• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi Kalsium Propionat dan Jumlah Dekstrin terhadap Mutu Minuman Instan Sari Buah Naga Merah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi Kalsium Propionat dan Jumlah Dekstrin terhadap Mutu Minuman Instan Sari Buah Naga Merah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Buah Naga

Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau family

Cactaceae dan subfamili ini terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga

termasuk dalam genus Hyclocereus.Genus ini pun terdiri dari sekitar 16

spesies.Dua di antaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus

undatus (berdaging putih) dan Hyclocereus polyrhizus (daging merah). Adapun

klasifikasi buah naga sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Subfamili : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus undatus, Hylocereus costaricensis

(Kristanto, 2003)

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) adalah buah asli dari Amerika Tengah

dan tumbuh di daerah dengan iklim tropis, subtropis, hingga daerah beriklim

keri

(2)

ini bagi tubuh yaitu untuk menetralkan racun, dan juga mengikat logam berat

( Nugraha, 2012).

Buah naga mempunyai keunggulan tersendiri karena bunganya setiap saat

selalu muncul, tetapi membutuhkan bantuan persarian dengan putik jenis yang

lain. Buah naga jenis ini memiliki karakteristik hampir sama dengan buah naga

jenis super red. Karakter buahnya memiliki sirip yang panjang menyerupai sirip

buah naga daging putih dan ukuran buahnya antara 200-700 gram

2012).

Buah naga, selain rasanya nikmat dan segar, diyakini banyak memberikan

khasiat bagi kesehatan karena memiliki kandungan unsur-unsur yang bermanfaat

untuk menjaga kesehatan. Bagian-bagian buah naga terdiri dari kulit buah, daging

buah, dan biji. Kulit buah naga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna makanan,

daging buahnya dikonsumsi sebagai produk pangan, dan bijinya dimanfaatkan

dalam perkembangbiakan bibit secara generatif ditinjau dari segi kandungan

kimiawi yang ada pada daging buah naga, kandungan yang paling dominan adalah

komponen air sekitar 80-90% (Emil, 2011).

Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai penghilang

dahaga. Hal ini disebabkan oleh kandungan airnya sangat tinggi. Rasanya cukup

manis karena didukung oleh kadar gula yang mencapai 13-18 briks. Selain

dikonsumsi langsung, penyajian buah naga dapat berupa jus, eskrim, sari buah,

manisan, maupun selai (Kristanto, 2003).

Hartomo dan Widiatmoko (1993) menyatakan dengan membuat produk

pangan instan, kendala dan masalah penyimpanan serta transportasi juga semakin

(3)

mutu produk lebih terjaga dan tidak mudah kotor serta terjangkit bibit penyakit.

Produk pangan tersebut juga mudah ditangani dan praktis dalam penyajiannya.

Komposisi Kimia Buah Naga

Kandungan nutrisi dari buah naga dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi per 100 gram daging buah naga

Komposisi Jumlah

Air (g)82,5 – 83

Protein (g) 0,16 – 0,23 Lemak (g) 0,21 – 0,61 Serat/dietary fiber (g) 0,7 – 0,9

Betakaroten (mg) 0,005 – 0,012 Kalsium (mg) 6,3 – 8,8

Fosfor (mg) 30,2 – 36,1 Zat besi (mg) 0,55 – 0,65 Vitamin B1 (mg) 0,28 – 0,30

Vitamin B2 (mg) 0,043 – 0,045

Vitamin C (mg) 8 – 9 Niasin (mg) 1,297 – 1,3

Sumber: Taiwan Food Industry Develop Research Authorities (2005)

Buah naga memiliki kandungan serat, kalsium, zat besi, fosfor yang

tinggi.Kandungan bahan-bahan kimia di dalam buah naga bermanfaat dapat

menurunkan risiko kanker. Sedangkan kandungan zat besi pada buah naga

berfungsi untuk menambah darah; vitamin B1 berperan mencegah demam badan;

vitamin B2 berperan menambah selera makan; vitamin B3 berperan menurunkan

kadar kolesterol dan vitamin C berperan dalam menghaluskan kulit serta

mencegah jerawat, membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan bermanfaat

