• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Politik Indonesia BAB 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Politik Indonesia BAB 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

SISTEM POLITIK

INDONESIA

PARTAI POLITIK DI INDONESIA

ARDITO KURNIAWAN

(2)

Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Dalam rangka memahami partai politik sebagai salah satu komponen infrastruktur politik dalam negara, berikut beberapa pengertian mengenai partai politik, yakni:

1. Carl J. Friedrich: partai Politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin partainya, dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat ideal maupun materil.

2. R.H. Soltou: partai Politik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan memilih, bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.

3. Sigmund Neumann: partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan golongan-golongan lain yang tidak sepaham.

4. Miriam Budiardjo: partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Setelah kita mengetahui apa itu partai politik secara umum partai politik juga memiliki fungsi-fungsi tertentu. Dalam Asshiddiqie (2006) disebutkan, menurut Andrew Knapp fungsi-fungsi partai politik mencakup antara lain:

 Mobilisasi dan integrasi,

 Sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih,  Sarana rekruitmen pemilih, dan

 Sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan,

Menurut Budiardjo (2003), ada empat fungsi partai politik, yaitu komunikasi politik, sosialisasi politik, rekruitmen politik dan pengelolaan konflik. Penjabaran dari keempat fungsi tersebut, adalah sebagai berikut:

 Sarana Komunikasi Politik: Partai politik bertugas menyalurkan beragam aspirasi masyarakat dan

(3)

rumuskan secara lebih terstruktur atau teratur (interest articulation). Selanjutnya, partai politik merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu usulan kebijak(sana)an, untuk diajukan kepada pemerintah agar menjadi suatu kebijakan publik. Di sisi lain, partai politik bertugas membantu sosialisasi kebijakan pemerintah, sehingga terjadi suatu arus informasi berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakat.

 Sarana Sosialisasi Politik: Dalam usahanya untuk memperoleh dukungan luas masyarakat, partai

politik akan berusaha menunjukkan diri sebagai pejuang kepentingan umum. Oleh karena itu partai politik harus mendidik dan membangun orientasi pemikiran anggotanya (dan masyarakat luas) untuk sadar akan tanggungjawabnya sebagai warga negara. Proses tersebut dinamakan sosialisasi politik, yang wujud nyatanya dapat berbentuk ceramah penerangan, kursus kader, seminar dan lain-lain. Lebih lanjut, sosialisasi politik dapat pula diartikan sebagai usaha untuk memasyarakatkan (Asshiddiqie, 2006) ide, visi dan kebijakan strategis partai politik kepada konstituen agar mendapatkan feedback berupa dukungan masyarakat luas.

 Sarana Rekruitmen Politik: Partai politik memiliki fungsi untuk mencari dan mengajak orang yang

berbakat untuk aktif berpolitik sebagai anggota partai politik tersebut (political recruitment). Hal ini merupakan suatu usaha untuk memperluas partisipasi politik. Selain itu, rekruitmen politik yang di arahkan pada generasi muda potensial menjadi sarana untuk mempersiapkan regenerasi kepemimpinan di dalam struktur partai politik.

 Sarana Mengelola Konflik: Partai politik bertugas mengelola konflik yang muncul di masyarakat

sebagai suatu akibat adanya dinamika demokrasi, yang memunculkan persaingan dan perbedaan pendapat.

Adapun dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 pasal 11 ayat 1 disebutkan bahwa fungsi partai politik adalah sebagai sarana:

 Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang

sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

 Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia untuk

kesejahteraan masyarakat.

 Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan

menetapkan kebijakan negara.

 Partisipasi politik warga negara Indonesia, dan

 Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan

memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

(4)

dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian ini tercantum dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Perumusan Masalah

- Apakah saat ini partai politik di Indonesia sudah berideologikan Pancasila? - Haruskah partai politik di Indonesia berideologikan Pancasila?

- Syarat-syarat apa saja yang pantas untuk suatu partai politik di Indonesia? - Perlukah pemilihan kepala daerah dilakukan secara tidak langsung di Indonesia?

Pembahasan

BAB 1: Partai Politik dan Ideologi Pancasila

Setelah terjadi Reformasi di Indonesia pada tahun 1998 kehidupan bangsa sangat berbelok ke sifat-sifat yang mengarah ke pandangan hidup Barat, yaitu individualisme dan liberalisme. Politik luar negeri AS yang sejak berakhirnya Perang Dingin sangat kuat mengusahakan agar bangsa-bangsa di dunia mengikuti pandangan hidupnya, besar dampaknya di Indonesia. Hal itu juga dimungkinkan oleh dukungan sementara pihak di Indonesia yang mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dengan AS. Usaha itu antara lain berhasil melakukan amandemen 4 kali terhadap UUD 1945 sehingga isinya sudah amat mengarah kepada kehidupan berdasarkan individualisme dan liberalisme.

