• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Suren (Toona sureni Bl Merr) Terhadap Fungsi Hati dan Nilai Darah (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Karbon Tetraklorida (CCl4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Suren (Toona sureni Bl Merr) Terhadap Fungsi Hati dan Nilai Darah (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Karbon Tetraklorida (CCl4)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Suren (Toona sureni)

Suren yang memiliki nama daerah surian dan surian amba dari suku Meliaceae

dan bangsa Sapindales memiliki ciri-ciri: tumbuh dengan tinggi 35 sampai 40 m

dengan diameter hingga mencapai 100 cm, berbanir, permukaan kayu biasanya

pecah-pecah dan berserpihan, keputihan, coklat keabu-abuan atau coklat muda

dengan aroma kuat ketika ditebang. Daun rata, biasanya berbulu pada tulang daun

bagian bawa bunganya berbulu. Persebaran tanaman ini mulai dari Nepal, India,

Bhutan, Burma (Myanmar) dan Indonesia. Suren tumbuh baik di dataran rendah

hingga ketinggian 2.000 m dpl (Setiawati et al., 2008).

Gambar 2.1 : Toona sureni Blume Merr

Suren biasanya digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan, kayu

suren digunakan untuk bahan bangunan dan pembuatan meubel karena kayu suren

merupakan kayu yang berkualitas tinggi, dalam kesehatan masyarakat juga

mengunakannya sebagai obat diare, disentri, usus, dan pembengkakan ginjal.

(Djaman, 2003).

2.1.2. Senyawa Aktif Suren

Daun suren punya aktivitas antioksidatif yang cukup baik bila dibandingkan asam

(2)

adalah alkaloid, flavonoid, senyawa fenol, steroid dan terpenoid. Kandungan

senyawa polar pada daun suren relatif lebih banyak dibandingkan senyawa non

polar.

Tabel 2.1.2. Hasil uji aktifitas antioksidan ekstrak metanol, etil asetat, dan heksan, dengan metode penangkapan radikal DPPH (Yuhernita , 2011).

No Larutan Inhibisi (%)

1 Ekstrak metanol 92,86

2 Ekstrak etil asetat 79,18

3 Ekstrak heksan 22,45

4 Vitamin C 93,88

Berdasarkan penelusuran literatur dapat disimpulkan bahwa daun suren

dan daun tanaman dari spesies lain dari genus yang sama dalam famili Meliaceae

mengandung senyawa-senyawa kimia yang bersifat bioaktif, termasuk diantaranya

senyawa karotenoid, steroid, fenolik, dan minyak atsiri tetapi tidak

membahayakan kesehatan karena dimanfaatkan juga sebagai bahan penyedap

makanan. Fakta ini memperlihatkan kemungkinan daun suren sebagai sumber

antioksidan alami aman bagi kesehatan manusia (Antira, 2013).

2.2. Hati

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di bagian atas dalam

rongga abdomen disebelah kanan dibawah diafragma. Hati secara luas dilindungi

oleh iga-iga. Hati berfungsi untuk metabolisme tubuh, khususnya pengaruh atas

makanan dan darah. Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh yaitu

sebagai pengantara metabolisme yang mengubah zat makanan yang diabsorpsi

dari usus dan disimpan disuatu tempat didalam tubuh untuk pemakaiannya di

dalam jaringan (Pearce, 1999).

Pada keadaan abnormal atau aktivitas berlebihan suatu enzim dapat

menimbulkan penyakit. Analisis enzim dalam serum dapat digunakan untuk

diagnosis penyakit, seperti infarkus otot jantung, prostat, hepatitis, dan lain-lain.

Ditemukannya suatu enzim dalam darah dengan berlebihan seringkali

menunjukkan adanya kerusakan sel di dalam organ yang sakit. Penyakit tertentu

seperti hepatitis terinfeksi menyebabkan jaringan hati mengalami kerusakan akibat infeksi, sehingga terjadi pelepasan enzim hati ke dalam darah (Yazid &

(3)

Sel hati atau hepatosit mengandung berbagai enzim, beberapa diantaranya

penting untuk diagnostik kerusakan hati karena enzim tersebut dialirkan ke

pembuluh darah. Aktivitasnya dapat diukur sehingga dapat menunjukan adanya

penyakit hati. Enzim hati yang dapat dijadikan pertanda kerusakan hati antara lain

aminotransferase (transaminase) dan Alkalin Fosfatase (ALP) (Sari, 2008).