(4)

Manfaat Buah Naga

Buah naga banyak mengandung unsur-unsur antioksidan.Bahan

antioksidan dalam bahan makanan berperan penting untuk menjaga

kesehatan.Antioksidan berfungsi untuk menahan serangan radikal bebas senyawa

yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif.Bahan-bahan antioksidan secara

alami banyak terkandung pada biji-bijian, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Senyawa pada bahan makanan yang berfungsi antioksidan antara lain vitamin C,

karotin, asam fenol, fitat, dan fitoestrogen telah diakui memiliki potensi dapat

mengurangi resiko serangan penyakit (Emil, 2011).

Buah naga banyak mengandung bahan-bahan tersebut sehingga buah naga

diyakini dapat mencegah kanker usus besar, diabetes, menetralisir bahan beracun

seperti logam berat, mengurangi kolesterol, tekanan darah tinggi, mengendalikan

tingkat gula darah tinggi, mencegah kanker, dan bleeding.Vitamin C, pospor dan

kalsium dapat membantu perkembangan tulang kuat, gigi, dan kulit.Buah naga

terutama daging merah sangat baik untuk memperbaiki penglihatan mata karena

mengandung karatenoid yang tinggi, memberikan efek mengurangi tekanan emosi

dan menetralkan toksik dalam darah (Emil, 2011).

Buah naga mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah sebagai

penyeimbang gula darah, pencegah kanker usus, pelindung kesehatan mulut, serta

pengurang kolesterol, pencegah pendarahan, dan obat keluhan keputihan. Adanya

khasiat-khasiat tersebut disebabkan oleh kandungan nutrisi dalam buahnya yang

(5)

Kalsium Propionat

Menurut (Saptarini, 2007) karakteristik bahan pengawet yang ideal

untuk digunakan dalam makanan adalah : (1) Spektrum aktivitas antimikroba

yang luas, penggunaan pengawet tunggal mengurangi biaya produksi dan

mengurangi iritasi atau potensi toksisitas. (2) Efektif dan stabil pada rentang

pH yang lebar, stabil secara kimia sehingga efektifitas tidak hilang selama

penyimpanan. (3) Tidak mempengaruhi sifat fisik produk seperti warna, bau, rasa,

viskositas, tekstur dan kejernihan. (4) Tidak berinteraksi dengan komponen

lain yang ada dalam makanan dan dengan bahan pengemas. (5) Mempunyai

koefisien partisi M/A karena reaksi biologi terjadi pada fase air atau pada

permukaan sistem M/A. (6) Aman dan tidak toksik terhadap manusia dan hewan.

Cepat menginaktifkan mikroorganisme sehingga menghambat adaptasi dan

tidak menyebabkan strain yang resisten. (7) Jenis dan jumlah bahan pengawet

yang digunakan harus mengikuti peraturan pemerintah. (8) Efektif pada

konsentrasi yang rendah.

Asam propionat dan asam asetat juga berperan sebagai antimikroba

terutama kapang dan beberapa bakteri. Asam propionat biasanya digunakan dalam

bentuk garam natrium dan kalsium. Senyawa ini secara alami terdapat di dalam

keju Swiss (sampai 1% berat). Asam propionat banyak digunakan dalam

produk-produk bakery karena selain menghambat kapang juga menghambat pertumbuhan

Bacillus mesentricus yang menyebabkan kerusakan ropy bread (roti keras).

Seperti halnya antimikroba yang merupakan asam karboksilat lainnya, asam

propionat dalam bentuk tidak terdisosiasi bersifat lebih poten atau lebih kuat.

(6)

ketidakmampuan mikroba-mikroba tersebut dalam memetabolisme rangkaian

3-karbon (Siagian, 2002).

