahasa Bahasa Alune-Indonesia ini diharapkan bermanfaat bagi upaya pelestarian bahasa daerah yang merupakan salah satu

Pada penelitian tugas akhir ini, akan dilakukan pembuatan Robot Berkaki yang dapat bereaksi terhadap Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroller AVR ATMega16a. Sebagai tahap

yang berbeda dapat digunakan untuk media tumbuh dari jaringan tanaman yang.. berbeda pula (Hendaryono dan