• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ruang Lingkup Sosiologi dan Ekon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Ruang Lingkup Sosiologi dan Ekon"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR SOSIOLOGI DAN EKONOMI POLITIK

RUANG LINGKUP PENGANTAR SOSIOLOGI DAN EKONOMI POLITIK

MAKALAH KELAS B

Dosen Pengampu : Dr. I Wayan Subagiarta,M.Si

Oleh 1. Yuniar Dwi Putri

A 2. Romi

Hardianzah 3. Edo Aditya

Candra 4. Rita Evina 5. Nur Halimah

130810101015 130810101027 130810101028 130810101060 130810101243

(2)

UNIVERSITAS JEMBER 2015

PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWTatas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul ’’ Ruang Lingkup Pengantar Sosiologi dan Ekonomi Politik” tepat pada waktunya. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Sosiologi dan Ekonomi Politik .

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang terutama bagi kami sebagai pengarang. Makalah ini berisi ulasan tentang ruang lingkup ilmu sosiologi, ilmu ekonomi dan ilmu politik serta keterkaitan diantara ketiganya.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan Makalah ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Jember, 12 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

Table of Contents

PRAKATA... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB 1. PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan...5

1.4 Manfaat...5

BAB 2. PEMBAHASAN...6

2.1 Ilmu Sosiologi...6

2.2 Ilmu Ekonomi...10

2.3 Ilmu Politik...16

2.4 Keterkaitan ilmu Sosiologi, Ekonomi dan Politik...17

BAB 3. PENUTUP...19

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan merupakan seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagi segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini di batasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu pengetahuan terdiri dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial, Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang dapat dirumuskan kebenarannya secara empiris. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan sekelompok disiplin akademis yang yang mempelajamempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. salah satu dari ilmu pengetahuan sosial tersebut adalah Ilmu ekonomi, sosiologi, politik dll. Perbedaan antar ilmu sosial terletak pada perbedaan cara pandang yang digunakan untuk memahami, menelaah dan mencermati kehidupan individu dan masyarakat itu secara khusus.

(5)

Sosiologi memahami struktur sosial, lembaga sosial, lapisan sosial, perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitas sosial dan modernisasi. Oleh karena itu perlu adanya penjabaran tentang ruang lingkup dan pengertian dari ilmu ekonomi, sosiologi, politik sehingga dapat bermanfaat bagi kami serta orang lain guna menjadi sarana pengetahuan serta acuan dalam melaksanakan kehidupan di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan ruang lingkup dari ilmu sosiologi ? 2. Apa pengertian dan ruang lingkup dari ilmu ekonomi ? 3. Apa pengertian dan ruang lingkup dari ilmu politik ?

4. Bagaimana keterkaitan antara ilmu sosiologi, ekonomi dan politik ?

3. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup dari ilmu politik 4. Memaparkan keterkaitan antara ilmu sosiologi, ekonomi

serta politik 1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Umum

1. Bermanfaat bagi masyarakat umum, pelajar, mahasiswa untuk digunakan sebagai referensi tentang sosiologi, ekonomi serta politik.

2. Sarana pengetahuan baru bagi masyarakat untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang sosiologi, ekonomi serta politik. 1.4.1 Manfaat Khusus

1. Sarana pengetahuan baru bagi penulis dalam hal sosiologi, ekonomi dan serta politik juga keterkaitannya.

(6)

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan masyarakat, dilihat dari struktur sosial, interkasi sosial, serta perubahan sosial dalam masyarakat. sebagai bagian dari science sosiologi juga mengalamami sejarah perkembangan keilmuan sebagaimana ilmu pengetahuan lain. Melihat akar seharah sosiologi, terdapat “the milestones of science” yang membuat sosiologi, bisa terus tumbuh dan berkembang sebagai disiplin ilmu. Adalah ibnu Khaldun pada abad 14, yang pertama melihat adanya perbedaan tipe masyarakat antara yang nomaden (berpindah) di gurun pasir dan yang menetap. Dari sini dia memberikan gambaran mengenai munculnya sosiologi sebagai disiplin ilmiah. Kemudian 500 tahun kemudian Auguste Comte memberikan istilah sosiologi sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri. Atas upaya ini Comte dikenal sebagai “Bapak Sosiologi”. (Yunindyawati, 2010).

