HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS
MLATI TAHUN 2011
Riska Wedhasmara
Bidan Pelaksana RSUD Leuwiliang
ABSTRAK
IMD sebagai pilar utama dalam proses menyusui dapat memberikan ibu kesempatan meningkatkan rasa percaya diri dalam memberikan ASI sehingga dapat mendukung keberlangsungan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan Inisisasi Menyusui Dini dengan pemberian ASI Eksklusif.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia minimal 6 bulan di Puskesmas Miati. Pengambilan sampel secara accidental sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada. Mengambil responden yaitu ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia minimal 6 bulan yang berada di Puskesmas Mlati selama periode masa penelitian. Pengolahan data terdiri dari proses editing, coding, transferring), dan tabulating. Analisis data penelitian ini adalah analisis univariabel, analisis bivariabel. Analisis univariabel adalah analisis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian. Data ini ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Selanjutnya dilakukan analisis bivariabel, dilakukan terhadap dua variabel, dalam hal ini pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif. Analisis bivariabel menggunakan uji statistika Chi Square dengan interval kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%.
Hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 89,1% memberikan ASI Eksklusif, ibu yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 55,5% diantaranya tetap dapat melakukan ASI Eksklusif. Data dianalisis dengan menggunakan program R, didapatkan hasil bahwa x2= 9,01 . Bila dilihat dari analisa data menunjukkan bahwa p-value yaitu 0,00 yang < 0,05 artinya ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian ASI Eksklusif.
Kata kunci : Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif
ABSTRACT
This research design is by using cross sectional method . In this study, the population is all the mothers who have at least 6 months old baby at the health center Miati . Sampling by accidental sampling is sampling done by taking the respondents who happened to be . Taking the respondents are mothers who have a minimum of 6 month old baby who was in PHC Mlati during the study period . Data processing consists of editing , coding , transferring ) , and tabulating . The data analysis of this study is univariable analysis , bivariate analysis . Univariable analysis is the analysis to explain or describe the characteristics of the study subjects . These data are presented in tabular form and percentage frequency distribution of each variable . Further bivariate analysis , conducted on two variables , in this case the implementation of the IMD with exclusive breastfeeding . Bivariate analysis using Chi Square test statistic with 95% confidence intervals and error rate of 5 % .
The results reveal that mothers who do Early Initiation of Breastfeeding , 89.1 % exclusive breastfeeding , mothers who do not do Early Initiation of Breastfeeding , 55.5 % of them still can do exclusive breastfeeding . Data were analyzed using the R program , showed that = 9.01 . When viewed from the analysis of the data shows that the p-value is 0.00 which is < 0.05 means that there is a relationship between the implementation of Early Initiation of Breastfeeding by exclusive breastfeeding .
Keywords: early breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding
1. PENDAHULUAN
Menurut The World Health Report (2005) yang dikutip oleh Roesli (2008), angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup, Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam negara berkembang yakni Brasil, Ghana, India, Oman, Norwegia, dan Amerika Serikat, resiko kematian bayi antara 9 – 12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48%.
Menyusui khususnya menyusui secara eksklusif adalah cara pemberian makan bayi yang alamiah. (Roesli, 2008). Pilar utama dalam proses menyusui adalah Inisiasi Menyusui Dini atau IMD. IMD didefinisikan sebagi proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibu dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari putting untuk segera menyusu. Jangka waktu pelaksanaan IMD adalah sesegera mungkin setelah melahirkan (Yuliarti, 2010).
Hasil penelitian Sose dll CBA Foundation yang dikutip Utami Roesli (2008) menunjukkan bahwa hubungan antara saat kontak kulit ibu-bayi dengan meletakkan bayi untuk kontak kulit setidaknya satu jam, hasilnya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui dini hasilnya 59% dan 38% masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama. Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa IMD mampu meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2007).
dikatakan masih rendah, yaitu sebesar 35,28 %. Padahal untuk target nasional, cakupan ASI Eksklusif adalah sebesar 80%.
Berdasarkan jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif, Kabupaten Sleman memiliki jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif tertinggi dengan jumlah 5.726 bayi, sedangkan jumlah terendah berada di Gunung Kidul dengan 1.024 bayi (Profil Kesehatan Provinsi DIY, 2009). Kabupaten Sleman memiliki 17 kecamatan. IMD sebagai pilar utama dalam proses menyusui dapat memberikan
Kerangka Konsep
ibu kesempatan meningkatkan rasa percaya diri dalam memberikan ASI sehingga dapat mendukung keberlangsungan menyusui. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI di Puskesmas Mlati II tahun 2011.
2. METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional. Penelitian observasional adalah penelitian yang hanya melakukan pengamatan pada sebagian dari populasi atau disebut sampel Data penelitian ini dianalisis secara
analitik korelasional. Penelitian analitik korelasional merupakan penelitian untuk mencari hubungan antar variabel (Sastroasmoro, 1995). Metode ini
digunakan untuk membuktikan hubungan (korelasi) antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif. Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional. Penelitian dengan pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dengan melakukan pengukuran sesaat dan dinilai hanya satu kali saja.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mlati Sleman Yogyakarta pada tanggal 21 Maret hingga 21 Mei 2011.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia minimal 6 bulan di Puskesmas Mlati. Pengambilan sampel secara accidental dilakukan dengan mengambil responden yaitu ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia minimal 6 bulan yang berada di Puskesmas Mlati II selama periode masa penelitian.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel independent dan satu variabel dependent. Sebagai variabel
independent dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Sebagai variabel dependent dalam penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif.
Pemberian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif
Tidak ASI Eksklusif
Inisiasi Menyusu Dini
IMD
Analisis data penelitian ini adalah analisis
univariabel, analisis bivariabel. Analisis
univariabel adalah analisis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian. Data ini ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Selanjutnya dilakukan analisis bivariabel, dilakukan terhadap dua variabel, dalam hal ini pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif. Analisis
bivariabel menggunakan uji statistika Chi Square dengan interval kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%.
Penelitian ini menggunakan jenis data primer. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data masing-masing variabel adalah angket, yang berupa daftar isian singkat untuk mempermudah dan mengklarifikasikan variabel yang diteliti. Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun angket yang terdiri dari karakteristik ibu, IMD dan pemberian ASI.
b. Membagikan surat permohonan menjadi responden penelitian kepada subjek penelitian dan informed consent untuk ditandatangani sebagai bukti bersedia menjadi responden penelitian.
c. Membagikan angket untuk dijawab responden dengan ditunggu oleh peneliti.
d. Kuesioner dikerjakan 5-10 menit dan langsung dikumpulkan saat itu juga setelah selesai diisi oleh responden. e. Angket langsung dikumpulkan pada
hari yang sama setelah selesai diisi oleh responden.
f. Memasukkan data selanjutnya ke format pengumpulan data.
b. Pengolahan dan Analisis Data a. Editing
Hasil angket dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian angket.
b. Coding
Yaitu memberi kode untuk data-data yang telah terkumpul agar memudahkan pemasukan data (Notoatmodjo, 2010). Jawaban IMD untuk pelaksanaan IMD diberi kode 1 sedangkan jawaban tidak IMD diberi kode 0. Jawaban ASI Eksklusif untuk pemberian ASI Eksklusif diberi kode 1 dan jawaban tidak ASI Eksklusif diberi kode 0.
c. Transfering
Peneliti memindahkan data mentah yang telah didapatkan dari peneliti ke dalam master tabel.
d. Tabulating
Peneliti menyusun dalam bentuk tabel-tabel yaitu tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
c. Analisis data
Prosedur analisis data penelitian ini adalah analisis univariabel, analisis
bivariabel. Analisis univariabel adalah analisis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian. Data ini ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Selanjutnya dilakukan analisis
bivariabel, dilakukan terhadap dua variabel, dalam hal ini pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif. Analisis
bivariabel menggunakan uji statistika Chi Square dengan interval kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%. Chi square (
2
dan sampelnya besar (Sugiyono, 2007). Bila p-value > 0,05 maka tidak ada hubungan antara kedua variabel. Bila p-value < 0,05 maka ada hubungan antara kedua variabel.
Analisis untuk menghitung kekuatan atau besarnya hubungan antarvariabel dengan Tabel Kontingensi. Koefisien kontingensi (C) digunakan untuk menghitung kekuatan atau besarnya hubungan antarvariabel bila datanya berbentuk nominal (Sugiyono, 2007). Dalam memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka berpedoman pada tabel berikut:
Tabel Koefisien Kontingensi (Sugiyono, 2007): Sedangkan untuk cakupan ASI Eksklusif
Di wilayah kerja Puskesmas Mlati II sendiri bisa dikatakan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan berdasarkan Profil Puskesmas Mlati tahun 2010, didapatkan bahwa ASI Eksklusif 6 bulan di bawah lingkup kerja Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 60,18% dan sebanyak 89,71% yang melakukan ASI Eksklusif adalah ibu-ibu rumah tangga.
