• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penjadwalan Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Genetic Algorithm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penjadwalan Pola Makan Bagi Penderita Diabetes Mellitus Menggunakan Metode Genetic Algorithm"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan

sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin (Soegondo et al,

2009). Diabetes melitus merupakan sebuah kondisi abnormal metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh kekurangan insulin, baik secara total maupun sebagian

(Hadisaputro, 2007). Diagnosis diabetes mellitus selalu berdasarkan tingginya kadar glukosa dalam plasma darah.

Berdasarkan kriteria dari American Diabetes Association pada tahun 2012

(ADA 2012), sekitar 10,2 juta orang di Amerika Serikat menderita penyakit diabetes mellitus. Menurut WHO pada tahun 2030 angka penderita diabetes mellitus akan mencapai 366 juta jiwa. Diabetes mellitus terdapat diseluruh dunia, dan 90% merupakan diabetes mellitus tipe 2 terjadi di negara berkembang seperti Asia dan di Afrika. Hal ini terjadi karena perubahan gaya hidup seperti pola makan yang tidak

sehat dan tidak seimbang. Sedangkan orang yang menderita diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia berdasarkan hasil (Riskesdar, 2007), berkisar 1,5-2,3% penduduk usia >15

tahun bahkan di daerah Manado prevalensi diabetes melitus sebesar 6,1%.

Secara etiologi diabetes mellitus dapat dibagi menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe lain. Diabetes mellitus tipe 1 atau dikenal dengan nama Insulin Dependant Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel pankreas, yang disertai dengan gejala yang muncul mendadak seperti merasa

(2)

atau disebut dengan non insulin dependant Diabetes Melitus (NIDDM). Pada diabetes mellitus tipe 2 terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer dan disfungsi sel Jenis diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis diabetes yang banyak diderita para penderita diabetes. Diabetes mellitus dalam kehamilan atau disebut dengan Gestational Diabetes Melitus (GDM) adalah kehamilan yang disertai dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).

Penyakit diabetes mellitus dapat dikontrol dengan cara menjaga dan mengatur pola hidup yang sehat dan seimbang, terutama memperhatikan pola makan sehari- hari

dengan nutrisi yang tepat dan seimbang. Bagi penderita diabetes mellitus sangat penting untuk mengetahui makanan apa yang harus dimakan beserta ukuran a tau

takaran yang diberikan.

2.2.Perhitungan Kebutuhan Kalori

Kebutuhan energi (kalori) dapat dipenuhi melalui asupan karbohidrat, lemak, dan atau

protein dalam makanan. Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan kalori per berat

badan atau dengan menggunakan persamaan Harris-Benedict. Persamaan Harris - Benedict memperkirakan penggunaan energi yang tersisa/resting energy expenditure (REE). Adapun perhitungan kebutuhan kalori yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Hitung Berat Badan Ideal (BBI)

Terdapat 2 ketentuan untuk menghitung berat badan ideal, yaitu :

a. Pria dengan tinggi badan < 160 cm dan wanita dengan tinggi badan < 150 cm

adalah (Tinggi Badan -100) x 1 kg

b. Pria dengan tinggi badan ≥ 160 cm dan wanita dengan tinggi badan ≥ 150 cm

adalah ((Tinggi Badan -100) x 1kg) x 90%

2. Hitung Kalori Basal

Terdapat dua ketentuan untuk menghitung berat basal. Berat basal ini ditentukan

oleh jenis kelamin.

a. Untuk pria (Berat Badan Ideal x 30 kkal)

(3)

3. Hitung koreksi faktor aktivitas

Untuk perhitungan faktor aktivitas dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :

a. Aktivitas ringan seperti mengajar, membaca, berjalan, bekerja di kantor, dan

memancing (Kalori Basal x 10%)

b. Aktivitas sedang seperti bersepeda, bowling, berkebun, dan me mbersihkan

rumah (Kalori Basal x 30%)

c. Aktivitas berat seperti olahraga aerobic, jogging, menari, bersepeda cepat,

atlit (Kalori Basal x 40%)