(7)

dibahas secara lengkap. Berikut pembahasan tersebut kami paparkan :

a. Struktur Sosial

Struktur Sosial Berbeda dengan konsep struktur menurut pengertian fisik atau kebendaan, maka struktur sosial adalah pengertian yang abstrak Unsur-unsur dari struktur sosial tidak bisa berdiri sendiri, tetapi saling melekat, walau bisa dipisahkan tetapi tidak bisa tanpa melibatkan unsur yang lain. (Moeis, 2008)

(8)

Dalam Antropologi sosial, konsep tentang struktur sosial dipergunakan sebagai sinonim dari organisasi sosial, dan terutama dipergunakan dalam analisa terhadap masalah kekerabatan, lembaga politik, dan lembaga hukum dari masyarakat yang sederhana. Keesing (1992) mengatakan bahwa struktur sosial adalah organisasi kelompok atau masyarakat dilhat sebagai strruktur kedudukan dan peranan; abstraksi formal dari hubungan –hubungan sosial yang berfungsi dalam komunitas. Pengecualianya adalah hasil karya Raymond Firth (1966) yang dengan tegas membedakan arti dua konsep tersebut; menurut Firth, maka organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan-hubungan sosial aktual, sedangkan struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris. Fortes (1949) berpendapat bahwa konsep struktur sosial diterapkan pada setiap totalitas yang terbit, seperti misalnya, lembaga-lembaga, kelompok, situasi, proses dan posisi sosial. Dilihat dari sudut pandang tertentu Fortes berpendapat bahwa struktur sosial itu bukan hanya merupakan suatu aspek dari kebudayaan, tetapi merupakan seluruh kebudayaan itu sendiri. (Moeis, 2008)

(9)

berbicara tentang sistem politik, hukum, kekerabatan, sedangkan hubungan tertentu yang timbul dari aktifitas orang-perorangan atau kelompok yang hendak mencapai tujuan bersama. Struktur sosial baik menyangkut kelompok maupun lembaga tampaknya berdiri pada dasar yang definitif; pada kehidupan masyarakat kecenderungan mereka untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupannya; mekanisme yang menunjukkan kecenderungan itu adalah dengan lebih memberdayakan segenap potensi yang dimiliki. (Moeis, 2008)

Tentu saja untuk mewujudkan orientasinya itu ada konsekuensinya, kehidupan masyarakat modern sangat sarat dengan perubahan-perubahan, dalam banyak hal lebih merupakan suatu penyempurnaan, tidak hanya menyangkut berbagai inovasi, dicovery, dan invention pada aspek teknologi saja, namun juga termasuk berbagai tatanan kehidupan berupa tradisi , adat istiadat, nilai-nilai atau aturan-aturan yang sudah melembaga dan berlaku turun menurun dalam kehidupan mereka. (Moeis, 2008)

(10)

namun ternyata menyangkut berbagai keterkaitan atas dasar perbedaan-perbedaan itu sekaligus juga bersangkutan dengan berbagai aspek kehidupan yang lain; fenomena ini terjadi karena salah satu bentuk dalam pengaturan hidup bersama diberlakukan suatu sistem pembagian tugas atau kewajiban yang diberlakukan kepada segenap anggota masyarakat sesuai dengan potensi yang dimilikinya. (Moeis, 2008)