Kalsium propionat adalah salah satu bahan pengawet yang digunakan

dalam industri pangan. Kalsium propionat dengan rumus molekul

Ca(CH3CH2COO)2 dan bobot molekul sebesar 186,22 mempunyai mekanisme

kerja yang mempengaruhi permeabilitas membran sel lebih efektif melawan

kapang, sedikit efektif atau tidak efektif sama sekali terhadap khamir dan

bakteri. Efektivitas menurun dengan meningkatnya pH, dengan pH optimal

5 – 6 yang tergantung pada jenis makanan. Kadar yang dapat dikonsumsi untuk

setiap harinya tidak terbatas, dengan LD 50 secara oral untuk tikus sebesar 2,6

g/kg bobot badan. Batas maksimum penggunaan pada selai dan jeli buah-buahan

dengan pemanis buatan sampai 0,1 %, sediaan keju olahan 3 g/kg, dapat

dipakai secara tunggal maupun campuran dengan asam sorbat dan garamnya

(Saptarini, 2007).

Asam propionat menghambat pembentukan spora bakteri pada pH 6.

Garam dari asam propionat merupakan agen antimikroba yang efektif. Asam

propinat dan garamnya digunakan terutama untuk menghambat pertumbuhan

jamur pada roti. Natrium propionat dianjurkan untuk pemakaian pada produk

yang menggunakan pengembang, sedangkan kalsium propionat lebih sering

digunakan pada pembuatan roti dan bahan makanan yang berbentuk bubuk.

Penggunaan asam propionat dibatasi dalam pembuatan roti yaitu tidak boleh

(7)

Dekstrin

Dekstrin merupakan oligosakarida yang dihasilkan dari hidrolisis pati

secara tidak sempurna, akibatnya rantai panjang pati mengalami pemutusan dan

terjadi perubahan sifat pati yang tidak larut dalam air menjadi dekstrin yang

mudah larut dalam air.Dekstrin bersifat sangat larut dalam air panas atau dingin,

sehingga dengan sifat tersebut dekstrin digunakan dalam pembuatan minuman

instan (Lineback dan Inlett, 1982).

Pada pembuatan dekstrin, rantai panjang pati mengalami pemutusan oleh

enzim atau asam menjadi dekstrin dengan molekul yang lebih pendek, yaitu 6-10

unit glukosa, dengan rumus molekul (C6H10O5)n. Berkurangnya panjang rantai

menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari pati yang tidak larut dalam air

menjadi dekstrin yang mudah larut dalam air, memiliki kekentalan lebih rendah

dibandingkan pati (Reynold, 1982).

Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang

merupakan modifikasi pati dengan asam. Dekstrin mudah larut dalam air, lebih

cepat terdispersi, tidak kental serta lebih stabil daripada pati. Fungsi dekstrin yaitu

sebagai zat tambahan bahan pangan yang aktif seperti bahan flavor dan pewarna

yang memerlukan sifat mudah larut air dan bahan pengisi karena dapat

meningkatkan berat produk dalam bentuk bubuk (Ribut dan Kumalaningsih,

2004).

Dekstrin memiliki massa partikel yang relatif kecil dan tidak lengket satu

sama lain. Proses repolimerisasi pati dengan bantuan asam pada saat dekstrinasi

(8)

komponen yang lebih higroskopis sehingga ketika mengalami pemanasan dengan

tekanan rendah, partikel pati rusak (Loksuwan, 2006).

Penambahan dekstrin ke dalam produk dapat mengurangi kerusakan

vitamin C, karena dekstrin tersusun atas unit glukosa yang dapat mengikat air,

sehingga oksigen yang larut dapat dikurangi untuk proses pencegahan oksidasi.

Dekstrin memiliki sifat yang mudah larut dalam air, stabil terhadap suhu panas

sehingga dapat melindungi senyawa volatil dan senyawa yang peka terhadap

panas tau oksidasi (Fennema, 1985).

Dekstrin merupakan bahan yang aman untuk digunakan, tidak beracun,

dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Dekstrin digunakan untuk

thickener dan memperbaiki kenampakan produk sehingga sering dipakai

untuk campuran serbuk minuman, pembuatan gula-gula, dan macam-macam

kue

(Lewis, 1989).

