1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan tempat pertama seorang anak mendapatkan pendidikan. Di dalam keluarga peran orang tua juga sangatlah penting dalam mengasuh anaknya. Menurut Hadisubroto (dalam Latif,2009) salah satu fungsi keluarga adalah tempat untuk berlatih mandiri, bukan tempat untuk bergantung. Setiap keluarga pasti mempunyai cara tersendiri dalam memberikan pola asuh kepada anaknya terutama dalam kemandirian belajar. Mandiri merupakan salah satu sikap yang harus dilatih dan dibiasakan kepada anak sedini mungkin , untuk itu dibutuhkan kesempatan, dukungan, dan bimbingan dari orang tua, agar anak memiliki tujuan atas diri sendiri. Kemandirian yang dimiliki seorang anak, khususnya pelajar, juga mempengaruh dalam kegiatan belajar.
Kemandirian belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana seorang berinisiatif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain, menganalisis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentiikasi sumber belajar, dan mengevaluasi hasilnya (Lowry, 1989). Sumber belajar yang tidak terbatas, seperti internet yang menyediakan beragam sumber yang relevan ataupun yag tidak relevan, menurut pelajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
Menurut Asrori (2002), salah satu faktor yang memepengaruhi kemandirian seorang anak adalah pola asuh orang tua. Pola asuh yang dimaksud adalah cara orang tua mengasuh dan mendidik anak di dalam keluarga. Dapat dijabarkan bahwa pengertia pola asuh adalah sistem, cara kerja atau bentuk dalam upaya menjaga, merawat mendidik dan membimbing anak supaya dapat berdiri sendiri.
2
adalah interaksi aturan, norma, tata nilai yang berlaku pada masyarakat dalam mendidik dan merawat anak-anaknya.
Poerwadarminta (dalam Daryati (2007: 14), menyatakan pola asuh orang tua adalah gambaran, tat acara atau perbuatan yang dilakukan orang tua (ibu/bapak atau wali), dalam menjaga, mendidik serta merawat anaknya. Di samping lingkungan sosial yang dimiliki oleh seorang anak, pola asuh orang tua akan turut menentukan terbentuknya sikap dan watak anak dalam menjalani hidupnya.
Pola asuh orang tua dapat pula merupakan interaksi social awal yang berguna untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma dan tata nilai yang berlaku pada masyarakat disekitar anak (Hermwan, 2005: 62). Schochib (dalam Daryati 2007: 16), pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan diri adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan dalam penataan lingkungan fisik, lingkungan social internal dan eksternal, pendidikan internal dan eksternal, dialog dengan anak-anaknya, suasana psikologis, sosiobudaya, perilaku yang ditampilkan saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak, kontrol terhadap perilaku anak-anak, dan menentukan nilai nilai moral sebagai dasar perilaku dan yang diupayakan kepada anak-anak.
Penelitian tentang kemandirian belajar dengan pola asuh dilakukan oleh Agustina (2014) yang meneliti Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ngantiru membuktikan bahwa ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa siswa kelas VIII SMP N 2 Ngantru Kabupaten Tulungagung.
3
Menurut wawancara dengan guru BK di sekolah SMA Virgo Fidelis Bawen ada beberapa siswa yang sudah mandiri tapi masih juga ada yang belum bisa mandiri,dan anak yang mandiri dalam belajar biasanya siswa yang berprestasi dan rajin. Jadi belum bisa dikatakan secara keseluruhan siswa sudah mandiri dalam belajar. Model pola asuh orang tua otoriter biasanya siswa tidak bisa mandiri karena mereka belajar secara terpaksa tetapi pola asuh orang tua demokratis siswa lebih cenderung mandiri karena adanya perhatian orang tua. Jadi belum dapat di pastikan kejelasannya.
SMA Virgo Fidelis adalah salah satu sekolah swasta katolik yang berada di Bawen, sekolah yang terkenal dengan kebersihan dan ketertibanya ini membuat orang tua ingin menyekolahkan anaknya di sana. Tidak hanya itu sekolah ini mengajarkan siswa untuk mandiri dalam segala hal,tegas dalam menanggapi sesuatu. SMA ini membatasi jumlah siwa setiap kelas agar suasana belajar lebih kondusif dan nyaman dengan tidak berlebihan kapasitas setiap kelas. Kelas XI berjumlah 72 siswa yang terdiri dari 3 kelas yaitu 1 IPA dan 2 kelas IPS tidak terlalu banyak siswa, sehingga. SMA Virgo Fidelis ini menjadi daya Tarik untuk menjadi bahan penelitian yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Demokratis Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI di SMA Virgo Fidelis Bawen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adakah perbedaan yang signifikan kemandirian belajar berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen?
1.3 Tujuan Penelitian
4 1.4 Mnafaat Penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menyangkut perbedaan kemandirian belajar berdasar pola asuh 2. Praktis