Fungsi hati sebagai organ keseluruhannya diantaranya ialah:

a. ikut mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, karena semua cairan dan

garam akan melewati hati sebelum kejaringan ekstra seluler lainnya

b. hati bersifat sebagai spons akan ikut mengatur volume darah, misalnya pada

kegagalan faal jantung kanan (dekompensasio kordis) maka hati akan

membesar

c. sebagai alat saringan (filter), semua makanan, dan berbagai macam substansia

yang telah diserap oleh usus halus masuk ke hati untuk diolah dan kemudian

akan dialirkan keseluruh organ dalam tubuh kita melalui sitem portal (Hadi,

2000).

Tabel 2.2. Kadar normal SGPT, SGOT, jumlah eritrosit dan kadar Hb pada tikus (Mitruka, 1981 dan Loeb 1989 dalam Kusumawati, 2004).

No Indikator Nilai

1 SGPT (IU/L) 17,5-30,2

2 SGOT (IU/L) 45,7-80,8

3 Eritrosit (X106/mm3) 5,00-12,00

4 Hemoglobin (g/dL) 11,1-18,0

Golongan enzim aminotransferase adalah Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT).

Peningkatan kadar enzim-enzim ini mencerminkan adanya kerusakan sel-sel hati.

Tubuh tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidatif yang berlebihan,

sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih tubuh membutuhkan antioksidan

eksogen (Rohdiana, 2001).

2.3. Karbon tetraklorida

Karbon tetraklorida banyak digunakan sebagai pelarut dalam proses industri.

Karbon tetraklorida merusak hampir semua sel tubuh, termasuk sistem saraf pusat,

hati, ginjal, dan pembuluh darah (Sartono, 2002). Tanda dan gejala kerusakan hati

oleh CCl4 kemungkinan terlihat setelah beberapa jam sampai 2-3 hari. Sifat CCl4

(4)

pemaparan akut maupun kronis sering digunakan untuk mempelajari toksisitas

pada hewan coba (Goodman & Gillman, 2001).

Proses konversi CCl4 menjadi CCl3 dapat digambarkan sebagai berikut:

CCl4 + e → CCl3 + Cl- (Kumar et al., 2005 dalam Persada, 2009). Setelah masuk

ke dalam hati karbon tetraklorida (CCl4) diaktivasi oleh enzim sitokrom P450,

(enzim fase I metabolisme xenobiotik hati) menjadi radikal karbon triklorida

(CCl3˙) dan selanjutnya CCl3 yang terbentuk dapat bereaksi dengan oksigen

membentuk karbon trikloro dioksida (CCl302˙) yang merupakan pencetus utama

peroksidasi lemak (Murray et al., 2003; Hodgson & Levi, 2000 dalam Persada

2009).

2.4. Radikal bebas

Radikal bebas dan radikal yang berasal dari oksigen (reactive oxygen) dianggap

sangat berbahaya bagi tubuh. Keduanya merupakan senyawa yang sangat reaktif

dan terdiri dari satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, yang membuatnya

tidak stabil. Radikal bebas dihasilkan dari putusnya ikatan kovalen, ataupun

melalui penerimaan atau kehilangan satu elektron tunggal. (Barasi et al., 2007).

Peroksidasi lipid adalah suatu reaksi berantai yang menghasilkan radikal

bebas secara terus menerus dan peroksidasi lebih lanjut. Proses keseluruhan dapat

dilihat sebagai berikut:

1. Inisiasi:

ROOH +Logam (n)+ ROO*+Logam(n-1)+ H +

X*+ RHR* + XH

2. Propagasi:

R* + O2ROO*

ROO* + RH ROOH + R*, dst

3. Terminasi

ROO* + ROO*ROOR + O2

ROO* + R*ROOR

(5)

Karena prekursor molekular untuk proses inisiasi umumnya adalah produk

hidroperoksida ROOH, peroksidasi lipid adalah suatu reaksi berantai yang

berpotensi merugikan (Murray et al, 2009).

Contoh radikal bebas antara lain radikal Hidrogen (H*), radikal hidroksil

(OH*, merupakan radikal bebas dengan sifat oksidator terkuat), radikal

superoksida (O2*), dan nitrat oksida (NO*). Radikal bebas dapat menjadi stabil

dengan cara bergabung dengan radikal bebas lain, memindahkan satu elektron dan

nonradikal, sehingga senyawa ini menjadi donor dengan satu elektron yang tidak

berpasangan, menyumbangkan satu elektron kepada nonradikal, sehingga

senyawa penerima ini menjadi radikal bebas (Barasi et al., 2007).