4. Hitung koreksi faktor usia

Terdapat beberapa ketentuan untuk perhitungan faktor usia, yaitu

a. Usia 40-59 tahun maka jumlah kalori dikurangi 5%

(Kalori Basal x 5%)

b. Usia 60-69 tahun maka jumlah kalori dikurangi 10%

(Kalori Basal x 10%)

c. Usia >70 tahun maka jumlah kalori dikurangi 20%

(Kalori Basal x 20%)

5. Hitung Indeks Masa Tubuh

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui apakah status berat badan seorang

pasien diabetes normal atau tidak, dengan cara :

(Berat Badan/(Tinggi Badan2)) x 100%.

Setelah diperoleh hasilnya maka akan ditentukan bagaimana status berat badan

(4)

Tabel 2.1. Kelompok Status Berat Badan

Status Berat Badan Indeks Masa Tubuh Keterangan Total Kalori

Obesitas IMT > 28 Total Kalori -700 kkal

Kegemukan IMT > 25 Total Kalori -500 kkal

Normal IMT diantara 18-25 -

Kurus IMT < 18 Total Kalori +500 kkal

6. Hitung total kebutuhan kalori

Untuk menentukan berapa jumlah kalori yang dibutuhkan oleh pasien DM dalam

satu hari akan dihitung dengan cara :

Kalori Basal + Koreksi Faktor Aktivitas – Koreksi Faktor Usia

Setelah hasilnya diperoleh maka akan dilakukan pencocokan dengan tabel IMT

untuk mengetahui apakah jumlah kalori perhari tetap, ditambah, atau dikurang.

Dan hasil tersebut yang akan digunakan untuk proses klasifikasi jenis diet dan

jenis makanan.

2.3.Kebutuhan N utrisi bagi pasien Diabetes Mellitus

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu

energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses

kehidupan.

1. Kebutuhan Karbohidrat dan Pemanis

Asupan karbohidrat yang dibutuhkan oleh pasien diabetes mellitus di Indonesia adalah sebesar 45-65% total asupan energi (Perkeni, 2011). Asupan

karbohidrat yang boleh diberikan yaitu sekitar 172-396 gram per hari yang

disesuaikan dengan jenis diet diabetes mellitus.

Penggunaan sukrosa (gula murni) tidak boleh lebih dari 15% total asupan

(5)

bergizi. Salah satu pemanis bergizi yaitu gula alkohol, seperti isomalt, laktilol,

maltilol, mannitol, sorbitol, dan xylitol dapat diperhitungkan kandungan kalorinya

sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari-hari. Fruktosa juga merupakan

pemanis bergizi, namun tidak dianjurkan untuk diberikan karena dapat

menyebabkan efek samping pada lemak darah. Pemanis yang dianjurkan adalah

pemanis tidak bergizi seperti aspartame, sakarin, acesulfame potassium, sukralose,

dan neotame merupakan pemanis yang aman diberikan sepanjang tidak melebihi

batas.

2. Kebutuhan Protein

Protein yang dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energi, yaitu antara 43-80

gram per hari yang disesuikan dengan jenis diet diabetes. Sumber protein yang

baik adalah seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.

3. Kebutuhan Lemak

Lemak yang dibutuhkan bagi penderita diabetes di Indonesia sebesar 20-25% dan

tidak diperbolehkan melebihi 30% total asupan energi, yaitu antara 30-62 gram per

hari yang disesuaikan dengan jenis diet diabetes. Anjuran konsumsi kolesterol

sebesar ±303 mg/hari.