Pada masyarakat tradisional atau sederhana pengaturan peranan dan kedudukan manusia dalam masyarakat menurut perbedaan gender menggambarkan suatu pola sendiri; hal-hal yang dianggap berat dan sakral, seperti berburu, praktek ritual bersama atau berperang misalnya dibebankan pada laki-laki, sedangkan pekerjaan-pekerjaan sekitar rumah tangga adalah menjadi beban tugas perempuan. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin hari manusia semakin bertambah, hubungan sosial antara kelompok yang satru dengan kelompok yang lain menjadi semakin terbuka dan intensif, pengalaman dan pengetahuan manusia tentang lingkungan dan dirinya semakin berkembang, mendorong kebutuhan dan tuntutan akan hidup juga semakin tinggi dan meluas, maka kehidupanpun seolah-olah digiring untuk mengadakan perubahan. (Moeis, 2008)

(11)

ilmu pengetahuan dan partai politik Figur Perempuan yang yang

Bentuk struktur sosial dalam masyarakat dilihat dari berbagai sudut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Struktur sosial kaku, luwes serta struktur sosial formal dan informal

2. Dilihat dari identitas keanggotaan terdiri dari struktur sosial homogen dan struktur sosial heterogen. Contoh strukur sosial homogen adalah masyarakat desa yang cenderung mempunyai budaya, ras serta agama yang sama. Sementara contoh dari struktur sosial heterogen adalah masyarakat kota yang cenderung beragam dari segi agama, ras serta budaya. 3. Dilihat dari ketidaksamaan sosial dapat dibedakan yaitu

keadaan geografis, etnis, kemampuan atau potensi diri dapat menghasilkan perbedaan atas dasar profesi, kekayaan, hobi dan sebagainya.

4. Dalam ilmu sosiologi dikenal dengan bentuk-bentuk struktur sosial berdasarkan dimensi horizontal (diferensiasi sosial) adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu suatu tingkatan (hierarki). Sedangkan struktur sosial berdasarkan dimensi vertikal (stratafikasi social) adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.

2.2 Ilmu Ekonomi

(12)

rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. (Sastradipoera, 2001: 4). Namun sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumberdaya secara fundamental perlu diadakan efesiensi termasuk pekerja dan produksinya, maka dalam bahasa modern istilah ‘ekonomi’ tersebut menunjuk terhadap prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan dengan alat-alat sesedikit mungkin. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi tentang ilmu ekonomi.

Menurut Albert L. Meyers (Abdullah, 1992: 5) ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama, tentang “kebutuhan” yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentang” pemuas kebutuhan” yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya. Aspek yang kedua inilah menurut Lipsey (1981: 5) yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas. Itulah sebabnya maka manusia di dalam hidupnya selalu berhadapan dengan kekecewaan maupun ketidakpastian. Definisi ini nampaknya begitu luas sehingga kita sulit memahami secara spesifik.

(13)

sebagai mahluk ekonomi (Homo Economicus) pada hakekatnya mengarah kepada pencapaian kemakmuran. Kemakmuran menjadi tujuan sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang dituliskan pelopor “liberalisme ekonomi” oleh Adam Smith dalam buku “An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations” tahun 1976. Namun dengan cara bagaiman manusia itu berusaha mencapai kemakmurannya ? Dalam definisi yang dikemukakan Meij memang tidak dijelaskan.

(14)

Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yakni ilmu ekonomi positif dan normatif (Samuelson dan Nordhaus, 1990: 9). Jika ilmu ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Sedangkan ilmu ekonomi normatif membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika, seperti haruskan sistem perpajakan diarahkan pada kaidah mengambil dari yang kaya untuk menolong yang miskin? Lebih jelasnya Sastradipoera, 2001: 4, mengemukakan: “Ilmu konomi positif merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dalam masalah ‘apakah yang terjadi’ Oleh karena itu ilmu ekonomi positif itu netral terhadap nilai-nilai. Artinya ilmu ekonomi positif itu ‘bebas nilai’ (value free atau wetfrei)…hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang akan terjadi jika harga itu naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’…Ilmu ekonomi normative, bertentangan dengan ilmu positif, ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah ‘apakah yang seharusnya terjadi’. Esensi dasar ilmu ekonomi adalah pertimbangan nilai (value judgment). Seorang ekonom penganut etika puritan egalitarianisme, Gunnar Myrdal (1898-1987) lebih suka menyebutnya ‘ilmu ekonomi institusional”.

