• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Tlatah Bocah dalam Menjaring Anak Lereng Gunung Merapi dengan Menggunakan Kearifan Lokal: Studi pada Komunitas Tlatah Bocah di Muntilan T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Tlatah Bocah dalam Menjaring Anak Lereng Gunung Merapi dengan Menggunakan Kearifan Lokal: Studi pada Komunitas Tlatah Bocah di Muntilan T1 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Muntilan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa

Tengah, Indonesia yang menjadi pusat perdagangan dan jasa yang terletak di

bagian Selatan Kabupaten Magelang.Muntilan terletak sekitar 10 km dari Kota

Mungkid yang menjadi pusat pemerintahan atau ibukota dari Kabupaten

Magelang, 15 km dari Kota Magelang, dan 25 km dari Kota Yogyakarta.

Muntilan telah lama menjadi pusat perdagangan dan jasa di bagian

Selatan Kabupaten Magelang dan berada di jalur provinsi yang

menghubungkan Kota Semarang, Kota Magelang, dan Kota Yogyakarta.1

Muntilan sempat diluluhlantahkan dengan adanya bencana dari Gunung

Merapi karena letaknya yang berdekatan dengan Gunung Api yang masih aktif.

Keadaan dan aktivitas di Muntilan sempat terhenti karena bencana tersebut

sehingga membuat proses dagang terhenti. Namun, seiring berjalannya waktu,

Muntilan secara perlahan mampu mengubahkehidupan sosialnya menjadi bangkit

kembali seperti semula.

Bencana alam yang menimpa Muntilan membuat banyak komunitas peduli

bocah datang berbondong-bondong untuk membantu korban di Muntilan. Sampai

saat ini,Muntilan mempunyai komunitas atau paguyuban anak yang peduli akan

kehidupan warga Muntilan. Komunitas tersebut salah satunya adalah Tlatah

Bocah.

Komunitas yang terletak di Jalan Talun kilometer satu, Patosan, Muntilan,

Jawa Tengah ini didirikan pada tahun 2004 oleh Gunawan Julianto dan Gambir

Wismantoko dibantu oleh Desi Purjayanto dimana latar belakang mereka adalah

seorang pengangguran yang kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah

komunitas tentang anak karena keprihatinannya melihat dunia anak yang sudah

1https://id.wikipedia.org/wiki/Muntilan,_Magelang diakses pada hari Jumat, 16 September 2016,

(2)

2 jauh dari kesenian atau tradisi lokal. Mereka memiliki keyakinan bahwa suatu

bangsa akan maju dan beradab jika semenjak dini anak-anak diajak turut serta ikut

dalam pembangunan. 2

Pada awalnya, komunitas ini berdiri dengan nama Rumah Pelangi dimana

melakukan aktvitasnya dari tahun 2004-2007 dengan menyediakan layanan

perpustakaan mini di Dusun Kadirojo, Muntilan yang berlaku juga sebagai

sekretariat dari komunitas tersebut. Keterbatasan penyediaan buku baru dan

sumber daya manusia membuat perpustakaan mini ini menjadi tidak terkelola

dengan baik. Pasalnya, buku yang tersedia hanya buku itu-itu saja sehingga

membuat pembaca enggan untuk berkunjung ke Rumah Pelangi.

Seiring peristiwa erupsi Merapi 2006 dan gempa Bantul pada tahun yang sama,

Rumah Pelangi bergabung dengan berbagai organisasi kemanusiaan dengan

agenda yang fokus dalam bidang yang beraneka ragam. Kemudian di tahun 2007,

saat dicanangkan Festival Seni Anak-anak Merapi sebagai bentuk kampanye hak

anak, maka bergantilah nama Rumah Pelangi menjadi Tlatah Bocah. Menurut

Gunawan selaku ketua, nama tersebut dipilih karena ia merasa sesuai dengan

sasaran yang ingin dicapai, yaitu tentang anak-anak. Berikut kutipan wawancara

dengan Gunawan :

“tahun 2007, aku sama temen-temen yang sekarang jadi pengurus inti Tlatah Bocah ambil keputusan untuk bikin acara, tapi saat itu masih bingung mau dikasih nama apa karena posisi kita masih tentang pengembangan perpustakaan mini. Kemudian terbesit tentang sebuah festival, akhirnya dikasih nama Festival Seni Anak-anak Merapi. Nah, Festival itu merupakan kampanye hak anak, dapet pengetahuan bahwa kekayaan budaya Jawa bisa menjadi media untuk pencapaian visi. Pas dengan ini kata Tlatah Bocah muncul. Nuansa lokal, mengena tepat sasaran, lebih fokus. Jadine yo mbak, semenjak 2007 mulai ganti namanya jadi Tlatah Bocah itu tadi”

Tlatah Bocah, terdiri dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu tlatah dan bocah.