4. Kebutuhan Serat

Penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengkonsumsi serat yang cukup yang diperoleh dari kacang-kacangan, buah, sayuran, serta sumber karbohidrat

yang memiliki serat yang tinggi. Anjuran yang diberikan ±37 gram perhari

(Perkeni, 2011). Buah yang harus dihindari adalah buah pisang, sirsak, nangka,

mangga, dan durian karena memiliki kadar gula yang tinggi. Dan buah yang paling

(6)

5. Kebutuhan Natrium

Anjuran asupan natrium yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus tidak lebih dari 2300 mg atau sama dengan 1 sendok teh garam dapur.

Diet untuk penyakit diabetes mellitus dikelompokkan berdasarkan jumlah kalori yang dibutuhkan per hari dari hasil perhitungan berat badan, tinggi badan,

usia, tingkat aktivitas, dan jenis kelamin. Adapun klasifikasi diet diabetes mellitus

beserta kandungan nutrisi berdasarkan jenis diet (Almatsier, 2004) dapat dilihat

pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Klasifikasi Diet Diabetes Mellitus dan Kandungan N utrisi

Jenis

Algoritma Genetika ditemukan oleh John Holland pada tahun 1975 di Universitas

Michigan melalui sebuah penelitian dan kemudian metode ini dipopulerkan oleh

muridnya yang bernama David Goldberg pada tahun 1989. Algoritma genetika

terinspirasi dari teori evolusi Darwin. Algoritma Genetika adalah sebuah algoritma di

bidang kecerdasan buatan mengenai teknik pencarian dan optimasi yang didasarkan

pada seleksi atau evolusi yang terjadi di alam (Davis, 1991).

Algoritma genetika bekerja dengan seb uah populasi yang terdiri dari

(7)

dihasilkan untuk menyelesaikan persoalan yang ada. Individu yang memiliki

pertahanan yang tinggi akan memiliki kesempatan untuk melakukan reproduksi

melalui perkawinan silang dengan individu yang lain di dalam populasi tersebut. Hasil

dari perkawinan ini akan menghasilkan beberapa individu baru yang masih mewarisi

beberapa sifat dari induknya. Individu yang tidak terpilih dalam reproduksi akan mati

dengan sendirinya. Dengan cara seperti ini, maka akan dihasilkan generasi dengan

karakteristik yang baik dalam populasi tersebut. Semakin banyak individu yang

dikawinkan, maka akan semakin banyak kemungkin terbaik yang akan diperoleh.

Algoritma ini berusaha menerapkan pemahaman mengenai evolusi pada

pencarian penyelesaian masalah (problem solving). Algoritma Genetika akan mencari solusi yang terbaik dari suatu kondisi dengan menggabungkan secara acak berbagai

pilihan solusi terbaik. Keuntungan algoritma genetika adalah algoritma ini mudah

diimplementasi dan mampu untuk menemukan solusi yang baik dan dapat diterima

secara cepat untuk masalah- masalah berdimensi tinggi. Algoritma genetika sangat

berguna dan efisien untuk masalah dengan karakteristik sebagai berikut (Suyanto,

2005) :

1. Ruang masalah yang sangat besar, kompleks, dan sulit dipahami

2. Ilmu pengetahuan yang kurang atau bahkan tidak ada yang memadai untuk

merepresentasikan masalah ke dalam ruang pencarian yang lebih sempit.

3. Tidak ada tersedia analisis matematika yang memadai

4. Ketika terdapat metode- metode konvensional yang sudah tidak mampu untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi.

5. Solusi yang diharapkan tidak harus yang paling optimal namun sudah cukup baik

atau dapat diterima

6. Terdapat batasan waktu, misalnya dalam real time system.

2.4.1. Proses Algoritma Genetika

Secara umum proses dari suatu algoritma genetika dapat didefenisikan dengan

(8)

sumber : (Firmansyah et al, 2012)

Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Algoritma Genetika

1. Representasi kromosom

Proses algoritma genetika dimulai dengan membangun sebuah populsai random

sebanyak n kromosom.