Selama penelitian ini berjalan, terdapat lebih dari 100 orang ibu yang memiliki bayi minimal usia 6 bulan yang datang ke Puskesmas Mlati. Namun terdapat beberapa hal yang menyebabkan calon responden tersebut tidak dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan antara lain, terdapat riwayat memiliki penyulit saat persalinan, memiliki anak kembar, lupa dengan kejadian saat persalinan dan subjek menolak untuk dijadikan responden. Kemudian pada akhir penelitian didapatkan 64 ibu menyusui yang Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas Milati
memiliki bayi usia minimal 6 bulan yang berkunjung di Puskesmas Mlati periode Maret – Mei 2011 yang memenuhi kriteria untuk dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Karateristik Subyek Penelitian
Tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi umur yang paling banyak pada subyek penelitian adalah rentang umur 20-35 tahun yang merupakan usia reproduksi sehat, yaitu sebesar 79,68%. Proporsi pendidikan yang paling banyak pada subyek penelitian adalah jenjang pendidikan SMA yaitu sebesar 56,25%. Sedangkan untuk pekerjaan sebagian besar dari subyek penelitian adalah ibu-ibu menyusui yang tidak bekerja, dengan proporsi sebesar 71,88%.
Jumlah Ibu yang dilakukan IMD Berdasarkan hasil pengumpulan data terdapat 46 ibu yang melakukan IMD. Sehingga dapat dihitung proporsi pelaksanaan IMD pada subyek penelitian adalah 71,87%.
Jumlah Ibu yang Melakukan ASI Eksklusif
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil pengumpulan data terdapat 51 ibu yang telah berhasil melakukan ASI Eksklusif. Sehingga dapat dihitung proporsi ASI Eksklusif pada subyek penelitian adalah 79,69%.
Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan ASI Eksklusif
Dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian ASI Eksklusif . Hal ini diketahui melalui analisa data menggunakan teknik analisa data korelasi Chi Square dengan menggunakan program R. Adapun hasil data dari analisa tersebut ditampilkan pada tabel 4.
Tabel 4. Hubungan Pelaksanaan IMD dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Mlati II tahun 2011
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa ibu yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 89,1% diantaranya memberikan ASI Eksklusif. Kemudian dapat diketahui pula bahwa ibu yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini, 55,5% diantaranya tetap dapat melakukan ASI Eksklusif. Data dianalisis dengan menggunakan program R, didapatkan
hasil bahwa x2= 9,01 . Bila dilihat dari
analisa data menunjukkan bahwa p-value yaitu 0,00 yang < 0,05 artinya ada hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian ASI Eksklusif.
Hasil perhitungan koefisien kontingensi yaitu 0,35. Angka ini berada dalam interval koefisien 0,20-0,39 yang berarti keeratan hubungan antara Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Pelaksanaan IMD
No Pelaksanaan IMD
Jumlah Frekuensi (%)
1 IMD 46 71,87
2 Tidak IMD 18 28,13
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif rendah.
Pembahasan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami mengembalikan bayi untuk menyusui, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dari satu jam pertama pada awal kehidupannya. Kontak kulit pada jam pertama kehidupan sang bayi memberikan efek positif baik bagi ibu maupun bagi bayi. Bagi ibu sendiri kontak kulit pertama pada bayi menjadi salah satu sarana untuk merangsang produksi ASI ibu. Kesempatan ini juga memberikan ruang pada ibu untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dalam memberikan ASI.
Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada puting susu ibu yang dilakukan
sejak dini ini diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan, kepercayaan dan keyakinan ibu bahwa ibu mampu
memberikan ASI pada bayinya, sehingga keberlangsungan pemberian ASI
dapat terjadi terus-menerus. Secara
tidak langsung pemberian ASI Eksklusif diharapkan dapat tercapai kelak seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa karakteristik subyek rata-rata berumur 20-35 tahun. Pada rentang umur ini ibu masih termasuk dalam usia reproduktif sehingga memiliki potensi resiko yang lebih kecil dalam menimbulkan komplikasi saat proses persalinan. Hal ini tentu saja akan menguntungkan proses IMD sesaat setelah persalinan sehingga kontak ibu dan bayi tersebut dapat berhasil.
