23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Paradigma Penelitian
24
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nasir, 1999). Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Dengan memilih metode kualitatif maka penelitian ini tidak bermaksud untuk melakukan generalisasi. Namun dimaksudkan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat atau organisasi tertentu (Koentjaraningrat,1997:29). Bogdan dan Taylor (1975) sebagaimana dikutip Kutut Suwondo (2008), mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dan angka tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Di sini yang ditekankan adalah keutuhan dan kemurnian data, serta tidak ada usaha untuk memverifikasi atau membuktikan teori tertentu. Jenis penelitian ini digunakan untuk; Mendeskripsikan praktek adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur, Menggambarkan Peran aktor dalam mereproduksi habitus penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur dan Menggambarkan peran aktor Pangadangu Mahamu dalam upaya praktek penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur.
3.3
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur. pemilihan lokasi penelitian ini melalui beberapa pertimbangan yaitu :
25
akhirnya masyarakat menerima dan menerapkan penyederhanaan adat kematian.
b) Pertimbangan Praksis yang diambil adalah karena penulis berasal dari Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur sehingga lokasi penelitian dapat diakses oleh penulis serta penulis dapat efisien dari segi waktu, tenaga, dan biaya.
3.4
Unit Amatan dan Unit Analisis
Satuan pengamatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk
memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw, 2004). Berdasarkan definisi tersebut dalam penelitian ini yang menjadi satuan/unit pengamatan adalah Desa Ramuk dan aktor-aktor yang terlibat langsung dalam forum penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk. Satuan analisis adalah hakekat dari populasi yang tentangnya hasil penelitian akan berlaku (Ihalauw, 2004). Oleh karena itu, satuan/unit analisis dalam penelitian ini adalah sesuai dengan tujuan penelitian yakni; Mendeskripsikan Praktek adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur, Menggambarkan Peran aktor dalam mereproduksi habitus penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur dan Menggambarkan peran aktor Pangadangu Mahamu dalam upaya praktek penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur.
3.5
Metode Pengumpulan Data
Bagian ini akan menjelaskan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Bagian ini terdiri dari jenis data, sumber data dan teknik pengumpulan data :
3.5.1 Jenis Data
26
pertanyaan untuk mencapai tujuan penelitian. Data primer penelitian ini berupa transkrip wawancara dari informan kunci yang terlibat langsung dalam proses penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti kantor kelurahan, kantor kecamatan, komunitas, dan lain sebagainya (Suyanto dan Sutinah, 2007:55).
3.5.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dibutuhkan sumber informasi untuk menjawab tujuan penelitian. Sumber data dari penelitian ini disebut dengan informan. Informan dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan penelitian, hal ini dilakukan karena pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya. Informan kunci yang dipilih adalah pengurus Forum Peduli Adat Pangadangu Mahamu dalam hal ini adalah ketua dan anggota yang terlibat langsung dalam proses penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk. Oleh karena itu, berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, unit amatan, dan unit analisis maka wawancara dilakukan dengan aktor-aktor yang terlibat langsung dalam forum penyederhanaan adat kematian seperti ketua dan anggota forum sebagai aktor kunci. Kemudian data yang diperoleh dari tokoh adat, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah Desa Ramuk menjadi bahan triangulasi data.
Sumber informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lapoe Mokoe merupakan ketua Forum Peduli Adat “Pangadangu
Mahamu”
2. Marius Kuramoki merupakan wakil ketua I juga tokoh adat
3. Paulus Kabubu Tarap merupakan wakil ketua II juga merupakan tokoh adat
4. Umbu Reku sebagai merupakan Staff LSM Wahana Visi Indonesia 5. Yusak Ndjuru Hapa merupakan Tokoh adat Desa Ramuk
27
Penentuan Informan ini dilandasi oleh suatu pertimbangan dimana masing-masing memiliki fungsi dan peran baik dalam forum maupun dalam proses penyerderhanaan adat kematian di Desa Ramuk dan khusus untuk informan 5, 6 dan 7 sebagai informan pendukung keabsahan penelitian untuk mengetahui sejauh mana peran aktor pangadangu mahamu dalam upaya penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur.
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Menurut Bungin (2004) wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan selanjutnya penelitian dengan observasi kualitatif tidak dibatasi oleh kategori-kategori pengukuran dan tanggapan yang telah diperkirakan sebelumnya (Adler dan Adler, 2009). Proses observasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu persiapan, memasuki lingkungan penelitian, memulai interaksi, pengamatan dan pencatatan, serta menyelesaikan tugas lapangan (Gulo, 2002). Kemudian dokumentasi dilakukan untuk memberikan tambahan data visual untuk menunjukkan peran aktor Pangadangu Mahamu dalam upaya penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur. Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap Ketua dan pengurus Forum Peduli Adat Pangadangu Mahamu Sumba Timur untuk mengetahui proses terbentuknya
Forum Peduli Adat “Pangadangu Mahamu” di Kabupaten Sumba Timur dan juga
28
subjek yang berpecar dan berbeda-beda lokasi sehingga penulis harus berkeliling jauh menyusuri jalanan Sumba Timur untuk mendapatkan data yang diinginkan. Pada awalnya subjek yang dijadikan sumber informasi oleh penulis kurang terbuka karena mereka sedikit khawatir dan takut akan dampak dari penelitian yang dilakukan, namun setelah penulis menjelaskan secara detail maksud dan tujuan penelitian ini sumber informan merasa sangat senang sekali karena mereka juga mendukung penyederhanaan adat kematian di Sumba Timur. Mereka juga mengatakan bahwa penelitian ini menjadi kekuatan Forum Peduli Adat Pangadangu Mahamu dalam mengupayakan kebijakan penyederhanaan adat kematian di Sumba Timur. Sumber Informan pertama yang di temui dalam penelitian ini adalah Bapak Paulus K Tarap hal ini karena informan mudah ditemukan. Ketika pertama kali wawancara dengan Bapak Paulus dia merasa senang ketika dijelaskan tujuan penelitian, yang menarik bahwa dalam wawancara pertama tersebut dia berinsiatif langsung menghubungi teman-temannya di Forum Peduli Adat Pangadangu Mahamu untuk mempertemukan dengan peneliti oleh karena itu peneliti merasa sangat senang karena mudah mendapatkan sumber informasi dan juga mudah melakukan wawancara. Pada saat itu juga peneliti langsung menentukan waktu pertemuan Bapak Marius dan Bapak Umbu Reku karena sudah diberitahu oleh Bapak Paulus bahwa ada mahasiswa yang meneliti tentang penyederhanaan adat kematian. Berdasarkan dukungan dari responden tersebut peneliti merasa senang karena didukung penuh oleh forum Peduli Adat Pangadangu Mahamu.
29
sempat mengikuti rapat evaluasi forum dengan itu peneliti mendapat sumber data yang diinginkan. Data yang di peroleh peneliti dalam pertemuan ini adalah data berkas-berkas deklarasi penyederhanaan adat kematian dan data Forum Peduli Adat Pangadangu Mahamu.
3.6
Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007). Analisis data kulaitatif didasarkan pada hasil wawancara mendalam dan observasi. Tahapan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992).
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data yang tersusun di cross-check
dengan dokumen yang ada dan dengan sumber-sumber informasi lain, kemudian data disajikan. Penarikan kesimpulan/verifikasi adalah suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran untuk mengembangkan
“kesepakatan intersubjektif”, atau upaya yang luas untuk menempatkan salinan