2. Identifikasi individu/populasi awal

Untuk mendapatkan solusi awal, maka diperlukan proses pembangkitan individu

awal secara random. Individu tersebut terdiri dari sejumlah kromosom yang merepresentasikan solusi awal yang diinginkan.

3. Evaluasi fitness

Pada setiap generasi kromosom akan dilakukan evaluasi berdasarkan tingkat

keberhasilan dari nilai solusinya terhadap masalah yang akan diselesaikan dengan

(9)

4. Pembentukan generasi baru

Proses ini adalah proses untuk mendapatkan jumlah kromosom untuk membentuk

generasi baru (offspring). Untuk mendapatkan jumlah kromosom tersebut, maka proses ini dilakukan secara berulang. Dan generasi baru (offspring) yang diperoleh merupakan representasi dari solusi yang baru.

5. Seleksi

Proses seleksi dilakukan untuk memilih kromosom yang akan tetap dipertahankan

untuk generasi yang selanjutnya. Proses ini dilakukan dengan melalui 2 tahapan,

yaitu memilih kromosom parent dari individu berdasarkan fitnessnya. 6. Crossover (Perkawinan Silang)

Proses ini dilakukan untuk membentuk anak (offspring) yang diperoleh dari hasil perkawinan silang sesuai dengan besarnya kemungkinan perkawinan silang, orang

tua (parent) yang terpilih akan disilangkan untuk membentuk anak. Jika tidak ada proses crossover, maka anak merupakan salinan dari orang tuanya. Jumlah kromosom yang terdapat pada populasi yang mengalami perkawinan silang

ditentukan oleh parameter yang disebut dengan probabilitas perkawinan silang

(crossover probability). 7. Mutasi

Proses mutasi dilakukan berdasarkan besarnya kemungkinan mutasi yang tela h

ditentukan, dimana anak akan dimutasi pada setiap lokus (posisi pada kromosom).

Setelah beberapa generasi berhasil dibentuk, kromosom-kromosom yang nilai

gennya konvergen ke suatu nilai tertentu merupakan solusi optimum yang

dihasilkan oleh algoritma genetika terhadap permasalahan yang ingin diselesaikan.

8. Memenuhi syarat regenerasi

Jika generasi baru memenuhi syarat regenerasi, maka proses akan selesai. Namun,

apabila generasi baru tidak memenuhi syarat, maka proses akan kembali kepada

(10)

2.4.2. Komponen Utama Algoritma Genetika

Algoritma Genetika memiliki enam komponen utama (Satriyanto, 2009), yaitu :

1. Teknik penyandian (Encoding)

Teknik penyandian merupakan penyandian gen dari kromosom. Gen merupakan

bagian dari kromosom, dimana gen biasanya mewakili satu variable. Gen dapat direpresentasikan dalam bentuk bit, bilangan real, elemen permutasi, elemen

program, daftar aturan, atau representasi lainnya yang dapat diterapkan untuk

operator genetika. Dengan demikian kromosom dapat direpresentasikan dengan

menggunakan :

 String bit : 10011 dst

 Array bilangan real : 65.65, -67.98, 77.34 dst

 Elemen permutasi : E2, E10, E5, dst

 Daftar aturan : R1, R2, R3, dst

 Elemen program : pemrograman genetika

 Struktur lainnya

2. Proses Inisialisasi

Setelah ukuran populasi telah ditentukan, kemudian akan dilakukan proses

inisialisasi terhadap kromosom yang terdapat pada populasi tersebut. Ukuran

populasi dapat ditentukan bergantung pada permasalahan yang akan dipecahkan

dan jenis operator genetika yang diimplemenasikan. Proses dari inisialisasi

kromosom dapat dilakukan secara acak dengan tetap memperhatikan domain

solusi dan kendala permasalahan yang ada.

3. Fungsi Evaluasi

Dalam melakukan proses evaluasi kromosom perlu diperhatikan dua hal yaitu

evaluasi fungsi objektif dan konversi fungsi objektif kedalam fungsi fitness.