Pendidikan merupakan salah satu faktor non medis yang berpengaruh terhadap proses reproduksi seorang wanita (Martaadisoebrata, 1982). Pada subyek penelitian ini mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu sebanyak 79,68%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka perhatiannya terhadap kesehatan akan diri dan orang di sekitarnya juga lebih tinggi. Perhatian dan keinginan memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik bagi diri maupun bayinya.
Karakteristik subyek selanjutnya adalah sebagian besar ibu tidak bekerja. Kondisi ibu yang tidak bekerja, memperbesar kemungkinan ibu untuk tinggal di dalam rumah seharian penuh untuk mengasuh bayinya. Seluruh Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Pemberian ASI
Eksklusif
No Pemberian ASI Eksklusif Jumlah Frekuensi (%)
1 ASI Eksklusif 51 79,69
2 Tidak ASI Eksklusif 13 20,31
Jumlah 64 100
Tabel 4. Hubungan Pelaksanaan IMD dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Mlati II tahun 2011
Pemberian ASI Eksklusif Pelaksanaan
IMD
ASI Eksklusif
Tidak ASI Eksklusif
IMD 41 5 46
Tidak IMD 10 8 18
perhatian ibu dapat diberikan seluruhnya kepada sang bayi dalam memenuhi kebutuhan bayi, termasuk kebutuhan fisiologis menyusu. Ibu yang tidak bekerja akan memiliki banyak waktu dan perhatian untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan tidak perlu memberikan susu formula.
Berdasarkan analisis statistik didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif yang ditunjukkan dengan nilai p-value 0,00. Namun jika dilihat dari hasil perhitungan koefisien kontingensi yaitu 0,35 , angka ini berada dalam interval koefisien 0,20-0,39 yang berarti hubungan antara pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif rendah. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang berperan. Peneliti belum mampu meneliti seluruh faktor yang mempengaruhi dalam pemberian ASI Eksklusif . Itulah mengapa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI Eksklusif rendah. Keterbatasan dan Hambatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah cross sectional. Metode yang digunakan dengan memotong lintang suatu kejadian. Padahal dalam pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif adalah suatu proses yang berkesinambungan. Pemantauan secara
continue pada subyek penelitian dibutuhkan agar mendapatkan data yang lebih valid.
4. KESIMPULAN
1. Karakteristik subyek penelitian rata-rata memiliki rentang umur 20-35 tahun yang merupakan usia reproduksi sehat, sebesar 79,68%, dan berjenjang pendidikan SMA sebesar 56,25%. Sedangkan untuk pekerjaan sebagian besar dari subyek
penelitian adalah ibu-ibu menyusui yang tidak bekerja, yang memiliki ASI Eksklusif di Puskesmas Mlati II dengan p-value 0,00 dan keeratan hubungan antara kedua variabel rendah dengan koefisien kontingensi 0,35.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010.
Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi Cetakan 14. Jakarta: Rineka Cipta.
Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta : Banyu Media. 2009. Yogyakarta: Dinkes Kabupaten Sleman.
Hubertin, Sri Purwanti. 2003.
Konsep Penerapan ASI eksklusif. Jakarta : EGC.
Novak, Julie C. dan Betty L. Broom. 1999. Maternal Child Health Nursing. Missouri : Mosby.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Buku Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.
Profil Kesehatan Puskesmas Mlati II tahun 2010.
Riwidikdo, Handoko. 2010.
Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Seri I. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Roesli, Utami. 2001. Manajeman Laktasi, Suatu Telaah Krisis. Jakarta: RS Sint Corolus.
Roesli, Utami. 2007. Inisiasi Menyusu Dini, Manfaatnya Seumur Hidup, Healthy life magazine Indonesia, about ibu dan anak com/ FAQ/ Privacy – policy/ Index/ Contact us diakses 16 Desember 2009.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini plus ASI eklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Roesli,Utami . 2008. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agrinigiya . Sastoasmoro, Sudigdo. 2002.
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sastoasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
Soetjiningsih, DSAK. 1997. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suherni, H. Widyasih, A. Rahmawati. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Yuliarti , Nurheti. 2010.
Keajaiban ASI- Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : Penerbit Andi .
Arifin, M. (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Dibuka tanggal 19 Januari 2011. Dikutip dari website: www. usu digitallibrary.ac.id