(15)

bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kegitan-kegiatan plitik (Abdulah, 1992: 6).

Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia, artinya juga mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat. Dan perlu diketahui, bahwa mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi, tujuannya adalah berusaha untuk mengerti hakikat dari peristiwaperistiwa tersebut yang selanjutnya untuk dipahaminya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk: (1) mencari pengertian tentang hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi, baik yang berupa hubungan 3 kausal maupun fungsional. (2) untuk dapat menguasai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat. (Abdullah, 1992:7).

Ilmu ekonomi juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Walaupun kita ketahui dalam ilmu ini telah digunakan pendekatan-pendekatan kuantitatif-matematis, tetapi pendekatan-pendekatan tersebut tidak dapat menghilangkan keterbatasan-keterbatasannya yang melekat pada ilmu ekonomi sebagai salah satu cabang ilmu sosial. Menurut Abdullah, (1992: 8), keterbatasanketerbatasan tersebut mencakup:

1. Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat dilokalisasikan. Sebagai akibatnya kesimpulan atau generalisasi yang diambilnya bersifat kontekstual (akan terikat oleh ruang dan waktu).

(16)

karena itu hasil penyelidikannya yang berupa kesimpulan ataupun generalisasi, tidak dapat bersifat mutlak, di mana unsure-unsur subjeknya akan mewarnai kesimpulan tersebut.

3. Tidak ada laboratorium untuk mengadakan percobaan-percobaan. Sebagai akibatnya ramalan-ramalan ekonomi sering kurang tepat.

4. Ekonomi hanya merupakan salah satu bagian saja dari seluruh program aktivitas di suatu negara. Oleh karena itu apa yang direncanakan (exante) dan kenyataannya (ex-post) sering tidak sejalan.

(17)

Ditinjau dari ruang-lingkup/cakupannya, ilmu ekonomi juga dapat dibedakan atas makroekonomi dan mikroekonomi (Samuelson dan Nordhaus, 1990: 99). Istilah ”makroekonomi” itu sendiri untuk pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Frisch pada tahun 1933, untuk diterapkan pada studi mengenai hubungan antar agregat ekonomi yang bersifat luas, seperti; pendapatan nasional, inflasi, pengangguran agregat, neraca pembayaaran (Taylor, 2000: 597). Perlu diketahui bahwa pada masa sebelumnya, sasaran kebijakan kamroekonomi adalah kesempatan kerja full employment (kondisi di mana seluruh sumber daya, khususnya tenaga kerja, bisa terserap sepenuhnya) dan stabilitas harga. Stabilitas ouput dari dari tahun ke tahun untuk menghindari ledakan pertumbuhan atau resesi yang sangat parah merupakan sasaran tambahan. Tetapi, tingkat pertumbuhan output pada jangka waktu yang lebih panjang, tergantung pada banyak faktor seperti teknologi, pelatihan, dan insentif yang cenderung 4 termasuk dalam ”sisi penawaran” atau kebijakan mikroekonomi. Dalam perekonomian yang terbuka, baik posisi neraca pembayaran (balance of payment) atau pola tingkat pertukaran di pasar pertukaran valuta asing dapat dipandang sebagai tujuan yang terpisah dari kebijakan makroekonomi atau sebagai suatu halangan terhadap operasional makroekonomi (Britton, 2000: 596).