4. Seleksi

Proses seleksi bertujuan untuk menentukan individu- individu yang akan dipilih

(11)

fitness. Setelah nilai fitness diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menggunakan nilai tersebut untuk tahap-tahap seleksi selanjutnya.

Ada beberapa defnisi yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap

metode yang akan digunakan, antara lain :

Selective Pressure, probabilitas dari individu terbaik yang terpilih dengan rata-rata probabilitas dari semua individu yang diseleksi.

Bias, perbedaan absolute antara fitness ternormalisasi dari suatu individu dengan probabilitas reproduksi yang diharapkan

Spread, rentang nilai probabilitas untuk sejumlah offspring dari suatu individu.

Loss of diversity, proposi dari individu-individu yang tidak terseleksi dari suatu individu selama dalam tahapan seleksi

Selection intensity, nilai fitness rata-rata yang diharapkan dalam suatu populasi setelah dilakukan proses seleksi dengan menggunakan distribusi Gauss

ternormalisasi.

Selection variance, variansi yang diharapkan dari distribusi fitness dalam suatu populasi setelah dilakukan tahap seleksi dengan menggunakan distribusi Gauss

ternormalisasi.

Ada beberapa metode seleksi dari induk yang dilakukan (Kusumadewi et al, 2005),

yaitu :

Rank-based fitness assignment

Pengurutan populasi dilakukan berdasarkan nilai objektifnya. Nilai fitness dari tiap individu hanya tergantung dari posisi individu tersebut dalam urutan dan

tidak dipengaruhi oleh nilai objektifnya.

Roullete wheel selection

Individu- individu akan dipetakan dalam suatu segmen garis secara berurutan

sedemikian hingga tiap segmen individu memiliki ukuran yang sama dengan

(12)

Stochastic universal sampling

Metode ini memiliki nilai bias nol dan penyebaran yang minimum.

Individu-individu akan dipetakan dalam suatu segmen garis secara berurut hingga tiap

segmen individu memiliki ukuran yang sama dengan ukuran fitness. Kemudian akan diberikan sejumlah pointer sebanyak individu yang akan diseleksi. Misalkan jumlah individu yang akan diseleksi adalah N, maka jarak antar

pointer adalah 1/N, dan posisi pointer pertama diberikan secara acak pada rentang [1,1/N].

Local selection

Setiap individu yang berada dalam suatu konstrain terte ntu disebut dengan

lingkungan lokal dan interaksi antar individu hanya dilakukan dalam wilayah

tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan seleksi sebagian

populasi yang berpasangan secara random. Kemudian lingkungna baru tersebut akan diberikan pada setipa individu yang terseleksi. Struktur lingkungan dari

seleksi lokal berbentuk : linear (full ring dan half rng), dimensi-2 (full cross

dan half cross, full star dan half star), dan dimensi-3 dan struktur yang lebih kompleks yang merupakan kombinasi dari kedua struktur diatas. Individu yang

terdapat dalam lingkundan dengan ukuran yang lebih kecil akan lebih terisolaso

dibandingkan dengan individu yang terletak pada lingkungan dengan ukuran

yang lebih besar.

Truncation selection

Metode ini merupakan seleksi buatan yang digunakan oleh populasi yang

jumlahnya sangat besar. Individu- individu diurutkan berdasarkan nilai

fitness-nya. Individu yang terbaik yang akan diseleksi menjadi induk. Parameter yang

digunakan adalah suatu nilai ambang trunk yang mengindikasian ukuran populasi yang akan diseleksi sebagai induk yang berkisar antara 50-10%. Untuk

individu yang berada dibawah nilai ambang tidak akan menghasilkan keturunan

atau individu baru.

Tournament selection

Pada metode ini ditetapkan sebuah nilai tour untuk nilai dari individu- individu yang dipilih secara acak dari suatu populasi. Individu-individu yang terbaik dari

(13)

ukuran tour yang bernilai antara 2 hingga N, yang merupakan individu dalam populasi.