Tlatah berarti area atau wilayah, sedangkan bocah berarti anak-anak. Sehingga

Tlatah Bocah dapat diartikan menjadi area anak atau wilayah anak untuk bermain,

belajar, berinteraksi, dalam hal ini dengan lingkungan sekitar lereng Gunung

Merapi. Tlatah Bocah mengusung tagline yaitu ”Bocah Dudu Dolanan, Bocah

2Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 13 Maret 2017

(3)

3

Kudu Dolanan” dalam bahasa Indonesia berarti Anak bukanlah mainan tetapi

anak wajib bermain.

Tlatah Bocah menyerukan bahwa komunitas tersebut tidak berbadan

hukum.3Tlatah Bocah dikembangkan untuk mandiri, dengan kata lain Tlatah

Bocah berdiri sendiri tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Kemandirian

yang dimaksud bukan berarti terlepas dari pihak manapun, karena bagaimanapun

Tlatah Bocah tidak dapat berdiri sendiri. Hal ini disikapi oleh ke-enam pengurus

Tlatah Bocah yaitu Gunawan Julianto (ketua), Setiyoko (pelaksana program),

Gambir Wismantoko (sekretaris), Bambang Sumarsono (ekonomi) dan Sunantoro

& Suryo Purnomo (keuangan) dengan menjalin kemitraan dengan pihak lain

melalui program-program yang sesuai dengan visi Tlatah Bocah, yaitu tersedianya

Area Ramah anak secara fisik dan psikologis selaras dengan karakter lokal.

Beberapa mitra kerja yang menjalin hubungan dengan Tlatah Bocah yaitu

Rebonds France, Polyglot Theatre Australia (mitra pengadaan workshop teater

boneka tahun 2013 dari Australia), Pappermoon Puppet Theatre (mitra pengadaan

workshop teater boneka 2013 dari Yogyakarta), Plan Indonesia (mitra dalam

bidang trauma healing saat gempa bantul 2006-2008), Karina Indonesia, Save the

Children (mitra pendukung 5700 KK di merapi untuk kehidupan keluarga dan

ekonomi pasca erupsi 2010), Yayasan Tunas Cendekia (mitra dalam bidang

trauma healing saat gempa bantul 2006-2008 di kecamatan Salam, Magelang),

International Catholic Migration Commision.4

Menurut Gambir selaku sekretaris, keputusan Tlatah Bocah untuk berdiri

sendiri tanpa campur tangan pemerintah mendapatkan dua keuntungan, (1) Tidak

akan adanya rasa ketergantungan dengan pihak lain untuk melaksanakan

program-program Tlatah Bocah sehingga dapat meminimalisir konflik kepentingan dengan

pihak pemasok sumber daya sehingga independensi lebih terjaga sesuai visi

Tlatah Bocah. (2) Pembelajaran kepada para penggiat dan komunitas yang terlibat

3 Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 10 September 2016

pukul 13.56 melalui telephone

4Dokumen pribadi Tlatah Bocah dalam pdf oleh Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto

(4)

4 bahwa kemandirian akan selalu memberikan ritme untuk berusaha memberikan

ide segar atas permasalahan untuk dapat bertahan hidup.

Sampai saat ini, Tlatah Bocah tengah berupaya dalam bidang ekonomi untuk

terus dapat bertahan dalam kemandiriannya sebagai suatu Komunitas Anak.

Dimana mereka menyebut upaya tersebut dengan sebutan ekonomi kreatif.

Kegiatan tersebut dilakukan bersama relawan/pengurus Tlatah Bocah dalam

pengelolaan usaha desain dan sablon serta masyarakat di lereng Merapi mengelola

pertanian dan produknya.5

Tlatah bocah tidak hanya terfokus pada penyelenggaraan Festival Seni Anak

Merapi saja, namun selama 13 tahun bertahan, Tlatah Bocah membuat sebuah

program untuk menunjang Komunitas tersebut. Program yang dilaksankan selain

Festival Seni Anak dan Ekonomi kreatif adalah Beasiswa Merapi dan Srawung

Gunung.6 Namun, yang menjadi program unggulan Tlatah Bocah adalah Beasiswa

Merapi, kegiatan ini berupa ajakan kemandirian untuk berternak ayam

bersama-sama yang tersebar di beberapa dusun setempat.

Bapak Gunawan menjelaskan,7 maksud dari pemberian beasiswa berupa ayam

tersebut adalah selain merupakan bentuk ajakan solidaritas atau gotong royong

untuk kawan-kawan berdonasi pada anak-anak lereng Gunung Merapi juga

memberikan pembelajaran untuk anak-anak supaya bertanggung jawab, belajar

mandiri, belajar bersosialisasi, karena tentunya, apabila ayam dirawat dengan baik

akan menghasilkan kualitas yang baik pula. Hal tersebut menjadi acuan sebagai

pengurus Tlatah Bocah untuk merawat anak-anak sejak dini dengan area ramah

dalam hal ini adalah dunia bermain yang ada disekitar lereng Gunung Merapi

untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas khususnya dalam pelestarian

tradisi seni lokal Gunung Merapi.