(5)

Ideologi Pancasila adalah kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekaligus giroh (Moral Passion) bagi sekelompok manusia penganutnya dalam berbagai bidang kehidupan. Pancasila dijadikan ideology politik dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara.

Oleh karena itu untuk membangun kondisi parpol yang sesuai dengan kepentingan masyarakat dan bangsa diperlukan syarat utama kembalinya Pancasila sebagai Dasar Negara RI secara nyata. Untuk itu haruslah pertama-tama UUD 1945 dikembalikan kepada keadaanya yang asli sebelum ada amandemen. Kalau toh dinilai perlu ada perbaikan pada isi UUD1945, hal itu dilakukan setelah kembali ke keadaan semula dengan mengadakan perbaikan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pebaikan tidak dalam bentuk amandemen, melainkan sebagai addendum. Kalau ada orang mengatakan bahwa Pancasila adalah satu ideologi terbuka, itu tidak berarti bahwa Pancasila dapat diubah dengan nilai-nilai yang bertentangan dan berbeda dengan Pancasila. Sebab Pancasila adalah Isi Jiwa bangsa Indonesia, maka mengubah Pancasila berarti menghasilkan Jati Diri lain yang bukan bangsa Indonesia.

Berdasarkan UUD 1945 yang asli dibuat UU Partai Politik yang sesuai dan tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila. Hal ini merupakan landasan bagi tempat dan peran Partai Politik dalam sistem Pancasila yang tidak mungkin sama dengan tempat dan peran parpol dalam sistem Barat. Hal ini pasti mendapat perlawanan dari mereka yang sudah memperoleh keuntungan dari penyelewengan yang terjadi di Indonesia. Mereka membanggakan Indonesia sekarang sebagai Negara Demokrasi Ketiga Terbesar di dunia, setelah India dan AS. Buat mereka demokrasi hanyalah demokrasi Barat, demokrasi liberal. Kalau tidak itu maka itu bukan demokrasi. Atas dasar itu mereka mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar mengubah keadaan sekarang, sebab mereka tidak peduli bahwa itu menimbulkan kondisi yang merugikan secara mendasar kepentingan masyarakat dan bangsa. Mereka menjustifikasi berbagai keadaan yang buruk sekarang sebagai hal yang lumrah dalam pertumbuhan demokrasi di Indonesia. Sesuai dengan perkembangan internasional, mereka akan mendapat dukungan terbuka atau terselubung dari negara-negara yang berorientasi Barat dan mempunyai kepentingan di Indonesia. Sebab itu seluruh Rakyat Indonesia yang dirugikan oleh perkembangan sekarang yang menyeleweng dari Dasar Negara RI harus menyatukan barisan dan memperjuangkan dengan tekad dan komitmen kuat agar UUD 1945 yang asli berlaku kembali di NKRI.

Setelah UUD 1945 yang asli berlaku kembali, perlu disusun UU Partai Politik yang sebaiknya memuat hal-hal sebagai berikut :

(6)

2. Mencapai kemajuan dan kesejahteraan satu umat dapat dicapai melalui berbagai cara yang berbeda-beda. Maka eksistensi parpol ditentukan oleh cara pencapaian kesejahteraan bangsa yang menjadi keyakinan orang-orang yang membentuk parpol itu. Dalam kenyataan dan secara obyektif jumlah cara itu terbatas (seperti cara Pancasila, Sosialisme, Islam, kekuatan Pasar). Sebab itu jumlah parpol juga terbatas. Tidak mungkin ada dua parpol yang mendukung cara yang sama. Kalau itu terjadi, maka parpol itu merupakan kepentingan orang untuk memanfaatkan parpol bagi dirinya dan bukan bagi kepentingan masyarakat, dan karena itu harus dilarang. 3. Parpol memperjuangkan cara pencapaian kesejahteraan yang didukungnya dalam Majelis

Permusyawaratan Rakyat sebagai Penjelmaan Rakyat. Sekalipun tiap-tiap parpol berbeda satu sama lain, namun dalam MPR mereka berada dalam Kesatuan Bangsa Indonesia.