5. Operator dalam algoritma genetika

Dalam algoritma genetika, terdapat dua operator genetika yaitu :

a. Operator untuk melakukan proses rekombinasi, yang terdiri dari :

i. Rekombinasi bernilai real, yaitu :

1. Rekombinasi diskrit, menukar nilai variabel antar kromosom induk.

2. Rekombinasi intermediate, yaitu metode rekombinasi yang hanya dapat digunakan untuk variabel real. Nilai dari variabel anak dipilih disekitar dan antara nilai- nilai variabel induk.

3. Rekombinasi garis, yaitu operator yang hampir menyerupai operator

rekombinasi intermediate, namun nilai alpha untuk seluruh variable bernilai sama.

4. Rekombinasi garis yang diperluas

ii. Metode Crossover, yaitu : 1. Crossover satu titik

Pada one point crossover, kromosom offspring dihasilkan melalui pengambilan kromosom parent yang pertama dan kromosom parent

yang kedua yang ditentukan secara random (Andrade, 2008). Ilustrasi dari proses one point crossover dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. One Point Crossover

Kromosom Nilai

Kromosom Parent 1 11001011 Kromosom Parent 2 11011111

(14)

2. Crossover banyak titik

Jenis crossover ini hampir sama dengan one point crossover, namun pada metode ini menggunakan 2 (dua) cut point yang dibangkitkan secara acak. (Mendes, 2013). Ilustrasi dari proses two point crossover

dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Two Point Crossover

3. Crossover seragam

Metode ini menggunakan sebauh vektor bit acak yang berukuran sama

dengan kromosom yang digunakan. Untuk menghasilkan offspring, maka akan dipilih bit-bit dalam mask vektor bit acak. Jika yang terpilih bit 0, berarti kromosom offspring diperoleh dari parent 1. Namun jika yang terpilih adalah bit 1, maka kromosom offspring diperoleh parent 2 (Andrade, 2008). Ilustrasi dari proses crossover seragam dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Crossover Seragam

Kromosom Nilai

Kromosom Parent 1 11001011

Kromosom Parent 2 11011111

Offspring 11011111

Kromosom Nilai

Kromosom Parent 1 11001011 Kromosom Parent 2 11011111

Mask 01010101

(15)

4. Arithmetic Crossover

Kromosom offspring diperoleh dengan melakukan operasi aritmatika terharap kromosom parent. Terdapat 3 jenis arithmetic crossover, yaitu sebagai berikut. (Picel et al, 2013).

a. Single Arithmetic Crossover

Pada metode ini, pindah silang terjadi pada salah satu gen yang

posisinya ditentukan secara random. Pada posisi gen yang ditentukan, nilai gen akan ditentukan melalui proses aritmatika

terhadap nilai gen dari parent seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.1 (Eiben, 2014).

2.1

Dimana :

α = Variabel pengali yang nilainya berkisar dari 0-1

b. Simple Arithmetic Crossover

Pada metode ini akan ditentukan bilangan random sebagai titik potong antara 0 sampai sepanjang kromosom pada masing- masing

parent. Untuk gen yang berada sebelum titik potong akan disalin gen tersebut pada kromosom offspring. Sedangkan untuk gen yang berada setelah titik potong akan dibentuk dari proses aritmatikan

dari kromosom parent dengan persamaan 2.2 (Picek, 2013).

Child = <x1,…,xk, α.yk+1 + (1- α).xk+1, …, α.yn + (1- α).xn> (2.2)

Dimana :

α = Variabel pengali yang nilainya berkisar dari 0-1

c. Whole Arithmetic Crossover

(16)

(2.3)

Dimana :

α = Variabel pengali yang nilainya berkisar dari 0-1

b. Mutasi

Operator selanjutnya dalam algoritma genetika adalah mutasi gen. Proses

mutasi dilakukan untuk menggantikan nilai gen yang hilang dari populasi pada

saat proses seleksi dilakukan. Dalam proses mutasi dikenal sebuah istilah

peluang mutasi. Peluang mutasi didefenisikan sebagai persentasi dari jumlah

total gen pada populasi yang mengalami mutasi. Peluang mutasi akan

menentukan berapa jumlah gen baru yang dimunculkan untuk dievaluasi.