Arief, (1987), mengemukakan bahwa struktur molekul dekstrin berbentuk

spiral, sehingga molekul-molekul flavor yang terperangkap di dalam struktur

spiral helix. Dengan demikian penambahan dekstrin dapat menekan kehilangan

komponen volatile selama proses pengolahan.

Minuman Bubuk Instan

Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsur-unsur zat

gizi atau non gizi baik dalam bentuk cair maupun serbuk yang dapat diminum

(9)

tubuh tetapi bersifat positif, sehingga dapat menjadi antioksidan yang mampu

membuang racun-racun dan menyehatkan tubuh (Muchtadi, 1992).

Sari buah instan adalah sari buah yang dibuat dari berbagai jenis

buah-buahan dengan penambahan beberapa bahan menjadi serbuk atau bubuk yang

dapat diseduh dengan air dan siap disajikan. Dalam bentuk instan, minuman

instan menjadi lebih awet karena kadar airnya rendah, serta praktis dimanfaatkan

konsumen (Jamrianti, 2009).

Proses instan sempurna dan ideal terjadi dengan urutan sebagai berikut:

1) bubuk, aglomerat atau granul (butiran) dikenai media air, menjadi basah dan

dalam beberapa saat lalu tenggelam, 2) produk instan tersebut kemudian segera

larut (misal teh) atau terdispersi (misal coklat) merata dalam mediumnya. Dalam

kenyataan, sering hanya salah satu proses tersebut yang terjadi sempurna.

Misalnya ada produk yang segera larut namun tidak tenggelam sempurna atau

cepat tenggelam namun tidak sempurna terdispersi (Hartomo dan Widiatmoko,

1993).

Syarat Mutu Bubuk Minuman

Produk pangan instan harus mudah larut dan terdispersi dalam media air.

Beberapa kriteria tertentu supaya produk pangan bersifat instan dengan baik

adalah 1) bersifat hidrofilik karena bahan pangan awalnya mengandung

lemak/minyak dan bubuk hidrofobik, misalnya susu atau coklat sehingga

affinitasnya terhadap air harus diperbesar terlebih dahulu, 2) tidak memiliki

lapisan gel, karena lapisan gel dapat menunda pembasahan sehingga lapisan yang

(10)

tepat dan produk harus segera turun (tenggelam) tanpa menggumpal, 4) produk

yang telah mengendap setelah dimasukkan ke dalam air harus mudah terdispersi

dan tidak boleh menjadi sedimen (Hartomo dan Widiatmoko, 1993).

Syarat standarisasi berdasarkan ketentuan peraturan SNI agar minuman

bisa diproduksi dalam jumlah besar dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat seperti

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Syarat mutu minuman bubuk (SNI 01-4320-1996)

Gambar

Tabel 1. Kandungan nutrisi per 100 gram daging buah naga
Tabel 2. Syarat mutu minuman bubuk (SNI 01-4320-1996)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian diperoleh suatu kesimpulan bahwa faktor yang menentukan kebijakan utang pada perusahaan yang tergabung dalam sektor pertambang- an adalah profitabilitas,

Empat isolat dapat tumbuh dengan baik pada batu kali, kayu, plastik LLDPE dan plastik PET nam un penempelan biofilm terlihat lebih stabil pada potongan kayu dan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas

[r]

Indikator yang memiliki signifikansi terkuat untuk mengukur motivasi kerja adalah indikator keterlibatan kerja (X2.4) terutama item memihak pada pekerjaan dengan loading

The bacteria were grown on Nutrient Agar medium with the spread method for further application of disc paper with a diameter of 5.5 mm which has been soaked in fruit peel extract to

Pengertian dari demand (D) dan suatu beban dapat diartikan sebagai besar pembebanan sesaat dan gardu pada waktu tertentu atau besar beban rata-rata untuk suatu interval

Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan PNF stretching hold relax pada ultrasound terhadap nyeri plantar fasciitis di SMP N