Komunitas Tlatah Bocah ini berhasil mewadahi anak-anak lereng Gunung

yang mengelilingi kota Muntilan, seperti anak-anak dari Lereng Gunung Merapi,

5Website resmi Komunitas Tlatah Bocah (www.tlatahbocah.org) diakses pada tanggal 13 Maret

2017 pukul 14.45

6Dokumen pribadi Tlatah Bocah dalam pdf oleh Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto

melalui email

7Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocab, Gunawan Julianto pada 13 Maret 2017

(5)

5 Gunung Merbabu, Gunung Sindoro-Sumbing, dan Perbukitan Manoreh. Dari

beberapa daerah tersebut masih terbagi dalam beberapa dusun yang tergabung di

Komunitas Tlatah Bocah dengan jumlah anggota tetap yang tidak bisa terhitung,

karena sistem yang terdapat di Komunitas Tlatah Bocah sangat terbuka untuk

semua orang atau dengan kata lain keluar masuk secara bebas. Jika dilihat dari

jumlah dusun yang tergabung, saat ini ada sekitar 26 dusun yang tergabung di

Komunitas Tlatah Bocah. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bapak Gunawan :

“kalau bicara jumlah dusun yang saat ini bergabung dengan kami sepertinya ada sekitar 20-an dusun yang bergabung. Tapi program yang dilaksanakan masing-masing dusun berbeda-beda, di satu dusun bisa ikut program Beasiswa Merapi namun tidak ikut program yang berdasarkan kesenian karena memang dusunnya tidak ada kesenian setempat, di sisi lain ada yang hanya ikut kesenian karena memiliki kesenian lokal. Lain dusun lagi ada yang mengikuti Beasiswa Merapi dan kesenian. Kalau saya mencatat mbak, sebanyak 16 dusun yang tercatat ikut Beasiswa Merapi dengan jumlah anak sekitar 350-an, terus 10 dusun ikut dalam kelompok kesenian karena memang punya kesenian didusunnya”8

Dari 26 dusun yang tergabung di Komunitas Tlatah Bocah, pada awalnya

Bapak Gunawan beserta teman-teman berkunjung ke komunitas dimasing-masing

dusun, hal ini secara tidak langsung untuk menjaring anak-anak komunitas dusun

untuk bergabung di Komunitas Tlatah Bocah. Cara yang mereka terapkan pertama

kali adalah meninjau dusun tersebut, kemudian menemui kepala dusun dan

menjelaskan maksud kedatangan mereka. Hal tersebut dilakukan ke beberapa

dusun sampai dirasa semua dusun sekitar sudah bergabung, namun kedatangan

mereka tidak ada unsur paksaan, mereka hanya mengajak untuk bergotong royong

melestarikan tradisi lokal gunung Merapi. Setelah mereka tergabung, pertama kali

mereka menyelenggarakan Festival Seni Anak lereng Merapi untuk melihat

keanekaragaman seni dari berbagai dusun, ternyata acara ini disambut baik oleh

beberapa pihak termasuk masyarakat dan mitra kerja sehingga program acara

tersebut menjadi program acara tahunan yang selalu diselenggarakan oleh Tlatah

Bocah.

8Wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocab, Gunawan Julianto pada 13 Maret 2017

(6)

6 Seiring program Beasiswa Merapi berjalan dengan anggota Komunitas yang

tidak bisa terhitung yang mana anggotanya masih mengenyam pendidikan dari SD

samapai SMA, Bapak Gunawan berusaha mengembangkan upaya-upaya untuk

menunjang program tersebut. Salah satunya dengan mengajak relawan atau

rekan-rekan untuk membantu, dalam hal ini berdonasi ayam untuk Beasiswa Merapi.

“biasanya kita ngajak temen-temen diskusi kita sih mbak, eh ayo donasi pitik (ayam) nggo bocah-bocah dusunku. Ben sinau(belajar) ngrawat ayam, terus mereka ya tidak dalam hari itu juga langsung memberi tapi mereka selalu berkabar dengan saya kalau semisal mereka ingin berdonasi ayam, biasanya kita yang ngambil kerumahnya. Kadang ada yang dalam jumlah banyak dan ada yang beberapa, kita pasti terima niat baik mereka. Tidak menutup kemungkinan yang jauh juga bisa ikut berdonasi, misalnya temen kita di Jakarta, dia biasanya mentransfer sejumlah uang kemudian kita yang belikan ayam, bukti pembelian langsung kami kirim kesana, transparansi kalo kita mbak jadi tidak ada yang ditutup-tutupi”9

Keikutsertaan anggota Tlatah Bocah dari berbagai kategori, tidak membuat

pengurus Tlatah Bocah membanding-bandingkan antara satu dengan yang lain.