Proses mutasi yang terdiri dari :

i. Mutasi bernilai real

ii. Mutasi bernilai biner.

6. Penentuan Parameter

Parameter merupakan suatu ukuran populasi (popsize), peluang crossover (pc) dan peluang mutasi (pm). Rekomendasi untuk menentukan nilai parameter :

i. Untuk menyelesaikan permasalahan dengan kawasan solusi yang cuk up

besar, De Jong merekomenasikan nilai parameter : (popsize;pc;pm) =

(50;0,6;0,001)

ii. Jika rata-rata nilai fitness dari setiap generasi yang digunakan sebagai indikator, maka Grenfenstette merekomendasikan usulannya adalah :

(popsize;pc;pm) = (30;0,95;0,01)

iii. Jika nilai fitness dari individu terbaik yang dipantau dari setiap generasi, maka direkomendasikan usulannya adalah (popsize;pc;pm) = (80;0,45;0,01)

iv. Ukuran populasi sebaiknya tidak lebih kecil dari 30 untuk sembarang jenis

permasalahan.

2.4.3.Pengertian Individu

Individu dapat dikatakan sebagai kumpulan dari gen yang bersifat biner, float, dan

(17)

mendefenisikan individu untuk membangun penyelesaian permasalahan dengan

algoritma genetika adalah sebagai berikut (Satriyanto, 2009) :

 Gen, merupakan sebuah nilai yang menyatakan satuan dasar yang dapat

membentuk suatu arti tertentu dalam satu kesatuan gen yang d isebut dengan

kromosom.

 Allele, merupakan nilai dari gen. Alelle dapat berupa bilangan biner, float,

kombinatorial, atau karakter.

 Kromosom, merupakan gabungan dari gen- gen yang membentuk nilai tertentu.

 Individu, menyatakan satu nilai atau keadaan dari solusi yang mungkin dari

persoalan yang ada.

 Generasi, merupakan satu siklus proses evolusi atau satu iterasi di dalam

algoritma genetika.

 Populasi, sekumpulan individu yang akan diproses dalam satu siklus proses evolusi. Populasi terdiri dari sekumpulan kromosom.

Sumber : (Satriyanto, 2009)

(18)

2.4.4.Nilai Fitness

Nilai fitness adalah inverse dari perbedaan antara nilai individu yang muncul dan target yang ditentukan. Nilai fitness diperlukan untuk menyatakan baik atau tidaknya suatu solusi dari permasalah yang diangkat. Nilai fitness dapat dijadikan sebuah acuan dalam mencapai nilai optimal dalam algoritma genetika. Hasil dari algoritma

genetika adalah individu dengan nilai fitness yang paling tinggi. Semakin baik nilai

fitness maka akan semakin baik individu tersebut dijadikan calon solusi.

2.4.5.Elitisme

Karena pada tahapan seleksi dilakukan secara random, maka tidak ada jaminan bahwa proses tersebut akan selalu menghasilkan suatu individu yang bernilai fitness tertinggi. Jika terpilih individu dengan nilai fitness tertinggi, mungkin saja pada saat proses

crossover nilai fitness dapat menurun. Oleh karena itu, untuk menjaga agar individu tersebut tidak hilang selama proses evolusi, maka perlu d ibuat sebuah copy-an yang disebut dengan elitisme.

2.5.Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengklasifikasikan makanan yang

diperbolehkan untuk dikonsumsi penderita diabetes. Salah satunya adalah penelitian

yang dilakukan oleh (Phanich et al, 2010) berhasil mengkategorikan makanan yang

diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh pasien diabetes dengan menggunakan metode

SOM dengan K-means Clustering.Metode ini mengkategorikan makanan berdasarkan delapan nutrisi yang paling penting yang dibutuhkan oleh pasien diabetes.