Kelangkaan Dan Pilihan

(18)

barang lebih besar daripada jumlah yang tersedia. Misalnya pada saat terjadi isu akan naiknya harga minyak tanah, maka orang-orang akan membeli minyak tanah dalam jumlah besar, terutama pedagang minyak tanah agar dapat memperoleh keuntungan besar. Karena jumlah pasokan sudah tertentu, dan orang-orang mencari minyak tanah, maka kemudian minyak tanah menjadi langka.

Berdasarkan terjadinya kelangkaan tersebut, maka muncul apa yang disebut barang ekonomi. Barang ekonomimerupakan barang yang jumlah permintaannya lebih banyak dibandingkan jumlah barang yang tersedia. Barang ekonomi merupakan barang yang mempunyai nilai (harga). Jika barang ekonomi ini semakin banyak jumlahnya maka harganya semakin murah, dan semakin sedikit jumlahnya maka harganya semakin mahal. Contoh: emas, karena jumlahnya terbatas sedangkan peminatnya semakin lama semakin banyak maka harganyasemakin mahal. Sedangkan harga durian pada saat musim, harganya akan semakin murah karena semakin banyak jumlahnya.

(19)

pembahasannya di dalam teori ekonomi. Hanya barang-barang ekonomi saja yang dibahas.

Pada penjelasan di awal, barang ekonomi muncul karena permintaannya lebih besar dibandingkan ketersediaan barang tersebut. Ini berarti manusia sebenarnya memerlukan barang yang lebih banyak dibandingkan yang tersedia. Namun dia mengalami keterbatasan, misalnya uang. Untuk itu dia harus melakukan pemilihan barang mana saja yang paling dia sukai untuk dibeli. Jika ada barang lain yang juga dia sukai, karena jumlah uangnya terbatas, maka dia akan membatalkan atau menunda pembelian barang lain tersebut. Misalnya, seseorang memiliki uang Rp 10.000. Harga bakso satu porsi berikut minum adalah Rp 10.000, dan untuk menonton film satu kali juga bernilai Rp 10.000. Uang yang dimiliki orang itu bisa digunakan untuk menonton film sekali, atau bisa pula untuk membeli bakso berikut minimumannya. Sebenarnya orang tersebut ingin dua-duanya, namun karena dia hanya memiliki uang Rp 10.000 dia harus memilih mana yang terlebih dahulu ia beli. Apakah tiket nonton atau makan bakso. Di sinilah seseorang itu harus menentukan pilihannya.

(20)

gara-gara menonton film orang itu harus mengorbankan untuk tidak memakan bakso.

2.3 Ilmu Politik

Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Aristoteles). Politik adalah bermacam-macam kegiatan dari suatu sistem politik (negara) yg menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem indonesia dan melaksanakan tujuan-tujuan itu (Miriam Budiarjo)

Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan,usaha mempertahankan kekuasaan, pengunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaiman menghambat pengunan kekuasaan.

Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat dan bukan tujuan pribadi seseorang. Lagipula politik menyangkut berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan individu.

Unsur yang di pelukan sebagai konsep pokok yang dipakai untuk meneropong unsur-unsur lainnya, yaitu :

(21)

 Kekuasaan (kemampuan seseorang / kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang/kelompok lain sesuai dengan keinginan pelaku)

 Pengambilan keputusan (keputusan adalah membuat pilihan diantara beberapa alternatif, pengambilan keputusan adalah menunjuk pada proses yang terjadi sampai keputusan yang terjadi)

 Kebikjasanaan umum (kebijaksanaan adalah suatu kumpulankeputusan yang diambil oleh seorang pelaku / kelompok politik dalam usaha memilih tujua-tujuan dan cara-cara mencapai tujuan tersebut)

2.4 Keterkaitan ilmu Sosiologi, Ekonomi dan Politik

Ketiga ilmu tersebut saling berhubungan satu sama lain, dimana :

1. Ketiganya membicarakan dan menelaah objek yang sama yaitu manusia sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Membicarakan tingkah laku dan gejala sosial akibat dari interaksi serta status dan peran dalam masyarakat.