Mereka memperlakukan semuanya sama tanpa pandang bulu, karena rasa

memiliki dan kekeluargaan yang terbangun sangatlah kuat.

Keunikan dari Komunitas Tlatah Bocah ini adalah,salah satu komunitas

lereng Merapi yang masih bertahan selama 13 tahun dari perkembangan zaman

dimana komunitas ini mengemas kegiatan tentang anak dan kesenian lokal

sekitar sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki. Hal ini tentunya tidak mudah,

banyak aral rintangan yang datang untuk menguji ketahanan komunitas ini,

karena berbasis kerelawanan sehingga banyak orang yang keluar masuk.

Sebenarnya, komunitas Tlatah Bocah tidak jauh berbeda dengan komunitas yang

lain, bahkan dalam pertumbuhannya Tlatah Bocah juga selalu bertukar pikiran

dengan komunitas yang ada di daerah lain. Hal lain yang membuat unik adalah

adanya beasiswa berupa pemeliharaan ayam bagi anak-anak yang terlibat.

Tentunya semua hal yang dilakukan komunitas ini sebenarnya merupakam

benchmark yang dikemas dengan penyesuaian-penyesuaian yang ada disekitar

lereng Merapi sehingga tidak akan adanya hal-hal yang timpang.

9Kutipan wawancara dengan Ketua Komunitas Tlatah Bocah, Gunawan Julianto pada 13 Maret

(7)

7

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang permasalahan di atas maka dalam

penelitian ini ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Komunitas Tlatah Bocah

dalam menjaring anak lereng gunung Merapi dengan menggunakan kearifan

lokal?

1.3

Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan strategi komunikasi Komunitas Tlatah Bocah dalam

menjaring anak lereng gunung Merapi dengan menggunakan kearifan lokal.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya mengenai

bagaimana strategi komunikasi Komunitas Tlatah Bocah dalam menjaring

anak lereng gunung Merapi untuk bersedia menjadi anggota Komunitas

Tlatah Bocah di Muntilan.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan untuk melatih diri peneliti dalam

menganalisis suatu permasalahan yang terjadi dalam ilmu

komunikasi khususnya dalam bidang strategi komunikasi.

2) Bagi Fakultas

Diharapkan penelitian dapat memberikan sumbangsih dan

menambah pengetahuan yang berguna sebagai referensi bagi

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas

(8)

8

1.5

Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya akan membahas mengenai strategi komunikasi yang

dilakukan pengurus komunitas Tlatah Bocah dengan anggota dusun-dusun lereng

Merapi. Penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi Komunitas Tlatah Bocah

dalam Menjaring Anak Lereng Gunung Merapi dengan Menggunakan Kearifan

Lokal menggunakan beberapa konsep yang dijadikan sebagai acuan kerangka

analisis yaitu :

1.5.1 Strategi Komunikasi

Menurut Effendy (2013:32), strategi komunikasi merupakan panduan

perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen

komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

1.5.2 Komunitas Tlatah Bocah

Sebuah komunitas anak yang berada di lereng gunung Merapi dimana

komunitas tersebut menyediakan area bermain anak untuk berkesenian

lokal.

1.5.3 Kearifan Lokal

Menurut Haba (2007:11), kearifan lokal mengacu pada berbagai

kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah masyarakat

yang dikenal, dipercaya dan diakui sebagai elemen-elemen penting yang

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integreated Reading dan Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan

IMD sebagai pilar utama dalam proses menyusui dapat memberikan ibu kesempatan meningkatkan rasa percaya diri dalam memberikan ASI sehingga

Al- though many psychotropic drugs are considered safe during breastfeeding because they are excreted to a low ex- tent into breast milk (relative infant dosage ⬍ 10% of the

Using data from the 2003 National Survey of Children’s Health (NSCH), we exam- ined the associations of breastfeeding initiation and breastfeeding duration with expressive and

examine how the students realize Mood structure in their Recount texts, and. explore how the use of Mood structure contributes to the fulfilment of

Apabila pemberian WK meliputi areal yang luas di atas tanah Negara, bagian-bagian tanah yang tidak digunakan untuk kegiatan usaha migas dapat diberikan kepada pihak lain oleh menteri

4.2 The Mood structure contribution to the fulfillment of its social purpose of Recount text

The evidence from one trial in Honduras demonstrates poorer iron status in infants exclusively breastfed for 6 months, versus 4 months followed by partial breastfeed- ing to 6