Penelitian yang dilakukan oleh (Husain et al, 2011) membahas metode Genetic Algorithm (GA) yang diimplementasikan untuk mengatur penjadwalan pola makan untuk pasien kanker. Penelitian ini berhasil menjadwalkan pola makan untuk pasien

diabetes dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi, namun penelitian ini memiliki

(19)

Penelitian yang dilakukan oleh (Tias et al, 2013) membahas metode algoritma

genetika dalam penentuan menu makanan sehat. Hasil dari penelitian ini adalah

diperoleh solusi menu makanan sehat pada generasi 100 dengan nilai fitness sebesar 0.449.

Penelitian yang dilakukan oleh (Puspaningrum et al, 2013) berhasil

menjadwalkan mata kuliah dengan menggunakan algoritma genetika untuk para

mahasiswa dan dosen jurusan Sistem Informasi ITS. Nilai fitness terbaik pada penelitian ini sebesar 10 dengan jumlah generasi sebesar 275 kali.

Penelitian yang dilakukan oleh (Indrianingsih, 2010) membahas metode

algoritma genetika untuk menyelesaikan masalah optimasi fungsi berkendala dengan

pengkodean bilangan bulat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah

populasi yang besar belum tentu akan menghasilkan nilai fitness yang lebih baik. Hal ini dikarenakan kelemahan dari algoritma genetika adalah bersifat probabilistik karena

selalu dihubungkan dengan bilangan random.

Penelitian yang dilakukan oleh (Kushardiana, 2013) membahas metode

penentuan komposisi menu makanan untuk penderita diabetesmellitus menggunakan algoritma genetika. Penelitian ini berhasil menyusun menu makanan untuk penderita

diabetes mellitus. Namun penelitian ini hanya menggunakan umur penderita untuk menentukan berapa kalori yang dibutuhkan oleh penderita dalam satu hari.

Tabel 2.6. Penelitian Te rdahulu

No Peneliti Tahun Metode Keterangan

1 Phanic, M., Pholkul,

P., & Phimoltares, S.

2010 SOM dan

K-Means

Clustering

Mengkategorikan

makanan yang dibutuhkan

pasien diabetes

berdasarkan 8 nutrisi yang

(20)

Tabel 2.6. Penelitian Te rdahulu (lanjutan)

No Peneliti Tahun Metode Keterangan

2 Puspaningrum,

nilai fitness terbaik pada penelitian ini sebesar 10

5 Indrianingsih, Y. 2010 Algoritma

Gambar

Tabel 2.2. Klasifikasi Diet Diabetes Mellitus dan Kandungan Nutrisi
Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Algoritma Genetika
Tabel 2.3. One Point Crossover
Tabel 2.4. Two Point Crossover
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar

Prinsip dari Metode cincin du Nouy bergantung pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan adalah

Berdasarkan suatu studi kohort pasien dengan thalassemia beta, disfungsi organ oleh karena kelebihan beban besi timbul pertama kali di hati pada saat kadar

3. Menganalisis tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan layur di perairan PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat

Buku III KUHPerdata tidak memberikan suatu rumus dari perikatan. Menurut ilmu pengetahuan hukum, dianut rumus bahwa perikatan adalah hubungan yang terjadi diantara dua orang

Determination of the Falciparum Malaria Resistance to Artemisinin-based Combination Therapies in Pesawaran, Lampung, Indonesia1. Nuzulia Irawati,

Melihat besarnya dampak stigma masyarakat tentang infertilitas yang dialami pasangan infertil, terutama pada wanita infertil, maka peneliti tertarik untuk melakukan

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa hutan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menopang ketahanan pangan masyarakat sekitar hutan khususnya masyarakat Desa