2.5. Eritrosit (Sel darah merah)

Eritrosit adalah salah satu komponen seluler darah yang paling banyak diantara

sel-sel darah merah. Eritrosit tidak memiliki inti sel, mitokondria, atau ribosom,

tidak dapat bereproduksi atau melakukan fosforilasi oksidatif sel atau sintesis

protein. Eritrosit mengandung protein hemoglobin, yang menempati sebagian

besar ruang intrasel eritrosit. Konsentrasi hemoglobin dalam sampel darah (gram

per 100 mL) biasanya kira-kira sepertiga hematokrit (Elizabeth dan Corwin,

2008).

Eritrosit mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan juga karbon

dioksida ke paru-paru. Pengangkutan oksigen terjadi melalui penggabungan

dengan hemoglobin, suatu molekul yang mengandung besi fero (besi bervalensi

dua) (Mary et al., 2009). Fungsi utama eritrosit yaitu menyalurkan oksigen

kejaringan dan membantu membuang karbon dioksida dan proton yang dibentuk

oleh metabolisme jaringan. Sel darah merah juga merupakan suatu membran yang

membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein

intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria,

lisosom, atau aparatus golgi (Murray et al., 2009).

Sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru kejaringan dan juga

karbon dioksida ke paru-paru. Pengangkutan oksigen terjadi melalui

penggabungan dengan hemoglobin, suatu molekul yang mengandung besi fero

(besi bervalensi dua). Oleh karena itu, besi merupakan komponen kritikal dalam

(6)

hemoglobin 15% dalam sumsum tulang, tempat eritrosit. Sisanya disimpan

sebagai feritin dihati, sumsum tulang, dan limpa. Besi juga terdapat dalam enzim

fungsional (seperti sitokrom) dalam sel, terdapat pada mioglobin dalam otot

(suatu pigmen dengan afinitas yang tinggi terhadap oksigen) dan terdapat dalam

jumlah kecil di peredaran darah, terikat pada transferin, yaitu protein pengangkut

besi (Barasi et al., 2007).

2.6. Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi yang disebut hem (heme)

dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel

darah merah. Setiap molekul hemoglobin memiliki empat tempat pengikatan

untuk oksigen. Oksigen yang terikat dengan hemoglobin disebut oksihemoglobin.

dalam sel darah merah dapat mengikat. Apabila sel darah merah mulai

berdisintegrasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut mengeluarkan

hemoglobinnya ke dalam sirkulasi. Hemoglobin diuraikan di hati dan limpa.

Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino yang digunakan kembali oleh

tubuh. Besi disimpan di hati dan limpa sampai digunakan kembali. Sisa molekul

lainnya diubah menjadi bilirubin, kemudian disekresikan, melalui feses sebagai

empedu atau melalui urin. Normalnya, kecepatan pemecahan sel darah merah

sama dengan kecepatan sintesis (Elizabeth & Corwin, 2008).

Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.

Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat

digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan

hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia. Bergantung

pada metode yang digunakan, nilai hemoglobin menjadi akurat sampai 2-3%

(Supriasa et al., 2001).

Satu satuan hemoglobin, yang mempunyai bobot molekul sekitar 65.000,

mengandung empat molekul protein yang disebut globin. Tiap globin terlipat

sedemikian rupa sehingga cocok secara sempurna dengan ketiga globin lain untuk

mempertahankan keseluruhan etensitas hemoglobin itu, dan membentuk suatu

celah (crevice) molekular yang bentuk dan ukurannya tepat untuk ditempati oleh

Gambar

Gambar 2.1 : Toona sureni  Blume Merr
Tabel 2.2. Kadar normal SGPT, SGOT, jumlah eritrosit dan kadar Hb pada tikus  (Mitruka, 1981 dan Loeb 1989 dalam Kusumawati, 2004)

Referensi

Dokumen terkait

closing program dan tampilan credit title, Background music yang dipilih adalah lagu Iggy Azelea – Black Window yang bertempo sedang pada awal lagu, kemudian

Oleh sebab itulah akhirnya mendorong terjadinya peningkatan harga karena buah ciplukan memang merupakan herba yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan

Nah, dari berbagai jenis hewan atau satwa tadi, mungkin di antara kita saat ini hanya beberapa yang pernah melihatnya secara langsung.. Misalnya saja seperti

Penulisan Ilmiah ini berisikan bagaimana merancang dan membuat suatu aplikasi pengolahan data klub dengan menggunakan Microsoft Visual Foxpro 8.0, yang merupakan salah satu sarana

[r]

Oleh karena itu penulis membuat Aplikasi Resensi Film menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dengan harapan dapat membuat para pecinta film dapat menghemat waktu dan

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membuat aplikasi belajar bahasa Inggris : mengenal hewan berkaki empat menggunakan program aplikasi Macromedia Flash MX, sebagai

[r]