(22)

3. Hubungan ketiganya menghasilkan cabang ilmu baru. Hubungan sosiologi dan politik menghasilkan cabang ilmu sosiologi politik, hubungan sosiologi dan ekonomi menghasilkan cabang ilmu sosiologi ekonomi, dan hubungan antara ekonomi dan politik menghasilkan cabang ilmu ekonomi politik.

Keterkaitan ketiga ilmu sosial juga menghasilkan ilmu baru dengan spesifikasi menelaah ilmu sosiologi, politik dan ekonomi, yang populer dengan sebutan Sosiologi dan Politik. Sosiologi politik merupakan ilmu yang mempelajari mata rantai antara politik dan masyarakat, antara struktur-struktur sosial dan struktur¬-struktur politik, antara tingkah laku sosial dengan tingkah laku politik. Sementara Sosiologi ekonomi sebagaimana yang dikemukakan Damsar (2002) adalah sebgai studi tentang bagaimana cara orang atau msayarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka dengan menggunakan pendekatan sosiologi.

Hubungan Ilmu ekonomi dengan ilmu politik dan sosiologi, terlihat pada ppengkajian dalam ilmu sosiologi dan ekonomi politik adalah memahami The Economic Theory of Politics yaitu apa latar belakang ekonomi dari suatu gejala politik, gejala politik ditelaah dengan peralatan ekonomi dan The Political Theory Of Economics, apa latar belakang politik dari suatu gejala ekonomi dan gejala ekonomi ingin ditelaah dengan dengan peralatan analisis politik.

(23)
(24)

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiologi, politik dan ekonomi ketiganya membicarakan dan menelaah objek yang sama yaitu manusia sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Membicarakan tingkah laku dan gejala sosial akibat dari interaksi serta status dan peran dalam masyarakat. Walaupun objek sama namun sudut pandang berbeda tentang tingkah laku manusia beserta gejala sosial yang ditimbulkannya, diantaranya ada kepentingan tertentu atau alasan yang saling berkaitan. Hubungan ketiganya menghasilkan cabang ilmu baru. Hubungan sosiologi dan politik menghasilkan cabang ilmu sosiologi politik, hubungan sosiologi dan ekonomi menghasilkan cabang ilmu sosiologi ekonomi, dan hubungan antara ekonomi dan politik menghasilkan cabang ilmu ekonomi politik.

(25)

3.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswa-mahasiswi untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian sosiologi, politik dan ekonomi serta keterkaitan dari ketiga disiplin ilmu tersebut. Dalam pembuatan makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pada makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pratomo Wahyu A.2006.Buku Ajar Teori Ekonomi Makro.Sumatera Utara: Pratomo

Subagiarta, I wayan. 2015. Diktat Pengantar Ilmu Sosiologi dan Ekonomi Politik. Jember : I wayan Subagiarta

Referensi

Dokumen terkait

Maknanya adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah

Perbandingan Administrasi Negara yang merupakan pengembangan studi dalam. Administrasi Negara pada awal pertumbuhannya dihadapkan pada tiga pertanyaan

Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Atau sebaliknya

Hal ini tampak antara lain, relatif masih kecilnya peran dan kontribusi laba BUMD dalam penerimaan PAD di daerah, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten

Karena seni rupa 3 dimensi tidak mempunyai bidang datar dan tidak datar, sehingga penempatannya berdiri lepas artinya tidak tergantung pada dinding sebagai

c Kehidupan Budaya Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Pada masa ini, manusia sudah mampu membuat alat- alat sederhana dari batu atau tulang dan kayu... dibuat

Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki peserta didik agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara

Salah satu sumber data adalah Dokumen atau Arsip, Arsip tersebut digunakan untuk keperluan Internal maupun Eksternal kantor dan pengambilan suatu keputusan sangat ditentukan oleh