4. Partisipasi parpol dalam MPR terwujud melalui para anggota parpol yang terpilih sebagai anggota MPR melalui Pemilihan Umum. Selain itu ada anggota MPR yang berasal dari Utusan/Golongan yang ditetapkan dengan cara tersendiri. Anggota MPR dari parpol dan yang dari utusan/golongan melakukan Musyawarah-Mufakat untuk merumuskan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang kemudian dilaksanakan Presiden RI sebagai Mandataris MPR. 5. Meskipun mungkin sekali ada parpol yang memperjuangkan cara pencapaian kesejahteraan

tertentu yang berbeda satu sama lain, setiap parpol menyakini dan memahami bahwa eksistensi dan berlanjutnya NKRI sangat tergantung pada terus berlakunya Pancasila sebagai Dasar Negara. Maka perjuangan mereka bukan perjuangan ideologi, melainkan perjuangan menghasilkan pencapaian kesejahteraan bangsa Indonesia yang terbaik.

BAB 2: Pemilihan Kepala Daerah

Saat ini sedang hangat-hangatnya perbincangan mengenai pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang di DPR pada Jumat 26 September 2014. Walaupun sampai saat ini masih belum ada kejelasan akan disahkan atau tidaknya RUU.

Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala daerah pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.

(7)

Pada tahun 2014, DPR RI kembali mengangkat isu krusial terkait pemilihan kepala daerah secara langsung. Sidang Paripurna DRI RI pada tanggal 24 September 2014 memutuskan bahwa Pemilihan Kepala Daerah dikembalikan secara tidak langsung, atau kembali dipilih oleh DPRD. Putusan Pemilihan kepala daerah tidak langsung didukung oleh 226 anggota DRP RI yang terdiri Fraksi Partai Golkar berjumlah 73 orang, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berjumlah 55 orang, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) berjumlah 44 orang, dan Fraksi Partai Gerindra berjumlah 32 orang.

Keputusan ini telah menyebabkan beberapa pihak kecewa. Keputusan ini dinilai sebagai langkah mundur di bidang "pembangunan" demokrasi, sehingga masih dicarikan cara untuk menggagalkan keputusan itu melalui uji materi ke MK. Bagi sebagian pihak yang lain, Pemilukada tidak langsung atau langsung dinilai sama saja. Tetapi satu hal prinsip yang harus digarisbawahi (walaupun dalam pelaksanaan Pemilukada tidak langsung nanti ternyata menyenangkan rakyat) adalah: Pertama, Pemilukada tidak langsung menyebabkan hak pilih rakyat hilang. Kedua, Pemilukada tidak langsung menyebabkan anggota DPRD mendapat dua hak sekaligus, yakni hak pilih dan hak legislasi. Padahal jika Pemilukada secara langsung, tidak menyebabkan hak pilih anggota DPRD (sebagai warga negara) hak pilihnya tetap ada.

Kesimpulan dan Saran

Partai politik di Indonesia saat ini memang benar kebanyakan hanya memikirkan kepentingan golongan dan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara luas, namun menurut saya partai politik di Indonesia sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.

Namun setidaknya ideologi Pancasila dalam partai politik di Indonesia sudah seharusnya ada karena Pancasila merupakan jati diri bangsa kita, hal yang mewakili seluruh rakyat Indonesia maka dari itu setiap partai politik diharapkan dapat menanamkannya kepada seluruh anggota, visi, dan misi dari partai politik tersebut.

Kemudian dalam sistem Pemilihan Umum, penulis merasa bahwa sistem ini dirasa kurang memenuhi ideologi Pancasila yang menjunjung tinggi nilai musyawarah. Sedangkan dalam Pemilihan Umum dilakukan voting. Penulis berharap akan munculnya suatu sistem yang cocok dengan nilai musyawarah yang terkandung dalam Pancasila.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_politik

(8)

http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=524 http://oviefendi.wordpress.com/makalah/152-2/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan secara umum berada pada usia produktif dengan tipologi keluarga inti ( nuclear family ); lebih dari separuh nelayan mempunyai tingkat

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan berdasarkan data atau fakta yang sahih dan valid, benar dan dapat dipercaya tentang seberapa

Nomor Registrasi REACH Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2 peraturan REAC H (EC)

Panggilan Margin (Margin Call) ialah amaran awal apabila ekuiti kurang dari margin (Ekuiti < Margin) dan panggilan margin (MC) berlaku dengan nilai boleh guna menjadi

2 Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi I, Books Terrace & Library, Bandung, 2007, hlm.. Melihat data yang penulis sajikan di atas, tampak terlihat betapa peredaran

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional

Meskipun demikian, penggunaan metformin pada lansia dibatasi oleh adanya efek samping gastrointestinal berupa anoreksia, mual, dan perasaan tidak nyaman pada perut

Berdasarkan perhitungan yang akan dilakukan melalui rasio efektivitas, dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas program pendayagunaan dana zakat terhadap pengembangan program